Karya Tulis Eating Disorder
Karya Tulis Eating Disorder
Karya Tulis Eating Disorder
EATING DISORDER
KARYA TULIS
Athalia Tifanny
Jurusan: IPA
Program: Intensif
SEKOLAH JUBILEE
2013/2014
1
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
NIS :
Tanda Tangan :
……………………………….
Tanggal :
2
HALAMAN PENGESAHAN
NIS :
Telah selesai diperiksa dan sudah disetujui oleh guru pembimbing dan
diterima sebagai bagian persyaratan ujian akhir dalam sistem SKS pada program
DEWAN PEMERIKSA
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal :
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya, yang
merupakan salah satu tugas akhir yang membahas tentang “Eating Disorder”
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah agar para pembaca , khususnya kaum wanita
eating disorder.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mendapat banyak rintangan . Akan tetapi,
dengan bantuan dari berbagai pihak, rintangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
4
4. Orang tua yang telah memberikan bantuan moril serta doa yang dipanjatkan untuk
penulis.
6. Pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan demi terwujudnya karya ilmiah
ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dar bentuk
penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami meminta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan . Kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun akan sangat bermanfaat dalam penyempurnaan karya tulis ini.
Jakarta,
Penulis
5
6
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
......................................................................................III
VI
BABI I PENDAHULUAN….…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN...………..…………………………………………………11
7
3.1 Kesimpulan ………………..…………………………..…………………….28
3.2 Saran………………………..………………………….…………………….29
3.3 Kosakata……………………………….……………….……………………29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut Piaget (Hurlock, 1991), secara psikologis remaja adalah suatu usia
dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana
anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini
mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.
Pada masa menuju kedewasaan ini, terjadi banyak perubahan, baik dari segi
fisik maupun psikis. Perubahan yang dialami oleh remaja sangatlah terlihat jelas.
asupan nutrisi dalam jumlah yang cukup besar. Nutrisi tersebut digunakan untuk
padat. Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi dibutuhkan untuk persiapan
reproduksi.
Dari segi psikis, para remaja mengalami perkembangan emosional yang pesat,
sehingga emosi mereka mudah sekali terpengaruh oleh teman sebayanya atau
8
informasi yang mereka dapatkan. Khususnya remaja putri, mereka mulai
memperhatikan penampilan ataupun bentuk tubuh mereka dalam upaya agar terlihat
mode maupun siaran televisi yang cenderung menampilkan model yang memiliki
tubuh relatif kurus dan beratnya dibawah rata-rata, remaja putri seringkali membatasi
asupan kalori mereka secara berlebihan. Hal inilah yang kemudian berkembang
atau merasa tidak puas dengan tubuh yang mereka miliki, sehingga orang tersebut
mulai membatasi asupan kalorinya secara berlebih ataupun mengubah pola makan
serius karena menyangkut perilaku abnormal pada penderitanya. Para penderita kerap
kali memiliki perasaan negatif yang menyertai mereka setiap kali mereka makan,
Gangguan pola makan yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan
pembengkakan kelenjar liur, anemia, dehidrasi, alkalosis dan ruptur lambung. Dan
menurut riset yang dilakukan para ahli, lebih dari 90% penderita AN (Anoreksia
9
nutrisi) kronis. Pengurangan kepadatan tulang (bone density) juga merupakan
masalah yang serius yang ditimbulkan oleh anoreksia karena penyakit ini sangat sulit
untuk disembuhkan, dan keadaan ini dapat meningkatkan resiko fraktur (patah)
tulang. Selain itu, gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan pada jantung.
Dilihat dari berbagai macam resiko berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh
gangguan pola makan, masalah ini haruslah lebih dipahami sehingga dapat
mengurangi para penderitanya. Oleh karena itu makalah ini dibuat sehingga
masyarakat dapat lebih memahami tentang sindrom ini dan mengetahui tentang
penyebab maupun gejalanya sehingga nantinya tercipta masyarakat yang lebih sehat
1.2.Rumusan Masalah
10
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca mendapat pengetahuan
pengobatan terhadap penyakit tersebut dan agar terwujud masayarakat yang lebih
11
Bab II
Pembahasan
Eating disorder dapat didefinisikan sebagai pola makan abnormal. baik yang
dibawah batas normal yang terjadi akibat adanya masalah psikis atau emosional.
Gangguan ini dapat dialami oleh siapapun, tidak mengenal usia maupun jenis
kelamin. Namun berdasarkan statistik, lebih banyak wanita yang mengalami sindrom
ini. Hal ini kemungkinan besar karena wanita cenderung lebih peduli terhadap
dan mempengaruhi lebih dari tujuh juta wanita setiap tahunnya, terutama di negara-
negara barat sperti di Amerika Serikat dan - Eropa. Dari data tersebut jelas bahwa
eating disorder tidak hanya sekedar masalah pola makan dan berat badan namun
Ada tiga tipe eating disorder. Dua tipe adalah anorexia nervosa (AN) dan
bulimia nervosa (BN) dan tipe ketiga adalah yang dikategorikan sebagai “gangguan
12
makan lain yang tidak ditetapkan” (EDNOS –eating disorders not otherwise
specified). Tipe ketiga ini meliputi beberapa variasi gangguan makan yang gejalanya
mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan ciri ciri yang sedikit berbeda.
Contohnya adalah Binge-eating disorder. Gangguan pola makan yang satu ini telah
2.2.1 Anoreksia Nervosa
mencapai ukuran 0 (zero size), ketakutan yang berlebihan dalam kenaikan berat
golongan makanan tertentu atau juga menolak untuk makan . Dan ada juga tipe
Sebagian besar orang yang menderita AN memandang diri mereka sebagai orang
nutrisi dan memiliki berat badan yang dibawah normal. Para penderita memiliki
obsesi berlebihan dalam menjaga berat badan ataupun menjaga pola makan mereka
agar tidak bertambah bobotnya. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat
13
badannya berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan
dengan jumlah yang sangat kecil dan membatsi asupan kelompok makanan tertentu
juga tak jarang dari mereka yang memuntahkan makanan yang telah mereka
secara berlebihan untuk menjadi kurus, hingga mencapai 15% sampai 60% dibawah
berat badan normal atau berat badan yang sehat. Namun demikian, mereka tetap
menganggap bahwa daging yang terdapat pada tubuh mereka sebagai lemak yang
harus dimusnahkan.
kewajaran, seperti memotong makanan mereka kecil kecil atau makna dengan sangat
perlahan dengan harapan bahwa dengan cara makan yang demikian mereka akan
lebih kenyang dan tidak perlu makan secara normal. Para penderita juga menghindari
makan bersama karena takut porsi makan mereka akan dikontrol. Mereka sangat suka
tidak makan sedikit pun makanan yang mereka masak. Dengan berlanjutnya
gangguan ini, penderita mulai suka menyendiri dan menarik diri dari teman dan
14
2.2.2 Bulimia Nervosa (BM)
upaya agar mereka kenyang tanpa harus bertambah bobot tubuh mereka serta diikuti
penderita menggunakan cara lain selain cara yang digunakan pada tipepurging,
Banyak dari penderita sindrom ini memiliki bobot tubuh yang normal. Biasanya
perfeksionis. Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan
sering tidak jarang dari mereka yang mengalami depresi. Dan tidak jarang dari
mereka juga menunjukkan tingkah laku yang tidak benar, misalnya, mengutil di pasar
15
2.2.3 Binge-eating Disorder (BED)
berlebihan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sama seperti BN,
tetapi yang membedakan adalah BED adalah mereka tidak melakukan perbuatan
berlebihan.
1. Berat badan turun secara drastis dan berat badannya dibawah normal
3. Ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat
7. Depresi
8. periode menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah puber
16
2.3.2 Tanda-tanda Bulimia Nervosa:
memuntahkan kembali.
5. Jari-jari memerah
1. Makan terlalu banyak dan seolah-oleh lepas kontrol, walaupun baru saja selesai
makan.
Mereka juga tak peduli dengan apapun yang terjadi di sekeliling saat sedang makan.
Kebanyakan dari mereka akan merasa kesal serta memunculkan reaksi yang
berlebihan saat ada yang mencoba menghentikan kegiatan ‘makan besar’ tersebut.
4. Takkan berhenti makan hingga merasa mual atau mulai merasa tak enak akibat
kelebihan menyantap makanan. Mereka yang muntah tanpa memiliki keinginan untuk
binge eating saja, dan tidak termasuk ke dalam kasus bulimia dimana penderitanya
disorders adalah wanita, terutama remaja putri. Gangguan tersebut biasanya diderita
oleh remaja putri yang kembar atau memiliki adik kakak perempuan dan berumur
disorder mulai berkembang. Karena pada tahap pubertas inilah para remaja putri
mulai memperhatikan bentuk tubuhnya. Menurut survey, antara 5% sampai 10% dari
remaja-remaja menderita eating disorders. Eating disorder juga dialami oleh wanita
18
dewasa dan pria, namun persentase penderitanya tidak sebanyak yang dialami oleh
memiliki kepercayaan diri yang rendah dan menganggap bahwa mereka tidak ada apa
apanya dibandingkan dengan orang lain. Mereka menganggap bahwa dengan berdiet
dan mendapatkan tubuh yang ramping mereka akan lebih diterima oleh masyarakat
Sindrom eating disorder juga dapat disebabkan oleh keadaan tertentu maupun
trauma dari masa lalu yang sedang dialami oleh penderita, seperti pernikahan,
perceraian, pemerkosaan dan juga penghinaan terhadao bentuk tubuh. Orang tua yang
memiliki obsesi agar anaknya menjaga bentuk tubuhnya. Pelatih yang menuntut
atletnya untuk memiliki tubuh ideal juga berperan dalam terjadinya gangguan pola
makan. Masyarakat juga tidak dapat dipungkiri bahwa mereka juga berperan dalam
dikaitkan dengan tubuh yang ideal dan kecantikan. Hal-hal inilah yang membuat
seseorang mengubah pola makannya agar mereka dapat lebih dihargai dan diterima.
Media massa secara tidak langsung menyebabkan perbedaan antara ukuran rata-
rata tubuh seorang wanita dan ukuran yang dipikirkan wanita sebagai ukuran "ideal"
sangat jauh berbeda. Sebagai contoh, 20 tahun yang lalu, peragawati rata-rata
umumnya, tetapi sekarang peragawati memiliki berat badan 23% lebih kecil.
19
Walaupun masalah gangguan makan cukup kompleks, beberapa penelitian
faktor risiko bagi perkembangan gangguan makan .Terdapat bukti yang kukuh bahwa
Kebanyakan pasien dengan AN juga akan mempunyai masalah dari segi psikis
dan berbagai macam penyakit fisik, termasuk depresi, ansietas, perilaku merusak
perkembangan fisik yang terhambat. Gejala lain yang mungkin terlihat dari waktu ke
yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan, tumbuhnya rambut halus diseluruh
berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan pergerakan yang melemah, penurunan
suhu tubuh yang menyebabkan orang tersebut sering merasa dingin, dan kelesuan
Sebagai akibat dari asupan gizi yang buruk, akan mengakibatkan gangguan
pada wanita yang kemudian dapat menyebabkan amenorrea (Amenore adalah istilah
medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik secara permanen atau sementara
20
yang disebabkan oleh gangguan hormone di bagian hipotalamus). Pada laki-laki akan
terjadi penurunan minat seksual dan ketidaksuburan. Dan pada anak yang belum
terhadap suhu yang dingin atau penurunan kekebalan tubuh. Patah tulang (fraktur
tulang) juga dapat dialami karena penurunan densitas (kepadatan) tulang yang
bobot tubuh yang normal tidak seperti penderita AN yang memiliki bobot tubuh
ketakutan bobot tubuh mereka akan bertambah, tekad kuat untuk mencapat bentuk
tubuh yang ideal, dan perasaan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh yang mereka
mereka malu dan merasa jijik. Perilaku binging juga dilakukan oleh penderita BN
Gejala lain yang terkait termasuk inflamasi kronis dan sakit tenggorokan,
pembengkakan kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan
21
Penderita BN juga memiliki masalah gangguan mood yang serius, mereka juga
sangat mudah sekali cemas dan khawatir . Hal inilah yang nantinya akan berujung
kepada depresi. Tidak jarang dari penderita BN yang mengalami depresi menjadi
beralih kepada pengguanaan obat obatan terlarang dan juga menuju kepada percobaan
pada seseorang yang didiagnosa mengalami gangguan makan. Pemeriksaan fisik akan
meliputi pengukuran tinggi dan berat badan. Gangguan pola makan yang telah
menyerang seseorang dapat terlihat dari penurunan bobot tubuh seseorang secraa
lambung, luka pada anus akibat penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir
kadar elektrolit, kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid.
22
2.6.2 Pencegahan, pencegahan terdiri atas dua bagian :
Program ini ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP
dicoba berdasarkan anggapan bahwa pengetahuan dapat mengubah sikap dan prilaku,
pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer. Dengan intervensi dini
tentang gaya hidup yang benar, meliputi antara lain, kebiasaan sarapan pagi,
Selain itu juga adanya pemenuhan kebutuhan zat gizi makanan yang cukup
pada remaja diantaranya kebutuhan untuk energi. Kebutuhan energi berbeda bagi
setiap orang. Bervariasi tergantung umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik. Orang
23
dewasa membutuhkannya untuk menjaga tubuh tetap sehat dan berkualitas.
Komposisi makanan yang tepat membantu menjaga kesehatan, kekuatan fisik maupun
mental. Asupan energi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh menyebabkan
tubuh mengambil cadangan lemak atau cadangan protein untuk memenuhi kebutuhan
energi.
Pengobatan yang dilakukan pada remaja yang mengalami eating disorders adalah :
Jika anoreksia nervosa tidak diobati, komplikasi serius seperti sebagai kondisi jantung
Perawatan rumah sakit adalah yang pertama kali dianjurkan untuk mengatasi
berbagai masalah yang muncul misalnya kekurangan nutrisi yang parah, ketidak-
24
seimbangan elektrolit yang parah, denyut jantung yang tidak teratur, denyut nadi
Pasien akan dirawat inap jika mereka beresiko tinggi untuk bunuh diri, mengalami
mental. Mereka juga mungkin perlu dirawat inap untuk menghentikan penurunan
Program rawat jalan dilakukan dengan cara memberikan struktur waktu makan,
diri, dan therapy setelah pasien mencapai target berat badan tertentu dan
menunjukkan stabilitas.Jika metoda rawat jalan gagal, maka pasien mungkin perlu
2. Terapi
2. Group
Group adalah terapi pengobatan anoreksia populer karena tidak hanya memungkinkan
kelompok untuk berinteraksi, saling mendukung dan berbagi strategi pribadi mereka,
25
juga masuk akal untuk penyedia kesehatan, karena biaya yang sangat cara efektif
3. Keluarga
Terapi keluarga juga bisa menjadi pengobatan anoreksia sangat efektif untuk merajut
keluarga dekat karena memiliki jaringan yang dibangun di dukungan, tidak hanya
untuk penderita tetapi juga bagi keluarga mereka yang akan melalui dengan mereka.
Hal ini bisa menjadi aspek yang sangat penting, karena menyediakan dukungan untuk
keluarga dekat.
4. Nutrisi
3. Makan makanan yang sehat, makanan yang seimbang. Kebutuhan kalori yang
sangat tinggi untuk menaikkan bobot tubuh dan memeliharanya setelah bobot tubuh
yang diinginkan. Sekali bobot tubuh yang diinginkan dicapai, kalori akan secara
bertahap menurun sampai tingkat pemeliharaan, yaitu kira – kira 50 kcal/ kg setiap
hari.
4. Mengkonsumsi vitamin dan suplemen mineral terutama kalsium, kalium, dan besi.
26
2. Bulimia Nervosa, terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati
bulimia :
1. Terapi Bulimia
Penderita penyakit ini jarang sampai perlu dirawat di rumah sakit, kecuali keadaannya
2. Terapi nutrisi:
Ahli gizi mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi
nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap
kesehatan.
3. Konseling :
Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu emosional, atau adanya
faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Tujuannya agar pasien
4.Psikoterapi:
Biasanya dokter melakukan terapi yang tujuannya merubah persepsi dan cara
berpikir yang salah terhadap tubuhnya sehingga menjadi lebih obyektif, dan
27
5. Pengobatan:
dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik
(Zoloft), dan paroxetine (Seroxat).
terhadap berat badan, tapi bukan untuk mengatasi ketidak mampuan dalam
yang lebih luas yang menyertakan psikoterapi dan kemungkinan terapi obat.
28
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
terutama remaja putri. Hal tersebut tidak terlepas dari perubahan psikologis maupun
emosional yang dialami oleh para remaja, terutama remaja putri yang mulai
Ada banyak faktor yang dapat memicu terjadinya gangguan pola makan
seperti trauma di masa lampau, ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dan pandangan
gangguan pertumbuhan
dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, terutama keluarga dan orang orang
tentang fenomena eating disorder pada remaja, baik itu remaja fase awal, tengah
maupun akhir
29
Untuk mempermudah penelitian dalam penanggulangan eating disorder, Perlu
dilakukan penelitian pada kelompok profesi tertentu seperti model , penari , maupun
3.2 Saran
makan / eating disorder, padahal hal tersebut merupakan hal yang serius. Penyuluhan
dan diagnosa dini sangatlah dibutuhkan untuk menghindari hal yang nantinya akan
menyebabkan kelainan tersebut. Dan jika sudah terkena penyakit eating disorder,
sehingga tidak menjurus kepada hal-hal yang nantinya lebih membahayakan lagi.
3.3 Kosakata:
1. Hipotermia : suatu kondisi di mana inti suhu turun di bawah yang diperlukan
2. Anemia : kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein
3. Alkalosis : suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau
Alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari
sejumlah penyakit.
30
4. Amenorrhea adalah suatu kondisi tidak terjadinya haid (menstruasi) pada masa
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Eating_disorder
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/eating-
disorders/basics/definition/con-20033575
http://www.news-medical.net/health/What-is-an-Eating-Disorder.aspx
http://bgfunhas.blogspot.com/2013/01/gangguan-makan-eating-disorder-pada.html
http://majalahkesehatan.com/gangguan-pola-makan-anoreksia-dan-bulimia/
http://www.merdeka.com/tag/g/gangguan-makan/
31