Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Seng, Kadmium, Dan Merkuri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KIMIA ANORGANIK II

SENG, KADMIUM, DAN MERKURI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 13

1. MAGDALENA STEVANI T (A1C118046)

2. MALA AZMI FADILAH (A1C118055)

DOSEN PENGAMPU :

M. HARIS EFFENDI HSB, S.Pd., M.Si., Ph.D.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik, tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran
Kimia Anorganik II pada semester IV, di tahun ajaran 2020, dengan judul Seng,
Kadmium, Dan Merkuri .
Dengan membuat tugas ini penulis diharapkan mampu untuk lebih
mengenal suatu Seng, Kadmium, Dan Merkuri. Dalam penyelesaian makalah ini,
penulis banyak mengalami kesulitan. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Jambi, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..


i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Seng ………………………………………………………………..
2.1.1 Sejarah Seng …………………………………………………….
2.1.2 Keberadaan Seng di Alam
……………………………………….
2.1.3 Ekstraksi Seng ………………………………………………
2.1.4 Sifat Fisika dan Kimia Seng ……………………………………
2.1.5 Senyawa Seng ……………………………………………..
2.1.6 Kegunaan Seng ……………………………………………….
2.2 Kadmium ……………………………………………………………….
2.2.1 Sejarah Kadmium …………………………………………….
2.2.2 Keberadaan Kadmium di Alam
…………………………………
2.2.3 Ekstraksi Kadmium ………………………………………….
2.2.4 Sifat Fisika dan Kimia Kadmium
………………………………..
2.2.5 Senyawa Kadmium ………………………………………
2.2.6 Kegunaan Kadmium
……………………………………………..
2.3 Merkuri ……………………………………………………………….
2.3.1 Sejarah Merkuri
………………………………………………….
2.3.2 Keberadaan Merkuri di Alam ………………………………….
2.3.3 Ekstraksi Merkuri ………………………………………………
2.3.4 Sifat Fisika dan Kimia Merkuri ………………………………..
2.3.5 Senyawa Merkuri ……………………………………………….
2.3.6 Kegunaan Merkuri
……………………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..
3.2 Saran ……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logam-logam golongan 12 terdiri atas zink,Zn, cadmium,Cd, dan
merkuri atau raksa, Hg. Logam-logam golongan ini dan logam golongan 2
(alkali tanah) mempunyai konfigurasi elektronik terluar yang sama yaitu
electron valensi ns2. Perbedaan antara kedua golongan ini adalah bahwa
untuk periode yang sama, logam-logam golongan 12 mengandung electron
penuh (n-1)d10 , tetapi logam-logam golongan 2 sama sekali tidak
mengandung electron (n-1)d0 . Oleh karena itu dalam beberapa hal, logam-
logam golongan 12 mempunyai kemiripan sifat kimiawi dengan logam-logam
golongan 2, dan dengan demikian sering dipertimbangkan sebagai golongan
unsur-unsur utama atau representative.
Meskipun unsur-unsur Zn,Cd, dan Hg secara khusus membentuk
kation +2, mereka tidak mempunyai banyak kesamaan dengan golongan
Be,Mg,Ca-Ra,kecuali beberapa kemiripan antara Zn, Be dan Mg. Jadi BeO,
Be(OH)2, BeS mempunyai struktur yang sama seperti ZnO, Zn(OH) 2, dan
ZnS, dan terdapat beberapa kesamaan dalam kimiawi larutan dan kompleks
Zn2+ dan Mg2+. Sebab utama dari perbedaan antara ion-ion IIA dan IIB timbul
dari kemudahan terdistorsi kulit d yang terisi, dibandingkan dengan ion-ion
dari unsur-unsur IIA yang mirip gas mulia. Air raksa memperlihatkan suatu
perilaku yang unik yang tidak dapat dianggap sebagai homolog dengan Zn
dan Cd.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana sejarah penemuan seng, kadmium, dan merkuri?
2) Bagaimana keberadaan di alam unsur seng, kadmium, dan merkuri?
3) Bagaimana cara ektraksi unsur seng, kadmium, dan merkuri dari sumber-
sumbernya?
4) Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia unsur seng, kadmium, dan
merkuri?
5) Apa saja senyawa dari unsur seng, cadmium, dan merkuri?
6) Apakah kegunaan unsur seng, cadmium, dan merkuri?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk menjelaskan sejarah penemuan seng, kadmium, dan merkuri.
2) Untuk mengetahui keberadaan di alam unsur seng, kadmium, dan
merkuri.
3) Untuk mengetahui cara ektraksi unsur seng, kadmium, dan merkuri dari
sumber-sumbernya.
4) Untuk mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia unsur seng, kadmium, dan
merkuri.
5) Untuk mengetahui senyawa dari unsur seng, cadmium, dan merkuri.
6) Untuk mengetahui kegunaan unsur seng, cadmium, dan merkuri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Seng
Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia
Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan
magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur
paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki limaisotop stabil. Bijih seng
yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

2.1.1 Sejarah Seng


Berabad-abad sebelum seng dikenal sebagai unsur tersendiri yang unik,
bijih seng telah digunakan dalam pembuatan kuningan. Logam seng telah
diproduksi dalam abad ke-13 di Indina dengan mereduksi calamine dengan bahan-
bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh
Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan
cara mereduksi calamine dengan arang.
Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki
lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng
sulfida).Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan
paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara
besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal
oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar
seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun
"wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap
sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi
Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng
pada tahun 1800.
2.1.2 Keberadaan Seng di Alam
Seng terdapat secara luas namun sumber utamanya sphalerite ( ZnFe)S
yang biasanya terdapat bersama dengan galena, PbS; mineral kadmuim jarang
ditemuin namun sebagai akibat dari kemiripan nya dengan Zn, Cd, terdapat oleh
pertukaran isomorf dalam hamir semua bijih seng. Cara isolasi melibatkan
pengapungan dan pemanggangan: Zn dan Pb diperoleh kembali secara serentak
dengan cara tungku pemanas letupan.
Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun
adisi dari limbah industri dan pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat
diperlukan untuk kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial
bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan Zn total
rataan pada litosfir sekitar 80 mg/kg. Mineral-mineral sebagai sumber utama yang
kaya Zn dalam tanah adalah sphalerite dan wurtzite (ZnS), dan sumber yang
sangat kecil dari mineral-mineral smithsonites (ZnCO 3), willemite (Zn2SiO4),
zincite (ZnO), zinkosite (ZnSO4), franklinite (ZnFe2O4), dan hopeite
(Zn3(PO4)2.4H2O).

Gambar 2.1 Gambar Mineral Sfalerit (ZnS)

Sfalerit (ZnS)
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti
tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil,
yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang rendah terhadap oksigen dan
lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi
memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi reduksi.
Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristalseng sulfida, merupakan bijih
logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia
mengandung sekitar 60-62% seng.
Penambahan unsur logam pada tanah dapat terjadi dengan berbagai cara
yaitu melalui polusi, penggunaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan
fungisida, sehingga terjadi kontaminasi logam-logam pada tanah dan tumbuh-
tumbuhan. Penambahan logam Zn ke tanah melalui polusi umumnya terjadi di
daerah – daerah industri peleburan bahan tambang seng.
Masuknya logam seng ke sungai sebagai akibat dari limpasan air
permukaan tanah yang umumnya disebabkan oleh hujan. Untuk logam seng (Zn)
yang berasal dari adisi limbah industri, umumnya terdapat dalam bentuk
Sphalerite (ZnS) dan Smithsonite (ZnCO3). Sekitar ¾ dari total Zn diperoleh dari
pembentukan logam dan masing – masing komponen Zn tergantung jenis
industrinya. Hutagalung (1984) menyatakan bahwa sumber logam Zn di perairan
berasal dari material geokimia yang terbawa atau ada pada sungai, bahan baku
minyak, besi, cat dan sisa-sisa kaleng bekas.

2.1.3 Ekstraksi Seng


Sumber utama logam seng adalah bijih seng blende , ZnS, namun ekstraksi
logam ini tidak sederhana. Tahap pertama dalam ekstraksi ini adalah
pemanggangan bijih zink sulfide di udara pada suhu ̴ 800 οC untuk mengubah
bijih menjadi oksidanya menurut persamaan reaksi:
2 ZnS + 3 O2 → 2 ZnO + 2 SO2
Tahap berikutnya adalah mereduksi oksida ini dengan kokas berlebihan
pada suhu ̴ 1400 οC untuk memperoleh logamnya menurut persamaan reaksi:
ZnO + C → Zn + CO
Tujuan penggunaan kokas berlebihan adalah untuk mencegah terjadinya
reoksidasi seng menjadi oksidanya oleh gas CO2 yang terbentuk pada proses
reduksi tersebut melainkan justru mereduksi gas CO2 menjadi gas CO menurut
persamaan reaksi:
CO2 + C → 2 CO
Selain itu, gas zink yang terbentuk sangat panas dan didinginkan secara
tiba-tiba dengan menyemprotkan timbel pada proses ini. Kedua jenis logam ini
kemudian dengan mudah dapat dipisahkan karena kedua cairan logam ini tidak
bercampur; seng dengan densitas lebih rendah, 7 g cm-3 .
Seng terutama digunakan sebagai pelapis besi untuk mencegah terjadinya
korosi . Proses pelapisan ini dikenal sebagai proses galvanisasi dan dilakukan
berdasarkan pada sifat elektrokimia proses yang bersangkutan. Logam seng
sebenarnya tidak begitu reaktif. Hal ini disebabkan oleh pembentukan lapisan
pelindung pda permukaan logamnya, pada awalnya sebagai oksidanya, tetapi
kemudian oksida ini bereaksi lebih lanjut dengan uap air dan gas karbon dioksida
dari udara membentuk karbonat basa, Zn2(OH)2CO3. Pelapisan ini mempunyai
keuntungan yaitu bahwa logam seng akan teroksidasi lebih dulu bahkan sekalipun
lapisan seng telah terkoyak, sehingga besinya nampak ke luar. Hal ini sebagai
konsekuensi dari nilai potensial reduksi seng yang lebih negative daripada besi,
sehingga seng bertindak sebagai anode yang terkorbankan menurut persamaan
reaksi:
Anode : Zn → Zn2+ + 2 e Eo = +0,76 V
Katode : Fe2+ + 2 e → Fe Eo = - 0,44 V

2.1.4 Sifat Fisika dan Kimia Seng


2.1.4.1 Sifat Fisika Seng
Konfigurasi elektronik : [18Ar] 3d10 4s2
Densitas / g cm-3 : 7,14
Titik leleh / oC : 419,5
Titik didih / oC : 907
Jari-jari atomic / pm : 134
(Bilangan koordinasi =12)
Jari-jari ionic, M2+ / pm : 74
Energi ionisasi / kj mol-1 : I 906,1
II 1733
Elektronegativitas : 1,6
Potensial reduksi standar / V : -0,7619
(M2+ + 2 e → M)

2.1.4.2 Sifat Kimia Seng


Logam seng dan cadmium bersifat lunak, dan sangat reaktif, misalnya
bereaksi dengan asam encer menghasilkan ion dipositif menurut persamaan reaksi
berikut:
Zn + 2 H3O+ → Zn2+ + H2 + 2 H2O
Logam ini juga terbakar jika dipanaskan secara perlahan dalam gas klorin
mengahsilkan ZnCl2 :
Zn + Cl2→ ZnCl2
 Kemagnetan
Zn tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya
telah berpasangan dengan struktur kristal heksagonal. Sifat kimiawi seng mirip
dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga.Ia
bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan magnesium
juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan
memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan
faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung
membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi.Ia juga akan membentuk
senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng
kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.
 Ikatan yang terbentuk
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan
keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan
terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini
mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat
pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet.Stereokimia senyawa yang dibentuk
ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada
larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang
dominan. Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada
temperatur di atas 285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni
senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng berkeadaan
oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan
bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan
terbentuk.
 Reaktivitas
     Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat.
Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan
seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan
ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air. Seng yang
dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan
asap seng oksida Seng bereaksi denganasam, basa, dan non-logam lainnya Seng
yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu
kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan
lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan
melepaskan gas hidrogen.

2.1.5 Senyawa Seng


Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner
dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih
yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut
dalam larutan asam dan basa kuat. Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan
ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optic.
Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2), peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida
ZnC2 juga dikenal keberadaannya. Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat
yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah dan
dianggap lebih bersifat kovalen.
Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari
seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin,
hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk . Senyawa nitrat
[Zn(OH)4]2- Zn(NO3)2, klorat
Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2,
arsenat Zn(AsO4)2•8H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa
anorganik seng. Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng
adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung
ikatan kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen
dalam kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari
reaksi antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali
diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena
mengandung ikatan seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar
1. Seng dioksidasi (ZnO)
Oksidasi dapat diamati oleh bereaksi atau meleburnya metal dengan udara atau
penguraian dari karbonat atau netralnya.
2 Zn+→ 2 ZnO
2 ZnCO3 →ZnO + CO2
Zink oksida merupakan padatan putih dan mempunyai struktur intan dengan
jaringan ikatan kovalen.. Zink oksida merupakan senyawa zink yang paling
penting.
2. Seng Hidroksida, Zn(OH)2
Seng hidroksida ini berwarna padatan putih, gelatin, terbentuk ketika NaOH
ditambahkan ke dalam larutan seng.
ZnCO3 + 2OH-→Zn(OH)2
3. Seng Sulfida, ZnS
Sulfida ini diendapkan ketika H2S ditambahkan ke dalam larutan garam seng.
Zn2+ + H2S →ZnS + 2 H+
Seng sulfida berwarna putih, larut dalam asam klorida encer. Struktur sama
seperti ZnO. ZnS merupakan larutan netral atau basa.
4. Seng klorida, ZnCl2
Larutan klorida dihasilkan oleh reaksi ZnO, Zn(OH)2, ZnCO3 dengan asam klorida
encer. Zink klorida merupakan salah satu senyawa zink yang paling banyak
digunakan. Senyawa ini dapat diperoleh sebagai dihidrat, ZnCl2.2H2O, dan
sebagai batang-batangan zink klorida anhidrat. Zink klorida dapat digunakan
sebagai fluks dalam pengelasan, dan sebagai bahan pengawet kayu gelondongan
5. Seng Sulfat, ZnSO4.7H2O
Sulfat ini dapat dibuat dengan mereaksikan oksida, hidroksida atau karbonat dari
besi dengan asam sulfat encer dilanjutkan dengan evaporasi sebagian dan
kristalisasi, dimana akan terbentuk kristal padat putih.

2.1.6 Kegunaan Seng


 Sekitar 1/3 dari logam seng yang diproduksi digunakan sebagai pelapis besi
untuk perlindungan terhadap pengkaratan. Perlindungan besi dengan seng
disebut ganualizing. Seng menjaga baja dengan dua jalur yaitu : reaksi
dengan air dan karbondioksida membentuk Zn2(OH)2CO3 yang menjaga
oksigen dengan galvanizing panas. Alternative lain perlindungan dengan
bubuk seng. Metoda pelapisan apapun yang digunakan hasilnya dinamakan
besi tergalvanisasi.
 Sejumlah besar Zn dikonsumsi dalam industri alloy. Misalnya sekitar 20%
produksi seng digunakan dalam kuningan (brass), yaitu alloy yang komponen
utamanya adalah Cu, 20-45% Zn, dan sedikit Sn, Pb dan Fe. Kuningan adalah
konduktor listrik yang baik.
 Seng digunakan dalam industri baterai kering, dalam pencetakan (litografi),
industri konstruksi (atap bangunan) dan sebagai anode yang dikorbankan
untuk mencegah pengkaratan.
 Oksida seng (ZnO) digunakan untuk membuat cat putih dan sebagai bahan
pengisi dalam pembuatan ban mobil dan ban sepeda. Selain itu, dugunakan
juga dalam salep obat sebagai bahan antiseptic, mineral untuk makanan,
fotokonduktor dalam mesin fotocopy, kosmetik.
 Senyawa sulfidanya yaitu ZnS digunakan sebagai bahan untuk melapisi
tabung gambar pada televisi, ZnS ini dapat merubah berkas electron menjadi
cahaya tampak. Fosfor dalam layar sinar X , digunakan sebagai pigmen.
 Senyawa sulfat yaitu ZnSO4 digunakan dalam industri rayon, makanan ternak
dan pengawet.
 Defisiensi (kekurangan) zink memberi efek signifikan bagi tumbuhan. Bagi
tumbuhan darat, zink di tanah berperan sebagai hara mikro yang penting dan
diketahui 50% tanah pertanian dunia mengalami defisiensi zink pada berbagai
derajat. Gejala kekurangan zink pada tumbuhan berbeda-beda, tetapi biasanya
ditandai dengan kekerdilan dan daun yang memiliki bagian yang tembus
pandang, biasanya di pangkal daun.

2.2 Kadmium
Kadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cd dan nomor atom 48. Logam lunak dan putih kebiruan ini secara
kimiawi serupa dengan dua logam stabil lainnya pada golongan
12, seng dan raksa. Seperti halnya seng, Cd lebih menyukai tingkat oksidasi +2
dalam sebagian besar senyawa dan, seperti raksa, ia menunjukkan titik lebur yang
rendah dibandingkan dengan logam transisi pada umumnya. Kadmium
dan kongenernya tidak selalu dianggap sebagai logam transisi, karena logam
tersebut tidak memiliki kulit elektron d atau f yang terisi sebagian atau
seluruhnya, baik dalam bentuk unsur maupun dalam tingkat oksidasi umumnya.
Konsentrasi kadmium rata-rata dalam kerak bumi adalah antara 0,1 dan 0,5 bagian
per juta (ppm).

2.2.1 Sejarah Kadmium


Kadmium pertama kali ditemukan tahun 1817 oleh seorang ilmuwan
Jerman, Friedric Strochmeyer. Logam ini ditemukan dalam batuan Calamine
(Seng karbonat). Kadmium diambil dari kata latin ”calamine”, yaitu cadmia.
Logam ini merupakan salah satu dari tiga logam berat yang memiliki tingkat
bahaya yang tinggi pada kesehatan manusia, karena beresiko tinggi pada
pembuluh darah, terakumulasi pada hati dan ginjal dan terlihat pengaruhnya
setelah jangka waktu lama. Logam Cd ini ditemukan dalam bebatuan Calamine
(Seng Karbonat).
Meskipun kadmium dan senyawanya mungkin beracun dalam bentuk dan
konsentrasi tertentu, British Pharmaceutical Codex, sejak tahun 1907, menyatakan
bahwa kadmium iodida digunakan sebagai suatu pengobatan untuk mengobati
"pembesaran sendi, kelainan kelenjar, dan jari dingin".
Pada tahun 1907, International Astronomical Union mendefinisikan satuan
internasional ångström sebagai garis spektra kadmium merah (1 panjang
gelombang = 6438,46963 Å). Ini diadopsi oleh General Conference on Weights
and Measures ke-7 pada tahun 1927. Pada tahun 1960, definisi dari meter dan
ångström diubah menggunakan krypton.
Kadmium adalah komponen dari beberapa senyawa semikonduktor, seperti
kadmium sulfida, kadmium selenida, dan kadmium telurida, yang dapat
digunakan sebagai detektor cahaya atau sel surya. HgCdTe sensitif terhadap
sinar inframerah, dan oleh karena itu dapat digunakan sebagai detektor inframerah
atau saklar misalnya pada perangkat pengendali jarak jauh.
Kadmium hampir selalu ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam bijih-
bijih seng, seperti sphalerite (ZnS). Greenokcite (CdS) merupakan mineral satu-
satunya yang mengandung kadmium. Hampir semua kadmium diambil sebagai
hasil produksi dalam persiapan bijih-bijih seng, tembaga dan timbal. Unsur ini
lunak, logam putih yang kebiru-biruan yang dapat dengan mudah dipotong
dengan pisau. Hampir dalam banyak hal sifatnya mirip seng. Penanganannya
harus hati-hati karena uap dari kadmium sangat berbahaya. Contohnya solder
perak.

2.2.2 Keberadaan Kadmium di Alam


Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya ada
satu jenis mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu
ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite ini
sangat jarang ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd biasanya
merupakan produksi sampingan dari peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn).
Biasanya pada konsentrat bijih Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3 % logam Cd. 
Kadmium terdapat dalam mineral “greenockite”, CdS, yang relatif jarang
dan dalam jumlah yang sangat kecil, kurang dari 1% dalam beberapa bijih zink.
Sebagain besar kadmum diperoleh dari leburan zink dan endapan dilumpur yang
diperoleh dari pemurnian elektrolitik logam direduksi secara bersamaan. Dalam
leburan bijih seng yang mengandung cadmium, kedua logam direduksi secara
bersamaan. Oleh karena cadmium lebih mudah menguap dari pada zink, keduanya
dapat dipisahkan dengan distilasi fraksional. Pemisahan juga dapat dilakukan
dengan pengendapan elektrolitik selektif; cadmium dapat diendapkan pada voltase
yang lebih rendah, karena kurang aktif dibandingkan dengan zink.

2.2.3 Ekstraksi Kadmium


Kadmium umumnya terdapat bersama-sama dengan seng dalam bijihnya,
sehingga kadmium diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng.Kadmium,
karena titik didihnya yang rendah, dapat dipisahkan dari seng melalui penyulingan
bertahap. Dalam metode reduksi elektrolisis dan penyulingan seng, maka sebelum
terjadi reaksi larutan yang mengandung Zn2+ diberi serbuk seng, yang larut
(sebagai Zn2+), dan kemudian menggantikan Cd2+.
Kadmium padat disaring, dilarutkan dalam larutan asam, dan dielektrolisis
menghasilkan cadmium murni.
Zn(s) + Cd2+(aq) → Zn 2+ + Cd(s)

2.2.4 Sifat Fisika dan Kimia Kadmium


2.2.4.1 Sifat Fisika Kadmium
Konfigurasi elektronik : [36Kr] 4d10 5s2
Densitas / g cm-3 : 8,65
Titik leleh / oC : 320,8
Titik didih / oC : 765
Jari-jari atomic / pm : 151
(Bilangan koordinasi =12)
Jari-jari ionic, M2+ / pm : 95
Energi ionisasi / kj mol-1 : I 876,5
II 1631
Elektronegativitas : 1,7
Potensial reduksi standar / V : -0,4030
(M2+ + 2 e → M)

2.2.4.2 Sifat Kimia Kadmium


 Cd tidak larut dalam basa
 Larut dalam H2SO4 encer dan dan HCl encer
 Cd + H2SO4 CdSO4 + H2
 Cd tidak menunjukan sifat amfoter
 Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P
 Cd adalah logam yang cukup aktif
 Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk aswap coklat CdO
 Memiliki ketahan korosi yang tinggi
 CdI2 larut dalam alcohol.

2.2.5 Senyawa Kadmium


1. Cadmium Oksida, CdO
Cadmium oksida warnanya beragam mulai dari kuning kehijauan sampai coklat
mendekati hitam bergantung pada proses pemanasannya. Warna-warna ini adalah
hasil dari keragaman jenis kerusakan kisinya.
Reaksi pembuatan cadmium oksida:
Cd(NO)3 + O2 → 2 CdO + 4 NO2
2. Cadmium Hidroksida, Cd(OH)2
Cadmium hidroksida yang berwarna putih didapat dengan mereaksikan NaOH
dalam larutan garam Cd.
Cd2+ + 2 OH-→Cd(OH)2
Cadmium hidroksida adalah basa hidroksida yang dapat larut dalam larutan
amonia dengan membentuk amina.
Cd(OH)2 + 4 NH3→ [Cd (NH)4]2+ + 2 OH-
3. Kadmium sulfida, CdS
Senyawa cadmium sulfide, CdS merupakan yang paling penting dalam
perdagangan saat ini. Seng sulfide tak berwarna, tetapi cadmium sulfide berwarna
kuning legam, oleh karena itu dapat dipakai sebagai pewarna. Kadmium sulfide
dapat dibuat dari reaksi kationnya dengan ion sulfide sebagi berikut:
Cd2+ + S2- CdS
4. Cadmium klorida, CdCl2
Larutan klorida ini dapat dibuat dengan mereaksikannya oksida, hidroksida dan
karbonatnya dengan larutan HCl encer. Lalu dilakukan evaporasi sebagian
dilanjutkan dengan kristalisasi untuk memisahkan hidrat putih CdCl2.
5. Cadmium Sulfat, CdSO4.8/3H2O
Sulfat dibuat dari oksida, hidroksida atau karbonat dengan asam sulfat encer
diikuti dengan evaporasi sebagian dari kristalisasi.
6. Cadmium nitrat, Cd(NO3)2.H2O
Cadmium nitrat dibuat dari oksida, hidroksida atau karbonatnya dengan asam
nitrat encer didikuti dengan sebagian evaporasi dan katalisasi.
7. Cadmium karbonat, CdCO3
Endapan CdCO3 berbentuk padatan putih. Dibuat dengan mereaksikan NaHCO 3
dengan larutan Cd.
8. Kompleks Cd
Dalam larutan kompleks Cd memiliki 4 bilangan koordinasi dengan ion ligan
hidrat membentuk [Cd(H2O)4]2+. Cadmium juga dapat membentuk kompleks
[Cd(OH)4]2-, tetapi kurang stabil. Cd 2+
menunjukkan polimerisasi ion-ion Cd2+
ligan anium. Dalam ligan OH- membentuk [Cd (OH)4]4+.
9. Organo cadmium, R2Cd, RCdI
Sebuah senyawa organo kadmium adalah senyawa organo logam yang
mengandung karbon untuk kadmium ikatan kimia .

Senyawa organo kadmium pertama, dimethylcadmium, CH 3-Cd-CH3 dan


diethylcadmium CH3CH 2-Cd-CH2 CH 3 dibuat tahun 1917 oleh Erich Krause. Pada
umumnya mereka disusun oleh transmetalation atau oleh reaksi pertukaran antara
reagen organologam dan garam kadmium.
10. Sulfida
Ini diperoleh dengan interaksi langsung atau pengendapan oleh H2S dari larutan
akua, larutan asam untuk CdS.
11. Halida
Fluorida benar-benar ionik, padatan bertitik leleh tinggi, sedangkan halida lainnya
bersifat labih kovalen. Fluorida larut sebagian dalam air, sebagai cerminan dari
energi kisi yang tinggi bagi struktur-struktur CdF2 (fluorit). Halida lainnya jauh
lebih larut tidak hanya dalam air tetapi dalam alkohol, keton, dan pelarut donor
lainnya. Larutan cadmium halida mengandung spesies Cd2+, CdX+, CdX2+, dan
CdX3- dalam kestimbangan.

2.2.6 Kegunaan Kadmium


 Cadmium dapat menggantikan seng sebagai pelindung besi, digunakan dalam
alloy, solder yang bertitik leleh rendah, dalam solder aluminium dan sebagai
aditif untuk meningkatkan kekuatan tembaga.
 Berdasarkan kemampuan menyerap neutron, cadmium digunakan sebagai
pengaduk dan perisai untuk reaktor nuklir.
 Cadmium oksida (CdO) digunakan pada penyepuhan kayu, baterai, katalis dan
nemotisida.
 Cadmium sulfida (CdS) digunakan sebagai fotokonduktor dalam fotocopy.
 Cadmium sulfat digunakan sebagai electroplating dan sel volta baku (sel
Weston)
 Penggunaan kadmium yang paling besar (75 %) adalah dalam industri batu
baterai (terutama baterai Ni-Cd). Selain itu, logam ini juga dapat digunakan
campuran pigmen, electroplating, pembuatan alloys dengan titik lebur yang
rendah, pengontrol pembelahan reaksi nuklir, dalam pigmen cat dengan
membentuk beberapa garamnya seperti kadmium oksida (yang lebih dikenal
sebagai kadmium merah), semikonduktor, stabilisator PVC, obat – obatan
seperti sipilis dan malaria, dan penambangan timah hitam dan bijih seng, dan
sebagainya.
 Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik cair
terendah. Unsur ini digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien
gesek yang rendah dan tahan lama. Ia juga banyak digunakan dalam aplikasi
sepuhan listrik (electroplating). Kadmium digunakan pula dalam pembuatan
solder, baterai Ni-Cd, dan sebagai penjaga reaksi nuklir fisi. Senyawa
kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV hitam-putih dan fosfor hijau
dalam TV bewarna. Sulfat merupakan garamnya yang paling banyak
ditemukan dan sulfidanya memiliki pigmen kuning.
 Kadmium dan solusi senyawa-senyawanya sangat beracun.
 Cadmium juga banyak dipakai untuk logam paduan yang memberikan sifat
antiretak.
 Batangan cadmium juga dapat dipakai untuk absordsi neutron, dan dengan
demikian mengendalikan reaksi berantai.
 CdS Sel surya, fotokonduktor dalam xerografi, fosfor, pigmen.
 Cadmium adalah logam beracun dan penggunaannya agak terbatas karena
alasan ini. Seperti seng, cadmium dapat dilapisi dengan bahan lain untuk
melindungi mereka dari korosi.
 Cadmium dengan paduan perak untuk membentuk solder, logam dengan titik
leleh yang relatif rendah digunakan untuk bergabung dengan komponen listrik,
pipa dan barang-barang logam lainnya.Solder berbasis cadmium harus
ditangani dengan hati-hati untuk mencegah keracunan cadmium.
 Cadmium juga digunakan untuk membuat bantalan gesekan rendah yang
sangat tahan terhadap kelelehan.
 Cadmium sulfat penta hidrat, salah satu senyawa cadmium yang digunakan
dalam perangkat yang disebut sel Weston, jenis baterai yang menghasilkan
tegangan yang tepat digunakan untuk mengkalibrasi peralatan medis dan
laboratorium.
 Cadmium sulfida senyawa cadmium lain adalah bubuk kuning yang digunakan
sebagai pigmen.

2.3 Merkuri
Raksa (nama lama : air raksa) atau merkuri atau hydrargyrum (bahasa
Latin: Hydrargyrum, air atau cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik
dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini
berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur
(bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu
kamar, serta mudah menguap.[2] Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm.
Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada
kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0),
merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+).[3][4][5] keduanya merupakan
logam paling rapuh.[6]

2.3.1 Sejarah Merkuri


Merkuri atau raksa dalam bahasa Yunani disebut Hydrargyrum yang
berarti cairan perak. Merkuri ini biasa dilambangkan dengan Hg, sesuai dengan
nama Hydrargyrum. Merkuri adalah salah satu unsur kimia pada susunan tabel
periodik unsur, dengan nomor atom 80 dan nomor massa 200,59. Merkuri
merupakan unsur transisi dalam susunan tabel periodik unsur, di mana merkuri
ada pada golongan II B dan periode 6.
Kelimpahan Hg di bumi menempati urutan ke-67 di antara unsur-unsur
lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk
unsur merkuri (Hg), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+). Merkuri
adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam
batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan
organik. Umumnya kadar dalam tanah, air dan udara relatif rendah. Berbagai jenis
aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini, misalnya aktivitas penambangan
yang dapat menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton / tahun.
Merkuri adalah logam lunak dan merupakan cairan, cenderung terikat pada
fosfor atau belerang.Merkuri membentuk senyawa monovalen atau divalen tetapi
monovalen merkuri sebenarnya adalah Hg2+. Ion ini mengandung ikatan Hg-Hg,
dan merkurinya berkatenasi lebih lanjut menghasilkan misalnya Hg4(AsF6)2.
(Saito)
Merkuri merupakan salah satu unsur kimia yang sangat berbahaya. Unsur
ini hadir dalam kehidupan kita sehari-hari dalam berbagai bentuk. Amalgam yang
digunakan pada penambalan gigi merupakan salah satu contoh pemakaian merkuri
dalam dunia kedokteran. Berbagai senyawa merkuri tertentu digunakan sebagai
pestisida dan fungisida dalam bidang pertanian. Termometer, Barometer dan
Spignometer merupakan alat-alat yang menggunakan logam merkuri sebagai
standar ukur. Selain itu berbagai senyawa merkuri digunakan sebagai  preparat
dalam praktikum dan penelitian.
Raksa merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah diantara semua
logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperature kamar. Lemahnya
ikatan metalik mengalibatkan tingginya tekanan uap, pada temperature kamar, dan
ini sangat berbahaya karena raksa adalah racun dan jika terhisap oleh makhluk
hidup dapat mengakibatkan kematian. Raksa banyak digunakan dalam
thermometer, barometer, panel pengganti listrik, dan lampu pijar raksa.

2.3.2 Keberadaan Merkuri di Alam


Pada umumnya merkuri berbentuk logam padat dan merupakan salah satu
elemen alami yang dapat ditemukan diberbagai lingkungan. Siklus merkuri secara
luas terjadi pada lingkungan, dan ketika di udara merkuri akan terangkut secara
global, secara regional maupun lokal. Sumber utama merkuri di atmosfir adalah
penguapan dari tanah dan air, disamping itu pembakaran fossil fuels terutama batu
bara. Kadar merkuri di udara akan naik dapat juga disebabkan oleh pembuangan
sampah padat seperti thermometer Hg, switch listrik, baterai, juga pemakaian cat
yang mengandung Hg.
1. Merkuri dalam batuan
Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) di
alam dan biasanya membentuk mineral sinabar (cinnabar) atau merkuri sulfida
(HgS). Merkuri sulfida terbentuk dari larutan hidrothermal pada temperatur
rendah dengan cara pengisian rongga (cavity filling) dan penggantian
(replacement). Merkuri sering berasosiasi dengan endapan logam sulfida lainnya,
diantaranya Au, Ag, Sb, As, Cu, Pb dan Zn, sehingga di daerah mineralisasi emas
tipe urat biasanya kandungan merkuri dan beberapa logam berat lainnya cukup
tinggi.
2. Merkuri dalam sediment sungai
Kontaminasi merkuri dalam sediment sungai terjadi karena proses alamiah
(pelapukan batuan termineralisasi), proses pengolahan emas secara tradisional
(amalgamasi), maupun proses industri yang menggunakan bahan baku
mengandung merkuri. Untuk mengetahui sumbernya, kontaminasi merkuri ini
perlu diperhatikan dengan cermat karena tidak adanya standar baku mutu untuk
kadar merkuri dalam sedimen sungai. Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 baku
mutu zat pencemar dalam limbah untuk parameter merkuri adalah 0,01 mg/L atau
10 ppb. Nilai ambang batas ini sangat rendah jika dipakai untuk mengevaluasi
hasil analisa Hg dalam sedimen sungai.
3. Merkuri dalam tanah
Berdasarkan pengamatan lapangan, banyak proses pengolahan bijih emas
dengan gelundung dilakukan di lokasi pemukiman, di halaman rumah atau kebun
pemiliknya. Hal ini tentu menjadi perhatian, khususnya dalam melihat
kemungkinan kontaminasi Hg di lingkungan tempat tinggal masyarakat, sehingga
pengetahuan tentang konsentrasi merkuri dalam tanah menjadi cukup penting.
Meskipun di beberapa tempat, limbah tailing yang diperkirakan masih
mengandung emas dan merkuri diangkut dan dijual keluar desa, tetapi masih ada
sisa tailing tercecer dan sebagian kolam tailing yang penuh, sehingga masih ada
kemungkinan terjadinya kontaminasi merkuri di sekitar lokasi gelundung. Selain
itu proses penggarangan yang dilakukan disamping rumah juga memiliki dampak
negatif terhadap lingkungan, karena uap merkuri yang bebas akan
mengkontaminasi lahan di sekelilingnya. Seperti halnya dengan contoh sedimen
sungai, sampai saat ini belum tersedia standar nilai baku mutu Hg dalam tanah.
4. Merkuri dalam air permukaan
Konsentrasi merkuri dapat disebabkan oleh partikel halus yang terbawa
bersama limbah akibat proses amalgamasi dan pelarutan dari sedimen sungai yang
mengandung merkuri. Dalam jangka waktu yang cukup lama logam merkuri dapat
teroksidasi dan terlarut dalam air permukaan. Dari penelitian konsentrasi Hg
dalam air dari lokasi tambang di daerah Jawa Barat, pada umumnya kadar merkuri
dalam air sangat kecil dan berada dibawah nilai ambang batas, kecuali di beberapa
lokasi yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan emas rakyat.
Sedangkan merkuri terdapat di alam sebagai senyawa sulfida. Bijih
merkuri yang terpenting adalah cinnabar, HgS. Mineral-mineral merkuri paling
banyak ditemukan sebagai sulfide merkuri (cinnabar), dan sebagian kecil pada
korderoid (Hg3S2Cl), livingstonit (HgSb4S7), montroyidit (HgO), tetringualit
(Hg2OCl), dan kalomel (HgCl).

2.3.3 Ekstraksi Merkuri


Satu-satunya bijih raksa adalah mineral sinabar, raksa (II) sulfida - HgS.
Kira-kira 75% logam ini di dunia terdapat sebagai endapan di Spanyol dan Italia.
Banyak bijih raksa mengandung kurang dari 1 % HgS, sehingga menyebabkan
mahalnya logam ini. Merkuri secara sederhana dapat diekstrak dengan pemanasan
bijih raksa (II) sulfide di udara. Logam raksa menguap dan terkondensasi sebagai
cairan:
HgS(s) + O2 (g) Hg(l) + SO2(g)
Jadi untuk memurnikan merkuri tidak memerlukan cara yang rumit dan
kompleks, hanya dengan memanaskan saja merkuri telah dapat dimurnikan. Itulah
alasan mengapa merkuri mudah di murnikan.

2.3.4 Sifat Fisika dan Kimia Merkuri


2.3.4.1 Sifat Fisika Merkuri
Konfigurasi elektronik : [54Xe] 4f14 5d10 6s2
Densitas / g cm-3 : 13,534 (l)
Titik leleh / oC : -38,9
Titik didih / oC : 357
Jari-jari atomic / pm : 151
(Bilangan koordinasi =12)
Jari-jari ionic, M2+ / pm : 102
119 (M+)
Energi ionisasi / kj mol-1 : I 1007
II 1809
Elektronegativitas : 1,9
Potensial reduksi standar / V : + 0,8545
(M2+ + 2 e → M)

2.3.4.2 Sifat Kimia Merkuri


a. Kemagnetan
Hg tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya
telah berpasangan.Unsur Hg kurang reaktif dibandingkan zink dan kadmium, dan
tidak dapat menggantikan hidrogen dari asamnya, namun merkuri mampu
mengkorosi alumunium dengan cepat, sehingga pengangkutan dengan pesawat
dibatasi.Densitas raksa yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar
menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20%
volumenya terendam.
b. Ikatan yang terbentuk
Untuk raksa, kebanyakan senyawaannya bersifat kovalen.Kemantapan
ikatan Hg-C mengakibatkan banyaknya jumlah senyawa raksa organik.Halida
logam, kecuali HgF2, hanya sedikit mengion dalam larutan berair.Raksa
membentuk ion diatomik dengan ikatan kovalen logam-logam, Hg22+.
c. Reaktivitas
Unsur Hg kurang reaktif dibandingkan zink dan kadmium, dan tidak dapat
menggantikan hidrogen dari asamnya, namun merkuri mampu mengkorosi
alumunium dengan cepat, sehingga pengangkutan dengan pesawat dibatasi.
Dalam tabel sifat-sifat umum Zn, Cd, dan Hg beberapa perbedaan yang tersirat,
mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa elektron 4f bukan merupakan perisai
yang baik bagi elektron kulit terluar jika dibandingkan bengan elektron dalam
subkulit bagian dalam lainnya. Ini menyebabkan tingginya muatan inti efektif dan
ukuran atom Hg yang lebih kecil dari yang diharapkan. Akibatnya, energi
pengionan Hg sedikit lebih tinggi dibandingkan pada Zn dan Cd. Energi hidrasi
untuk Hg22+ dan Hg2+juga tidak sebesar pada Zn2+ dan Cd2+. Dapat kita lihat juga
bahwa potensial reduksi Hg22+ dan Hg2+ bernilai positif, sedangkan untuk Zn2+dan
Cd2+ negatif. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa Zn dan Cd
adalah logam yang cukup aktif, tetapi Hg kurang.Unsur Cd dan Zn larut dalam
HCl namun, Hg tidak.
d. Kerapatan
Densitas raksa yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar
menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20%
volumenya terendam.Sifat yang tak lazim dari Hg adalah dapat membentuk
seyawa merkuri (I) yang mengandung ion Hg22+ dan senyawa merkuri (II) yang
mengandung ion Hg2+.Merkuri juga membentuk sejumlah senyawa kompleks
dan organomerkuri.Sifat yang tak lazim dari Hg adalah dapat membentuk seyawa
merkuri (I) yang mengandung ion Hg22+ dan senyawa merkuri (II) yang
mengandung ion Hg2+.Merkuri juga membentuk sejumlah senyawa kompleks
dan organomerkuri.Merkuri menyebabkan kerusakan jantung dan ginjal,
kebutaan, cacat saat dilahirkan, serta sangat merusak bagi kehidupan air.

2.3.5 Senyawa Merkuri


1. Merkuri (II) oksida, HgO
Merkuri (II) oksida dibentuk ketika merkuri dipanaskan dalam waktu yang
lama pada suhu 350° C maka akan dihasilkan padatan merah. Merkuri (II) oksida
kuning dapat dibuat dengan penambahan NaOH ke larutan garam merkuri, tetapi
merkuri (II) hidroksida tidak stabil.
Hg 2+ +2OH- →Hg(OH)2
Hg(OH) → HgO + H2O
2. Merkuri (II) Sulfida, HgS
Merkuri (II) Sulfida terdapat pada bijih unabar merah. Padatan hitam
dihasilkan dengan menambahkan H2S dalam larutan garam merkuri.
Hg2+ + H2S HgS + 2 H+
Air raksa sulfida diendapkan dari larutan aqua sebagai senyawaan hitam
yang sangat tidak larut. Hasil kali kelarutannya adalah 10 -54, namun sulfidanya
lebih larut akibat hidrolisis ion-ion Hg2+ dan S2-.
3. Merkuri (II) klorida, HgCl2
Hg +Cl2 HgCl2
Merkuri (II) klorida berbentuk padatan putih dan larut dalam pelarut
organik seperti etanol dan eter, dan lebih dominan ikatan kovalen. Senyawa ini
larut dalam air hangat, tetapi bersifat bukan penghantar listrik dan sifat ini
menjukkan bahwa dalam larutannya spesies ini berada pada molekul HgCl 2,
bukan sebagai ion-ionnya.
4. Merkuri (II) iodida, HgI2
Komponen ini berupa padatan kuning dan cepat berubah menjadi merah
ketika sejumlah KI ditambahkan ke dalam merkuri (II) iodida.
Hg 2+ + I2-→Hg I2
Dengan pemanasan pada suhu 127°C warna merah akan berubah menjadi
kuning dengan struktur kristal yang berbeda. merkuri (II) iodide larut dalam KI
membentuk [Hg I4]2-.
5. Senyawa raksa (I)
Hal yang menarik bagi kimia raksa adalah kemampuannya membentuk ion
[Hg-Hg]2+ dengan kedua atom raksa terikat oleh satu ikatan kovalen tunggal, dan
dalam kenyataannya tidak dikenal adanya senyawa sederhana ionic raksa (I).
6. Kompleks air raksa (II).
Ion Hg membentuk banyak kompleks kuat. Kekhasan bilangan koordinasi
dan tatanann stereokiminya adalah koordinasi-dua, linear, dan koordinasi empat,
tetrahedral.

2.3.6 Kegunaan Merkuri


 Bidang Perindustrian, Dalam industri khlor-alkali, merkuri digunakan untuk
menangkap logam natrium (Na). Logam natrium tersebut dapat ditangkap
oleh merkuri melalui proses elektrolisa dari larutan garam natrium klorida
(NaCl). Sedangkan dalam industri pulp dan kertas banyak digunakan senyawa
FMA (fenil merkuri asetat) yang digunakan untuk mencegah pembentukan
kapur pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Merkuri juga
digunakan dalam industri cat untuk mencegah pertumbuhan jamur sekaligus
sebagai komponen pewarna.
 Bidang Pertanian, Merkuri digunakan sebagai fungisida. Contohnya, senyawa
metil merkuri disiano diamida (CH3-Hg-NH-CHHNHCN), metal merkuri
siano (CH3-Hg-CN), metil merkuri asetat (CH3-Hg-CH2- COOH), dan
senyawa etil merkuri khorida (C2H5-Hg-Cl).
 Bidang Pertambangan, Logam merkuri digunakan untuk membentuk
amalgram. Contohnya dalam pertambangan emas, logam merkuri digunakan
untuk mengikat dan memurnikan emas.
 Peralatan Fisika, Merkuri digunakan dalam thermometer, barometer, pengatur
tekanan gas dan alat-alat listrik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seng dan cadmium memililki kesamaan, tetapi merkuri berbeda. Sifat
merkuri agak berbeda dari seng dan kadmium, yaitu merkuri berwujud cair
sedangkan seng dan cadmium padat tetapi walaupun begitu ketiga unsur ini adalah
logam, meleleh pada suhu di atas 100 °C. Seng dan cadmium adalah logam-logam
putih, mengkilap, namun mudah ternoda. Merkuri adalah logam lunak dan
merupakan cairan, cenderung terikat pada fosfor atau belerang.
Seng ditemukan oleh Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf
pada tahun 1746. Sedangkan kadmium pertama kali ditemukan pada tahun 1817
oleh seorang ilmuwan Jerman, Friedric Strochmeyer.
Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun
adisi dari limbah industri dan pertanian. Logam kadmium mempunyai penyebaran
sangat luas di alam, hanya ada satu jenis mineral kadmium di alam yaitu
greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite
(ZnS). Merkuri dalam batuan ,sediment sungai, tanah, dan dalam air permukaan.

3.2 Saran
Dalam makalah ini telah membahas mengenai unsure “Seng, Kadmium,
Merkuri dan Senyawanya”. Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman-
teman demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia, Bandung: PT. Citra AdityaBakti
Bobby dan Desmi.2002.PendugaanKandunganMerkuri Dan Sianida di Daerah
Aliran Sungai (DAS) BuyatMinahasa.Vol. 2, No. 1: 33, 2002 ISSN
1412-3487.
Cotton, F.A . 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Dwyana dan Fahruddin.2012. Kimia Anoganik II. Jakarta :Erlangga.
Farmacon. 2013. AnalisisKandunganMerkuriPadaKrimPemutih Yang
BeredarDikota Manado. Volume 2, No. 01.
Istarani, F. Ellina S.P.2014 Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd)
Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan, Jurnal Teknik Pomits.
Vol. 3, Hal. 54.
Patrucci. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta :
Erlangga.
Sugiyarto, K.H dan Suyanti, R.D. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Taro, S. 2004. Kimia Anorganik. Tokyo: Kanagawa University.

Anda mungkin juga menyukai