Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Ekonomi Kesejahteraan 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Makalah Ekonomi Kesejahteraan

PERILAKU STRATEGIK

Dosen Pengampu : Vika Indah Rahayu, S.E., M.Ak.

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Fani Kurniawan (501171572)
2. Juju Juariah (501171632)
3. M. Ikhsan (501171652)
4. Ramadhan (501171722)
5. RTS. Eka Setya Ningsih (501171752)
6. Siti Nurjanah (501171772)
7. Syafira Fauziah Herman (501171782)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha


Pemurah dan Lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-
Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi
Kesejahteraan dengan pokok pembahasan mengenai “Perilaku Strategik” tepat
pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari dosen pengampu. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami
haturkan terima kasih kepada Ibu Vika Indah Rahayu, S.E., M.Ak. selaku dosen
mata kuliah Ekonomi Kesejahteraan.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah di masa mendatang kami buka
pintu seluas-luasnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan
terima kasih. Harapan kami semoga dari makalah sederhana ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Jambi, 27 April 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................
1.5 Metode Pembuatan Makalah ............................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Contoh Perilaku Strategik .................................................................
2.2 Teori Gibbard-Sattererthwaite Impossibility ....................................
2.3 Kontribusi Penting Teori Gibbard-Sattererthwaite ...........................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Strategi berasal dari bahasa Yunani strategies yaitu stratos dan ageia.
Stratos berarti militer sedangkan ageia berarti memimpin yang artinya seni atau
ilmu untuk menjadi jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu
yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu
angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.1 Namun pada akhirnya
strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan
ekonomi, sosial, budaya dan agama.
Pada kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah
suatu ilmu untuk menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk melaksanakan kebijakan
tertentu. Secara umum pengertian strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Strategi dalam bisnis dapat berupa perluan geografis, diversifikasi, akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan
joit venture.
Menurut Dafit, strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi
sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi lingkungan dan membantu
mencapai sasaran atau tujuan organisasi.
Menurut Quinn, strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan,
kebijakan dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif. Suatu strategi yang baik akan
membantu organisasi dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam bentuk
unique berbasis kompetensi internal serta kemampuan mengantisipasi lingkungan.
Menurut Anthony, Parrewe dan Kacmar, strategi dapat didefinisikan sebagai
formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action
plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan
kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara
langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi.

1
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:ANDI, 2008), h.3.
Para ahli perencana strategi percaya bahwa filosofi umum yang menggambarkan
bisnis atau usaha perusahaan tercermin pada missi yang harus dapat diterjemahkan pada
pernyataan dalam strategi bisnis yang ditetapkan.
Pearch II dan Robinson mengatakan perencanaan strategi bahwa strategi jangka
panjang diturunkan dari usaha perusahaan untuk mencari dasar keunggulan bersaing dari
strategi generik yaitu:
1. Mengejar untuk mencapai biaya rendah (overall cost leadership) dalam
industri. Untuk pengendalian biaya dalam overal cost leadership dilakukan
efesiensi biaya yang dapat diperoleh dari memiliki karyawan yang
berpengalaman, pengendalian biaya everhead, meminimalkan biaya
penelitian dan pengembangan, service, wiraniaga, periklanan dan lain
sebagainya.
2. Mengejar untuk menciptakan produk yang unik untuk pelanggan yang
bervariasi atau differensiasi (differentiation). Differensiasi dapat dilakukan
melalui dimensi citra rancangan atau merk, teknologi yang digunakan,
karakteristik khusus, service pada pelanggan dan punya distribusi yang lebih
baik. Keunggulan dalam menggunakan differensiasi selain laba di atas rata-
rata adalah kepekaan konsumen terhadap harga kurang, produk-produk
differensiasi menciptakan hambatan masuk yang tinggi dan posisi terhadap
produk pengganti juga tinggi.
3. Mengejar untuk melayani permintaan khusus pada satu atau beberapa
kelompok konsumen atau industri. Memfokuskan (focusing) pada biaya atau
diferensiasi.
Konsep strategi bisnis telah dibawa pada wacana administrasi bisnis oleh Alfred
Chandler dan H. Igor Ansoff. Selama teori strategi klasik, strategi menunjuk pada arti
untuk mencapai akhir tertentu dan pilihan mereka dengan mengikat rasionalitas. Chandler
(1962) mengakui pentingnya mengkoordinasikan berbagai macam aspek manajemen di
bawah satu strategi yang mencakup semuanya.
Chandler mendefinisikan strategi sebagai “penentuan sasaran dan tujuan jangka
panjang dasar dari perusahaan dan penggunaan rangkaian tindakan dan alokasi sumber
daya yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran tersebut”.
Dalam pemikiran ini, dia menjelaskan strategi bisnis sebagai penentuan sasaran
dan tujuan jangka panjang, penggunaan tindakan dan alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai sasaran. Dia mendefinisikan struktur sebagai rancangan
organisasi melalui dimana strategi ditetapkan. Perubahan dalam strategi organisasi
mengarah pada masalah
administratif yang baru, dimana, sebaliknya, memerlukan struktur baru atau yang
telah diperbaharui untuk keberhasilan implementasi strategi – strategi baru.
Dengan demikian, studi Chandler berpendapat bahwa bentuk organisasional baru
tidak lebih dari sekedar bentukan strategi seperti yang telah didefinisikannya. Ansoff
(1965) mengklaim bahwa strategi bisnis adalah model yang
menghubungkan strategi pemasaran dengan arah strategis secara umum. Hal ini
memetakan strategi produk-pasar – yaitu, penetrasi pasar, pengembangan produk,
pengembangan pasar dan diversifikasi – pada matrik yang menunjukkan produk
yang ada versus produk baru di sepanjang satu aksis dan pasar yang ada versus
pasar baru pada aksis lainnya. Dengan demikian, strategi berlawanan dengan
taktik, yaitu skema spesifik untuk enggunakan sumber daya yang dialokasikan.
Glueck (1980) mengatakan bahwa strategi bisnis adalah skema yang terintegrasi
yang dirancang secara koordinat dan secara ekstensif bagi perusahaan untuk
mengimplementasikan tujuan masa depan mereka. Hofer dan Schendel (1979)
menyatakan bahwa perencanaan strategik adalah untuk mengidentifikasi peluang
dan ancaman utama dari unit bisnis yang dihadapi di masa depan dan untuk
mengidentifikasi kemampuan di sekitarnya yang mana dapat mengembangkan
strategi untuk menemukan peluang dan negosiasi mengenai ancaman. Dari sudut
pandang Mintzberg (1987), strategi sangat jelas berbeda dari sekolah pemikiran
perencanaan strategik. Dia membandingkan strategi dengan bentuk organik:
strategi diperjuangkan secara konstan untuk dilahirkan, mati, dan diformulasikan
kembali setelah dan selama formulasi strategi formal. Dan lagi, Mintzberg (1993)
juga menemukan bahwa ciptaan sesungguhnya dari strategi dapat dijelaskan
sebagai proses yang timbul, dimana strategi yang direncanakan dapat secara luas
berbeda dari strategi yang disadari dan juga perubahan lingkungan secara tiba
tiba dan mendewasakan pemikiran formulator strategi.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategies yaitu stratos dan ageia. Stratos
berarti militer sedangkan ageia berarti memimpin yang artinya seni atau ilmu
untuk
menjadi jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang
sering
diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan
perang
agar dapat selalu memenangkan perang.2 Namun pada akhirnya strategi
berkembang
untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya
dan
agama.3
Pada kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah
suatu ilmu untuk menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk melaksanakan
kebijakan tertentu.
Secara umum pengertian strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Strategi dalam bisnis dapat berupa perluan geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi dan joit venture. Menurut Dafit strategi adalah rencana tindakan yang
menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi
lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi.
Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi
yang baik, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung
penjelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi

2
Fandy tjiptono,strategi pemasaran,(yogyakarta:ANDI,2008),h.3.
3
Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,1997),
h. 76
organisasi yang bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari
ruang lingkup, pemanfaatan sumber dana dan daya, serta
keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan
sinergi antara komponen-komponen tersebut diatas.
b. Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya
harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan
membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya
tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
c. Strategi organisai dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti
jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui
pembagian kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpah
tindih, saling lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.
d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan pernyataan-
pernyataan yang masih dapat
diimplementasikan dengan berbagai jenis interprestasi yang pada
selera dan persepsi individu dari pembuat interprestasi.4

2.1 CONTOH PERLAKU STRATEGIK


Perilaku (conduct) mengacu pada perilaku perusahaan dalam menentukan harga, tingkat
produksi, produk, iklan, dan cara menghadapi perusahaan pesaing. Fokus utama dari
perilaku perusahaan adalah bagaimana perusahaan bereaksi terhadap kondisi struktur
pasar dan interaksi dengan pesaingnya. Menurut Kuncoro (2007), perilaku pasar diartikan
sebagai pola tanggapan yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam
lingkup persaingan industri. Aksi reaksi antar satu perusahaan terhadap perusahaan
lainnya diterapkan dalam bentuk penetapan harga jual, serta promosi produk
(advertising). Perilaku perusahaan yang tercermin dalam penentuan dan penerapan
strategi-strategi bersaing agar tetap eksis dalam suatu pasar seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut. Dengan
kata lain, perilaku perusahaan akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan; dan dalam
lingkup yang lebih luas, perilaku industri akan berpengaruh terhadap kinerja industri.

Definisi dan pandangan tersebut terlihat menjadi karakteristik umum yang

4
Sondang Siagian, Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986), cet. Ket-2, h. 23.
membantu menjelaskan sifat dan tingkat dari faktor kesuksesan penting. Pertama,
faktor kesuksesan penting merupakan sasaran antara dan hasil kesuksesan yang
secara langsung berhubungan dan penting dalam pencapaian visi, misi dan tujuan jangka
panjang dari organisasi. Kedua, faktor kesuksesan penting dapat berupa
area internal seperti sumber daya, keahlian, kemampuan, perlengkapan, kondisi
atau pasar yang berkaitan dengan area seperti ciri-ciri produk dan bagian
keuntungan pasar. Ketiga, faktor kesuksesan penting merupakan area terbatas dari
kesuksesan yang menyakinkan kinerja kompetisi yang sukses dari organisasi.
Akhirnya, faktor kesuksesan penting merupakan area hasil dimana kesusksesan
dapat di ukur. Organisasi pada industri yang sama bagaimanapun juga akan
mempunyai faktor kesuksesan penting yang berbeda sebagai hasil perbedaan
lokasi geografis, strategi, ciri-ciri produk, bumber daya internal dan kemampuan.
Teori-teori itu terlihat menjadi sebuah persetujuan pada 3 sumber sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan
Penilaian lingkungan, model ekonometrik, jasa konsultasi sosio-politis
dan departemen urusan pemerintahan merupakan sejumlah macam macam pendekatan
yang digunakan untuk mengamati dan menilai
akibat enviromental pada industri dan perusahaan yang berisikan
industri tersebut (Leidecker & Bruno 1984 dan Lynch 2003).
Keuntungan utama dari analisis lingkungan yaitu luasnya analisis
sebagai cakupan yang berjalan mulus dibalik hubungan industri. Hal
ini merupakan kepentingan khusus pada industri yang
kelangsungannya tergantung dari dorongan diluar kontrol lingkungan
industri. Lingkungan eksternal terdiri dari ekonomi, sosial, politis,
teknologi, ekologi, dan faktor-faktor legal yang aslinya si balik,
biasanya tanpa tergantungan dari sitausi operasi perusahaan mananpun
(Peerce&Robinsin 1991, Shirvastava 1994 dan Wright dkk.1996).
Selama ekonomi dunia dan faktor politis berubah dan faktor ekologis
menjadi lenih penting, faktor kesusksesan penting juga akan berubah
untuk industri dan organisasi yang berbeda. Pengamatan lingkungan
didasarkan pada identifikasi dari faktor kesuksesan penting tersebut
yang dianggap sebagai penentu utama dari ketertarikan dari industri
tertentu (Hax & Majluf 1996). Kesuksesan dari industri tertentu, oleh
karena itu, dipengaruhi oleh pengaruh faktor eksternal sekarang dan
yang akan datang.
2. Faktor Industri
Lynch (2003, hal 68) mendefinisikan faktor kesuksesan indutri sebagai
“keahlian dan perlengkapan dari organisasi dalam industri yang
penting untuk mengantarkan kesuksesan dalam pasar.” Faktor kesuksesan industri
merupakan hal umum pada semua organisasi
utama dalam industri dan tidak membedakan organisasi yang satu
dengan yang lain (Liedecker & Bruno 1984 and Lynch 2003).
Faktor kesuksesan industri berhubungan dengan lingkungan ekesternal
begitu pula dengan sumber daya dan keahlian dari organisasi dalam
industri (Lynch 2003). Berbagai penulis sebgai contoh (Johnson
&Scholes 2002 dan Hitt dkk.2003) setuju bahwa cara terbaik untuk
mengidentifikasi faktor kesuksesan industri ialah dengan melaksankan
analisis industru. Hit dkk (2003) berpendapat kuat bahwa karena
globalisasi, pasar internasional dan persaingan harus dimasukkan
dalam analisi tersebut.
Thompson dan Strickland (2002) melihat faktor kesuksesan industri
sebagai penentu utama dari kesuksesan keuangan dan kompetitif dalam
industri tertentu. Mereka menunjukkan bahwa indentifikasi dari faktor
kesuksesan dalam sebuah industri merupakan hal strategis puncak
dimana faktor tersebut umumnya disajikan sebagai batu dasar untuk
membangun strategi organisasi. Leidecker dan Bruno (1984)
melangkah lebih jauh lagi dan memperhatikan bahwa perusahaan atau
organisasi yang memimpin dalam industri dapat dengan sendirinya
menyediakan pengetahuan yang penting ke dalam faktor kesuksesan
penting industri tersebut. Melihat pada hal ini, Mereka mengobservasi
delapan jenis analisa untuk faktor kunci kesuksesan
3. Faktor Organisasi
Setiap organisasi dalam industri merupakan sebuah situasi unik yang
ditentukan oleh sejarah dan sumber daya nya yang sudah ada,
kemampuan dan strategi kompetitif. Sebagai mana perbedaan pada
posisi industri dapat mendikte faktor kesuksesan penting, perbedaan
lokasi geografis, sumber daya, kemampuan dan strategi dapat
membawa pada perbedaan faktor kesuksesan penting dari satu
organisasi ke yang lain (Rockart 1979 dan Johnson&Scholes 2002).
Karena itu, setiap orang akan mengharapkan bahwa organisasi dalam
industri yang sama akan memperlihatkan faktor kesuksesan penting
yang berbeda sebagai hasil dari perbedaan lokasi geografi, strategi dan
faktor lain.

2.2 TEORI GIBBARD-SATTERERTHWAITE IMPOSSIBILITY


Teori Gibbard-Satterthwaite klasik (Gibbard, 1973; Satterthwaite, 1975)
menyatakan (pada dasarnya) bahwa kediktatoran adalah satu-satunya
mekanisme pemilihan yang tidak dapat dimanipulasi. Teori ini terkait erat
dengan teorema ketidakmungkinan Arrow. Dalam catatan ini, saya memberikan
bukti sederhana teorema, Sebuah fungsi pilihan sosial memilih alternatif
tunggal atas dasarpreferensi profil dilaporkanindividu. Aturannya bulat jika
selalu memilih alternatif yang berperingkat teratas oleh semua orang. Ini adalah
langkah strategis jika itu adalah strategi yang dominan untuk seorang individu
dengan peringkat yang diizinkan untuk secara jujur melaporkan pilihannya.
Dalil. (Gibbard – Satterthwaite) Misalkan setidaknya ada tiga alternatif dan
untuk masing-masing individu, setiap peringkat ketat dari alternatif ini
diperbolehkan. Maka bulatsatu-satunya, strategi- bukti fungsi pilihan sosial
adalahkediktatoran.
dengan secara cerdik memberikan bukti sederhana 'dibagi' untuk kedua hasil.
Makalahnya ditulis secara independen dari yang satu ini, tetapi juga terinspirasi
oleh Geanakoplos (1996). Sen (2000) memberikan bukti langsung yang tidak
memerlukan domain universal dari preferensi `. Lihat juga Barbera (1983) untuk
bukti yang relatif sederhana sebelumnya.5

2.3 Konstribusi penting teori GIBBARD-SATTERERTHWAITE


Kontribusi Penting Teori Gibbard-safferfhwaite Sangatlah berguna untuk membicarakan
secara singkat kontribusi penting dari teori dari Gibbard-satterthwaite. Apa yang

5
Jurnal Teori Ekonomi 10, 187–217. Sen, A., 2000. Bukti Langsung Lain dari
Teorema Gibbard – Satterthwaite. Institut Statistik India, Pusat Delhi,
dikatakan oleh teori tersebut. dan apa yang tidak dikatakan oleh teori tenebut? Pertama,
teori iru tidak mengatakan bahwa SDF bukannya tidak berguna. Jelaslah bahwa kita
hidup dengan rambu-rambu keputusan yang tidak sempurna' ldaiority voting dengan
agenda yang membuat tidak dimungkinkan munculnya siklus. bagi banlak orang
merupakan SDF yang dapat diterima. rvalaupun tidak foolproof" Tetapi llajorin, Voring
dengan agenda lebih superior dibanding diktatorship' permintaan yang mengungkap
skema pajak dalam beberapa kasus men.v-ajikzur SDF yang iapat alte.irna, walaupun
asumsi separabilit.v unruk fungsi rrilr4' melanggar persyaratan universalitas. Teori kita
juga tidak mengatakan bahwa tidak ada putusan yang akan dihasilkan untuk siruasi
tertentu. Beberapa alternatif selalu dipilih. Tetapi, Teori Gibbard-satterthwaite
memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana orang akan berperilaku dalam membuat
keputusan sosial. Sebagai contoh, strategi macam apa yang akan digunakan jika mereka
Ue.pe"ritatcu tidak jujui? Itu merupakan pertanyaan mengenai dinamika pembuatan
keputusan: Bagaimana orang bereaksi terhadap preferensi orang [aii';i? bagaimana tetidak
jujuran orang pertama dalam menyatakan preferensinya befengaruh terhadap preferensi
orang kedua? Dan bagaimana pengaruh pr.ier.nsi orang kedua terhadap preferensi orang
pertama? Melalui proses apil equilibrium tercaPai?
Dapatjugadilontarkanpertanyaanmengenaioptimalitas-keputusx, sosial. Aturan yang biasa
kita- gunakan biasanya manipulabel, sehingga klta dapat mengg*t ngkun diri pada
Proposisi I diatas untuk menjamin adartya opiimatitasFar"to. tiauk ada alasan apriori
untuk percaya bahwa pilihan optimal non-Pareto tidak akan dibuat. Pilihan yang akan
dibuat tergantung pada asumsi mengenai perilaku srrategis. optimalitas dari equilibrium
akhir juga tergantung pada asumsi tersebut. TeoriGibbard-
Satterthwaitejugamemunculkanpertanyaanrnengenai keabsahan politis: Di dunia, dimana
banyak atau bahkan semua pemilih tidak mengungkapkan secara jujur preferensinya,
sangatlah sulit untuk mengatakan' bah; h-asii yang didapai uaut"tr betul atau benar atau
layak atau syah- Misalkarr calon A ,n"nung dutum proses pemilihan dimana pemilih tidak
mengungkapkan secara jujur prif.r"rsinyu- Maka sangatlah naif untuk mengatakan bahwa
A adalah pemenang yang syah, sebab jika pemilih lain juga tidak jujur' maka mungkin B
akanladi p-"rn.r*g. Atau jika semua pemilih jujur, maka mungkin C jadi pemenang.

Anda mungkin juga menyukai