Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit Pada PT Madju Medan Cipta Medan PDF
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit Pada PT Madju Medan Cipta Medan PDF
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit Pada PT Madju Medan Cipta Medan PDF
SKRIPSI
OLEH :
Nama : Widdia
NPM : 1405170275
Program Studi : Akuntansi Keuangan
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Medan”. Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir sebagai salah satu syarat
yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas
ini. Keberhasilan penulisan skripsi ini semua atas pertolongan Allah SWT,
Keluarga dan pihak-pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu pada
kesempatan ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda, ( Sakidi dan Sriboyem) atas
kasih sayangnya, do’a dan pengorbanannya yang sangat besar yang telah
ii
2. Bapak Dr. Agussani, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatera utara.
3. Bapak H. Januri, SE, MM, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Ibu Fitriani Saragih, S.E, M.Si, selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas
5. Ibu Zulia Hanum, S.E, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Akuntansi
6. Bapak Novien Rialdi SE, MM selaku Dosen pembimbing Skripsi yang telah
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staff Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
perkuliahan.
Karyawan.
Purwanti, S.Ak, Nadilla Tamimi, S.Ak, yang telah memberikan semangat dan
Anggraini, S.Ak.
iii
13. Seluruh Teman-teman tercinta Akuntansi B Malam stambuk 2014.
Akhirnya penulis beharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kata-kata yang kurang
Wassalamualaikum Wr.
Penulis
WIDDIA
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................................... i
v
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 35
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 35
B. Definisi Operasional Variabel..................................................................... 35
C. Tempat Dan WaktuPenelitian ..................................................................... 36
D. Jenis Dan Sumber Data ............................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38
F. Teknik Analisa Data .................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
NomorJudul
Tabel I-1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 32
Tabel III-1 Rincian Waktu Penelitian .............................................................. 36
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar II.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit ....................... 28
Gambar II.2 Kerangka Berfikir................................................................... 34
Gambar IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan............................................... 43
Gambar IV.2 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit PT. Madju
Medan Cipta ................................................................................................... 55
viii
BAB I
PENDAHULUAN
cepat, praktis dan berkualitas untuk itu perlu adanya pengelolaan yang baik dari
pun akan mematuhi semua kebijakan dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
Sejak dulu hingga saat ini penjualan merupakan aspek yang paling
sumber pendapatan bagi perusahaan. Pengelolaan penjualan yang kurang baik dapat
merugikan perusahaan karena dapat berimbas pada perolehan laba, dan pada
berjalan secara efektif, dan tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan apa
keuangan.
1
2
besar pengaruhnya atas laporan keuangan. Dengan adanya pengendalian intern akan
hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisien operasi yang berlaku.
Oleh karena itu diperlukan evaluasi mengenai sistem pengendalian intern terhadap
usahanya dengan baik, dan dapat meningkatkan usahanya. Tentu saja aktivitas
dengan jumlah kecil, sedangkan penjualan kredit diberikan kepada pelanggan yang
telah melakukan pesanan sebelumnya dengan jumlah yang cukup besar. Dari kedua
penjualan kredit memerlukan perhatian dan penanganan yang serius agar resiko
yang akan timbul dapat dihindari. Kegiatan penjualan kredit tersebut dijalankan
tersebut dilakukan dengan berbagai tahap dan proses melibatkan beberapa fungsi
pelaksanaan penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta masih terdapat
beberapa kekurangan yang dapat merugikan perusahaan, yaitu ada 2 bagian yang
merangkap tugas yaitu bagian penjualan yang merangkap tugas sebagai fungsi
penjualan dan fungsi kredit dimana hal ini dapat menyebabkan tingginya risiko
piutang tak tertagih. Dan bagian akuntansi yang merangkap tugas sebagai fungsi
akuntansi dan fungsi kas dimana hal ini dapat menyebabkan kecurangan seperti
keuangan yang terjadi dalam perusahaan agar tidak terjadi kecurangan dapat
dilakukan dengan pemisahan fungsi dan dalam transaksi harus dijalankan lebih dari
satu orang.
evaluasi sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Inti Gas Sragen. Hasil dari
diterapkan perusahaan sudah cukup baik namun masih adanya perangkapan fungsi
tentang sistem informasi akuntansi penjualan kredit pada PT. Sanken Electronik
intern yang baik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi
akuntansi penjualan kredit pada PT. Sanken Electronik Indonesia Semarang ada
PT. Inti Gas Sragen dan perusahaan PT. Sanken Elektronik Indonesia Semarang.
B. Identifikasi Masalah
Pada PT. Madju Medan Cipta terdapat dua bagian yang merangkap lebih dari
satu pekerjaan yaitu bagian penjualan yang merangkap tugas sebagai fungsi
penjualan dan fungsi kredit dan bagian kakuntansi yang merangkap tugas sebagai
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana prosedur yang membentuk penjualan kredit PT. Madju Medan Cipta
Medan?
1. Tujuan Penelitian
kredit sudah diterapkan dengan baik pada PT. Madju Medan Cipta.
2. Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORITIS
A. Uraian Teoritis
1. Penjualan Kredit
perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari
pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada
pembeli tersebut.
pembayarannya dilakukan setelah penyerahan barang dengan jangka waktu yang telah
dimana pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh
pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat
7
8
1) Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima
order dari pembeli, mengedit order dari pembeli untuk menambahkan informasi
yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan
tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang yang akan dikirim, dan mengisi
surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat “back
order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order
dari pelanggan.
2) Fungsi Kredit
Fungsi kredit dibawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit,
3) Fungsi Gudang
4) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mnyerahkan barang kepada pelanggan atas
dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan.Fungsi ini
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari
5) Fungsi Akuntansi
Dalam penjualan kredit fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang
yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan
6) Fungsi Penagihan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat
2) Bagian kredit
3) Bagian gudang
4) Bagian penagihan/faktur
5) Bagian akuntansi.
kredit kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari:
10
a. Surat order pengiriman, dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera
status kredit pelanggan dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari
fungsi kredit.
d. Surat muat (Bill of Lading) tembusan surat muat ini merupakan dokumen
tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam
kartu gudang.
11
h. Arsip index silang (Cross-index File Copy) merupakan tembusan surat order
pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan. Jumlah faktur
untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode
akuntansi tertentu.
4) Bukti memorial
jurnal umum.
Menurut Wiratna (2015,hal:93) dalam bukunya sistem akuntansi hanya ada dua
2) Faktur penjualan
1) Jurnal penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai
2) Kartu piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
3) Kartu persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
4) Kartu gudang
Catatan ini dibuat oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik
5) Jurnal umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan kredit dari pembeli
3) Prosedur pengiriman
4) Prosedur penagihan
dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok
organisasi dan semua metode dan alat-alat yang digunakan di perusahaan untuk
akuntansi.
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan
pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi,
manajemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan
bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui: efesiensi dan efektivitas operasi,
16
penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, ketaatan terhadap undang undang
yang berlaku.
rencana organisasi serta beberapa metode dan prosedur yang diadopsi perusahaan dalam
akuntansi.
dan prosedur untuk melindungi asset atau kekayaan dari segala bentuk tindakan
kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh
karyawan perusahaan.
disusun sedemikian rupa, sehingga antara bagian yang satu secara otomatis akan
adalah:
3) Mendorong efesiensi
kredit
pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem penjualan kredit, unsur pokok
pengendalian intern yang terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
1) Organisai
b) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan
sebagai berikut:
1) Organisasi
intern terhadap transaksi penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan
seringkali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari transaksi
tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli
sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan. Fungsi kredit diberi wewenang untuk
riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh pembeli tersebut dimasa lalu. Dengan
20
dipisahkannya fungsi penjualan dari fungsi kredit, risiko tidak tertagihnya piutang
dapat dikurangi.
b) Fungsi Akuntansi Harus Terpisah dari Fungsi Penjualan dan Fungsi Kredit.
kredit, fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan piutang harus dipisahkan dari
fungsi operasi yang melaksanakan penjualan dan dari fungsi kredit yang mengecek
pemberi otorisasi kredit ini berada ditangan bagian kredit yang berada dibawah
piutang dapat dijamin ketelitian dan keandalan serta kekayaan perusahaan (piutang)
intern yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi yang lain yaitu
fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan
kata lain, suatu sistem penggabungan fungsi pokok yang lain yaitu fungsi operasi dan
bertanggung jawab atas pencatatan piutang berada dibagian piutang dan fungsi kas
yang bertanggung jawab atas penerimaan kas yang berasal dari pelunasan piutang
21
berada ditangan bagian kasa. Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah
merupakan bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi jika fungsi
pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang berada ditangan satu
disebut lapping dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas dari seorang
debitur, menggunakan kas yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya,
dan menutupi kecurangannya dengan cara mencatat kedalam kartu piutang debitur
d) Transaksi harus dilakukan lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi
harus diperhatikan unsur pokok sistem pengendalian intern bahwa: setiap transaksi
harus dilaksanakan dengan melibatkan lebih dari satu karyawan atau lebih dari satu
selalu akan tercipta internal check yang ngakibatkan pekerjaan karyawan yang satu
dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan yang lain. Oleh karena itu, dalam
sistem penjualan kredit harus dirancang unsur pengendalian intern berikut ini:“
Transaksi penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan
Seperti yang telah dijelaskan diatas, dalam satu organisasi, setiap transaksi
keuangan terjadi melalui sistem otorisasi tertentu, tidak ada satupun transaksi yang
22
terjadi yang tidak diotorisasi oleh yang memiliki wewenang untuk itu. Otorisasi
terjadinya trnsaksi dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan oleh yang memiliki
wewenang untuk itu pada dokumen sumber atau dokumen pendukung. Setiap
transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan
tertentu. Dengan demikian karena setiap transaksi terjadi dengan otorisasi dari yang
perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin
tangan otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order pengiriman.
fungsi kredit, sebelum barang dikirimkan kepada pembeli. Otorisasi ini berupa
tanda tangan kepala bagian kredit dalam dokumen credit copy, yang merupakan
membubuhkan tanda tangan otorisasi dan cap “sudah dikirim” pada copy surat
Harga jual yang berlaku, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan
pengiriman dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi harga jual,
Pemasaran.
diakui dan dicatat berdasarkan dokumen faktur penjualan, faktur penjualan ini
dibuat berdasarkan dokumen copy surat order pengiriman (sebagai bukti telah
angkutan umum). Pengisian informasi harga satuan dan syarat penjualan lain
tangan otorisasi oleh fungsi penagihan pada faktur penjualan berarti bahwa:
order pengiriman yang ditandangani oleh fungsi pengiriman dan copy surat
Perusahaan.
tercantum dalam cop surat pengiriman barang dan surat muat (bill of lading).
. Catatan akuntansi harus diisi informasi yang berasal dari dokumen sumber
piutang harus pada dokumen sumber dan dokumen pendukung berimut ini : “
dokumen sumber, ia harus membubuhkan tanda tangan dan tanggal pada dokumen
sumber sebagai bukti telah dilakukannya pengubahan data yang dicatat dalam
catatan akuntansi pada tanggal tersebut. Dengan cara ini maka tanggung jawab
sehingga tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dalam catatan
transaksi keuangan hanya akan terjadi jika telah mendapat otorisasi dari yang
berwenang. Otorisasi dari yang berwenang tersebut diwujudkan dalam bentuk tanda
tangan pada formulir. Dengan demikian untuk mengawasi semua transaksi keuangan
formulir yang digunakan sebagai media untuk otorisasi terjadinya transaksi tersebut.
Salah satu cara pengendalian formulir adalah dengan merancang formulir yang
bernomor urut tercetak. Untuk menciptakan praktik yang sehat formulir yamg
penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan
untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh karena itu, dalam sistem penjualan,
formulir pokok surat order pengiriman dan faktur penjualan harus bernomor urut
receivable statment) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang
yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. Praktik yang sehat dapat diciptakan
oleh pihak luar yang bebas. Untuk mengecek ketelitian catatan piutang perusahaan,
mengrimkannya kepada debitur yang bersangkutan. Dengan cara ini data yang
dicatat dalam kartu piutang di cek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan,
sehingga pengiriman secara periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian
piutang dalam buku besar. Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang
dicatat dalam catatan akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama.
pencatatan piutang adalah faktur penjualan. Data dari dokumen sumber ini dicatat
b) Dicatat dalam kartu piutang sebagai rincian rekening kontrol piutang yang
piutang dalam buku besar, praktik yang sehat mengharuskan secara periodik
diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan rekening kontrol piutang
Mulyadi (2008,hal:227)
29
1 5 2
3
Memberi Menyerah
Otorisasi kan
Kredit Barang Menempel Surat
Order Pengriman
pada
pembukngkus
5 5
4
3
2
1
Kartu
Surat Order
Gudang
Pengiriman
Diserahkan kpd
Angkutan umum
Gambar II.1 Bagan alir dokumen sistem akuntansi penjualan kredit (lanjutan) Mulyadi
(2008,hal:227).
30
Gambar II.1 Bagan alir dokumen sistem akuntansi penjualan kredit (lanjutan)
Mulyadi (2008,hal:227)
31
Gambar II.1 Bagan alir dokumen sistem akuntansi penjualan kredit (lanjutan)
Mulyadi (2008,hal:227)
32
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan bagi penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian ini. Penulis mengangkat
penelitian ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait
Tabel II-1
Penelitain Terdahulu
bukti pengeluaran
barang.
4 Resa Evaluasi Sistem Hasil dari penelitian
Supriyanti Penjualan Kredit menunjukan bahwa
(2011) devisi penjualan tidak
ada pemisahan devisi,
sehingga dapat
menyebabkan
kecurangan yang
dilakukan karyawan.
5 Beni Makaria Evaluasi atas Sistem Unsur pengendalian
(2015) sistem akuntansi Penjualan intern sudah baik
penjualan kredit Kredit, namun masih terdapat
dan penerimaan penerimaan kelemahan yaitu
kas sebagai upaya kas, perangkapan fungsi
meningkatkan pengendalian penjualan dan kredit.
pengendalian intern
intern pada PT.
KASIN Malang
C. Kerangka Berpikir
perusahaan. Dalam kegiatan penjualan dilakukan perusahaan secara tunai dan secara
kredit. Untuk penjualan secara tunai perusahaan tidak mendapat masalah yang serius
karena intensitasnya yang lebih kecil dan juga begitu barang dikirim maka
pembayaran akan langsung diterima. Namun untuk penjualan kredit, selain karna
intensitas penjualan kredit lebih besar resiko yang dihadapi perusahaan juga lebih
mengalami kerugian.
intern yang diterapkan dalam sistem penjualan kredit, unsur pokok pengendalian
34
intern yang terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dan
pengendalian intern penjualan kredit yang diterapkan oleh perusahaan, apakah sistem
Penjualan Kredit
Sisitem Pengendalian
SiS
InternPenjualan Kredit
• Struktur Organisasi
• Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
• Praktik yang Sehat
• Karyawan yang Bertanggung jawab
Evaluasi
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas.
pentingnya variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan juga dapat
1. Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah penjualan barang atau jasa dengan kesepakatan antara
pembeli dan penjual pada saat transaksi yaitu dengan pembayaran akan
organisasi dan semua metode serta alat-alat yang digunakan di perusahaan untuk
35
36
akuntansi.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Madju Medan Cipta Medan, Jl. Amaliun No.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dari bulan Januari 2018 sampai dengan Agustus
Tabel III-1
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
kualitatif adalah data berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Melalui jenis data ini peneliti dapat
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data skunder.
a) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
dari suatu objek. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan
bukti yang telah ada atau arsip baik yang dipublikasi atau yang tidak di
publikasi. Dalam penelitian ini data skunder yang diperoleh yaitu berupa
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
penjualan kredit.
kualitatif yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data, disusun, dianalisis, dan
penjulan kredit pada PT. Madju Medan Cipta seperti surat pesanan barang, surat
serta melihat pembagian tugas pada setiap bagian, ini dilihat dari struktur
A. HASIL PENELITIAN
penerbitan dan percetakan, didirikan oleh Alm.H.M. Arbie pada tahun 1949 dan
merupakan salah satu penerbit dan percetakan tertua di Indonesia yang masi
Tebing Tinggi, Sumatera utara untuk pasokan para tentara. Setelah itu pada tahun
1949 beliau beralih melirik usaha penerbitan buku khususnya buku agama. Buku
karangan Buya Hamka merupakan terbitan pertama penerbitan yang didirikannya yang
kemudian dinamakan Firma Madju Medan pada bulan Agustus 1949 di Medan.
Pada tahun 1952, Beliau mulai berekspansi usaha berdagang Kitab suci Al-
quran yang pada saat itu sangat langka di Medan. Beliau membeli Al-quran di
lumayan. Dari hasil keuntungan yang didapat beliau membeli mesin cetak Letter Press
untuk mendukung usaha penerbitan yang telah berdiri sebelumnya. Dan akhirnya
beliau mendirikan percetakan yang dinamakan Percetakan Madju. Ditahun yang sama
Drs H. Alfian Arbie membuat Penerbitan dan Percetakan Madju menjadi sangat
Pada tahun 1985 merupakan zaman keemasan Penerbit dan Percetakan Madju dengan
40
41
Saat ini PT. Madju Medan Cipta masih tetap bergerak di bidang usaha
penerbitan dan percetakan dibawah label Penerbitan Madju dan Percetakan Madju
cetakan komersial.
a. Visi Perusahaan
Indonesia dengan mengutamakan selera konsumen dan kualitas isi, serta dapat
pendidikan.
b. Misi Perusahaan
pengembangan bisnis.
3) Memasarkan buku-buku pelajaran, buku umum, buku agama dan buku komersial
3. Deskripsi Data
yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Struktur organisasi
perusahaan yang baik hendaknya merupakan sebuah gambaran yang konkrit. Bahwa
sistem manajemen secara umum mempunyai beberapa fungsi dan salah satunya adalah
menyusun struktur organisasi. Struktur organisasi yang baik dan efektif hendaknya
dapat diasusun sedemikian rupa sehingga didalamnya terdapat suatu gambaran yang
jelas mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap unit organisasi
perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Hal ini
dapat dicapai apabila terdapat suatu hubungan yang harmonis antara orang-orang
dalam perusahaan serta koordinasi yang baik sesuai dengan keahlian masing-masing.
antara pejabat administrasi secara horizontal dan vertikal. Selain itu, melalui hubungan
tersebut akan mengalir arus dan informasi yang dibutuhkan setiap bagian dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi PT. Madju
HENDRA GUNAWAN
Direktur Utama
JIMY
Direktur
IMELDA BAMBANG
Piutang Staff Komplit
Cipta. Tugas masing-masing yang ada pada struktur organisasi adalah sebagai
berikut:
44
1) Direktur Utama
dilakukan direktur.
luar perusahaan.
2) Direktur
kebijakan.
3) Manager Pemasaran
jawabnya.
4) Manager Keuangan
5) Manager Produksi
tangung jawabnya.
6) Manager HRD
tenaga kerja.
7) Bagian Pemasaran :
8) Bagian Gudang
9) Bagian Akuntansi
dan teratur.
c) Bagian produksi terdiri dari beberapa staf, yaitu staf desain bertugas
produk yang telah didesain dari staf desain, staf komplit bertugas melakukan
penjilidan serta membungkus buku yang telah dicetak dari staf cetak.
Bagian ini bertangung jawab langsung kepada Manager HRD dan memiliki
c. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit pada PT. Madju Medan
Cipta.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit pada PT.
1) Fungsi penjualan
Dalam transaksi penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta fungsi penjualan
order dari pelanggan, membuat back order apabila barang yang dipesan pelanggan
2) Fungsi Kredit
Dalam transaksi penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta fungsi kredit
pelanggan.
3) Fungsi gudang.
Dalam transaksi penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta fungsi gudang
barang hasi produksi dan menyiapkan barang apabila ada pesanan dari pelanggan
4) Fungsi pengiriman.
Dalam transaksi penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta fugsi pengiriman
dilakukan oleh bagian pengiriman. Fungsi pengiriman dapat dilakukan oleh bagian
pelanggan dan surat pesanan yang dibuat oleh bagian pemasaran. Bagian
5) Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta dilakukan oleh
melakukan pencatatan ke dalam jurnal umum dan jurnal penjualan serta menerima
1) Surat Pesanan
Surat Pesanan merupakan dokumen utama dalam kegiatan penjualan kredit. Surat
ini dibuat oleh bagian penjualan setelah mendapat otorisasi atas penjualan kredit.
Surat pengantar barang merupakan dokumen yang dibuat oleh bagian penjualan.
1) Jurnal umum
Jurnal umum adalah catatan akuntansi yang digunakan perusahaan untuk mencatat
2) Jurnal penjualan
51
Jurnal penjualan adalah catatan akuntansi yang termasuk dalam jurnal khusus yang
kredit.
3) Kartu gudang
Kartu gudang adlah catatan yang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat
4) Kartu persediaan
Kartu persediaan merupakan catatan yang termasuk ke dalam buku pembantu yang
5) Kartu piutang
Kartu piutang merupakan catatan akuntansi yang termasuk kedalam buku pembantu
debitur.
Adapun jaringan prosedur yang membentuk sistem penjulan kredit pada PT.
a) Menerima surat order dari pelanggan sebanyak dua rangkap, surat order
menerima kembali surat order dari pelanggan lembar kedua dan surat
pesanan lembar ke tiga dari bagian gudang, surat pengantar barang lembar
pertama, kedua dan ketiga beserta surat order lembar kedua diserahkan
d) Membuat faktur commercial printing sebanyak tiga rangkap atas dasar surat
commercial printing lembar ke tiga dan surat pesanan lembar ke tiga, faktur
pelanggan.
tanggung jawab:
53
a) Menerima surat pesanan lembar kedua, lembar ketiga dan surat order
bagian pengiriman.
sesuai nomor.
c) Surat pesanan lembar ke tiga dan surat order lembar pertama diserahkan
a) Menerima surat pengantar barang sebanyak tiga rangkap dan surat order
lembar kedua dari bagian pemasaran, menerima barang dari bagian gudang.
barang.
nomor.
4) Prosedur pencatatan
jawab :
Sistem penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta dapat digambarkan
Bagian Penjualan
Mulai 2
SO 2
Menerima
3
order dari SP
pelanggan
2
1
SO Membuat
surat
pengantar
barang
2 3
SP
SO 1 2
3 SO
2 4
SP 1 3
2
1
SPB
4
3
1
5
Ketrangan :
N SO : Surat Order
SP : Surat Pesanan
SPB : Surat Pengantar Barang
Gambar IV.2 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit PT. Madju Medan Cipta
56
4 7
3 2
SPB
SP
Membuat
faktur
commercial N
printing
SP 3
3 Kartu
2 persediaan Keterangan :
FCP 1
SP : Surat Pesanan
FPC : Faktur Commercial Printing
SPB : Surat Pengantar Barang
6 N
Dikirim ke pelanggan
Setelah ada pelunasan
T
Gambar IV.2 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit PT. Madju Medan Cipta
57
Bagian Gudang
1 5
SO 2 SPB 4
3
SP 2
N
Menyerahkan barang
Menyiapkan ke bagian pengiriman
barang
SO 2 Keterangan :
3
SP : Surat Pesanan
SP 2
SO : Surat Order
SPB : Surat Pengantar Barang
Kartu 2
gudang
Gambar IV.2 Bagan alir dokumen sistem penjualan Kredit PT. Madju Medan Cipta
\
58
Bagian Pengiriman
3 Barang dari
gudang
SO 2
3
2
SPB 1
Menyocokkan
SPB, SO
dengan barang
SO 2
3
2
SPB 1
Bersama barang
Pembeli
Dikembalikan setelah
ditandatangani pembeli
7 Keterangan :
SO : Surat Order
N
SPB : Surat Pengantar Barang
Gambar IV.2 Bagan alir dokumen sistem penjualan Kredit PT. Madju Medan Cipta
59
Bagian Akuntansi
FCP 2
Mencatat ke dalam
jurnal penjualan dan
kartu piutang
Jurnal
penjualan
Kartu
gudang
FCP 2
selesai
Keterangan :
FCP : Faktur Commercial Printing
Gambar IV.2 Bagan alir dokumen sistem penjualan Kredit PT. Madju Medan Cipta
60
B. Pembahasan
teori yang dikemukan oleh Mulyadi (2008) dan menerapkannya dalam perusahaan
apakah sudah berjalan dengan baik didalam perusahaan. Berikut ini merupakan
evaluasi sistem pengendalian intern penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta :
Struktur organisasi yang ada pada PT. Madju Medan Cipta belum
melaksanakan lebih dari satu fungsi, yaitu bagian akuntansi yang bertugas sebagai
penjualan yang bertugas sebagai fungsi penjualan sekaligus sebagai fungsi kredit. Hal
ini dapat berakibat pada resiko tidak tertagihnya piutang dan catatan piutang yang
akuntansi dari fungsi-fungsi operasi dan fungsi penyimpanan, catatan akuntansi yang
unit organisasi yang memegang fungsi tersebut. Dan jika fungsi akuntansi, fungsi
masih ada perangkapan fungsi yang dijalankan perusahaan yaitu fungsi penjualan,
fungsi akuntansi dan fungsi kredit masih dijalankan oleh satu karyawan.
Sistem otorisasi dan metode pencatatan yang ada didalam PT. Madju
Medan Cipta sudah efektif. Hal ini dibuktikan dengan adanya otorisasi di setiap
transaksi yang terjadi oleh bagian yang memiliki wewenang. Otorisasi yang terjadinya
yang berwenang pada dokumen sumber dan dokumen pendukung di setiap transaksi
yang terjadi dan dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan yang
ditetapkan perusahaan. Ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukan oleh pernyataan
ahli :
dari yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan
perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat akan terjamin
ketelitiannya.
Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afnida
Siskawati yaitu sistem otorisasi dan metode pencatatan sudah dijalankan perusahaan
dengan baik dimana setiap dokumen yang digunakan oleh perusahaan telah diotorisasi
Praktek yang sehat dalam PT. Madju Medan Cipta belum tercipta, karena
dalam formulir yang digunakan dalam penjualan kredit belum memiliki no urut
tercetak hal ini dapat menimbulkan penyalahgunaan formulir karena tidak dapat
dipertanggung jawabkan oleh fungsi yang bersangkutan. Hal ini tidak sesuai dengan
teori ahli :
formulir penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Afnida Siskawati dimana setiap formulir yang digunakan oleh perusahaan telah
Pada PT. Madju Medan Cipta usaha yang dilakukan untuk mendapatkan
karyawan yang bertanggung jawab telah dilaksanakan secara efektif. Terdapat bagian
yang khusus menangani penerimaan karyawan. Yaitu bagian HRD yang melakukan
perusahaan dan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjannya. Namun pada dasarnya
setiap manusia pasti memiliki kelemahan yang bersifat manusiawi, seperti misalnya
bosan, adanya masalah pribadi yang mengganggu pelaksanaan tugasnya, atau tujuan
lebih mendetail lagi dalam penerimaan karyawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
ahli :
jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Afnida
Siskawati dimana perusahaan yang diteliti belum memiliki seleksi yang baik pada
intern terhadap penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta belum diterapkan
dengan baik. Karena setiap unsur dalam sistem pengendalian intern dalam penjualan
Dimana dalam unsur organisasi belum dijalankan dengan baik karna masih
ada perangkapan fungsi yaitu bagian akuntasi yang merangkap tugas sebagai fungsi
pencatatan dan fungsi penerimaan, dan bagian penjualan yang merangkap fungsi
Dan juga dalam unsur praktek yang sehat belum dijalankan dengan baik.
Karena dalam praktek yang sehat harus menggunakan formulir bernomor urut tercetak
A. Kesimpulan
dan dari hasil penelitian dan evaluasi data tentang penjualan krdit pada PT. Madju
1. Pengendalian Intern terhadap penjualan kredit pada PT. Madju Medan Cipta belum
bagian yang menjalankan lebih dari satu fungsi. Sehingga tidak ada internal chek
dan fungsi kredit, ini mempengaruhi kecermatan dan ketelitian dalam pemberian
perusahaan.
2. Sistem otorisasi dan metode pencatatan penjualan kredit pada PT. Madju Medan
berwenang.
3. Praktek yang sehat belum terlaksana dengan baik dalam perusahaan karena formulir
yang digunakan pada penjualan kredit belum memiliki no urut tercetak sehingga
65
66
jawabkan.
4. Karyawan yang bertanggung jawab dalam penjualan kredit pada PT. Madju Medan
Cipta juga sudah baik karena sudah melksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas
B. Saran
pemisahan fungsi pada bagian penjualan dan bagian akuntansi. Fungsi penjualan
sebaiknya dipisahkan dengan fungsi kredit sehingga tercipta analisis kredit yang
ketelitian dan keadalan catatan laporan keuangan yang dihasilkan. Akan lebih
baik jika bagian akuntansi dibantu oleh kasir yang khusus menerima
2. Dalam sistem pencatatan dan otorisasi sudah dilakukan dengan baik namun
dapat diketahui pelanggan yang tetap waktu dan yang terlambat melakukan
3. Karyawan yang bertanggung jawab dalam setiap divisi sudah baik karena
Afnida Siskawati. (2010). Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. Inti
Gas Kabupaten Sragen.
Beni Makaria. (2015). Evaluasi Atas Sistem Akuntansi Penjualan Kredit dan
Penerimaan Kas Sebagai Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern pada PT.
KASIN Malang. Jurnal.
Ezmir. (2010). Metodologi Penelitian kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Harahap, Saprida Hanum . Wahyudi dan Surya Sanjaya. (2015). Sistem Akuntansi.
Medan: Perdana Publishing, Cetakan Pertama.
Romney, Marshal B dan Saintbort, Paul John. (2004). Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat.
Vini Mariani dan Shinta Permatasari. (2010). Evaluasi Sistem Penjualan Kredit pada
PT. Insan Media Pratama. Camtech Vol.2 No.1 Juni 2011: 273-283.
Data Pribadi
Nama : WIDDIA
Npm : 1405170275
Tempat/ Tgl. Lahir : Kolam, 02 Februari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Perdamaian Pasar 16 Desa Kolam
Anak Ke : 2 (dua) dari 2 (dua) Bersaudara
Agama : Islam
Kewarga Negaraan : Indonesia
Status : Belum Kawin
WIDDIA