Panduan Manajemen Nyeri
Panduan Manajemen Nyeri
Panduan Manajemen Nyeri
PANDUAN
Manajemen Nyeri
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat
dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Manajemen
Nyeri Pasien Rumah Sakit Daerah Liun Kendage Tahuna ini dapat selesai disusun.
Panduan Manajemen Nyeri ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf
Rumah Sakit dalam menjalankan program Asesmen Pasien di Rumah Sakit Daerah Liun
Kendage Tahuna.
Tim Penyusun
Pokja Asesmen Pasien
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari literatur dikatakan sebanyak 90 % pasien datang ke rumah sakit disertai
keluhan nyeri. Nyeri merupakan tanda vital ke lima setelah tekanan darah, nadi, suhu
dan respirasi rate dan harus dinilai pada semua pasien rawat jalan dan rawat inap. Maka
diperlukan suatu panduan yang baku dan berlaku di RS Liun Kendage Tahuna. Untuk
membuat asesmen nyeri sehingga dapat diambil suatu penanganan yang tepat untuk
pasien yang datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri. Dalam melakukan asesmen
nyeri diperlukan tool yang, yang dapat digunakan di ruang rawat jalan maupun rawat
inap oleh staf kesehatan yang berkompeten.
B. DEFINISI
1. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah pengalaman
sensorik yang berkaitan dengan aktivasi nociceptor dan lintasan nyeri. Nyeri terjadi
bersama banyak proses penyakit atau cedera atau akibat beberapa pemeriksaan
diagnostik maupun pengobatan.
2. Asesmen nyeri adalah prosedur pengukuran intensitas nyeri dengan pendekatan
obyektif melalui pengamatan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
3. Pasien adalah adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
4. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) adalah seorang dokter, sesuai dengan
kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap
(paket) kepada satu pasien dengan satu patologi/penyakit, dari awal sampai dengan
akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini menjelaskan mengenai menilai ada tidaknya nyeri, intensitasnya dan
penanganan nyeri diRumah Sakit Umum Liun Kendage Tahuna. Ruang lingkup
manajemen nyeri meliputi asesmen nyeri dan penanganan nyeri di Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, ICU, Unit HD dan IBS.
Panduan manajemen nyeri ditetapkan dengan maksud agar terdapat acuan dalam hal :
1. Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau
sekunder
2. Mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan
3. Melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari
pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan
4. Melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga
5. Mengikut sertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan
BAB III
TATA LAKSANA
Untuk menilai nyeri yang dialami pasien, dokter dan perawat dapat menggunakan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Di mana rasa sakit itu berada?
2. Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
3. Apakah Anda menggambarkan rasa sakit sebagai tajam, tumpul, sakit, berdenyut,
ditusuk jarum, atau lainnya
4. Apa yang membuat rasa sakit lebih baik dan apa yang membuatnya lebih buruk?
5. Apakah rasa sakit itu menghentikan Anda dari melakukan hal-hal tertentu ?
2. ASESMEN NYERI
Nyeri dapat dinilai dengan salah satu metode yang lazim digunakan antara lain :
1. Numeric Rating Scale
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
– 0 = tidaknyeri
– 1–3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
– 4–6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
– 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
2. Wong Baker FACES Pain Scale
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen ini.
PARAMETER
KATEGORI
0 1 2
Tidak ada Sering cemberut,
Sesekali meringis
ekspresi rahang ditarik,
WAJAH atau mengerutkan
tertentu atau dagu tidak
kening
senyum tertarik.
Menendang, atau
Posisi normal Tidak nyaman,
KAKI kaki
atau santai gelisah, tegang
disusun
Berbaring
dengan tenang, Menggeliat,mengg
ACTIVITAS posisi normal, eser maju mundur, Melengkung, kaku
bergerak tegang
dengan mudah
Tidak ada Menangis terus,
Erangan /
teriakan teriakan atau isak
MENANGIS rengekan, keluhan
(terjaga atau tangis; sering
sesekali
tertidur) mengeluh
Sulit kenyamanan
Diyakinkan oleh
atau sedang
CONSOLABILITAS Konten, santai menyentuh
berbicara;
sesekali, memeluk
distractable
SKOR 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang
7-10 : Nyeri hebat
4. COMFORT scale
Pada pasien yang tidak sadar menggunakan pengkajian nyeri comfort scale
seperti dibawah ini :
COMFORT Scale5
Tanggal / waktu
Kategori Skor
Indikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang intensif / kamar operasi / ruang
rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-
Beker FACES Pain Scale.
Pada pasien dalam pengaruh obat anastesi atau dalam kondisi sedang, asesmen
dan penanganan nyeri. Asesmen ulang nyeribertujuan untuk mengevaluasi yang
telah dilakukan terkait penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan dan dilakukan
pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukan adanya rasa
nyeri.
Meringis 1
Merengek 1
Menangis kuat 2
Perubahan bernapas 1
Lengan Santai 0
Fleksi/extensi 1
Kaki Santai 0
Fleksi/extensi 1
Keadaan rangsangan 10% dari baseline 0
Rewel 1
SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri
hebat
3. PENATALAKSANAAN NYERI
Penggunaan adjuvan
Penggunaan adjuvan untuk terapi nyeri neuropatik disarankan mengikuti dosis
sebagai berikut :
Dosis awal Dosis
maksimum
Carbamazepine (Tegretol) 2 x 200 mg 1,6 gr
Clonazepam (Klonopin) 3x 0,5 mg 20 mg
Divalproex (Depakote) 10 mg/kg BB 60 mg/kg BB
Gabapentin (Neurontin) 3x 100 mg 3,6 gr
Lamotrigine (Lamictal) 1 x 50 mg 500 mg
Phenytoin (Dilantin) 3 x 100 mg 600 mg
Baclofen (Lioresal) 3 x 5 mg 80 mg