ISOPRENA Kegunaan isoprena

dehidrogenasi campuran olefin C5 (campuran amilena tersier) yang diena konjugasi penting kedua untuk produksi karet
diperoleh melalui ekstraksi fraksi C5 dari unit perengkahan katalitik buatan
sintesa dengan memakai bahan kimia reaktif seperti
isobutena, formaldehida, dan propena untuk produksi poliisoprena
Pembuatan
dehidrogenasi katalitik campuran butana dan untuk pembuatan heksametilenadiamina
campuran butena, dan dehidrasi 1,4-butanadiol dan asam adipik (monomer bahan nilon)
Butadiena
produk-bersama dengan olefin ringan lain dari unit produksi karet buatan (stirena-butadiena)
perengkahan kukus untuk pembuatan etilena
BUTADIENA Poliena siklis diberi nama dengan cara yang sama kecuali salah satu
Polimerisasi dari peroksida
dari ikatan rangkap dua harus diberi nomor 1, dan penomoran harus
dalam arah yang memberikan nomor 2 terhadap atom karbon dari
Penataan ulang sigmatropik ikatan rangkap yang sama dan memberikan kemungkinan nomor –
nomor terendah terhadap ikatan – ikatan rangkap lainnya.
Senyawa DIENA Posisi ikatan rangkap dua dinyatakan dengan
elektrosiklik angka-angka terendah dari penomoran atom
Tatanama karbon yang mirip dengan cara penomoran alkena

senyawa alifatik yang memiliki dua

Reaksi ikatan rangkap dua terisolasi
diels- Definisi
alder
terakumulasi

Struktur terkonjugasi

siklo-adisi dan adisi Diena terisolasi : tidak dapat membentuk ikatan delokal, sifatnya sama dengan
alkena (tidak larut dalam air, titik didih naik dengan bertambahknya Mr, rantai
Polimerisasi dari peroksida lurus memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada yang berantai, titik didih cis
lebih tinggi daripada trans.)
Reaksi elektrosiklik
Diena berdampingan : Elektron phi pada ikatan
Reaksi diels-alder Sifat Fisik rangkap berdampingan tidak delokal (tumpang tindih)
Sifat Kimia
Reaksi siklo-adisi dan adisi Diena terkonjugasi : sifatnya berbeda dengan alkena
diantaranya kestabilannya lebih besar daripada alkena
Penataan ulang sigmatropik dan dapat mengalami adisi, ikatannya delokal