Miskonsepsi
Miskonsepsi
Miskonsepsi
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan senyawa karbon (haloalkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam
alkanoat, dan alkil alkanoat)
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
1. Struktur Asam Alkanoat (Asam Alkanal dan Alkanon
Karboksilat) Asam karboksilat mengandung Aldehida dan Keton mempunyai
RCOOH gugus fungsi karboksil COOH rumus molekul yang sama
(CnH2nO), dan
mengikat gugus karbonil
(-CO-).
Rumus umum aldehida (RCOH),
rumus umus Keton (RCOR).
sifat fisis
senyawa tidak berbau, tidak
berwarna, dan sukar larut dalam
air.
beberapa senyawa haloalkana
bersifat polar.
untuk jumlah atom karbon yang
sama haloalkana mempunyai
titik didih lebih tinggi dari pada
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
alkana.
sifat fisis
senyawa tidak berbau, tidak
berwarna, dan sukar larut dalam
air.
beberapa senyawa haloalkana
bersifat polar.
untuk jumlah atom karbon yang
sama haloalkana mempunyai
titik didih lebih tinggi dari pada
alkana.
Sifat Alkohol dan Eter
Sifat fisis
1. Alcohol merupakan cairan
jernih tidak berwarna dan
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
berbau khas.
2. Alcohol rantai pendek mudah
larut dalam air pada berbagai
perbandingan.
3. Eter merupakan cairan tidak
berwarna yang mudah
menguap dan terbakar,serta
berbau tidak enak tetapi
mempunyai sifat membius.
Alkanol dan Alkoksi Alkana Alkanon Sifat Alkohol dan Eter Menurut Fessenden (1986)
Titik didih alkanon tidak memliki ikatan Sifat fisis Karena alkohol dapat
Alkohol memiliki titik didih hydrogen antarmolekulnya 7. Alcohol merupakan cairan membentuk ikatan hidrogen
yang lebih tinggi sehingga titik didih senyawa jernih tidak berwarna dan antara molekul-molekulnya
dibandingkan eter dengan lebih rendah daripada titik didih berbau khas. maka titik didih alkohol lebih
berat molekul (BM) yang alcohol. sebagai hasilnya, 8. Alcohol rantai pendek mudah tinggi dibandingkan alkil
sama. Hal ini dikarenakan senyawa alkanal larut dalam air larut dalam air pada berbagai halida dan eter yang bobot
alkohol memiliki ikatan dalam semua perbandingan. perbandingan. molekulnya sebanding.
hidrogen karena adanya gugus 9. Eter merupakan cairan tidak Alkohol berbobot molekul
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
O-H. Ikatan antarmolekul eter berwarna yang mudah rendah larut dalam air karena
adalah gaya tarik dipol-dipol. menguap dan terbakar,serta adanya ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen lebih kuat berbau tidak enak tetapi antara alkohol dan air
dibandingkan gaya tarik mempunyai sifat membius. Semakin panjang rantai
dipol-dipol. Asam Karboksilat dan Ester hidrokarbon maka semakin
Kelarutan a. Sifat fisis berkurang kelarutan alkohol
Kelarutan alkohol dalam air 1. Sifat fisis asam karboksilat dalam air
lebih tinggi dibandingkan eter. Dapat membentuk ikatan Percabangan meningkatnya
Gugus alkil pada alkohol dan hydrogen yang cukup kelarutan dalam air
eter bersifat hidrofobik. kuat, sehingga mempunyai Eter dapat membentuk ikatan
Makin panjang alkil, maka titik didih dan titik leleh hidrogen dengan air, alkohol,
makin rendah kelarutannya yang relatif tinggi. atau fenol sehingga dapat
sehingga alkohol kurang larut Semakin banyak jumlah larut dalam pelarut tersebut.
terhadap air. atom C semakin sukar Asam Karboksilat
Asam Karboksilat dan Ester menguap. Memiliki ikatan hidrogen ayng
Titik didih Bersifat polar, mudah kuat antara molekul-molekul as.
Asam karboksilat memiliki larut dalam air. Semakin Karboksilat
titik didih yang lebih tinggi banyak atom C semakin Titik leleh dan titik didih relatif
daripada alkohol, keton sukar larut dalam air. lebih tinggi
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
maupun aldehid dengan berat
moelkul yang sama. Hal ini 2. Sifat fisis ester
dikarenakan oleh Ester suku rendah merupakan
terbentuknya dimer ikatan seyawa yang mudah
yang stabil. menguap dan memberikan
Ester memiliki titik didih yang bau yang sedap. Semakin
lebih rendah daripada asam banyak atom karbonnya,
karboksilat karena antarester semakin tinggi titik didihnya.
tidak memiliki ikatan Ester suku tinggi sukar larut
hidrogen dalam air, tetapi mudah larut
Titik leleh dalam eter atau CS2.
Asam – asam yang
mengandung lebih dari 8 atom
karbon pada umumnya
berwujud padat sehingga titik
lelehnya tinggi.
Kelarutan
Asam karboksilat yang
mengandung 1 – 4 atom C
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
sangat larut dalam air.
Asam-asam karboksilat
dengan atom C lebih dari
10 tidak larut dalam air
Asam – asam karboksilat
berantai panjang lebih
mudah larut dalam
alkohol
Ester larut dalam pelarut-
pelarut organik umum
seperti alkohol, eter,
haloalkana dan
hidrokarbon aromatis
Alkanal dan Alkanon Asam Karboksilat Aldehid dan Keton Menurut Fessenden (1986)
Polarisasi gugus karbonil Asam karboksilat merupakan b. Sifat fisis Akibat kemampuan membentuk
menyebabkan terjadinya gaya senyawa polar. 6. Aldehid suku tinggi ikatan hidrogen untuk senyawa
tarik dipol-dipol Antarmolekulnya dapat merupakan zat cair kental dan aldehid dan keton yang
antarmolekul, sehingga titik membentuk ikatan hydrogen berbau enak. berbobot molekul rendah,
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
didihnya lebih tinggi yang kuat dan juga dapat 7. Pada temperature kamar, dalam air, sama seperti alkohol
dibandingkan titik didih membentuk iaktan hydrogen metanal merupakan zat yang tetapi karena aldehid atau keton
hidrokarbon dan eter dengan dengan molekul air.asam berbau tidak enak. tidak dapat membentuk ikatan
berat molekul yang sama. karboksilat pada umumnya 8. Keton suku rendah berupa zat hidrogen antarmolekul, titik
Tidak memiliki ikatan memiliki titik didih yang tinggi cair yang mudah larut dalam didihnya cukup lebih rendah
hidrogen sehingga titik dann asam karboksilat yang air dan berbau menyengat. daripada alkohol padanannya.
didihnya lebih rendah massa molekulnya kecil mudah Keton suku sedang berupa zat
dibandingkan alkohol larut dalam air. cair yang sukar larut dalam air,
Aldehid dan keton juga larut sedangkan keton suku tinggi
dalam air merupakan zat padat.
9. Cairan aseton mudah menguap
dan beracun serta dapat
menyebabkan matinya saraf.
10. Untuk jumlah atom C yang
sama, aldehida mempunyai
titik didih dan titik leleh
relative rendah dari pada
keton.
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
Alkanal dan Alkanon Aldehid dan Keton
Polarisasi gugus karbonil Ester c. Sifat fisis Menurut Fessenden (1986)
menyebabkan terjadinya gaya ester merupakan senyawa polar, 11. Aldehid suku tinggi Dalam reaksi substitusi alkil
tarik dipol-dipol tetapi antermolekulnya tidak merupakan zat cair kental dan halida, halida disebut sebagai
antarmolekul, sehingga titik membentuk ikatan berbau enak. Gugus Pergi (leaving group)
didihnya lebih tinggi hydrogen.titik didih ester lebih 12. Pada temperature kamar, Deret reaktivitas dari halogen
dibandingkan titik didih rendah daripada titik didih asam metanal merupakan zat yang adalah : F < Cl < Br < I
hidrokarbon dan eter dengan dan alcohol yang massa berbau tidak enak.
berat molekul yang sama. molekulnya hamper sama. 13. Keton suku rendah berupa zat Dalam reaksi eliminasi suatu
Tidak memiliki ikatan Kelarutan ester dalam air lebih cair yang mudah larut dalam alkil halida akan menghasilkan
hidrogen sehingga titik kecil daripada kelarutan asam air dan berbau menyengat. alkena. Jika dalam reaksi
didihnya lebih rendah dan alkohonya. Ester yang berat Keton suku sedang berupa zat tersebut, unsur H dan X keluar
dibandingkan alkohol molekulnya relative rendah cair yang sukar larut dalam air, dari dalam alkil halida maka
Aldehid dan keton juga larut mudah larut dalam air. sedangkan keton suku tinggi reaksinya disebut juga dengan
dalam air merupakan zat padat. reaksi dehidrohalogenasi
Haloalkana (alkil halida) 14. Cairan aseton mudah menguap
Reaksi – reaksi spesifik dan beracun serta dapat
haloalkana adalah reaksi menyebabkan matinya saraf.
substitusi dan eliminasi. 15. Untuk jumlah atom C yang
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
Reaksi substitusi : sama, aldehida mempunyai
Pembentukan alkohol titik didih dan titik leleh
Pertukaran halida relative rendah dari pada
Sintesis Williamson keton.
Sintesis Nitril
- Reaksi Subtitusi
Sintesis Alkuna
R-X+MOHR-OH + MX
Reaksi Eliminasi :
R-X+R’-ONa R-O-R’ + NaX
Dehidrohalogenasi
- Reaksi Eliminasi (aturan saytseff)
Dehalogenasi
-CH-CX-+KOH-C=C-+ KX
+H2O
- Reaksi Haloalkana dengan KOH
pada suhu kamar akan
menghasilkan alkohol
R-Cl + KOH R-OH + HCl
- Reaksi Reduksi (reaksi
haloalkana dengan gas hidrogen
atau hidrida akan menghasilkan
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
alkohol
4R-X4R-H +LiX + AlX3
- Sintesis Wurtz (reaksi
pembentukan alkana dari suatu
alkil halida dengan logam
natrium
2RX + Mg R-R + 2 NaCl
- Pereaksi Grignard
RX + Mg RMgX
Reaksi pemecahan dengan karena kalau basah akan OH, atau reaksi yang
Reaksi autooksidasi sama, air bereaksi dengan Na atom H. sementara itu, pada eter
Adanya gugus OH dalam hanya terdapat reaksi pemutusan
Reaksi yang membedakan molekul alcohol sering ikatan antara R dengan atom O.
Reaksi dehidrasi biomolekuler alcohol terbagi menjadi dua tipe Reaksi dengan alkohol
Reaksi reduksi reaksi, yaitu reaksi yang RCOH + ROH hemiasetal
Alkoksi Alkana (Eter) memutuskan ikatan R dengan – asetal + H2O
Reaksi pemecahan dengan OH, atau reaksi yang Reaksi dengan HCN
Asam Halida memutuskan ikatan RO- dengan RCOR’ + HCN
Reaksi reduksi
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
Alkanal membentuk alkohol R-O-R’ + HI R-OH + R’I
primer, sedangkan alkanon
Aldehid dan Keton
membentuk alkohol sekunder
Sifat kimia
Alkanol (Alkohol)
Reaksi dehidrasi - Reaksi terhadap Aldehida
Reaksi oksidasi - Oksidasi terhadap aldehida akan
Reaksi substitusi menghasilkan asam karboksilat
Reaksi esterifikasi R-COH R-COOH
RCOOR’+NaOHRCOONa+
R’OH
3. Sifat Alkanol (Alkohol) Alkohol dan Eter
Reaksi dehidrasi Aldehida mudah dioksidasi Sifat kimia Menurut Fessenden (1986)
Reaksi oksidasi menjadi asam karboksilat Jika dibandingkan dengan eter, Reaksi dengan air
Reaksi substitusi (keton tidak). alcohol lebih mudah bereaksi ( RCOR’ + H2O
Reaksi esterifikasi Aldehida dapat direduksi lebih reaktif ). Reaksi terhadap RC(OH)2R’
Reaksi dehidrasi biomolekuler membentuk alcohol primer. alcohol terbagi menjadi dua tipe Reaksi dengan alkohol
Reaksi reduksi Sebagai reduktor, dapat reaksi, yaitu reaksi yang RCOH + ROH hemiasetal
Alkoksi Alkana (Eter) digunakan litium aluminium memutuskan ikatan R dengan – asetal + H2O
Reaksi pemecahan dengan hidrida LiAlH4 OH, atau reaksi yang Reaksi dengan HCN
Asam Halida Adisi HCN pada aldehida memutuskan ikatan RO- dengan RCOR’ + HCN
Reaksi autooksidasi menghasilkan senyawa yang atom H. sementara itu, pada eter RCOH(CN)R’
dikenal sebagai sainohidrin. hanya terdapat reaksi pemutusan Reaksi Reagensia Grignard
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
Reaksi yang membedakan Sebagai pereaksi, dapat ikatan antara R dengan atom O. RMgX + R’CHO alkohol
alkanol dan alkoksi alkana digunakan laarutan NaCN - Reaksi-reaksi Alkohol sekunder
Substitusi dengan asam halida yang ditambahkna pada ROH + Na RONa + ½ H2 RMgX + R’COR” alkohol
Substitusi dengan PCl3 bisulfit. ROH + HCl RCl + H2O tersier
Substitusi dengan PCl5 Daalam basa pekat, aldehida ROH+PCl5RCl+POCl3+HCl Menurut Fessenden (1986)
Alkanal dan Alkanon ( yang tidak mengandung - Oksidasi alkohol primer alkohol Reaksi dengan air
Reaksi oksidasi dalam hydrogen alpa) mengalami menghasilkan aldehida yang akan RCOR’ + H2O
suasana asam oksidasi dan reduksi teroksidasi lagi menjadi asam RC(OH)2R’
Alkanal membentuk asam mengasilkan campuran karboksilat, alkohol sekunder Reaksi dengan alkohol
alkanoat alcohol dan garam menghasilkan keton dan alkohol RCOH + ROH hemiasetal
Alkanon tidak bereaksi karboksilatnya. tersier tidak dapat teroksidasi. asetal + H2O
Reaksi oksidasi dengan - Alkohol dipanaskan dengan asam Reaksi dengan HCN
Fehling sulfat akan mengalami dehidrasi RCOR’ + HCN
Alkanal membentuk asam - Alkohol bereaksi dengan asam RCOH(CN)R’
alkanoat dan endapan merah karboksilat membentuk ester Reaksi Reagensia Grignard
Alkanon tidak bereaksi dengan bantuan asam sulfat RMgX + R’CHO alkohol
Reaksi oksidasi dengan - Reaksi-reaksi eter sekunder
Tollens - Reaksi dengan PCl5 RMgX + R’COR” alkohol
’ ’
Alkanal membentuk asam R-O-R +PCl5 RCl +R Cl + tersier
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
alkanoat dan endapan perak POCl3 Menurut Fessenden (1986)
Alkanon tidak bereaksi - Reaksi dengan Asam Halida Reaksi dengan basa
Reaksi reduksi R-O-R’ + HI R-OH + R’I HCO2H +NaOH
Alkanal membentuk alkohol HCO2Na + H2O
Aldehid dan Keton
primer, sedangkan alkanon Reaksi esterifikasi
Sifat kimia
membentuk alkohol sekunder RCOOH + R’OH
Alkanol (Alkohol) - Reaksi terhadap Aldehida RCOOR’ + H2O
Reaksi dehidrasi - Oksidasi terhadap aldehida akan Reduksi
Reaksi oksidasi menghasilkan asam karboksilat Asam karboksilat + LiAlH4
Reaksi substitusi R-COH R-COOH alkohol
Reaksi esterifikasi - Reduksi terhadap aldehidaakan
Reaksi dehidrasi biomolekuler alcohol alcohol terbagi menjadi dua tipe Reaksi dengan alkohol
Reaksi reduksi Reduksi keton menghasilkan reaksi, yaitu reaksi yang RCOH + ROH hemiasetal
Alkoksi Alkana (Eter) hidrokarbon memutuskan ikatan R dengan – asetal + H2O
Reaksi pemecahan dengan Adisi pereaksi Grignard pada OH, atau reaksi yang Reaksi dengan HCN
Asam Halida alkanon menghasilkan memutuskan ikatan RO- dengan RCOR’ + HCN
Alkanal dan Alkanon Ester Aldehid dan Keton Menurut Fessenden (1986)
Reaksi oksidasi dalam Sifat kimia Reaksi dengan air
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
suasana asam metilena klorida, kloroform RCOR’ + H2O
- Reaksi terhadap Aldehida
Alkanal membentuk asam dan karbon tetraklorida RC(OH)2R’
- Oksidasi terhadap aldehida akan
alkanoat sering digunakan untuk Reaksi dengan alkohol
menghasilkan asam karboksilat
Alkanon tidak bereaksi pelarut senyawa nonpolar RCOH + ROH hemiasetal
R-COH R-COOH
Reaksi oksidasi dengan atau sedikit polar. asetal + H2O
- Reduksi terhadap aldehidaakan
Fehling Beberapa klorohidrokarbon Reaksi dengan HCN
menghasilkan alkohol primer
Alkanal membentuk asam termasuk kloroform RCOR’ + HCN
R-COH+H2R-CH2-OH
alkanoat dan endapan merah memiliki sifat racun RCOH(CN)R’
- Reaksi terhadap keton
Alkanon tidak bereaksi sehingga penggunaan zat- Reaksi Reagensia Grignard
- Reduksi terhadap keton akan
Reaksi oksidasi dengan zat harus hati-hati dan RMgX + R’CHO alkohol
menghasilkan alkohol sekunder
Tollens dilakukan dalam lemari sekunder
RCOR’ + R-CH(OH)-R’
Alkanal membentuk asam asam. RMgX + R’COR” alkohol
- Reaksi keton dengan HCN akan
alkanoat dan endapan perak Selain sebagai pelarut. tersier
menghasilkan sianohidrin
Alkanon tidak bereaksi Haloalkana penting adalah Menurut Fessenden (1986)
R-CO-R’ + HCN R-
Reaksi reduksi sebagai oabt bius. Reaksi dengan basa
COH(CN)-R’
Alkanal membentuk alkohol Dipabrik sebgai pendingin, HCO2H +NaOH
primer, sedangkan alkanon pelarut pencuci kering. Alkohol dan Eter HCO2Na + H2O
membentuk alkohol sekunder Aditif bensin, dan zat Sifat kimia Reaksi esterifikasi
Alkanol (Alkohol) pembentuk busa/buih. Jika dibandingkan dengan eter, RCOOH + R’OH
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
Reaksi dehidrasi alcohol lebih mudah bereaksi ( RCOOR’ + H2O
Reaksi oksidasi lebih reaktif ). Reaksi terhadap Reduksi
Reaksi substitusi alcohol terbagi menjadi dua tipe Asam karboksilat + LiAlH4
Reaksi esterifikasi reaksi, yaitu reaksi yang alkohol
Reaksi dengan Alkanol atom H. sementara itu, pada eter Reaksi dengan amonia
As. Karboksilat membentuk hanya terdapat reaksi pemutusan Ester + NH3 amida + alkohol
Freon RCOOR’+NaOHRCOONa+
Freon COH(CN)-R’
pelarut
Etanol dan propanol
Eter Banyak digunakan sebagai
digunakan sebagai antiseptik
pelarut nonpolar
Etanol juga digunakan
Dietil eter pernah digunakan
sebagai bahan ramuan dalam
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga
pencuci mulut untuk sebgai zat anestesi , tetapi sudah
membunuh mikroorganisme ditinggalkan karena memberikan
dalam mulut efek samping yaitu pusing dan
Metanol dan etanol mual.
digunakan sebagai bahan
bakar mesin.
Alkohol banyak dimanfaatkan
Alkoksi Alkana (Eter)
sebagai pelarut
Digunakan sebagai pelarut polar
dan/atau nonpolar. Bahan antiseptik
olahan mayat
Digunakan dalam bahan baku digunakan sebagai pengawet untuk antiseptik dan pengawet
makanan keton
5. Kegunaan
No Materi A. Haris Watoni Sentot Budi Rahardjo Unggul Sudarmo Perbaikan Konsep
Yrama Widya Platinum Erlangga