Biologi Kelas 11
Biologi Kelas 11
Biologi Kelas 11
Hukum Mendel
Hani Ammariah Sep 3, 2018 • 6 min read
Pada artikel Biologi kelas XII kali ini, kamu akan mempelajari tentang macam-macam
penyimpangan semu Hukum Mendel dan contoh kasusnya dalam kehidupan sehari-hari.
--
Squad, pada artikel sebelumnya kamu telah mengetahui tentang persilangan monohibrid yang
merupakan penerapan dari Hukum I Mendel dan persilangan dihibrid yang merupakan penerapan
dari Hukum II Mendel, kan. Masih ingat kah kamu kalau pada kondisi normal, persilangan
monohibrid menghasilkan rasio fenotip yaitu 3 : 1 atau 1 : 2 : 1, sedangkan persilangan dihibrid
menghasilkan rasio fenotip yaitu 9 : 3 : 3 : 1?
Ekspresi kamu yang mencoba mengingat materi sebelumnya (sumber: giphy.com)
Tahu nggak sih kalau pada kenyataannya, tidak semua persilangan menghasilkan rasio atau
perbandingan fenotip yang sesuai dengan Hukum Mendel, lho. Terdapat beberapa kasus
menghasilkan rasio fenotip yang menyimpang dari Hukum tersebut. Hal ini disebabkan oleh
beberapa gen yang saling mempengaruhi pada saat pembentukan fenotip (keturunan). Meskipun
demikian, rasio fenotip ini masih mengikuti aturan Hukum Mendel, sehingga hasil rasio fenotipnya
dapat dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel.
Nah, penyimpangan semu Hukum Mendel ini terdiri dari beberapa macam, Squad. Apa saja ya?
Yuk, langsung kita simak pada artikel di bawah ini!
1. Atavisme
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang pertama adalah atavisme. Atavisme adalah interaksi
antar gen yang menghasilkan filia atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari
induknya. Contoh atavisme dapat kamu temukan pada kasus jengger ayam.
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen
dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi
(kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana. Bunga
Linaria maroccana memiliki 4 gen, yaitu:
B = protoplasma basa
b = protoplasma asam
Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan
bunga Linaria maroccana berwarna putih sebagai berikut:
Coba kamu perhatikan! Pada persilangan pertama, diperoleh F1 adalah bunga berwarna ungu.
Hmm, kenapa bisa begitu, ya? Nah, penjelasannya ada di bawah ini, nih. Ayo kita simak baik-baik!
Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. Ingat ya Squad, gen A
mengandung pigmen antosianin, gen a tidak mengandung gen antosianin, gen B
lingkungan basa, dan gen b lingkungan asam.
Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam lingkungan asam, sehingga
bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan AAbb/Aabb. Jika di dalam plasma
tidak terdapat pigmen antosianin, maka akan terbentuk warna putih tanpa adanya
pengaruh dari lingkungan, sehingga bunga yang berwarna putih disimbolkan dengan
aaBB/aaBb/aabb.
Ketika bunga warna merah (AAbb) dan bunga warna putih (aaBB) disilangkan, gen
dominan A tidak bertemu dengan gen dominan A yang lain, begitu juga dengan gen
dominan B. Akibatnya, sifat gen dominan tersebut akan tersembunyi dan F1 menghasilkan
warna ungu. Nah, kalau warna ungu ini berasal dari pigmen antosianin yang berada
pada lingkungan yang bersifat basa, Squad.
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi, gen-gen
tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama.
Contohnya adalah gandum berbiji merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga
apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat.
Misalkan, akan dilakukan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih
sebagai berikut:
Bagaimana Squad sampai sini, masih sadar, kah?
Rasanya ku ingin terbang saja dan melupakan semuanya (sumber: giphy.com)
Oke, oke, tenang, Squad. Dibawa santai saja ya bacanya. Sambil ngemil juga boleh, kok. Well, kita
lanjut ya materinya. Semangat membaca!
4. Epistasis-Hipostasis
Perhatikan contoh kasus epistasis dan hipostasis pada persilangan labu di bawah ini:
5. Komplementer
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang terakhir adalah komplementer. Komplementer adalah
interaksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda yang saling melengkapi, sehingga
memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud
pun tidak akan muncul. Contoh komplementer dapat ditemukan pada kasus persilangan bunga
Lathyrus odoratus yang terdiri dari gen:
Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga Lathyrus odoratus berwarna putih dengan bunga
Lathyrus odoratus berwarna putih pula. Maka, akan diperoleh keturunan dan rasio fenotip sebagai
berikut:
Apa tanggapanmu setelah membaca artikel kali ini? Cukup panjang, ya. Tapi, kamu nggak
menyesal kan baca artikel ini sampai habis? Oh, tentu saja, kamu kan jadi bisa tahu macam-macam
penyimpangan semu Hukum Mendel beserta contoh kasusnya lewat artikel ini. Hmm, by the way,
siapa nih di antara kamu yang belum mengerjakan PR karena masih bingung? Hayo, sekarang
bukan jamannya lagi ya mengerjakan PR di sekolah, lalu menyontek jawaban temanmu! Karena
sekarang, kamu bisa pakai aplikasi ruanglesonline. Di sana, kamu akan dibantu oleh para tutor
untuk membahas soal-soal PR yang kamu nggak ngerti, Squad. Mudah, kan?