Makalah Rehabiitasi Medik Blok 10
Makalah Rehabiitasi Medik Blok 10
Makalah Rehabiitasi Medik Blok 10
PENDAHULUAN
1
York. Wabah tersebut dapat mengakibatkan kecacatan sementara bahkan seumur
hidup jika tidak cepat ditangani, maka dibentuklah Georgia Warm Springs Young
Foundation pada 1924 sebagai tanggapan terhadap wabah polio ini untuk
menanggulangi akibat buruk yang ditimbulkan. Dengan demikian, pemulihan
fungsi alat gerak (rehabilitasi) yang dijalani pasien polio itulah titik awal yang
mendorong berdirinya rehabilitasi medis. Frank H. Krusen, MD adalah seorang
dokter yang telah berusaha keras memperoleh pengakuan agar rehabilitasi medis
dimasukkan dalam suatu bidang spesialis kedokteran pada tahun 1938.
Bagian ini akan menjelaskan tentang ruang lingkup rehabilitasi medis.
Rephauge (dalam sidiarto 1980) pada seminar internasional I rehabilitasi
medis mengatakan bahwa rehabilitasi medis merupakan dasar dan penunjang
bentuk rehabilitasi lainnya, seperti rehabilitasi sosial, karya, dan pendidikan. Jika
ruang lingkup rehabilitasi medis dipandang sebagai suatu ilmu, maka banyak yang
perlu dipelajari dan berhubungan langsung dengan rehabilitasi medis.
Beradasarkan pengertian rehabilitasi yang menekankan kepada fungsional, maka
rehabilitasi medis tidak bisa terlepas dari cabang ilmu lain seperti :
Neuromuskular, Muskuloskeletal, Psikologi, Anatomi, Kenisiologi, Fisiologi,
Etika Profesi, dan lain-lain.
Sedangkan, jika ditinjau dari sudut pandang keprofesian, rehabilitasi medis
memiliki komponen yang terdiri dari berbagai macam profesi. Dokter spesialis
rehabilitasi medis adalah orang yang pada umumnya pertama dikunjungi oleh
pasien. Biasanya, dokter akan mengirim pasien ke fisioterapis atau okupasi terapis
untuk tindakan pemulihan lebih lanjut.Tugas fisioterapis disini adalah mengukur
pergerakan sendi, kekuatan otot, fungsi paru dan jantung, dan mengukur sejauh
mana pasien bisa melakukan aktivitas serta pekerjaannya sehari-hari (fremgen dan
frucht 2002). Kesemuanya itu dilatih dan dibantu pemulihannya oleh fisioterapis.
Sedangkan okupasi terapis bertugas untuk mendampingi pasien untuk
mengembangkan, meningkatkan, dan memulihkan kemampuan yang sangat
penting untuk menunjang hidupnya. Namun, okupasi terapis lebih menekankan
kepada pelatihan pasien untuk hidup mandiri dan produktif dengan tujuan
mencapai hidup yang sejahtera.
2
Berbeda dengan fisioterapis dan okupasi terapis, ortosis dan prostesis
membantu pasien dengan menyediakan alat-alat penunjang pasien untuk hidup
mandiri dan produktif. Ortosis adalah orang yang membuat alat bantu untuk
beraktivitas, sedangkan prostesis menyediakan alat yang merupakan suatu
pengganti organ, misalnya kaki palsu.
Pada kenyataannya, banyak sekali perangkat rehabilitasi medis yang ikut
berperan dalam rehabilitasi pasien, misalnya psikolog untuk memotivasi dan
melatih pasien retardasi mental, perawat, dan paramedis lainnya. Itu semua
tergantung kebutuhan pada masing-masing pasien.
Cabang ilmu atau profesi rehabilitasi medis ini memiliki peran penting
tidak hanya dalam dunia kesehatan sebagai pelengkap cabang ilmu, akan tetapi
seperti yang dikatakan Rephauge (dalam sidiarto 1980) ketika seminar rehabilitasi
medis internasional bahwasanya rehab medis merupakan dasar sekaligus
penunjang rehabilitasi lain, sehingga dengan kesehatan yang sudah pulih maka
diharapkan pasien-pasien bisa kembali berkarya, bersosialisasi dengan masyarakat
tanpa adanya gap, hidup produktif dan hidup sejahtera.
Sedangkan menurut keilmuan, manfaat ilmu rehabilitasi medis bagi
profesi kedokteran adalah melengkapi cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
tidak hanya menyembuhkan penyakit pasien saja, tapi juga memberdayakan dan
bertanggung jawab terhadap kelangsungan fisik dan psikososial agar pasien tidak
merasa dikucilkan dalam masyarakat dan agar pasien dapat benar-benar
beraktivitas seperti normal kembali
Filosofi
Pelayanan Rehabilitasi Medik dilakukan dengan menjunjung filosofi-
filosofi berikut:
Rehabilitasi merupakan ‘jembatan’ yang menjangkau perbedaan antara kondisi
tidak berguna-berguna, kehilangan harapan-berpengharapan (Rehabilitation is a
bridge spanning the gap between uselessness-usefulness, hopelessness –
hopefulness).
3
Rehabilitasi tidak hanya memperpanjang usia tetapi juga menambah
makna/kualitas dalam hidup (rehabilitation is not only to add years to life but also
add life to years).
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
5
b. Tidak ada seorang pun yang boleh berbaring lebih lama dari yang
diperlukan, karena dapat mengakibatkan komplikasi.
c. Rehabilitasi merupakan terapi multidisipliner terhadap seorang penderita.
d. Faktor yang terpenting adalah kontinuitas perawatan.
e. Perhatian untuk rehabilitasi diutamakan kepada sisa kemampuan yang
masih dapat diperbaiki dengan latihan.
f. Fungsi lain rehabilitasi adalah pencegahan serangan berulang.
g. Penderita merupakan subjek rehabilitasi, bukan sekedar objek.
6
Pelayanan rehabilitasi dilakukan mulai sejak usia dini atau segera
setelah diketahui kebutuhan rehabilitasi yang diperlukan masing-
masing anak.
Prinsip prioritas
Kondisi kesehatan atau kecacatan yang menimbulkan rasa sakit dapat
mengganggu setiap aktivitas anak, maka kegiatan rehabilitasi medik
bagi anak yang memerlukan, perlu didahulukan atau mendahului
kegiatan rehabilitasi yang lain. pada kasus-kasus tertentu yang
memerlukan pelayanan segera, perlu memperoleh prioritas dalam
rehabilitasi.
7
Artinya kegiatan terapi agar mencapai hasil maksimal perlu dilakukan
berkesinambungan, berulang-ulang, terus-menerus. Jadi, tidak
berhenti sebelum terlihat hasilnya yang lebih baik, menjadi bertambah
meningkat kemampuannya, menjadi berkurang kesulitan dan
hambatannya, dan sebagainya.
Prinsip terintegrasi
Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi tidak selalu terpisah dengan kegiatan
proses belajar mengajar dalam suatu bidang studi tertentu, misalnya
keterampilan, olahraga, PMP, agama, kesenian, dan sebagainya.
8
memerlukan latihan komunikasi, semua anak tuna grahita dan
tunadaksa memerlukan latihan ADL, dan sebagainya.
9
petugas rehabilitasi lainnya, agar anak segera terpecahkan perma-
salahannya. Dalam hal ini perlu disertai administrasi seperlunya (buku
rujukan).
10
2.3 Tim Spesialis Medik
11
(Hening, 2019)
12
oriented dan repetitiuetrainingbased terus menerus dikembangkan untuk
kasus kelainan susunan saraf pusat seperti stroke. (Hening, 2019)
13
o Mencegah komplikasi akibat tirah baring dan atau dampak penyakitnya
yang mungkin membawa kecacatan.
o Memaksimalkan kemampuan fungsi, meningkatkan aktifitas dan
partisipasi pada difabel (sebutan bagi seseorang yang mempunyai
keterbatasan fungsional).
o Mempertahankan kualitas hidup dan mengupayakan kehidupan yang
berkualitas.
(Husnul, M. 2015)
Pelayanan Fisioterapi
Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan
gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.
Pelayanan Terapi Wicara
Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
atau kelompok untuk memulihkan dan mengupayakan
kompensasi/adaptasi fungsi komunikasi, bicara dan menelan dengan
melalui pelatihan remediasi, stimulasi dan fasilitasi (fisik,
elektroterapeutis, dan mekanis).
Pelayanan Terapi Okupasi
Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi
dan atau mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk aktifitas seharti-hari
(Activity Day Life), produktifitas dan waktu luang melalui pelatihan
remediasi, stimulasi dan fasilitasi.
Pelayanan Ortotis-Prostetis
14
Adalah salah satu bentuk pelayanan keteknisian medik yang ditujukan
kepada individu untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna
pemeliharaan dan pemulihan fungsi, atau pengganti anggota gerak.
(Ridwan, dr. 2011)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Rehabilitasi Medik adalah ilmu pengetahuan kedokteran yang
mempelajari masalah atau semua tindakan yang ditujukan untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak keadaan sakit, nyeri, cacat
dan atau halangan serta meningkatkan kemampuan pasien mencapai
integrasi sosial.Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, adalah
dokter spesialis yang independent yang mencakup promosi fungsi fisik
dan kognitif, partisipasi dan modifikasi faktor personal dan lingkungan
2. Dalam prinsip rehabilitasi medik dapat dibagi dari beberapa aspek
yaitu: Ditinjau dari tujuan rehabilitasi, ditinjau dari jenis dan macam
kelainan, ditinjau dari kemampuan pelaksana (provider), ditinjau dari
tempat, waktu dan sarana rehabilitasi
3. Dalam ketenagaan pelayanan rehabilitasi medik yang berperan ialah
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, Perawat rehabilitasi medik yaitu
lulusan DIII Keperawatan dengan pelatihan khusus asuhan rehabilitasi
medik, tenaga keterapian fisik lulusan DIII Fisioterapi, Dlll Okupasi
Terapi dan DIII Terapi Wicara, Tenaga Keteknisian Medis, Tenaga
lain yang terkait adalah : Psikologis, Penanggung jawab Administrasi
dan Keuangan.
4. Tujuan rehabilitasi adalah mengatasi keadaan/kondisi sakit melalui
paduan intervensi medik, mencegah komplikasi akibat tirah baring dan
atau dampak penyakitnya yang mungkin membawa kecacatan,
memaksimalkan kemampuan fungsi, mempertahankan kualitas hidup
dan mengupayakan kehidupan yang berkualitas
16
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization and World Bank. 2011. World Report on Disability.
Geneva, World Health Organization
17