Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Kolom Destilasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KOLOM DESTILASI

1. Definisi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga
teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult
2. Pembagian Destilasi
1. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distilasi kontinyu
b. Distilasi batch
2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Distilasi atmosferis
b. Distilasi vakum
c. Distilasi tekanan
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Destilasi system biner
b. Destilasi system multi komponen
4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Single-stage Distillation
b. Multi stage Distillation
Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam
macam destilasi, yaitu :
1. Destilasi sederhana
2. Destilasi bertingkat ( fraksional )
3. Destilasi azeotrop
4. Destilasi vakum
5. Refluks / destruksi
6. Destilasi kering

Destilasi sederhana
Pembagian destilasi telah dibahas secara ringkas pada bab sebelumnya. Namun dalam
makalah ini akan dibahas lebih spesifik mengenai Destilasi Sederhana. Destilasi sederhana
atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat
dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa
senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih
masing masing.
Gambar 1. Alat Destilasi Sederhana
Gambar di atas merupakan alat destilasi atau yang disebut destilator. Yang terdiri dari
thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat.
Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi
selama proses destilasi berlangsung. Seringnya thermometer yang digunakan harus
memenuhi syarat:
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar
dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu
campuran zat cair yang akan didestilasi .
Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin
( kondensor ) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai steel head.
Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk
aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya
adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa
lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil
yang diperoleh lebih sempurna. Penampung destilat bisa berupa erlenmeyer, labu, ataupun
tabung reaksi tergantung pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas,
ataupun mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa
dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam
permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan
akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu
cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada
suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya
rendah pada suhu kamar.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan komposisi
pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen dengan
titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan dinginkan, uap akan
terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap
yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap,

maka destilat yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen
dalam campuran.
Dalam diskusi yang lalu disinggung mengenai bagaimana aplikasi dari destilasi sederhana
ini. pada bab sebelumnya dibahas bahwa aplikasi destilasi secara umum yaitu pada
pengolahan minyak mentah, namun itu dengan destilasi vakum atau fraksional. Destilasi
sederhana digunakan untuk pemurnian senyawa yang biasanya telah diekstraksi. Misalnya
ekstraksi padat-cair dan.pada sintesis kloroform. Pada dasarnya prinsip atau metode
pemisahannya sama. Sintesis koroform tanpa ekstraksi, dengan mereaksikan kaporit dan
aseton yang akan menghasilkan kloroform.
Mula mula kaporit dihaluskan menggunakan lumpang porselen dengan penambahan
akuades sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan untuk memperluas permukaan kaporit
sehingga mudah bereaksi. Setelah halus kaporit dituangkan ke dalam labu destilasi.
Kemudian dimasukkan aquades ke dalam penampung destilasi. Aquades berfungsi untuk
mengurangi penguapan destilat. Selanjutnya aseton dituang ke dalam corong pisah dan
diencerkan dengan aquades yang berfungsi sebagai media reaksi. Selanjutnya aseton
diteteskan ke dalam labu destilasi yang berisi kaporit. Dilanjutkan dengan pemanasan pada
suhu 60 C. Campuran yang menguap mengandung kloroform dan air. Uap ini mengalir
melewati tabung kondensor dan mengembun. Embun ini mencair dan mengalir ke dalam
penampung destilat yang telah berisi aquades. Destilat didinginkan di dalam baskom berisi
es untuk mengurangi penguapan klorofom. Klorofom yang masih mengandung air
dipisahkan dengan penambahan NaOH dalam corong pisah sehingga terbentuk lapisan
dimana klorofom lapisan bawah karena masa jenisnya lebih kecil. Kloroform selanjutnya
diteteskan kedalam CaCl anhidrat untuk mengikat air pada kloroform dan disaring.
Pada diskusi kemarin juga ditanyakan mengapa hasil klorofom yang diperoleh sangat
sedikit. Alasan pertama, pada dasarnya koloroform merupakan senyawa yang volatile
dengan titik didih yang rendah yaitu 60 C oleh karenanya pemanasan harus konstan dan
dijaga. Bila melewati titik didihnya maka klorofom akan habis menguap dan terlarut ke
dalam larutannya. Yang kedua adalah pada proses pemisahan pada corong pisah dimana
klorofom belum semuanya turun ke bawah sehingga ketika dipisahkan pun hasilnya sedikit.
Ditanyakan pula pada diskusi tersebut mengenai perubahan fase tampak. Maksud dari fase
tampak ialah perubahan fase senyawa itu jelas. Yaitu kloroform atau senyawa lain yang kita
inginkan dalam suatu campuran dalam fase cair itu menguap sehingga senyawa tersebut
dalam fase gas kemudian terkondensasi menjadi embun lalu menetes menjadi air ( fase cair
kembali ).
Distilasi Fraksionasi (Bertingkat)
Sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian
alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang
sama-sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi
bertingkat sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang.Proses berulang ini terjadi
pada kolom fraksional.Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat

terjadi pengembunan.Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung
cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih
banyak dalam kondensat.
Contoh: destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat gambar di
bawah), titik didih alkohol adalah 78C dan titik didih air adalah 100C. Campuran tersebut
dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78C alkohol mulai mendidih tetapi
sebagian air juga ikut menguap.Oleh karena alkohol lebih mudah menguap,kadar alkohol
dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula.Ketika mencapai
kolom fraksionasi,uap mengembun dan memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom
mencapai 78C,alkohol tak lagi mengembun sehingga uap yang mengandung lebih banyak
alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan sebagian air turun ke dalam labu didih.Proses
seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat dalam kolom),sehingga
akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni. Contoh lain dari Destilasi bertingkat adalah
pemurnian minyak bumi,yaitu memisahkan gas,bensin,minyak tanah, dan sebagainya dari
minyak mentah.
Distilasi Azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di
pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan
azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Distilasi Kering
Memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan
untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
Distilasi vakum(destilasi tekanan rendah)
Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan
adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik
didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk
mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi. Atau dengan kata lain, Destilasi ini digunakan
untuk zat yang tak tahan suhu tinggi atau bisa rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga
dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka destilasi yang
tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu rendah dengan
menurunkan tekanan.
Refluks/ destrusi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam macam destilasi walau pada
prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan
pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya
reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan
tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil
reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan
tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.

Sistem batch
Di mana umpan yang akan menempatkan semua yang dipisahkan dalam proses awal.
Mekanisme campuran etanol-air distilat untuk dipisahkan dimasukkan ke dalam labu.
Kemudian dipanaskan secara bertahap sampai suhu konstan diukur pada termometer.
Sehingga fluida menurut titik didih etanol akan terjadi kontak antara fluida dengan uap
karena tekanan dalam kolom fraksinasi. Sementara cairan yang lebih tinggi titik mendidih
kembali menjadi labu. Uap keluar dari kolom selalu dalam kesetimbangan dengan cairan di
dalam termos. Tetapi karena uap lebih kaya komponen lebih tidak stabil, maka komposisi
uap atau cairan tidak akan konstan. Suhu pemanasan harus diatur agar tidak terjadi banjir
(banjir) bila telah cair mendidih. Destilat menampung sebanyak 100 mL dimulai setelah
suhu konstan dan diakomodasi sebanyak lima faksi. Hal ini untuk menentukan bagaimana
perubahan dalam komposisi destilat.
Distilasi batch (batch distillation)
Distilasi batch jika dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan,
diproses kemudian diambil hasilnya (distilat dan residu).
Distilasi kontinyu (continuous distillation)
Distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung terus menerus. Ada aliran bahan masuk
sekaligus aliran bahan keluar.
Destilasi Uap Air
Penyaringan minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel
sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak
menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan
melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong
pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
Single-stage Distillation
Single-stage Distillation biasa juga disebut dengan flash vaporization atau equilibrium
distillation, dimana campuran cairan diuapkan secara parsial. Pada keadaan setimbang, uap
yang dihasilkan bercampur dengan cairan yang tersisa, namun pada akhirnya uap tersebut
akan dipisahkan dari kolom seperti juga fase cair yang tersisa. Distilasi jenis ini dapat
dilakukan dalam kondisi batch maupun kontinyu.
C. Aplikasi
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah
menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit
listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk
penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak
lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi
untuk menghasilkan minuman suling.

1.Sejarah Penemuan Metode Destilasi


Bukti yang jelas distilasi pertama berasal dari bahasa Yunani. alkemis bekerja di
Aleksandria pada abad pertama Masehi [2] . suling air sudah dikenal sejak setidaknya ca.
200 Masehi, ketika Alexander dari Aphrodisias menggambarkan proses penyulingan
tersebut, orang-orang Arab mempelajari proses dari Mesir dan digunakan secara ekstensif
dalam percobaan kimia mereka. Mereka memperkenalkan aparatus (seperti alembic, masih,
dan retort) yang mampu sepenuhnya memurnikan zat kimia.
Bukti nyata hasil penyulingan alkohol berasal dari Sekolah Salerno pada abad ke-12.
destilasi Fractional dikembangkan oleh Tadeo Alderotti pada abad ke-13.
Pada tahun 1500, Jerman alkemis Hieronymus Braunschweig menerbitkan Liber de arte
destillandi (Kitab Seni Distilasi), buku pertama semata-mata didedikasikan untuk subjek
distilasi, diikuti tahun 1512 dengan versi yang diperluas banyak. Pada 1651, John Perancis
menerbitkan The Art of Distilasi Inggris ringkasan utama pertama latihan, meskipun telah
diklaim .
3.

Prinsip Destilasi
Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi terjadi karena penguapan salah
satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama
dari keadaan cair menjadi berbentuk uap. Dengan demikian persyarannya adalah
kemudahan menguap ( volatilitas ) dari komponen yang akan dipisahkan berbeda satu
dengan yang lainnya. Pada campuran bahan padat dalam cairan, persyaratan tersebut
praktis selalu terpenuhi. Sebaliknya, pada larutan cairan dalam cairan biasanya tidak
mungkin dicapai sempurna, karena semua komponen pada titik didih campuran akan
mempunyai tekanan uap yang besar. Destilat yang murni praktis hanya dapat diperoleh jika
cairan yang sukar menguap mempunyai tekanan uap yang kecil sekali sehingga dapat
diabaikan.
1. Proses Destilasi
Penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemisahan satu tahap. Proses ini
dapat dilakukan secara tak kontinu atau kontinu, pada tekanan normal ataupun vakum.
Pada destilasi sederhana, yang paling sering dilakukan adalah operasi taak kontinu. Dalam
hal ini campuran yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam alat penguap dan dididihkan.
Pendidihan terus dilangsungkan hingga sejumlah tertentu komponen yang mudah menguap
terpisahkan. Proses pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran udara permukaan.
Pendidihan akan terjadi pada suhu dimana tekanan uap dari larutan sama dengan tekanan
udara di permukaan cairan.
Secara umum proses yang terjadi pada destilasi sederhana atau biasa yaitu :

Penguapan komponen yang mudah menguap dari campuran dalam alat penguap

Pengeluaran uap yang terbentuk melalui sebuah pipa uap yang lebar dan kosong
tanpa perpindahan panas dan pemindahan massa yang disengaja atau dipaksakan
yang dapat menyebabkan kondensat mengalir kembali ke lat penguap.

Jika perlu, tetes-tetes cairan yang sukar menguap yang ikut terbawa dalam uap
dipisahkan dengan bantuan siklon dan disalurkan kembali kedalam alat penguap.

Kondensasi uap dalam sebuah kondensor

Pendingin lanjut dari destilat panas dalam sebuah alat pendingin

Penampungan destilat dalam sebuah bejana

Pengeluaran residu dari alat penguap

Pendinginan lanjut dari residu yang dikeluarkan Penampungan residu dalam


sebuah bejana.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA PROSES DESTILASI

Masalah yang ditemui dalam destilasi adalah : terbentuknya campuran Azeotrop yang
merupakan campuran yang sulit dipisahkan.
Campuran Azeotrop ialah : campuran dengan titik didih yang konstan.
Dalam hal ini larutan yang terdiri dari dua jenis cairan dengan perbandingan tertentu saat
dididihkan menghasilkan uap dengan komposisi yang tepat sama seperti larutan tersebut. Karena
tidak terjasi pengayaan pada uap ( baik dari komponen yang mudah menguap atau sukar

menguap ), maka titik didih campuran ettap konstan. Sering kali titik azeotrop tercapai setelah
proses penguapn yaitu setelah sejumlah tertentu komponen yang mudah atau sukar menguap
terpisahkan.
Cara yang ditempuh untuk mengatasi campuran azeotrop yaitu :
1. Menambahkan zat ketiga, sehingga terjadi campuran azeotrop baru. Campuran azeotrop
baru direfluks dan di destilasi kembali. Cnth : alkohol + air > azeotrop Alkohol + air +
benzene > azeotrop baru
2. Menambahkan suatu zat yang dapat mengikat salah satunya. Cnth : alkohol dan air
Alkohol + air + CaO > alkohol + Ca(OH)2

Kolom (column) atau sering disebut tower memiliki dua kegunaan; yang pertama untuk
memisahkan feed (material yang masuk) menjadi dua porsi, yaitu vapor yang naik ke bagian atas
(top/overhead) kolom dan porsi liquid yang turun ke bagian bawah (bottom) kolom; yang kedua
adalah untuk menjaga campuran kedua fasa vapor dan liquid (yang mengalir secara countercurrent) agar seimbang, sehingga pemisahannya menjadi lebih sempurna.
Top product akan meninggalkan kolom dan masuk ke condenser untuk dikondensasikan. Vapor
yang menjadi liquid akan dikumpulkan di akumulator. Sebagian liquid akan dikembalikan ke
kolom distilasi sebagai reflux dan sebagian lagi sebagai overhead product atau distillate.

Bottom product yang berupa liquid keluar dari bawah kolom dan dipanaskan oleh reboiler.
Sebagian liquid akan menjadi vapor dan dikembalikan ke kolom distilasi. Sedangkan sebagian
lagi liquid tersebut akan dikeluarkan sebagai bottom product atau residue.
Ini adalah konfigurasi kolom yang relative sederhana, pada aplikasi yang lebih kompleks,
sebagian vapor atau liquid ditarik dari beberapa titik di bagian samping kolom (sidestream)
sebagai intermediate product dan/atau sebagai reflux.
Pada umumnya bahan yang akan dipisahkan (feed) dimasukkan kedalam kolom melalui bagian
samping kolom tersebut. Komponen yang lebih ringan akan menguap menjadi vapor dan naik ke
bagian atas (overhead) kolom , sedangkan komponen yang lebih berat berbentuk liquid akan
jatuh ke bagian bawah (bottom) kolom. Agar pemisahan dapat terjadi secara efektif, maka kedua
fasa vapor dan liquid harus ada sepanjang kolom. Untuk menjaga tercapainya kondisi seperti ini,
maka kondisi operasi kolom harus dijaga dengan menggunakan sistem kontrol.

4. Bagian-bagian utama dalam kolom destilasi :


a. Sebuah Shell vertikal dimana pemisahan komponen liquid terjadi, terdapat pada bagian
dalam kolom (internal column) seperti tray atau plate dan packing yang digunakan
untuk meningkatkan derajat pemisahan komponen.
b. Sebuah Reboiler untuk menyediakan penguapan yang cukup pada proses destilasi.
c. Kondenser untuk mendinginkan dan mengkondensasikan uap yang keluar dari atas
kolom.
d. Reflux drum untuk menampung uap yang terkondensasi dari top kolom sehingga
liquid(reflux) dapat di recycle kembali ke kolom.
5. Type dari kolom destilasi berdasarkan tipe internal column
1. Tray dan Plate
Istilah tray dan plate adalah sama. Adabanyak tipe desain tray, tetapi yang paling
umum adalah:
a. Bubble cap tray
Bubble-cup biasanya didesain di atas plate pada sudut equilateral triangular,
denganbaris yang disesuaikan secara normal dengan arah aliran menyilang plate. Bubble
cap tray mempunyai tingkat-tingkat atau cerobong yang terpasang di atas hole (lubang),
dan sebuah cap yang menutupitingkat-tingkat. Bubble cap tray digunakan
pada kondisi aliran rendah, di mana tray harus tetap basah, kecuali kondisi bentuk
polymer, coking, atau fouling yang tinggi.

Gambar 9.. Bubble cap tray


b. Valve Tray
Pada valve tray, perforasi (lubang-lubang kecil) ditutupi dengan valve yang
mudah dilepas. Uap naik melalui perforasi pada tray, bubble pada liquid berbentuk sama.
Valve yang terangkat menunjukkan uap mengalir horizontal ke dalam liquid, dengan
demikian menyediakan campuran yang mungkin terjadi dalam sieve tray.

Gambar 10. Valve Tray.


c. Sieve Tray
Adalah plate metal sederhana dengan lubang diantaranya. Vapor lewat ke atas
melalui liquid pada plate. Jumlah
dan ukuran lubang menjadi parameter desain. Karena luas range operasi, kemudahan
perawatan, dan factor biaya, kebanyakan aplikasinya sievedan valve tray diganti dengan
bubble cup tray

.
2. packed tower

Packing yang digunakan pada packed tower adalah untuk memperbesar luas permukaan kontak
antara gas dan liquid. Keuntungan dari penggunaan Packed Tower sebenarnya ada banyak,
diantaranya sebagai berikut :

1. Presure drop aliran gas rendah.


2. Dapat lebih ekonomis di dalam operasi cairan korosif karena ditahan untuk packing
keramik.
3. Biaya column dapat lebih murah dari plate column pada ukuran diameter yang sama.
Cairan hold up kecil.

5. APLIKASI

Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah
menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit
listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen
untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon.

Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan
panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.

Selain itu ada juga dalam laboratory scale, industrial distillation dan food processing.

Banyak digunakan dalam proses perpindahan massa.

Anda mungkin juga menyukai