Difusi, Akulturasi, Asimilasi, Inovasi
Difusi, Akulturasi, Asimilasi, Inovasi
Difusi, Akulturasi, Asimilasi, Inovasi
DIFUSI
1. Pengertian Difusi
Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
ke seluruh dunia yang dapat menyebabkan perubahan sosial. Difusi merupakan salah
satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik.
Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari
satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana
unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima
oleh individu-individu dari kebudayaan lain.
3. Prosess Difusi
Proses difusi terbagi dua macam, yaitu:
a. Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari
suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.
b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah
dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup
kebudayaan penerima. Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk
difusi berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu
lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan
lainnya secara berkesinambungan.
4. Contoh Difusi
Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata
yang ada dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri
merupakan contoh hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai
kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari bahasa asing dan bahasa-
bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain
Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan
terjadinya difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan
munculnya kosakata baru dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu :
1. Difusi ekstern yaitu penyerapan kosakata asing oleh Bahasa Indonesia yang
mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak dari difusi
ekstern ini terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang memadukan
berbagai unsur bahasa asing sehingga menjelma menjadi 7 bentuk kata-kata
baru, seperti : gerilyawan, ilmuwan, sejarawan, Pancasilais, agamis, dan lain-
lain.
2. Difusi intern yaitu timbulnya hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana, pangan dll) atau
dengan bahasa Sunda (kata-kata nyeri, pakan, tahap, langka) mengenai
penyerapan kosakata.
B. AKULTURASI
1. Pengertian Akulturasi
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang
timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-
unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara
singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
4. Contoh Akulturasi
1. Seni Bangunan
Seni bangunan sebagai salah satu contoh akulurasi terlihat dari bangunan
candi. Ini sebagai wujud akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan budaya
Hindu-Budha. Candi sendiri adalah bentuk perwujudan akulturasi yang terjadi
diantara Indonesia dengan India. Candi yang termasuk hasil bangunan pada zaman
megalitikum yaitu bangunan punden berundak. Bagian ini mendapat pengaruh
langsung dari budaya Hindu Budha. Contoh lainnya seperti yang bisa kalian lihat
pada candi Borobudur. Di candi ini memiliki berbagai macam barang yang dikubur
yang sering disebut dengan bekal kubur. Ini yang membuat candi tidak hanya
berfungsi sebagai makam saja tetapi juga sebagai rumah dewa. Sedangkan pada
candi Budha, malah dijadikan tempat pemujaan dewa, sehingga tidak akan kalian
temukan peti pripih maupun abu jenazah yang ditanam di sekitar candi atau
didalam bangunan stupa.
2. Seni Tarian
Selanjutnya adalah seni tarian, salah satunya adalah Tari Betawi. Orang
Betawi tersebar dan tinggal di berbagai daerah di Jakarta. Mulai tinggal di pesisir,
tengah kota bahkan ada yang bertempat tinggal di pinggir kota. Perbedaan tempat
tinggal inilah yang membuat perbedaan kebiasaan serta karakter yang
menyebabkan dampak negatif penyimpangan sosial. Tidak hanya itu saja, interaksi
dengan suku lain juga mempengaruhi ciri khas bagi orang Betawi. Tidak heran jika
tari yang diciptakan menjadi berbeda. Yang paling terasa adalah contoh akulturasi
budaya seni tari dianatar orang Betawi dengan negara Cina dimana mereka berhasil
menciptakan tari cokek, lenong, serta gambang kromong.
3. Seni Berpakaian
Selain seni tari, akulturasi juga bisa terjadi pada seni berpakaian. Seperti
Adat Betawi, orang Betawi biasanya mengenakan beberapa jenis pakaian. Tapi
yang paling sering dipakai yaitu pakaian adat dengan tutup kepala atau destar.
Serta baju jas yang menutup leher dengan bawahannya berupa celana panjang.
Untuk melengkapi pakaiannya, pria Betawi akan memakai selembar kain batik
yang dilingkarkan pada pinggang. Tidak ketinggalan disematkan sebilah belati
pada bagian depan perut.
Berbeda dengan para wanita yang menggunakan kebaya, selendang
panjang serta dilengkapi dengan penutup kepala dan juga kain batik. Untuk
pakaian pengantin, akan lebih terlihat hasil akulturasinya. Mengingat berbagai
kelompok etnislah yang membentuk adat masyarakat Betawi. Pakaian untuk
penganti pria biasanya terdiri dari sorban, lalu ada jubah panjang serta celana
panjang. Baju ini banyak dipengaruhi dengan budaya Arab. Berbeda dengan
pakaian pengantin wanita yang memakai syangko atau penutup muka. Dengan baju
model encim serta rok panjang, ini akan terlihat akulturasi dengan kebudayaan
Cina. Yang lebih unik lagi adalah terompah atau alas kaki untuk pengantin pria dan
wanita yang dipengaruhi kebudayaan Arab.
4. Adat Kebiasaan
Tidak hanya itu, adat kebiasaan juga ada yeng terkena contoh akulturasi
budaya. Seperti halnya membagi rezeki pada saat hari raya. Ini merupakan hasil
dari proses akulturasi dengan budaya Tionghoa serta Islam. Memberikan dengan
ketulusan hati adalah bagian terpenting saat menjalankan kewajiban menjadi
manusia. Bahkan lebih indah lagi kalau segala kebajikan yang kalian lakukan di
hari raya. Menjalankan tradisi ini menjadi bagian dari melakukan kebajikan.
Tradisi ini bahkan diwariskan leluhur serta terus berlangsung karena memilikig
nilai-nilai moral bertujuan baik. Salah satu yang menjadi tradisi pada saat Lebaran
yaitu berbagi rezeki.
5. Makam
Makam juga menjadi salah satu contoh dari proses akulturasi. Terlebih lagi
bagi para raja yang memiliki bentu seperti istana bahkan disamakan dengan
orangnya. Serta dilengkapi dengan keluarga, pembesar, bahkan pengiring terdekat.
Budaya asli Indonesia ini terlihat pada gugusan cungkup yang diberikan
berdasarkan hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam bisa kalian lihat pada
huruf serta bahasa Arab, seperti pada Makam Puteri Suwari di Leran, Gresik serta
pada Makam Sendang Dhuwur di atas bukit, Tuban.
6. Seni Rupa
Akulturasi pada bidang seni rupa juga bisa kalian lihat pada seni kaligrafi
maupun seni khot. Yang merupakan seni dari perpaduan seni lukis dengan seni
ukir. Yang biasanya memakai huruf Arab indah serta penulisan yang bersumber
kepada ayat-ayat suci pada Al Qur’an. Sedangkan fungsi seni kaligrafi yaitu buat
motif batik, serta hiasan pada masjid-masjid. Tidak ketinggalan keramik, keris,
nisan, bahkan hiasan pada mimbar serta masih banyak lagi.
8. Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab telah ditetapkan kalender Islam
yang menggunakan perhitungan berdasar peredaran bulan yang lebih dikenal
dengan tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) sama dengan tahun 622 M, sementara
pada saat yang sama di Indonesia juga sudah memakai perhitungan tahun Saka
(S) yang didasari dengan peredaran matahari. Tahun 1 Saka merupakan tahun
yang bertepatan dengan dengan tahun 78 M.
12. Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan di Indonesia ternyata juga mengalami akulturasi. Hal
ini terjaadi sebelum agama Hindu-Budha berkembang ke Indonesia yaitu
kepercayaan berdasarkan Animisme serta Dinamisme. Dengan hadirnya agama
Hindu – Budha masuk ke dalam Indonesia, masyarakat Indonesia pun memutuskan
untuk mulai menganut serta mempercayai agama tersebut.
Tetapi, agama Hindu – Budha yang berkembang ternyata mengalami
akulturasi dari perpaduan kepercayaan Animisme dengan Dinamisme. Sehingga
agama Hindu serta Budha yang berkembang di Indonesia tidak sama dengan agama
Hindu dan Budha pada bangsa India.
C. ASIMILASI
1. Pengertian Asimilasi
Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada
golongangolongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-
beda yang saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama,
sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing
berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi
unsurunsur kebudayaan campuran. Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya
dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru.
4. Contoh Asimilasi
1. Musik dangdut yang merupakan hasil asimilasi dari musik tradisional daerah
dengan musik India.
2. Cara pernikahan di banyak agama juga merupakan hasil asimilasi dari praktik
agama yang dianut dan budaya tradisional setempat.
3. Bahasa Swiss-Jerman yang merupakan hasil asimilasi antara bahasa Swiss dan
bahasa Jerman, namun sangat berbeda dengan bahasa Swiss dan bahasa
Jerman.
4. Budaya Hindu di Bali merupakan hasil asimilasi antara kepercayaan animisme
tradisional Bali dengan agama Hindu yang dibawa dari pulau Jawa yang
berasal dari India. Hasilnya menjadi agama Hindu Dharma yang sangat
berbeda dengan praktik Hindu di India dan kepercayaan masa lalu rakyat Bali.
D. INOVASI
1. Pengertian Inovasi
a. Adalah proses sosial budaya yang menerima unsur-unsur kebudayaan baru
dan mengesampingkan cara-cara lama yang telah melembaga.
b. Proses penyesuaian dari penemuan baru dengan kebutuhan masyarakat
melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap
kebudayaan terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang
sederhana yang relatif masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi
berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk
inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang
memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang
inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi
merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam
dunia yang terbuka dewasa ini.
Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat
dan begitu tersebar luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu
masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam kebudayaan modern pada abad
teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan untuk inovasi
merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di
dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak
mengenal lagi batas-batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-
batas, teknologi komunikasi yang menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan
waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah
kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya. Betapa besar peranan inovasi di
dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan yang luar biasa
untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan
yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak
memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat
modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan akan menempati
peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru.
2. Contoh Inovasi
1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua
masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan
kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit
anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan
pakaian yang menjadi trend di daerah itu. Seperti contoh, sekarang adalah
jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan
menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat
tetap tidak meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap menggunakannya dalam
acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap kali mereka
sembahyang di pura.
2. Model Rambut
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung
merasa harus mengikuti trend tersebut jika tidak mau dikatakan ‘jadul’ atau
‘culun’. Pengaruh terbesar adalah model rambut ‘punk’ yang membuat banyak
remaja mengikuti model rambut dan gaya hidup orang dengan model rambut
tersebut.
3. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman.
Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa
tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari
kesenian asing dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer
Indonesia yang masih bisa bertahan sampai sekarang.
4. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga
bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat
untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa
daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya
lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh
anggota masyarakat di daerah tersebut.
6. Cara Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita
masih menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang, dengan
menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi
dengan cepat dan praktis.