Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Praktikum TekBen Kelompok 1 (Dela)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat
memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari benih, yang mencakup kegiatan-kegiatan
seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih,
pengelolaan, penyimpanan, pengujian, serta sertifikasi benih (Feistrizer, 1975, dalam
Sutopo, 2002:1).
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, artinya benih
memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu
tinggi agar mampu menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimal. Peranan
teknologi benih khususnya dalam pengujian dapat menghasilkan suatu standard kualifikasi
benih bagi berbagai tingkatan mutu benih.
Pengujian mutu benih, yang meliputi pengujian mutu fisik, genetis, dan fisiologis,
merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Di dalam setiap
pengujian, standar tolak ukur untuk mutu kualitas benih berbeda-beda. Karena itu,
komponen-komponen mutu benih yang menunjukkan korelasi dengan nilai pertanaman
benih di lapangan harus di evaluasi pengujian.
Pengujian daya tumbuh benih merupakan proses penting dalam program pengujian
kualitas benih. Daya tumbuh benih merupakan suatu kemampuan benih untuk tumbuh
dalam keadaan normal pada keadaan lingkungan yang sesuai. Persentase daya tumbuh
benih merupakan jumlah benih yang mampu berkecambah dari semua benih yang
dikecambah. Benih yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh yang baik. Setiap benih
memiliki daya tumbuh yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor
luar dan dalam yang mempengaruhi kemampuan untuk tumbuh pada suatu benih.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian daya berkecambah benih jangung, padi,
kacang hijau, kacang merah, dan kacang tanah. Penentuan daya berkecambah merupakan
salah satu cara untuk mengetahui mutu fisiologi suatu benih. Dengan mengetahui daya
kecambah suatu benih maka kita akan bisa memperkirakan jumlah benih yang akan tumbuh
nantinya. Uji daya berkecambah benih dapat dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan berbagai
metode, seperti UDK (uji di atas kertas). UAK (uji antar kertas) dan UKD (uji kertas
digulung). Pada praktikum kali ini menggunakan metode UKD (uji kertas digulung).
B. Tujuan Penulisan
1. Dapat melakukan uji daya berkecambah dengan metode Uji Kertas Digulung
(UKD).
2. Dapat mengidentifikasi kecambah normal dan tidak normal.
3. Dapat menghitung nilai presentase daya berkecambah benih.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Viabilitas Benih
Viabilitas benih adalah daya hidup benih untuk berkecambah (Sunanta, 1990). Viabilitas
benih dilakukan pada kondisi optimum bagi benih untuk berkecambah. Faktor yang
mempengaruhi viabilitas benih antara lain suhu dan kelembaban udara di sekitar tempat
penyimpanan (Mulyana dan Asmarahman, 2012). Faktor yang lain adalah air dan jika benih
kekurangan air maka benih akan mengalami stres yang menyebabkan perkecambahan pada
benih terganggu (Setiadi, 2009). Manfaat lain dari pengujian viabilitas benih adalah dapat
mengetahui perlakuan yang tepat saat penyimpanan benih. Penyimpanan benih dilakukan
untuk mempertahankan viabilitas maksium selama mungkin (Nurlaela et al., 2008).
B. Daya Kecambah
Daya berkecambah benih adalah tolok ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh
normal. Uji daya kecambah dilakukan untuk mengetahui potensi benih yang dapat
berkecambahdari suatu kelompok atau satuan berat benih (Mulyana dan Asmarahman,
2012). Air merupakan salah satu faktor yang sangat berperan terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan benih (Gardner et al., 1991). Secara umum, cara pengujian daya kecambah
benih dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Pengujian secara langsung dilakukan untuk benih yang mudah berkecambah, sedangkan
pengujian secara tidak langsung dilakukan untuk benih yang sulit berkecambah (Gunawan,
2011). Pengujian daya kecambah benih bermanfaat untuk menentukan benih per satuan luas
lahan dan mengecek kualitas benih (Rukmana, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi
daya kecambah benih adalah kemasakan benih, kadar air, dormansi, oksigen, temperatur,
cahaya, dan zat penghambat perkecambahan (Sadjad, 1977).
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan pada dasarnya adalah pertumbuhan embrio atau bibit tanaman, sebelum
berkecambah benih relatif kecil dan dorman. Perkecambahan ditandai dengan munculnya
radicle dan plumule. Biasanya radicle keluar dari kulit benih, terus ke bawah dan membentuk
sistem akar. Plumule muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk. Pada tahap ini proses
respirasi mulai terjadi. Cadangan makanan yang tidak dapat dilarutkan diubah agar dapat
dilarutkan, hormon auxin terbentuk pada endosperm dan kotiledon. Hormon tersebut
dipindah ke jaringan meristem dan digunakan untuk pembentukan sel baru dan
membebaskan energi kinetik (Edmondet al., 1975).
Perkecambahan benih dalam pengujian benih adalah muncul dan berkembangnya
kecambah dimana bagian dari struktur-struktur penting menunjukan kemampuan untuk
berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.
Pengujian daya berkecambah penting untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan
tanaman berproduksi normal pada kondisi optimum (Murniatiet al 2011). Tujuan dari
pengujian daya berkecambah benih adalah untuk menentukan potensi perkecambahan
maksimal suatu lot benih yang selanjutnya dapat digunakan untuk membandingkan mutu
benih dari lot yang berbeda serta untuk menduga nilai pertanaman di lapangan.
Pengujian pada kondisi lapang biasanya tidak memberikan hasil yang memuaskan
karena tidak dapat diulang dengan nilai kepercayaan yang tinggi. Metode uji laboratorium
dapat mengatasi hal tersebut, dimana faktor luar dapat dikendalikan untuk memberikan
perkecambahan teratur, cepat, dan lengkap bagi sebagian besar contoh benih spesies
tertentu.
Pengujian daya berkecambah dilakukan terhadap benih murni yang diambil dari fraksi
benih murni hasil pengujian kemurnian benih. Benih diuji dalam kondisi kelembapan yang
sesuai dengan metode yang ditetapkan. Pengujian daya berkecambah benih dilakukan
dengan metode seperti UDK (uji di atas kertas). UAK (uji antar kertas) dan UKD (uji kertas
digulung).
a. UDK (Uji Diatas Kertas)
Uji daya kecambah benih dimana contoh kerja diletakkan di atas substrat kertas
yang telah di-lembabkan (Winarto, 2006). Metode ini sangat baik digunakan untuk benih
yang membutuhkan cahaya bagi perkecambahannya (Qamara, 1990) Kertas merang
digunakan dalam metode UDK karena kertas merang memiliki daya mempertahankan air
yang tinggi, walaupun tujuh hari tidak diberi air (Suwarno dan Hapsari, 2007).
b. UKD (Uji Kertas Digulung)
Uji daya kecambah benih dimana contoh kerja diletakkan di antara substrat kertas
yang telah dilembabkan lalu digulung (Winarto, 2006). Uji Kertas Digulung dalam Plastik
(UKDdp) dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat kertas substrat agar tidak tembus oleh
akar yang dapat mengakibatkan kertas substrat menjadi rusak sehingga pengamatan menjadi
sulit dilakukan (Qamara, 1990). Media kertas digulung akan mempermudah dalam
mengontrol suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kondisi air dari media untuk
pertumbuhan benih yang optimal (Kamil, 1979).
Media perkecambahan yang dapat digunakan pada pengujian daya berkecambah harus
sesuai untuk suatu benih. Media perkecambahan tersebut adalah media yang dapat
menyediakan cukup pori-pori untuk udara dan air, untuk tempat menahan bagi sistem
perakaran serta untuk kontak dengan air yang dibutuhkan bagi perkecambahan. Media dapat
berupa kertas, pasir, atau campuran dari senyawa organik. Media perkecambahan harus
mempunyai nilai pH antara 6.0-7.5. Sangat disarankan media perkecambahan hanya
digunakan sekali.
Substrat kertas merang yang digunakan sebagai media perkecambahan harus memenuhi
syarat-syarat:
a. Tidak mengandung bahan yang bersifat racun, zat penghambat bagi
perkecambahan.
b. Dapat menyediakan air yang cukup selama periode perkecambahan sehingga setiap
waktu harus diberikan tambahan air.
c. Kertas substrat harus cukup kuat, tidak mudah rusak/sobek oleh pertumbuhan akar
atau plumula tetapi juga tidak menghambat pertumbuhan kecambah.
d. Kertas substrat tidak boleh mengandung mikroorganisme patogen.
Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah:
a. Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang
berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik, dan berwarna
hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik.
b. Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon, daun
primer, dan koleoptil.
c. Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna.
d. Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk
berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke
dalam kecambah abnormal:
 Kecambah rusak adalah kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak
berat. Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh.
 Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah kecambah dengan pertumbuhan
lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional.
Plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh
membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya.
 Kecambah lambat kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai
ukuran normal.
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih
abnormal ukurannya lebih kecil.
Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang tidak berkecambah sampai akhir
masa pengujian, yang digolongkan menjadi:
a. Benih segar tidak tumbuh adalah benih, selain benih keras, yang gagal
berkecambah namun tetap baik dan sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh
menjadi kecambah normal. Benih dapat menyerap air, sehingga dapat terlihat benih
tampak mengembang. Namun tidak ada pemunculan struktur penting dari
perkecambahan benih. Dan jika waktu penyemaian diperpanjang benih akan
tumbuh normal.
b. Benih keras adalah benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih
tersebut tidak mampu menyerap air terlihat dari besarnya benih tidak mengembang,
dan jika dibandingkan dengan benih segar tidak tumbuh ukuran benih keras lebih
kecil. Hal ini disebabkan karena kulit benih yang impermeabel terhadap gas dan
air.
c. Benih mati adalah benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak
segar, dan tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang
telah membusuk, warna benih terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan karena
adanya penyakit primer yang menyerang benih. Disebabkan karena pada saat
kultur teknis dilepangan tanaman yang menajdi induk talah terserang hama dan
penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari
induknya.
BAB III

METODOLOGI

A. Waktu Dan Tempat


Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi pada tanggal 13 November 2018.
B. Alat Dan Bahan
Bahan:
 Benih Jagung,
 Kacang Tanah,
 Kacang Merah,
 Padi,
 Kacang Hijau,
 Aquades,
Alat:
 Germinator,
 Pinset,
 Kertas Merang/ Kertas Perkecambahan (masing2 perlakuan 5 lembar)
 Tali Rapia
 Label dan Pulpen
C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,
b. Siapkan benih yang akan di uji:
 Benih padi, kacang hijau masing2 100 butir
 Benih kacang merah, kacang tanah, dan jagung masing2 50 butir
c. Basahi kertas merang dengan aquades,
d. Benih yang akan diuji ditempatkan dengan sejajar di atas kertas merang rangkap
tiga yang sudah dibasahi aquades,
e. Benih yang sudah ditata di atas kertas, kemudian ditutup dua lembar kertas
merang yang sudah dibasahi dengan air, selanjutnya gulung kertas merang dengan
rapih dan diikat dengan tali rapia, lalu diberi kode dan disimpan di dalam
germinator.
f. Media perkecambahan dijaga kelembabannya, bila perlu media disemprot air
secukupnya ketika media kering.
https://www.academia.edu/11341809/Prof_Dr_Ir_Memen_Surahman_MSc_Agr_Pembimbing_Dike
tahui_Dr_Ir_Bagus_P._Purwanto_MAgr_Direktur_Tanggal_lulus_Dr_Ir_Abdul_Qadir_MSi?auto=dow
nload
http://nyomanapd.blogspot.com/2014/06/la poran-pengujian-daya-kecambah-benih.html
https://muhammadhairulzai1604.wordpress.com/2017/02/07/evaluasi-penyuluhan-pertanian/
http://semiliranginsore.blogspot.com/2012/01/uji-daya-berkecambah-benih.html

Anda mungkin juga menyukai