Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

OKRA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Okra (Abelmoschus esculentus L. (Moench.) adalah tanaman sayuran

ekonomis penting, tumbuh di daerah tropis dan bagian sub tropis. Tanaman ini

cocok untuk dibudidayakan sebagai tanaman taman serta pada peternakan

komersial besar. Hal ini ditanam secara komersial di India, Turki, Iran, Afrika

Barat, Yugoslavia, Bangladesh, Afghanistan, Pakistan, Burma, Jepang, Malayasia,

Brazil, Ghana, Ethiopia, dan Cyrpus Amerika Serikat Selatan. India menempati

urutan pertama di dunia dengan 3,5 juta ton (70% dari total produksi dunia) okra

yang dihasilkan dari 350.000 ha lahan (Reksohadiprojo, 2009).

Okra (Abelmuschus esculentum L. (Moench.) merupakan tanaman herba

tahunan sayuran yang berasal di daerah tropis Afrika. Tanaman okra memiliki

batang berbulu tegak yang ternyata sangat berserat, daun memiliki petioles

panjang, berbulu dan berbentuk hati. Bunga-bunga mencolok besar diproduksi

tunggal pada axils cuti. Polong berwarna hijau muda warna (FAOSTAT, 2009).

Okra (Abelmoschus esculentus L. (Moench.) adalah salah satu sayuran

yang paling luas ditanam di dataran rendah tropika, beberapa varietas bersifat

fotoperiodik, pembungaannya tertunda oleh hari-hari panjang. Kebanyakan

kultifar akan menghasilkan panen utama kira-kira 14 minggu dan dapat diikut

sertakan dalam pergiliran dengan tiga bulanan (Rachman dkk., 2001).

Tanaman okra di Indonesia ditanam sejak tahun 1877 terutama di

Kalimantan Barat. Tanaman ini telah lama diusahakan oleh petani Tionghoa

sebagai sayuran yang sangat disukai utamanya untuk kebutuhan keluarga sehari-

hari, pasar swalayan, rumah makan, restoran dan hotel. Dapat juga menjadi
2

komoditas non migas yang potensial, sehingga tanaman ini mempunyai peluang

bisnis yang mendatangkan keuntungan yang besar bagi petani. Bagian yang dibuat

sayur adalah buahnya (buah muda). Buah tersebut banyak mengandung lendir

sehingga baik dijadikan sup (Sunarlim dkk., 2011).

Okra dikenal dengan banyak nama lokal di berbagai belahan dunia. Hal ini

disebut jari wanita di Inggris, gumbo di Amerika Serikat, Guino-gombo di

Spanyol, guibeiro dalam bahasa Portugis dan bhindi di India. Hal ini sangat

populer di India karena budidaya mudah, hasil diandalkan dan kemampuan

beradaptasi untuk berbagai kondisi kelembaban. Bahkan di India, nama yang

berbeda telah diberikan di berbagai daerah bahasa (Arisman, 2001).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui produksi

benih okra (Abelmoschus esculenta L. Moench.).

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura, Program Studi

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Beattie (2005) taksonomi tanaman okra yaitu, Kingdom: Plantae;

Division: Spermatophyta; Kelas: Dicotiledoneae; Ordo: Malvales;

Family: Malvaceae; Genus: Abelmoschus; Spesies: Abelmoschus esculentus L.

(Beattie, 2005).

Perakaran okra yaitu akar tunggang dan memiliki rambu-rambut akar,

tetapi daya tembus relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30-60 cm. Oleh karena

itu, tanaman okra termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air. Tanaman

okra membutuhkan banyak air, terutama waktu berbunga, tetapi tidak sampai

menggenang (Heywood, 2001).

Batang okra bewarna hijau kemerahan dan bercabang sedikit. Tanaman

okra mempunyai batang yang lunak dan bisa tumbuh mencapai tinggi sekitar 1

sampai 2 meter. Tanaman okra bercabang tetapi tidak terlalu banyak dan memiliki

bulu-bulu yang halus sampai kasar. Batang tanaman okra tumbuh tegak ke atas

(Ministy, 2009).

Okra, yang mempunyai nama latin Abelmochus esculentus merupakan

tanaman asli Afrika. Okra merupakan tanaman tahunan, tinggi tanaman bisa

mencapai 2 meter. Daunnya memiliki panjang dan lebar kira-kira 10-20 cm.

Tanaman okra memiliki daun yang lebar dan bercanggap dan menjari. Tangkai

daun okra panjang dan berukuran sekitar 10-25 cm. Daunnya berbentuk lima jari

dan pertulangan daunnya menyirip (Lestienne dkk., 2006).

Tanaman okra mempunya bunga yang sangat cantik, berdiameter 4-8 cm,

mempunyai kelopak bunga yang berwarna putih sampai kekuning-kuningan, dan


4

tampak bercak berwarna merah atau ungu pada dasar kelopaknya

(Ogunlela dkk., 2005).

Buahnya berbentuk kapsul dengan panjang mencapai 18 cm. Bagian

dalamnya berlubang dan mengandung banyak biji. Bagian ujung buah okra

runcing sehingga buah ini mirip seperti jari lentik perempuan. Buah okra

mengandung banyak lendir, sehingga tidak cocok untuk sop (Agrisain, 2009).

Biji dari buah tua okra dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri minyak

dan bahan protein, karena okra memiliki kandungan minyak dan protein yang

berkualitas bagus. Selain itu, buah okra mempunyai kandungan gizi yang cukup

tinggi dimana pada setiap 100 gram buah muda okra mengandung 1 gram lendir, 7

gram karbohidrat dan 70-90 mg kalsium (Adil dan Roostika, 2000).

Syarat Tumbuh

Iklim

Okra dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-800 meter diatas permukaan

laut dan tidak memerlukan jenis tanah yang khusus. Namun faktor tanah sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan okra. Tanah sebagai media tumbuh tanaman

berfungsi sebagai tempat persediaan unsur hara, air, udara, dan unsur mineral

lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman okra. Maka jenis tanah sangat

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman (Awaludin, 2001).

Okra (Abelmoschus esculentus) dapat ditanam di berbagai macam tanah

dengan drainase yang baik, tanah geluh pasir adalah jenis yang paling cocok.

Suhu udara antara 27-30 °C mendukung pertumbuhan yang cepat dan sehat. Benih

okra tidak akan berkecambah jika suhu tanah di bawah 17°C. Benih perlu
5

direndam air selama 24 jam sebelum ditanam. Tanaman tumbuh dengan baik di

bedengan yang tingginya 20-30 cm (Luther, 2012).

Okra menghendaki tempat terbuka yang mendapat sinar matahari secara

penuh, bila terlindung maka pembentukan polong tidak sempurna dan buah

menjadi sedikit. Okra dapat ditanam pada segala musim, namun tidak tahan

terhadap genangan air (Norris dan Ayres, 2000).

Pertumbuhan okra yang baik ialah pada curah hujan antar 1.700-3000 mm.

Suhu udara yang ideal untuk pertumbuhan okra sekitar 28°C-32°C, sedangkan pH

tanah yang rendah (masam) menyebabkan pertumbuhan okra kurang baik, maka

perlu dilakukan pengapuran untuk mencapai pH 6-7 (Gorder, 2005).

Okra menghendaki tempat terbuka yang mendapat sinar matahari secara

penuh, bila terlindung maka pembentukan polong tidak sempurna dan buah

menjadi sedikit. Okra dapat ditanam pada segala musim, namun tidak tahan

terhadap genangan air. Jarak tanam yang dianjurkan ialah 90-125 cm x 28-62 cm

(Kavanova dan Gloser, 2004).

Tanah

Okra memilki kemampuan untuk beradaptasi terhadap nutrisi yang ada

dalam tanah yang tidak mecukupi, kesuburan tanah tidak opsional, tapi tanah yang

dalam, gembur dan subur, baik dikeringkan tanah liat atau lempung berpasir lebih

tepat. Pupuk dengan nitrogen terutama dalam tahap pertumbuhan, P dan K pada

akhir membutuhkan lebih banyak. Tapi terlalu banyak nitrogen, mudah untuk

tanaman berkaki panjang, berbunga tertunda, buah festival sedikit lebih tinggi,

kekurangan nitrogen, pertumbuhan tanaman miskin dan mempengaruhi berbunga


6

dan berbuah. Sehingga tanaman okra dapat dikembangkan di Indonesia

(Reksohadiprojo, 2009).

Hasil penelitian pada tanaman tomat dan okra yang ditanam berturutan

terlihat bahwa bobot buah segar tomat yang ditanam pertama sebelum okra,

dipengaruhi secara nyata oleh pemberian kompos baik yang berasal dari

pemotongan sapi maupun dari kotoran ayam. Pemberian kompos menaikkan

bobot buah segar secara nyata. Pemberian urea sebanyak 5g N/ pot menyebabkan

tanaman tidak tumbuh akibat kandungan N terlalu tinggi (Sunarlim dkk., 2011).

Okra dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi pada hampir

semua jenis tanah dengan pH tanah minimal 4.5. Okra dapat tumbuh dengan baik

pada tanah berpasir dengan pengairan yang baik, dan pH antara 6.5 sampai 7.5.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, perlu diperhatikan pula faktor tanah,

iklim, dan pemeliharaannya (Norris dan Ayres, 2000).

Tanaman okra bisa ditanam pada musim apa saja karena selain tahan

kekeringan juga tahan pada kondisi musim hujan. Namun, tanaman okra sangat

tidak tahan terhadap genangan air, sehingga pembuatan drainase yang baik sangat

diperlukan agar pertumbuhan okra bisa optimal (Dewi, 2009).

Pada tanah yang berpasir perlu diberikan bahan organik sedangkan pada

tanah yang padat pengolahan tanah sebelum tanam perlu dilakukan. Tanaman okra

dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH berkisar 5 – 7, sedangkan pada

tanah dengan pH rendah perlu dilakukan pengapuran (misalnya dengan

memberikan dolomit) (Nadira dkk., 2009).


7

PRODUKSI BENIH OKRA (Abelmoschus esculenta L. Moench.)

Pembibitan Okra

Benih okra biasanya ditanam langsung, namun jika jumlah benih terbatas,

lebih baik disemai terlebih dahulu. Metoda pindah tanam lebih menguntungkan

mengingat benih okra memerlukan perlakuan khusus sebelum tanam, yaitu

perendaman benih dengan menggunakan air hangat selama 4-6 jam. Benih disebar

merata dan ditutup tanah tipis-tipis. Setelah berumur 21 hari siap dipindah ke

lahan tanam. Jarak tanam yang dianjurkan 90-125 cm x 28-62 cm

(William dkk., 2011).

Okra termasuk tanaman genus Hibiscus dari famili Malvaceae (kapas-

kapasan). Tanaman ini memiliki julukan Lady's Finger karena bentuk buahnya

yang panjang dan meruncing di bagian ujungnya seperti jari-jari lentik gemulai

seorang wanita cantik (Dewi, 2009).

Tanaman okra memiliki karakteristik pertumbuhan secara indeterminasi.

Proses pembungaan selalu terjadi secara berkesinambungan tergantung atas

kondisi biotic dan abiotik stress. Tanaman ini hampir selalu memunculkan bunga

satu atau dua bulan setelahy proses penanaman. Buahnya berbentuk seperti kapsul

dan tumbuh dengan cepat setelah melalui proses pembungaan. Pertambahan

maksimal dari panjang, lebar, dan diameter buah berada di kisaran antara 4

sampai 6 hari setelah proses pembungaan (Beattie, 2005).

Buah okra dipanen ketika telah matang, tetapi sebelum mulai mongering.

Secara umum produksi fiber didalam buah berawal sejak hari ke 6 berdasarkan

formasi buah dan mengalami kenaikan kandungan fiber mulai hari ke 9 saat

diobservasi. Tanaman okra akan terus berbunga hingga berbuah dalam waktu
8

yang tidak dapat ditentukan, tergantung atas varietasnya,musim dan keadaan

tanah (Heywood, 2001).

Secara umum produksi fiber didalam buah berawal sejak hari ke 6

berdasarkan formasi buah dan mengalami kenaikan kandungan fiber mulai hari ke

9 saat diobservasi. Tanaman okra akan terus berbunga hingga berbuah dalam

waktu yang tidak dapat ditentukan, tergantung atas varietasnya, musim dan

keadaan tanah. Dapat diketahui bahwa pemanenan yang biasa dilakukan secara

terus menerus menstimulasi tanaman untuk terus berbuah, buah yang dihasilkan

akan sangat banyak sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan proses

panen setiap harinya (Nasaruddin dan Lengkong, 2002).

Pemeliharaan Okra

Pada minggu pertama, penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi

dan sore, karena tanah harus selalu basah dan lembap saat awal pertumbuhannya.

Minggu-minggu selanjutnya, penyiraman cukup dilakukan dua hari sekali atau

sehari sekali, tergantung keadaan tanah. Penyiraman tidak perlu dilakukan pada

saat hari hujan. Seminggu setelah tanam, dapat dilakukan penjarangan. Dan, dua

minggu kemudian, dilakukan penyulaman. Sebaiknya bedengan tetap bersih dari

gulma. Untuk itu, perlu sering dilakukan penyiangan sekaligus pembumbunan

paling sedikit sekali seminggu. Pemupukan dilakukan 14 hari setelah tanam

dengan menggunakan Urea dan KCl masing-masing sebanyak 100-130 kg/ha

(Adil dan Roostika, 2000).

Pada waktu tanam pemupukan menggunakan 10-20 ton per hektar pupuk

organik , 150 kg/ha SP36, 150 kg/ha KCl, dan 100 kg/ha Urea. Pemupukan susulan

diberikan tiga dan enam minggu setelah tanam menggunakan masing-masing 100
9

kg/ha Urea. Okra memerlukan kondisi tanah yang agak lembab, apabila tidak

hujan sebaiknya diberi pengairan dengan interval dua hari sekali. Pengendalian

gulma dapat dilakukan dengan penanaman menggunakan mulsa plastik hitam

perak (Ogunlela dkk., 2005).

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tanaman dengan percabangan

yang seimbang sehingga distribusi daun merata, memudahkan penyemprotan dan

pemanenan serta mempertinggi hasil dan menjamin pertukaran udara serta

menekan perkembangan hama dan penyakit. Dengan pemangkasan dapat

menghilangkan cabang-cabang yang tidak dikehendaki sehingga tanaman akan

tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara maksimal (Awaludin, 2001).

Dengan pemangkasan cabang-cabang produktif akan terangsang

pertumbuhannya sehingga jumlah polong yang terbentuk meningkat.

Meningkatnya cabang produktif ini disebabkan meningkatnya aktivitas hormon

pertumbuhan di sekitar bagian tanaman yang terpangkas. Dengan melakukan

pemangkasan pada tanaman okra diharapkan dapat mengurangi pertumbuhan

vegetatif yang dapat mengurangi produksi polong (Rachman dkk., 2001).

Penyakit yang sering menyerang adalah Cercospora blight, embun tepung,

dan busuk buah. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida

secara selektif. Penyakit lainnya adalah Fusarium wilt, antraknose, virus kuning

yang ditularkan melalui vector Bemisia tabaci. Hama yang sering menyerang okra

adalah hama pengorok buah dan batang, serta nematod (Setiawan, 2005).

Pemanenan okra

Okra dipanen pada saat buahnya masih muda, yaitu 5-6 hari setelah bunga

mekar. Okra berbunga pada 50 hari setelah tanam. Panjang buah okra yang dsukai
10

konsumen adalah 6.5-9 cm. Panen okra dapat dilakukan 3 kali dalam seminggu

(FAOSTAT, 2009).

Masa berbuah adalah 82 hari setelah tanam. Panen buah okra dilakukan

dua hari sekali. Okra (Abelmoschus esculentus L.) dapat dipanen ketika berumur

kurang lebih dua bulan setelah tanam atau 10 hari setelah bunganya muncul. Saat

panen yang baik adalah pagi atau sore hari dengan interval 2 hari sekali. Panen

dapat berlangsung sampai dua bulan, bahkan ada varietas yang masa panennya

mencapai 3-4 bulan. Buah yang dipanen hanyalah buah berukuran sekitar 5-10

cm. Buah yang sudah terlalu tua atau terlalu besar tidak baik untuk dikonsumsi,

tetapi baik untuk benih (Ministy, 2009).

Secara fisiologis bagian tanaman yang dipanen dan dimanfaatkan untuk

konsumsi segar adalah yang masih hidup dicirikan dengan adanya aktifitas

metabolisme yang dinamakan respirasi (Gorder, 2005).

Tanaman ini hampir selalu memunculkan bunga satu atau dua bulan

setelahy proses penanaman. Buahnya berbentuk seperti kapsul dan tumbuh

dengan cepat setelah melalui proses pembungaan. Dapat diketahui bahwa

pemanenan yang biasa dilakukan secara terus menerus menstimulasi tanaman

untuk terus berbuah, buah yang dihasilkan akan sangat banyak sehingga sangat

memungkinkan untuk dilakukan proses panen setiap hari padawilayah dengan

iklim dimana dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara maksimal

(Luther, 2012).

Polong okra matang secara berurutan, mulai dari yang terletak di pangkal

tanaman dan berlanjut hingga mencapai pucuk tanaman Setelah kering, polong

cenderung pecah di sepanjang garis buah. Benih dari polong yang pecah bisa
11

rusak karena hujan atau jatuh ke tanah. Itu sebabnya okra perlu dipanen

secepatnya setelah matang seukuran S dan sebelum pecah Polong okra sangat

mudah ditebah dengan tangan memakai pisau yang sangat tajam

(Nasaruddin dan Lengkong, 2002).

Interval pemotongan berpengaruh tehadap produksi hasil panen beberapa

jenis hijauan. Begitu juga dengan produksi bahan segar dan bahan kering

dipengaruhi oleh interval pemotongan. Adanya kencenderungan perubahan

produksi segar dan kering seiring dengan lama interval pemotongan karena

proporsi bahan kering yang dikandung oleh rumput yang berubah seiring dengan

umur tanaman. Makin tua tanaman maka akan lebih sedikit kandungan airnya dan

proporsi dinding selnya lebih tinggi dibandingkan dengan isi sel (Arisman, 2001).

Kandungan Okra

Bagian yang dibuat sayur adalah buahnya (buah muda). Buah tersebut

banyak mengandung lendir sehingga baik dijadikan sup. Buah okra muda

mengandung kadar air 85,70 % ; protein 8,30 % ; lemak 2,05 % ; karbohidrat 1,4

% dan 38,9 % kalori per 100 g (Kavanova dan Gloser, 2004).

Tanaman okra merupakan salah satu sayuran yang sangat rendah kalori.

Tanaman okra juga disebut sebagai gumbo karena hanya mengandung 30 kalori

per 100gr dan tidak mengandung lemak jenuh atau kolesterol. Meskipun

demikian, okra adalah sumber sayuran yang kaya serat, mineral, dan vitamin,

sehingga sering direkomendasikan oleh ahli gizi untuk mengendalikan kadar

kolesterol dan program penurunan berat badan (Awaludin, 2001).

Biji dari buah tua okra dapat dimanfaatkan sebagai bahan industry minyak

dan protein, karena okra memiliki kandungan minyak dan protein yang
12

berkualitas bagus. Selain itu,buah okra mempunyai kandungan gizi yang cukup

tinggi dimana pada setiap 100 gr buah muda okra mengandung 1 gr lendir, 7 gr

karbohidrat dan 70-90 mg kalsium (Luther, 2012).

Ciri-ciri tanaman okra: Tinggi tanaman mulai 1 hingga 4 meter. Buah

panjang dan hijau, biasanya membentuk persegi lima dengan ujung runcing.

Sepintas dari kejauhan, batangnya mirip tanaman tembakau, tetapi dedaunannya

kecil-kecil. Bagian yang dikonsumsi adalah buah muda dimana di dalam 100 g

buah muda terkandung 90 g air, 2 gprotein, 7 g karbohidrat, 1 g serat, 70-90 mg

kalsium dengan total energi sebesar 145 kJ (Nadira dkk., 2009).

Tanaman okra di Indonesia ditanam sejak tahun 1877 terutama di

Kalimantan Barat. Tanaman ini telah lama diusahakan oleh petani Tionghoa

sebagai sayuran yang sangat disukai utamanya untuk kebutuhan keluarga sehari-

hari, pasar swalayan, rumah makan, restoran dan hotel. Dapat juga menjadi

komoditas non migas yang potensial, sehingga tanaman ini mempunyai peluang

bisnis yang mendatangkan keuntungan yang besar bagi petani. Bagian yang dibuat

sayur adalah buahnya (buah muda). Buah tersebut banyak mengandung lendir

sehingga baik dijadikan sup. Buah okra muda mengandung kadar air 85,70 % ;

protein 8,30 % ; lemak 2,05 % ; karbohidrat 1,4 % dan 38,9 % kalori per 100 g

(William dkk., 2011).

Produksi Benih Okra

Budidaya untuk produksi benih okra hampir sama seperti budidaya

konsumsi, kecuali ada perlakuan isolasi jarak dan seleksi (roguing) untuk menjaga

kemurnian genetik benih yang dihasilkan. Tanaman okra termasuk tanaman yang

menyerbuk sendiri, namun dapat juga terjadi penyerbukan silang lewat perantara
13

serangga sekitar 4. – 19 %. Isolasi jarak yang digunakan sekitar 500 m. Seleksi

tanaman dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif, fase berbunga dan fase

berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan, bentuk daun, warna bunga, bentuk

buah dan lain-lain (Beever, 2000).

Waktu panen benih okra sekitar 100-105 hari setelah semai, ditandai

dengan polong yang telah berwarna coklat dan kering, terkadang bahkan polong

telah retak, dan biji telah berwarna coklat. Saat musim hujan sebaiknya jangan

menunda waktu panen biji karena dikhawatirkan biji dapat berkecambah dalam

polong. Polong dipanen dengan cara dipotong, untuk selanjutnya polong

dikeringkan (Setiawan, 2005).

Benih atau biji okra dapat dikemas dalam kemasan kertas, namun akan

lebih baik lagi jika menggunakan kemasan alumunium foil, karena sifatnya yang

kedap udara. Jika memungkinkan udara yang ada dalam kemasan alumunium foil

juga dikeluarkan dengan menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar

air benih awal dapat dipertahankan (Arisman, 2001).

Benih okra biasanya ditanam langsung, namun jika jumlah benih terbatas, lebih

baik disemai terlebih dahulu.Metoda pindah tanam lebih menguntungkan

mengingat benih okra memerlukan perlakuan khusus sebelumtanam, yaitu

perendaman benih dengan menggunakan air hangat selama 4-6 jam. Benih disebar

merata danditutup tanah tipis-tipis. Setelah berumur 21 hari siap dipindah ke

lahan tanam. Jarak tanam yang dianjurkan 90-125 cm x 28-62 cm (Beattie, 2005).

Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples

kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti : silica gel; arang; abu gosok,

sehingga udara didalam stoples diharapkan tetap kering, dan dapat


14

mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam kemasan

alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang tertutup.

Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika

memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan


o
kelembabannya dapat diatur (t = 18 C; RH = 30 %) (Rachman dkk., 2001).
15

KESIMPULAN

1. Pembibitan okra memerlukan perlakuan khusus sebelum pembibitan berupa

perendaman dengan air hangat selama 4-6 jam.

2. Pemeliharaan okra dilakukan dengan penyiraman sekali dua hari, pemupukan

dengan pupuk organik, urea, SP36, dan KCl setelah 14 hari tanam, serta

pemangkasan cabang produktif.

3. Panen okra dilakukan setelah 50-60 hari setelah tanam dan untuk benih, okra

dipanen sekitar 100-105 hari setelah semai.

4. Kandungan tanaman okra berupa 85, 70% air, 8,3% protein, 2,05% lemak,

1,4% karbohidrat, dan 38,9% kalori per 100 gram.

5. Produksi benih okra dilakukan setelah 100-105 hari setelah semai, benih

dikemas dengan aluminium foil dalam toples yang diletakkan diruangan

bersuhu 18oC dan RH 30%.


16

DAFTAR PUSTAKA

Adil W. H., N. Sunarlim., dan . Roostika. 2000. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk
Nitrogen Terhadap Tanaman Sayuran. Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Bioteknologi Dan Sumberdaya Genetik Pertanian
(Balitbiogen), Bogor.

Agrisain. 2009. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Okra. (Abelmoschus esculantus


Dekaform Dan Defoliasi. Dekaform Tablet, Defoliation Okra.

Arisman. 2001. Pendidikan Keterampilan SMTA Pertanian. Penerbit Angkasa,


Bandung

Awaludin. 2001. Karakteristik Distribusi Dan Efesiensi Penggunaan Radiasi


Surya Pada Pola Tanam Monokultur dan Tumpangsari Tanaman Okra dan
Kedelai. Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB, Bogor.

Beattie W, R. 2005. Okra: Its Culture and Uses. Government Printing Ofiice:
Washington.

Beever. 2000. The feeding value of grass and grass product. In: A Hopkins (Ed)
Grass: It’s Productions and Utilization. Published for British Grassland
Soc. By Beckwell Science.

Dewi, M. 2009. Respon Tanaman Okra Terhadap Beberapa Jenis Tanah dan
Pupuk Amazing Bio-Growth. Universitas Islam Riau.

FAOSTAT dalam Ministy of Environment and Forest. 2009. Biology of Okra.


Department of Biotechnology, India.

Gorder. 2005. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan I. Tarsito, Bandung.

Heywood, V. H. 2001. Plant Taxonomy. St.Martin’s Press, New York.

Kavanova, M. dan V. Gloser. 2004. The use of internal nitrogen stores in the
Rhizomatous Grass Calamagrostis epigejos during regrowth after
defoliation. Annuals of Botany.

Lestienne, F.,B. Thornton dan F. Gastal. 2006. Impact of defoliation intensity and
frequency on N uptake and mobilization in Lolium perenne. Journal of
Experimental Botany.

Luther, Kartini. 2012. Panen dan Menyimpan Benih Sayur-sayuran: Buku


Panduan Untuk Petani. AVRDC Publication, Taiwan.

Ministy, R. C. 2009. Biology of Okra. Department of Biotechnology, India.


17

Nadira, S., Hatidjah, B., dan Nuraeni. 2009. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Okra (Abelmoschus Esculanta) pada Pelakuan Pupuk Dekaform dan
Defoliasi.

Nasaruddin dan J. G. Lengkong. 2002. Peningkatan Produksi Tanaman Kakao dan


Penekanan Serangan PenggerekBuah Kakao melalui Pemangkasan dan
Pemupukan Kalium. Jurnal Agrivigor.

Norris, R.F dan Ayres. 2000. Cutting Interval and Irrigation Timing in Alfafa:
Yellow Foxtail Invasion and Economic Analysis.

Rachman, A. Kadir dan S. Yudo. 2001. Nipah Sumber Pemanis Baru, Yogyakarta.

Reksohadiprojo, S. 2009. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.


UGM Press, Yogyakarta.

Setiawan, S. 2005. Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus esculanta) pada


Perlakuan Pupuk Dekaform.

Ogunlela, Masarirambi, dan Makuza. 2005. Effect Of Cattle Manure Application


On Pod Yield And Yield Indices Of Okra (Abelmoschus Esculentus L.
Moench) In A Semi-Arid Subtropical Environment. Journal Of Food,
Agriculture, And Environtment.

Sunarlim, N., W.H. Adil, F.L. Sahwan, dan F. Schuchardt. 2001. The Application
Of Compost To Vegetable And Ornamental Crops. [Research Report].
Institute For Food Crops Biotechnology Bogor, Agency For Assessment
And Application Technology Jakarta, Indonesia And Federal Agricultural
Research Centre (Fal), Braunschweig, Germany.

William, C.N., J.O. Uzo and W.T.H. Peregrine. 2011. Vegetable production in the
tropic. Longman Group, Kuala Lumpur.

Anda mungkin juga menyukai