Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Proposal Tesis Eulis Karmila - Rembesan Pada Bendungan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROPOSAL TESIS
ANALISIS DAN SENSITIVITAS REMBESAN
TERHADAP PENGARUH FLUKTUASI MUKA AIR
WADUK DAN KEAMANAN BENDUNGAN
Oleh :
Eulis Karmila (95016005)

Pembimbing :
Prof. Ir. Iwan Kridasantausa Hadihardaja, M.Sc., Ph.D.

Bandung, Mei 2018


2

SISTEMATIKA
I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI & GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. JADWAL PELAKSANAAN

DAFTAR PUSTAKA
KETAHANAN PANGAN
LATAR BELAKANG
• Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002
Tentang Ketahanan Pangan dan program
Nawa Cita yaitu dalam mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
• Ketersediaan sumber daya air semakin
KEKURANGAN AIR PENGEMBANGAN berkurang dikarenakan adanya kerusakan
INFRASTRUKTUR SDA ekosistem DAS dan persaingan penggunaan
air serta kerusakan jaringan irigasi.
• Ketahanan pangan dapat diwujudkan melalui
pengembangan dan pembangunan
infrastruktur.
• Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2017 Tentang Perubahan
KEGAGALAN BENDUNGAN PEMBANGUNAN 65 Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
BENDUNGAN 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional yakni
pembangunan 51 bendungan (14 bendungan
telah dibangun). Salah satunya Bendungan
Leuwikeris di Prov. Jawa Barat
• Pembangunan harus memperhatikan
keamanan bendungan untuk menghindari
terjadinya kegagalan bendungan khususnya
akibat erosi internal.
OP BENDUNGAN PENELITIAN • OP Bendungan diterapkan untuk mengontrol
ANALISIS & SENSITIFITAS keamanan bendungan dengan
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
kegagalan fungsi bendungan.
• Diperlukan suatu penelitian berupa analisis
dan sensitivitas rembesan terhadap
pengaruh fluktuasi muka air waduk untuk
meminimalkan kegagalan bendungan namun
tetap menjaga manfaat waduk.
MAKSUD
Melakukan analisis dan sensitivitas rembesan terhadap pengaruh fluktuasi muka air
waduk yang efektif dan efisien dari segi teknis dan tidak membahayakan bendungan.

TUJUAN

Mengetahui seberapa besar pengaruh rembesan terhadap fluktuasi muka air waduk
dalam meminimalkan kegagalan bendungan.

SASARAN
Mengetahui
Mengetahui
berapa besar
faktor
Mengetahui pengaruh
keamanan
debit rembesan bocoran
bendungan
yang terjadi (rembesan)
terhadap piping
pada tubuh terhadap
pada berbagai
bendungan dan fluktuasi muka
level muka air
di bawah tubuh air waduk yang
waduk, berbagai
bendungan. tidak
kondisi filter dan
membahayakan
kondisi pondasi.
bendungan.
ANALISIS ARTIFICIAL NEURAL
SENSITIFITAS NETWORK (ANN)

ANALISIS GGU-SS FLOW2D


REMBESAN VERSION 7

PEMODELAN FINITE ELEMENT


REMBESAN METHOD
PARAMETER HASIL
GEOTEK LABORATORIUM

LOKASI BENDUNGAN
PENELITIAN LEUWIKERIS
LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian merupakan Bendungan Leuwikeris di sungai Citanduy Hulu yang merupakan
perbatasan antara Kab. Tasik dengan Kab. Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

Batas Administrasi
Kiri Aliran Sungai : Kampung Cibatok, Desa Ciharalang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten
Ciamis, Provinsi Jawa Barat
Kanan Aliran Sungai : Kampung Panaekan, Desa Ancol, Kecamatan Cineam, Kabupaten
Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Koordinat : Pada 117 5’0” BT dan 10 45’ 0” LS

MANFAAT
▪ Penyediaan air
irigasi untuk
mengairi daerah
irigasi seluas 19.733
Ha Kab. Ciamis &
▪ Penyediaan air baku Kab. Tasikmalaya
Prov. Jawa Barat
0.845 m3/detik
▪ Pembangkit listrik
tenaga air (PLTA)
20 MW
▪ Pengendalian banjir
▪ Konservasi air
▪ Pariwisata
TINJAUAN PUSTAKA
 Bendungan adalah struktur penahan air, utamanya digunakan sebagai reservoir air.
Fungsinya adalah menampung curah hujan berlebih di musim hujan sehingga tidak
menyebabkan banjir. Sebaliknya, di musim kemarau, air yang sudah ditampung tadi dapat
dialirkan untuk kebutuhan irigasi. Bila daya tampung reservoirnya besar dan cukup
ekonomis, bendungan juga bisa digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.

Bendungan Beton Bendungan urugan (Embankment Dams)


Arch-Gravity dam Rockfill dam Earth-fill dam

Hover Dam Jatiluhur Dam Gintung Dam

Sumber : Pedoman Kriteria Umum Desain Bendungan tahun 2003


PENYEBAB KERUNTUHAN BENDUNGAN TYPE URUGAN

Penyebab keruntuhan bendungan type urugan Menurut ICOLD (ICOLD Bulletin 109,
1997):
1. Overtopping
2. Slope instability
3. Internal erosion
CONTOH KERUNTUHAN BENDUNGAN TYPE URUGAN
(Sumber: US Army Corps of Engineers Building Strong)

1 OVERTOPPING

3 SLOPE INSTABILITY

Bendungan saat overtopping (A) dan setelah runtuh (B)


(Lokasi : Republik Ceko)

2 INTERNAL EROSION

Keruntuhan lereng hulu bendungan


urugan homogen akibat surut cepat di
Prancis.

Keruntuhan Teton Dam di Kegagalan bendungan


Idaho, Amerika Serikat Baldwin Hills di California
CONTOH KERUNTUHAN BENDUNGAN TYPE URUGAN
Di Indonesia

Jebolnya Bendungan Gintung


1 di Tangerang Selatan, Banten

Jebolnya Bendungan Way Ella


2 di Maluku Tengah

Sumber : kabartangsel.com-27 Maret 2017 Sumber : Kompasiana.com 28 Juli 2013


TINJAUAN PUSTAKA
11

Permeabilitas adalah kemampuan material untuk mengirimkan air. (Roy E. Hunt :


149, 1984)

Koefisien permeabilitas tanah (k) digunakan untuk mengetahui besarnya


rembesan pada permasalahan bendungan, saluran irigasi, tanggul tanah, sumur
resapan dan lainnya.

Koefisien permebalititas berdasarkan hukum Darcy (1956) yaitu :


q = A.ki
𝑞
v = 𝐴 = 𝑘𝑖
dengan :
q = volume aliran air per satuan waktu (cm3 )
A = luas penampang tanah yang dilewati air (cm2)
k = koefisien permeabilitas (cm/dt)
i = gradien hidraulik
v = kecepatan aliran (cm/dt)
ANALISIS STABILITAS 12

REMBESAN
Katagori - SNI 8065:2016 Metode analisis dan cara pengendalian rembesan air untuk
standar bendungan tipe urugan.
- SNI 7754:2012 Tata cara penentuan gradasi bahan filter pelindung pada
bendungan tipe urugan.
Kontur Garis ● Inti kedap air dianggap homogen yang mempunyai nilai koefisien
Ekipotensial permeabilitas horisontal lebih besar dari koefisien permeabilitas vertikal (Kh
= 5.0 Kv).
● Koefisien permeabilitas horisontal pondasi dianggap sama dengan koefisien
permeabilitas vertikalnya.
● Urugan batu, transisi dan filter di hilir dan udik dianggap berfungsi baik.
Kriteria Erosi Faktor keamanan terhadap bahaya erosi buluh diperiksa berdasarkan dua
Buluh kriteria berikut :
1. Bahan urugan berplastisitas tinggi
2. Faktor keamanan terhadap bahaya erosi buluh adalah :
icr Di mana :
Fk =  4.0 icr = gradien hidraulik kritis lapisan tanah
iexit
Gs = Berat jenis tanah (2.59)
Gs − 1
icr = e = angka pori tanah (0.23)
1+ e iexit = gradien hidraulik hasil analisis rembesan
METODE REMBESAN 13

Cara yang digunakan adalah cara elemen hingga (finite element


methode) yang dikembangkan oleh DESAI & KUPPUSUMY (1978)
di VIRGINIA POLYTECHNIC & STATE UNIVERSITY, yang
kemudian diterapkan berupa program dan dikembangkan oleh GGU –
SS FLOW2D.
Secara singkat formulasinya dapat diuraikan sebagai berikut :
Komponen kecepatan aliran diperoleh dengan menggunakan hukum
Darcy.
Persamaan differensial untuk aliran 2 dimensi dapat diperiksa pada
formula dibawah ini :

  h    h   .(Vw / V )
. Kx.  + . Ky.  + q =
x  x  y  y  t

Dimana : h = tinggi tekanan (m)


Kx, Ky = konduktivitas hidrolik pada arah x dan y (m/dt)
q = aliran pada batas luar (m3)
Vw/V = kadar air volumetrik
Vw = volume air dalam tiap elemen (m3)
V = volume total elemen (m3)
t = waktu (detik)
Kondisi Steady Seepage : 14

  h    h 
. Kx.  + . Ky.  + q = 0
x  x  y  y 

Uw
h= +y
Ug

Dimana : Uw = tekanan air pori (Kpa)


U = berat jenis air pori (kg/m2)
g = percepatan gravitasi (m/dt)
y = ketinggian air (m)
Persamaan elemen hingga dalam bentuk matrik :
C h + S h = Q
C  =  B K Bdv
T

Dimana : C  = matrik konduktivitas elemen


S  = matrik simpanan elemen
h = vektor tinggi tekanan pada nodal
Q = vektor aliran pada nodal
K  = matrik konduktivitas hidrolik
B  = matrik gaya beban
15

Analisis Sensitivitas
Mengetahui dampak perubahan suatu nilai parameter terhadap model

Mencari parameter yang sensitif

Mempermudah proses kalibrasi parameter

Model Artificial Neural Network


(ANN) merupakan tiruan cara
kerja syaraf, di mana komponen-
komponennya terdiri dari input
sinyal yang digambarkan oleh
variabel X.
Setiap input dirubah oleh faktor
bobot yang menggambarkan
simpul syaraf biologis, faktor
bobot tersebut saling berinteraksi
satu sama lain membentuk
sebuah konfigurasi yang
menghasilkan output sinyal
berupa variabel Y.
METODOLOGI PENELITIAN 16

START
▪ Data umum lokasi penelitian ▪ Penelitian dan jurnal yang serupa
▪ Data teknis bendungan atau berkaitan dengan penelitian.
▪ Penampang melintang bendungan PENGUMPULAN DATA & ▪ Buku penunjang/Literatur yang
▪ Elevasi M.A. Normal & Banjir STUDI LITERATUR berkaitan dengan penelitian.
▪ Parameter Teknis dan Fisik ▪ Pedoman/peraturan yang
▪ Stratigrafi Bor Inti berkaitan.

PEMODELAN REMBESAN

▪ Finite element methode (FEM) TINJAUAN ANALISIS :


- Kondisi muka air waduk per 3 m
(tinggi hidrolis 77 m pada MAB)
- Perbaikan pondasi berupa
grouting dengan berbagai
ANALISIS REMBESAN kedalaman (per 5 m)
HASIL ANALISIS STABILITAS
• GGU-SS FLOW2D Version 7 REMBESAN
▪ Debit bocoran
▪ Exit gradien
▪ Fk erosi buluh TIDAK

YA
FK EROSI
ANALISIS SENSITIFITAS BULUH  4

• Artificial Neural Network (ANN)


STOP

• Kesimpulan

• Pelaporan END
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 17

DENAH BENDUNGAN LEUWIKERIS

DATA TEKNIS WADUK


Luas daerah pengaliran sungai : 646,00 km2
Luas genangan pada kondisi HWL (FWL PMF) : 242,90 Ha
Debit sungai rata - rata tahunan : 49,52 m3/det
Curah hujan rata - rata tahunan : 2987,00 mm
Debit banjir maksimum boleh jadi (QPMFin) : 4767,40 m3/det
Debit banjir 1.000 tahun (Q1.000in) : 1066,90 m3/det
Debit banjir 100 tahun (Q100in) : 600,30 m3/det
Muka air banjir PMF (HWL) : 156,48 m
Muka air banjir 1.000 tahun : 153,19 m
Muka air banjir 100 tahun : 152,19 m
Muka air normal maksimal (NWL) : 150,00 m
Tampungan bruto (dengan sedimen) : 81,44 juta m3
Tampungan efektif : 45,35 juta m3
Tampungan mati pada elevasi + 133,00 m : 36,09 juta m3
Usia guna waduk : 50 tahun
Retensi Banjir : 18,48 %

Bendungan Utama

Sumber : Lap. Akhir & Gambar Desain Pekerjaan Penyempurnaan dan Sertifikasi Desain Bendungan Leuwikeris, BBWS Citanduy & PT. Aditya Engineering
Consultant , 2015.
BENDUNGAN UTAMA

POTONGAN MEMANJANG BENDUNGAN


DATA TEKNIS TUBUH BENDUNGAN
Tipe bendungan : zonal dengan inti Lempung, urugan batu
Tinggi maksimal di atas dasar galian : 83,50 m
Elevasi puncak + Chammber : + 159,00 m
Panjang puncak : 388,00 m
Lebar puncak : 14,50 m
Kemiringan lereng hulu : 1:3,00
Kemiringan lereng hilir : 1:2,50
Volume timbunan (termasuk cofferdam) : 4.582 juta m3
Sumber : Lap. Akhir & Gambar Desain Pekerjaan Penyempurnaan dan Sertifikasi Desain Bendungan Leuwikeris, BBWS Citanduy & PT. Aditya18Engineering
Consultant , 2015.
Tipe Bendungan Utama
Bendungan Leuwikeris didesain tipe urugan berzonal yang terdiri dari bendungan utama dan
koferdam yang menjadi satu kesatuan bendungan. Bendungan utama mempunyai tipe urugan
berzonal yang terdiri atas inti vertikal, filter, transisi dan urugan batu dengan kemiringan lereng
hulu adalah 1 : 3,00 dan lereng hilir 1 : 2,50.

(Gambar 1. Desain potongan Melintang Tubuh Bendungan mengikuti Standar Nasional Indonesia RSNI T-01-2002
Tata Cara Desain Tubuh Bendungan Tipe Urugan; Pd T-03.3-2005).

Sumber : Lap. Akhir & Gambar Desain Pekerjaan Penyempurnaan dan Sertifikasi Desain Bendungan Leuwikeris, BBWS Citanduy & PT. Aditya19Engineering
Consultant , 2015.
Penampang Geologi Memanjang AS Bendungan

Sumber : Lap. Akhir & Gambar Desain Pekerjaan Penyempurnaan dan Sertifikasi Desain Bendungan Leuwikeris, BBWS Citanduy & PT. Aditya Engineering
Consultant , 2015.
Penampang Lugeon Memanjang AS Bendungan

Sumber : Lap. Akhir & Gambar Desain Pekerjaan Penyempurnaan dan Sertifikasi Desain Bendungan Leuwikeris, BBWS Citanduy & PT. Aditya Engineering
Consultant , 2015.
KAPASITAS WADUK
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA ELEVASI DENGAN VOLUME DAN LUAS TAMPUNGAN
BENDUNGAN LEUWI KERIS (CIAMIS), KABUPATEN CIAMIS PROPINSI JAWA BARAT

Luas ( x 104 m2 )

304 288 272 256 240 224 208 192 176 160 144 128 112 96 80 64 48 32 16 0
170,00 170,00
165,00 165,00
160,00 Elevasi MAB + 156.48 160,00
155,00 155,00
Elevasi MAN + 150.00
150,00 150,00
145,00 145,00
140,00 140,00
135,00 Elevasi Dead Storage + 133.00 135,00
Elevasi ( +m )

Elevasi ( +m )
130,00 130,00
125,00 Volume 125,00
120,00 Tampungan 120,00
115,00 Volume pada MAB 115,00
110,00 Volume Tampungan 81.44 juta m3 110,00
Tampungan pada MAN
105,00 66.39 juta m3 105,00
pada Dead
100,00 Storage 100,00
95,00 36.09 juta m3 95,00
90,00 90,00
85,00 85,00
Volume Tampungan Efektif = 45.35 juta m 3
80,00 80,00
75,00 75,00
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00
Volume ( x 106 m3 )
Volume Luas

Sumber : Lap. Akhir & Gambar Desain Pekerjaan Penyempurnaan dan Sertifikasi Desain Bendungan Leuwikeris, BBWS Citanduy & PT. Aditya Engineering
Consultant , 2015.
HASIL ANALISIS STABILITAS REMBESAN PONDASI DAN TUBUH
BENDUNGAN LEUWIKERIS
Kontur Garis Ekipotensial Bendungan
Parameter Koefisien Permeabilitas Pondasi dan Tubuh Leuwikeris Tanpa Treatmen
Bendungan
450 ANALISIS STABILITAS REMBESAN PADA TUBUH DAN PONDASI BENDUNGAN ( TANPA PERBAIKAN PONDASI)

Permeabilitas 400
BENDUNGAN LEUWIKERIS, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT
Isolines

Material
k (cm/det) kh(m/det) kv (m/det) 350
Bocoran Qout =
6,556 x 10-
Inti Lempung 1,0 10-6 5,0 10-8 1,0 10-8
300
5m3/det

Faktor keamanan
Filter 1,0 10-3 1,0 10-5 1,0 10-5
250
Soil
kx
[L/T]
1.000 * 10
-7
ky
[L /T]
1.000 * 10
-7
n eff
[- ]
0.10
Desig nation

BR EK SI VOL KANIK 1
3.990 * 10
5.000 * 10
-6
-8

1.000 * 10 -5
3.990 * 10
1.000 * 10
-6
-8

1.000 * 10-5
0.10
0.05
0.20
BR EK SI VOL KANIK 2
INTI LEM PUNG
FIL TER
Fk =1,41< 4.0
200

Transisi
5.000 * 10 -5 5.000 * 10-5 0.20 TR ANS ISI

5,0 10-3 5.0 10-5 5.0 10-5 1.000 * 10 -4


1.000 * 10 +2
1.000 * 10-4
1.000 * 10 +2
0.30
0.80
URUGA N B ATU
A IR WADUK

150

Urugan Batu 1,0 10-2 1,0 10-4 1,0 10-4


Breksi Volkanik Lapuk 100

00
1160.008.0
1.0 0
.00
3,99 10-4 3,99 10-6 3,99 10-6

2200
112.00 108.00
1 1411.0
.000

12110.
10
.00 42.0

.0000000

10
14 64.00 1140

1133638 .0

8 89 996
6.0
.0
324..0
.00
Sedang

4.0
8. 00

.00 .24.0.000 0
14 8 14 84

0 00 0
78

00

82
1130
50 .

10 2.0 0
9 .0 98 .00
124.00

86
00 80 .0

.0
126.00 12

100.0
.0

. 00
0

0
0

Breksi Volkanik Lapuk 0

1,00 10-5 1,00 10-7 1,00 10-7


Ringan -50

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Kontur Garis Ekipotensial Bendungan


Hasil Analisis Rembesan Dan Gradien Hidrolik Leuwikeris Dengan Grouting Tirai 60 m
ANALISIS STABILITAS REMBESAN PADA TUBUH DAN PONDASI BENDUNGAN (GROUTING 60 m)
Debit Rembesan Dan Faktor Keamanan
450

BENDUNGAN LEUWIKERIS, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT

Kondisi 400
Isolines
Q Q Q/370 m
Ix Fk
(m3/dt/m) (l/dt/m) (l/h/m’) 350

Tanpa Sementasi 6,556 x 10-5 6,556x 10-2 18,193 0,885 1,41< 4.00 300
Bocoran Qout =
1,265 x 10-5m3/det
Dengan Sementasi40m 2,821x 10-2 7,828 0,490 2,54< 4.00
250 kx ky n eff
Faktor keamanan
2,821 x 10-5
Soil Designation
[L/T] [L/T] [-]
-7 -7
1.000 * 10 1.000 * 10 0.10 BREKSI V OLKA NIK 1
3.990 * 10
5.000 * 10
1.000 * 10
-6
-8
-5
3.990 * 10
1.000 * 10
1.000 * 10
-6
-8
-5
0.10
0.05
0.20
BREKSI V OLKA NIK 2
INTI LEMPUNG
F ILTER
Fk =5,37 > 4.0
200 5.000 * 10
-5
5.000 * 10
-5
0.20 TRA NSISI
-4 -4
1.000 * 10 1.000 * 10 0.30 URUGAN BA TU

Dengan Sementasi 50m 1,945x 10-2 5,397 0,354 3,52< 4.00


+2 +2
1.000 * 10 1.000 * 10 0.80 AIR WA DUK

1,945 x 10-5 150

Dengan Sementasi 60m 1,265 x 10-2 3,510 0,232 5,37> 4.00

0 000.0000
00000
4000
.00.0.0
20.0
00
02..0
1,265 x 10-5

.0
8.0
.0

0000000000
3.0
281.062.0
1111111112641822 2.0
.0..0
1213
100

14
11134 0.
36
1 44

.0
8 4.0 .000.0
1130

486..0
14

0 0
11010
9994208600.02.0
146.00

.0
119110
00

.00
90 6. 0
888.0
.0

148
50

82

80
00 78
4.

.0
.0
.0 0

0
0
14

11238302.0.0 0.00 0
14 2 .0

84 .00 8 8
14

86.0 .00. .0
99 0

Sumber : Lap. Akhir & Gambar Desain Pekerjaan Penyempurnaan dan Sertifikasi 0
8 .0.0 00 2.0.00

10112.
11
1313 64.0

.0.0000

0
111010
1 00
0

116.00
0

12.02406.0
114.00

9499608
0 80.00
04
002.6.
13

8.0
.0 0 00

.0
.00

.0 000
022
.0 00

0
1

11
12 1

000
Desain Bendungan Leuwikeris, BBWS Citanduy & PT. Aditya Engineering Consultant , -50

2015. 0 100 200 300 400 500 600 700 800


JADWAL
PENELITIAN Tahun 2018
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. KEGIATAN AWAL
1 Persiapan Penelitian
2 Pengumpulan data dan studi literatur
- Studi penelitian dan jurnal yang serupa atau berkaitan dengan penelitian
- Studi buku penunjang/Literatur yang berkaitan dengan penelitian
- Studi pedoman/peraturan yang berkaitan.
- Data umum lokasi penelitian
- Data teknis bendungan
- Penampang melintang bendungan
- Elevasi M.A. Normal & Banjir
- Parameter Teknis dan Fisik
- Stratigrafi Bor Inti
II. PEMODELAN REMBESAN
- Pengecekan hasil laboratorium material konstruksi
- Pengecekan hasil penyelidikan pondasi bendungan
- Pengecekan stratigrafi bor inti
- Penentuan parameter analisis
- Membuat model rembesan dengan metode elemen hingga
- Membuat berbagai model rembesan dengan elevasi M.A per 3 m
- Membuat berbagai model rembesan dengan kedalaman grouting per 5m
II. ANALISIS REMBESAN
- Melakukan analisis rembesan pada kondisi muka air waduk per 3 m hingga muka air banjir
- Perbaikan pondasi berupa grouting dengan berbagai kedalaman (per 5 m)
- Menghitung debit bocoran (tinggi muka air kenaikan per 3m dan grouting penambahan kedalaman per 5m)
- Menghitung exit gradient (tinggi muka air kenaikan per 3m dan grouting penambahan kedalaman per 5m)
- Menghitung Faktor Keamanan (Fk) Rembesan terhadap erosi buluh (tinggi muka air kenaikan per 3m dan grouting penambahan kedalaman per 5m)
III. ANALISIS SENSITIFITAS
- Kalibrasi parameter model
- Menetukan input, hidden dan outpu layer pada ANN
- Melakukan analisis sensitifitas
IV. EVALUASI HASIL ANALISIS
IV. KEGIATAN AKHIR
- Pelaporan
Adidarma, W.K., Hadihardaja, I.K., Legowo, S., 2004, “Perbandingan
Pemodelan Hujan-Limpasan Antara Artificial Neural Network (ANN)
dan NRECA”, Jurnal Teknik Sipil ITB, Vol. 11 No. 3, 105 – 115.

Hadihardaja, I.K., Sutikno, S., 2005, “Aplikasi Metode Generlized


Reduced Gradient dalam Pemodelan Curah Hujan-Limpasan
Menggunakan Artificial Neural Network”, Jurnal Media Komunikasi
Teknik Sipil, Juni.

Hadihardaja, I.K., “Stream Flow Discharge and Relation Using


Artificial Neural Network”, Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, 10,
1 –15.
DAFTAR PUSTAKA
Hadihardaja, I.K., 2003, “Model Pengoperasian Waduk Tunggal
dengan Jaringan Syaraf Tiruan”, Jurnal Pengembangan Keairan
Badan Penerbit Undip, 2 Tahun 10, 2003 , 24 – 33.

Hunt, Roy E., 1984. “Geotechnical Engineering Investigation


Manual”. MacGraw – Hill Companies, Inc., New York.

Putra, A.D., 2013. “Evaluasi Dan Kontrol Pengaruh Rembesan Pada


Dam Tailling Way Linggo, Kabupaten Tanggamus (068G)”, Jurnal
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7), G–51 s.d G–57.

- SNI 8065:2016 Metode analisis dan cara pengendalian rembesan


air untuk bendungan tipe urugan.
- SNI 7754:2012 Tata cara penentuan gradasi bahan filter
pelindung pada bendungan tipe urugan.
- Pedoman Kriteria Umum Desain Bendungan tahun 2003 (No. SK
05/KPTS/2003)

Anda mungkin juga menyukai