Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tentang Tangga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Konstruksi Tangga

A.PENGERTIAN
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal
yang memiliki jarak satu sama lain.
Jenis tangga berdasarkan sifat permanensinya

Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.


Tangga permanen biasanya digunakan untuk menghubungkan:
• dua bidang horisontal pada bangunan
• lantai bangunan yang berbeda
Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga dapat
berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari kombinasinya.
Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar
injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang
pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya seperti yang kita temui
pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dsb.
Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih
tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan /
disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.

Konstruksi Tangga

Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan,
dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dll. Statistik yang
dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan bahwa tangga adalah penyebab
jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan ini dapat dikaitkan dengan berbagai
faktor, yang tentu berada di luar kendali mereka yang merancang dan membangun tangga.
Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat kesalahan konstruksi langsung. Tukang kayu
dapat memberikan kontribusi berharga terhadap pencegahan kecelakaan jika ia berencana
dan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah menyiapkan
standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu menghilangkan
beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan.
1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.
2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga antara pegangan
tangan dengan dinding.
3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan tangan di
ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang halus dan
bebas dari serpihan.
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat dan tidak kurang
dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang menonjol.

Page 1
B.MACAM-MACAM TANGGA BERDASARKAN MATERIAL
1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan :
material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila
diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh
beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi serta
konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah
lapuk jika terkena panas dan cahaya.

Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 - 4 cm, ukuran
lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan menyesuaikan ukuran lebar
tangga Anda. Umumnya konstruksi tangga baja memakai anak tangga dari papan kayu
utuh tanpa sambungan.

2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar
komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada
bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan
lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam
akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya
perawatan.

3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan


bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah
tinggal, pertokoan.

Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya dari satu sisi
saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih indah, baik
dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan / steps) saja. Adapun ukuran
tebal papan kayu adalah dari 1.5 - 2.5 cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran
panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda. Tangga dengan konstruksi cor beton ini
dapat memakai papan kayu baik dari papan kayu utuh maupun papan kayu sambungan.

Page 2
Tulangan/pembesian :

ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/perencanaan dan


pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang dipergunakan ;

untuk pelat tangga :

tulangan utama/pokok : Ø 8, Ø 10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

untuk balok :

tulangan utama : D.13, D.16, D.19

beugel/sengkang : Ø 8, Ø10

untuk anak tangga :

tulangan utama : Ø10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah
ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam
penempatannya.

5. Eskalator, Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke
bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.

Page 3
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang
dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di
seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak
praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit,
pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.

Bagian-Bagian Tangga

Ibu tangga :

merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang digunakan
untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja
profil canal, juga besi.Kombinasi antara ibu tangga dan anak tangga biasanya untuk bu
tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak tangga dari bahan papan kayu,
bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga menggunakan profil kanal untuk
menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja.

Page 4
Anak Tangga :

Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena sering dilalui
untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar aman,
nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset karna licin atau
terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan datar) dan
vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara
20-33 cm. dan untuk bagian vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk
ukuran tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.

Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada
hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya lebih
kecil, yaitu 75 cm.

Railing :
Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam jenis nya.
Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat, baja, dll. Terkadang
saya juga sering jumpai tangga yang tanpa railing, dan ini penting untuk diperhatikan,
misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki tangga, jangan sampai terjatuh karena
tidak ada railingnya.

Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran yang
bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia.

Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga jarak antara railing pegangan
tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah cukup.

Bordes :
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat
beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah
tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes
juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar tangga.

Baluster :

Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical. Material


baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya pernah melihat
material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan kenyamanan pengguna tangga,
usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh, terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk
ukuran ketinggian baluster, standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.

Page 5
C. BENTUK ATAU JENIS TANGGA UNTUK DESAIN RUMAH
1. Tangga Lurus MODEL I

Tangga ini sering juga disebut atau dikenal dengan nama One Wall Stair. Tangga ini menerus
dari bawah ke atas tanpa adanya belokan. Tapi terkadang ada juga yang berisi bordes atau
tempat istirahat sementara.Tangga jenis ini sangat banyak memerlukan lahan dan cocok untuk
rumah yang luas. Selain itu bagian yang berada dibawah tangga bisa dimanfaatkan menjadi
ruangan tertentu.

2. Tangga Berbelok Arah - Model L

Disebut dengan Tangga Model L karena tangga ini berbentuk seperti huruf L yang pada bagian
tertentu berbelok arah.Tangga Jenis ini banyak digunakan pada hunian minmalis modern karena
hemat tempat dan pas.

Page 6
3. Tangga Berbalik Arah - Model U

Tangga paling umum digunakan oleh masyarakat kita. Hampir sama dengan tangga model L,
hanya saja tangga model ini pada ketinggian tertentu tidak hanya berbelok arah tapi berbalik
arah dari arah datang. Tidak terlalu membutuhkan ruang seluas tangga model I ataupun U.
Sangat umum digunakan di unit-unit perumahan yang rata-rata tidak terlalu luas. Ruang bawah
tangga lebih luas dibandingkan dengan model I dan L, bahkan bisa digunakan untuk kamar
mandi atau gudang.

4. Tangga Bercabang - Model Y

Adalah tangga yang bercabang. Bentuknya mirip huruf ‘Y’ dengan bordes sebagai pusat tangga.
Biasanya pada rumah-rumah besar. Tangga jenis ini memakan ruang yang cukup luas bahkan
sangat luas untuk menampilkan kesan megah dan mewah. Alurnya, naik dari bawah kemudian
pada area peralihan atau bordes, arah tangga berikutnya akan bercabang ke kiri dan kekanan.
Biasanya dari lantai 1 ke lantai 2. Jarang ada yang menggunakan untuk step tangga berikutnya
karena tangga bentuk ini fungsi estetisnya lebih ditonjolkan. Selain dirumahrumah mewah
biasanya dibangun di gedung-gedung penting.

Page 7
5. Tangga Putar - Model Spiral

Tak memiliki lahan yang luas untuk menempatkan tangga? Gunakan tangga putar. Tangga putar
ini kadang ada yang menyebutnya tangga spiral.Tangga ini adalah tangga yang paling hemat
tempat. Biasanya hanya membutuhkan area tidak lebih dari 1,5mx1,5m. Sering digunakan
sebagai tangga menuju loteng atau tempat jemuran. Penempatannya kadang-kadang di luar
ruangan. Bahan material pembuat tangga ini biasanya dari besi karena relatif mudah untuk
dibuat melengkung atau spiral. Lebar rata-rata anak tangga horizontal adalah 60 cm. sedang
tinggi injakan anak tangga biasanya lebih tinggi dari tangga lain yaitu rata-rata 25 cm. Hanya
untuk dilewati satu orang. Tangga ini lebih menekankan fungsi dari pada keindahan meskipun
ada juga yang membuatnya tampil menarik.

Page 8
6. Tangga Melingkar

Bisa jadi inilah tangga yang paling mewah, karena bentuknya yang sangat artistik karena
melengkung dimana lengkungannya menciptakan keindahan ruang. Biasanya digunakan pada
rumah yang luas dan memiliki atap yang tinggi. Jika memilih mempunyai tangga melingkar,
sebaiknya jangan gunakan ruang bawah tangga untuk fungsi apapun karena bisa mengurangi
tampilan tangga. Lebih cocok untuk model rumah type klasik, meskipun tidak menutup
kemungkinan untuk yang diterapkan pada rumah minimalis.

Page 9
D.Konstruksi Tangga Beton Bertulang
• Pada tangga kayu perlu perawatan dan pemeliharaan guna ketahanannya, sedangkan
pada tangga beton bertulang praktis hal tersebut tidak begitu diperlukan

• Tangga beton bertulang mempunyai berat sendiri yang cukup besar, maka dalam
perencanaan konstruksinya perlu mendapat perhatian serta diusahakan dapat dibuat
hemat pemakaian bahan.

• Tangga Beton bertulang dapat dibentuk sesuai dengan yang diinginkan, tetapi pada
dasarnya tangga beton bertulang dari segi konstruksinya terdiri dari :

- tangga plat/tangga biasa : artinya pelat

sebagai konstruksi pendukungnya

- tangga balok : artinya balok sebagai

pendukungnya

- slabless tread riser stair : artinya anak tangga

menjadi konstruksi pendukungnya

• Bekisting dan perancah :

- untuk mewujudkan plat/balok beton bertulang

diperlukan kelengkapan alat pembentuk yang

biasa digunakan bahan yang habis sekali pakai

seperti kayu, kecuali pada hal khusus dapat

dipergunakan bahan lain.

Pembentuk terdiri dari :

- pembentuk plat/balok dan anak tangga itu

sendiri disebut bekisting

- konstruksi yang menahan pembentuk tersebut

disebut perancah.

• Pembentuk ( bekisting ) dan peraancah harus direncanakan sedemikian rupa ,baik


ukuran ukurannya tepat, kokoh dan kuat untuk menahan berat sendiri tangga tersebut
termasuk pekerja

Page 10
Konstruksi Tangga Beton Bertulang
1. Tangga plat/tangga Biasa :

Konstruksi tangga plat beton bertulang terdiri dari suatu pelat beton bertulang sebagai
konstruksi pendukungnya dengan lebar B = lebar tangga, serta diletakan miring dengan sudut
tertentu. Dan di atas pelat tersebut terdapat anak tangganya yang dapat dibuat dari berbagai
bahan atau juga terdiri dari beton bertulang.

Di dalam pelat atau di atas bekisting dipasang pembesian/penulangan baik untuk pelat maupun
anak tangga. Pada tangga pelat dipasang jala-jala pembesian atau dikenal dengan wappening
net untuk pelat tangga, dengan cara besi utama ( tulangan utama /pokok) dipasang membujur
tangga yang bidangnya terletak miring, kemudian di atas besi utama dipasang besi pembagi (
tulangan pembagi ) berjajar melintang dan menyilang tegak lurus. Antara besi tersebut diikat
satu sama lain. Kemudian dipasang /dibentuk pula besi anak tangga yang dikaitkan pada
pembesian pelat tadi.

Antara jala-jala besi dengan papan bekisting tersebut diberikan “berantaran “ ( batu tahu ) pada
tempat-tempat tertentu yang tujuannya agar besi dan papan bekisting tidak saling bersentuhan.
Jarak tersebut disebut “ selimut beton “.

Page 11
Setelah semua siap, baru dilakukan pengecoran beton, setelah beton mengeras,
bekisting dibongkar/dilepaskan.

Tulangan/pembesian :

ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/perencanaan dan


pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang dipergunakan ;

untuk pelat tangga :

tulangan utama/pokok ; Ø 8, Ø 10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi ; Ø 8, Ø 10

untuk balok :

tulangan utama : D.13, D.16, D.19

beugel/sengkang ; Ø 8, Ø10

untuk anak tangga :

tulangan utama : Ø10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

Page 12
2. Konstruksi Tangga balok ;

Konstruksi tangga balok beton bertulang terdiri dari satu atau lebih balok beton bertulang
sebagai konstruksi pendukungnya dengan ukuran tergantung panjang/lebar tangga diletakan
miring dengan sudut tertentu, dan di atas balok tersebut terdapat anak tangganya.

Pada setiap lebar tangga dapat terdiri dari satu atau dua balok tergantung dari lebar
tangga dan rencana arsitekturalnya.

Di dalam bekisting balok dipasang penulangan balok yang terdiri dari tulangan pokok/utama (
tulangan yang menahan lentur ) dan beugel/sengkang sebagai tulangan geser dengan jumlah
dan besar penampang tulangan sesuai perencanaan.

Anak tangga bertumpu pada balok tangga dengan satu tumpuan atau lebih tergantung dari
jumlah balok tangga pada satu lebar tangga.

Tulangan anak tangga terdiri dari tulangan pokok/utama dan tulangan pembagi yang
dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan pertemuan anak tangga dengan balok tangga
harus diangker, agar anak tangga dan balok menjadi satu kesatuan

3. Slabless tread riser stair :

Konstruksi tangga beton bertulang yang konstruksi pendukungnya didukung oleh pelat-
pelat tread (aantrede ) serta riser ( optrede )

Page 13
E.PERHITUNGAN KONSTRUKSI TANGGA
KONSTRUKSI TANGGA harus memenuhi dua syarat; yaitu mudah DILIHAT dan
mudah DIPERGUNAKAN. Pertama, mudah DILIHAT terutama berhubungan dengan dengan
perletakan dalam suatu bangunan, dimaksudkan agar tangga mudah dilihat orang. Syarat ini
penting sekali terutama untuk bangunan - bangunan umum, sedang untuk bangunan rumah tidak
begitu perlu karena yang menggunakan tangga adalah orang-orang tertentu yaitu dari kalangan
keluarga sendiri. Kedua adalah mudah DIPERGUNAKAN terutama berhubungan dengan
kemiringan tangga. Makin datar dari suatu tangga makin mudah dipergunakan sedangkan makin
curam makin sulit dipergunakan. Penentuan kemiringan tangga atau sudut kemiringan tangga
pada umumnya tergantung untuk keperluan apa tangga tersebut dibuat.

KEMIRINGAN TANGGA
1. Untuk tangga mobil masuk garasi dapat diambil sudut kemiringan maksimum 12 ½ derajat
atau 1:8.
2. Untuk tangga luar (di luar bangunan) dapat diambil sudut kemiringan 20 derajat atau 1 : 5.
3. Untuk tangga rumahan dan bangunan umum agar mudah dipergunakan dapat diambil sudut
kemiringan 30 derajat atau 35 derajat.
4. Tangga untuk "basement" dan loteng dapat diambil dengan sudut kemiringan 45 derajat.
5. Tangga untuk menara, misalnya menara air, menara listrik dapat diambil lebih curam,
misalnya 75 derajat - 90 derajat.
Pada bangunan besar seperti gedung-gedung kantor yang besar yang pada umumnya
mempunyai pegawai banyak, perlu dibangun dengan lebar sesuai perkiraan jumlah karyawan
Juga tangga untuk gudang dan ruangan di bawah tanah (basement). Pada umumnya
tanggatangga ini diletakkan dalam ruangan tersendiri yang disebut ruang tangga. Ruang tangga
ini harus mendapatkan penerangan yang cukup, untuk itu sebaiknya ditempatkan pada bagian
ruang yang berhubungan langsung dengan ruang luar dan diberi jendela dari kaca sehingga
sinar dari luar dapat langsung memberi penerangan dalam ruang tangga.
Untuk bangunan yang terdiri dari beberapa lantai (bangunan bertingkat) agar mudah
pelaksanaan dari segi konstruksi, sebaiknya tangga-tangga diletakkan dalam ruangan-ruangan
yang satu di atas yang lain dalam arah satu garis tegak dari bawah ke atas. Selain
menggunakan tangga, untuk keperluan menghubungkan antar lantai tangga juga bisa digunakan

Page 14
untuk menghubungkan antar ruang jika terjadi perbedaan level ketinggian lantai. Fungsi tangga
dapat digantikan oleh Lift. Lift bekerja secara mekanis dan elektris (memakai mesin dan listrik).
Penggunaan lift relatif mahal, baik harga lift dan biaya pemasangannya maupun biaya
pemeliharaannya, maka pada umumnya hanya digunakan untuk bangunan bangunan publik
yang minimal bertingkat tiga atau empat lantai. Walaupun telah menggunakan lift, pembuatan
tangga masih tetap diperlukan dengan maksud, untuk keadaan darurat dan sebagai alternatif
akses jika lift dalam perawatan atau sedang rusak.

F. PERLETAKAN DAN UKURAN TANGGA


Berdasarkan letak tangga dalam suatu ruangan dapat dibedakan tangga terbuka (open
stairs) dan tangga tertutup (closed stairs). Tangga terbuka adalah tangga yang terbuka untuk
suatu ruangan atau hall pada suatu sisi (kadang-kadang terbuka pada kedua sisinya). Tangga
tertutup adalah tangga yang tertutup pada kedua sisinya oleh dinding penyekat atau tembok.
Mengingat bangunan konstruksi tangga pada suatu bangunan gedung selain tergantung dari
jenis bangunan juga tergantung pada macam ruangan yang dihubungkan oleh tangga tersebut
dari tingkatan yang berlainan, maka perlu ada ketentuan ukuran lebar tangga dan bagian-bagian
tangga.
1. Ukuran Tangga
Lebar tangga untuk perumahan biasanya diambil 90 cm (80-100 cm). Sedang lebar tangga
untuk bangunan umum pada dasarnya tergantung pada berapa/jumlah orang yang secara
bersama-sama dapat menggunakan tangga tersebut yaitu :
1. untuk 1 orang = 110 cm
2. untuk 2 orang = 130 cm
3. untuk 3 orang = 190 cm
Untuk ruangan yang kurang atau tidak banyak dilalui orang dapat diambil ukuran lebar
tangga antara 60 - 70 cm, misalnya untuk loteng = 70 cm dan untuk gudang atau ruangan di
bawah tanah = 60 cm.

2. Perhitungan Tangga
Jarak antara bidang-bidang atas bidang injakan yang satu dengan yang lain disebut
"optrade", jarak tegak "rise" (O). Sedangkan jarak antara bidang-bidang muka bidang sandungan
yang satu dengan yang lain disebut "antrade", jarak datar "run" (A).Hubungan antara "Optrade"
dan "Antrade" ditetapkan dalam bentuk rumus (2 x O) + A = 61 - 65Keterangan dari rumus di
atas adalah bahwa satu langkah orang berkisar antara 61-65 cm, untuk ukuran Indonesia dapat
diambil 61 cm. Untuk mengangkat kaki diperlukan kekuatan dua kali dari pada memajukan kaki.
Mengenai besar sudut kemiringan tangga dilambangkan (? ). Jika diambil sudut kemiringan
(?) = 35 derajat = 0,7. Jadi : Tg (? ) = O/A = 0,7 atau O = 0,7 A. bila disubtitusikan dalam rumus
didapat :
(2 x O) + A = 61 -65
(2 x 0,7 A) + A = 61-65
2,4 A = 61-65
A = (61 -65) : 2,4
Maka besar A dihitung dengan pembulatan.

Page 15
G. ELEMEN TANGGA
Ada beberapa elemen yang perlu anda perhatikan sebelum anda merencanakan membuat
tangga yaitu :
● Jumlah atau berat beban yang dipikul.
● Jenis tangga berdasarkan fungsi .
● Jenis material yang akan digunakan.
Beban tangga dapat dihitung dari dua hal yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati
yaitu berat dari material tangga dan finishingnya (beban konstruksi). Beban hidup yaitu beban
yang dihitung dari semua yang akan melewati tangga. Adapun syarat beban yang ideal untuk
tangga adalah 300 kg/m2 (meliputi beban konstruksi dan beban orang

H. SYARAT SYARAT KETENTUAN TANGGA


Kenyaman sebuah tangga harus memenuhi syarat-syarat teknis, seperti:

 Panjang pijakan datar (riser atau aantrede) berkisar antara 20 cm sampai dengan 30 cm, supaya
langkahnya sesuai.
 Tinggi pijakan (optrede) berkisar antara 15 cm sampai dengan 20 cm, supaya tidak terlalu tinggi
mengangkat kaki terutama bagi anak-anak dan orang tua.
 Sudut kemiringan tangga berkisar 25 - 40 derajat

Agar melangkah secara keseluruhan tetap nyaman, maka perlu dipenuhi syarat, bahwa dua kali
jenjang ditambah satu kali panjang pijakan datar = 2T + P berkisar antara 58 cm sampai dengan
63 cm. Ukuran-ukuran tersebut diatas berdasarkan kenyataan ukuran kaki dan langkah orang
yang menggunakannya. Perlu diperhatikan pula pada perencanaan, kalau misalnya terlalu terjal
untuk dinaiki sekaligus, makan kita dapat melandaikannya dengan cara memberikan dua tangga
dengan memberikan bordes (lantai istirahat).

Page 16
www.garagetips-101.com
Juga pada tangga, dengan balok diatasnya, perlu diperhatikan tinggi bebas untuk lewat sekitar
200 cm ( 8 inchi), sehingga kepala orang yang melewatinya tidak terbentur pada balok
diatasnya. Bentuk daripada tangga harus juga disesuaikan dengan arsitektur gedungnya, ruang
yang tersedia, sehingga bentuk ataulayoutnya dapat bermacam-macam.

Mari kita mencoba untuk merencanakan sebuah tangga, seperti contoh dibawah ini:

gambar.1
seperti gambar disamping kiri (gambar.1), misalnya kita punya ruang yang tersedia untuk
tangga dengan ukuran L= 2.00 meter dan panjang 2.30 m, sementara tinggi antara lantai I dan
lantai II 3.50 meter, berapa jumlah anak tangga yang sesuai dengan ketentuan syarat nyaman
untuk tangga? Untuk memudahkan dalam perencanaan tangga, sebaiknya kita membuat sketsa
untuk potongan konsruksinya, lihat gambar.2.

Page 17
gambar.2.sketsa potongan konst.tangga

Langkah pertama, kita hitung dulu seluruh anak tangga:


Langkah naik (optrede) kita ambil 17,5 cm.
Jumlah optrede = 350 cm : 17,5 cm = 20 buah anak tangga.

Jumlah langkah datar (aantrede) = 20 - 1 = 19 buah (termasuk bordes)


Panjang ruang yang tersedia = 230 cm, dikurangi lebar bordes 80 cm = 150 cm.
Kalau syarat aantrede (langkah datar = T) = 20cm - 30 cm, kita ambil saja 25 cm. Untuk tangga
h1 = (150 cm : 25 cm ) + 1 = 7 bh anak tangga optrede.
jadi tinggi h1 = 17,5 cm x 7 = 122,5 cm
Untuk tangga h2 = 350 cm - 122,5 cm = 227,5 cm.
Kita cek hasil perhitungan diatas, 2T + P = (2 x 17,5) + 25 = 52,5 cm, berarti sudah memenuhi
syarat kenyamanan langkah tangga, yaitu berkisar 58 cm - 63 cm.

Untuk lebih jelasnya kita lihat sketsa denah tangga dibawah ini dari hasil perhitungan diatas.

Page 18
Alernatif 1

Page 19
Alternaif 2

Page 20
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman


memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Page 21

Anda mungkin juga menyukai