Dinding
Dinding
Dinding
PENDAHULUAN
1
1.2.6 Bagian dan bahan apa yang membentuk suatu dinding
1.4Manfaat Penulisan
Terdapat beberapa manfaat penulisan makalah ini, yaitu manfaat bagi
mahasiswa arsitektut, dosen, dan bagi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Udayana. Adapun manfaat tersebut dijabarkan seperti dibawah ini:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Suatu benda dapat dikatakan sebagai bangunan apabila benda tersebut
merupakan hasil karya orang dengan tujuan untuk kepentingan tertentu dari
seseorang atau lebih dan benda tersebut tidak dapat dipindahkan, kecuali dengan
cara dibongkar.
Penjelasan :
4
Begitu pula dengan ilmu bangunan memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Maksud dan tujuan pembuatan bangunan adalah untuk mengetahui secara jelas
bagaimana cara merencanakan, melaksanakan pembuatan bangunan dan
memperbaikinya agar bangunan itu kuat, awet, sehat, nyaman ditempati serta
harganya relatif murah.
Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang umumnya besar dan
memiliki bobot yang tinggi serta dikerjakan oleh banyak orang. Mengingat
banyaknya macam bangunan dalam bidang teknik, maka dapat dibedakan menjadi
jenis-jenis sebagai berikut.
5
Gambar 4. Jembatan
6
1. Bangunan bawah, yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan lantai atau bagian bangunan yang ada di dalaam tanah, seperti
batu beton dan pondasi.
2. Bangunan tengah, yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak di atas
permukaan lantai seperti tembok diatasnya, kolom-kolom, pintu, jendela,
rangka atas berserta bagian-bagiannya, dan balok cincin.
3. Bangunan atas, yaitu bangunan yang terletak pada bagian atas dari plafond
diantaranya kudakuda, plat beton, dan penutup atap
2.2 Dinding
2.2.1 Pengertian
Gambar 6. Dinding
7
ruang, melindungi terhadap intrusi dan cuaca, penyokong atap dan sebagai
pembatas ruangan satu dengan ruangan lainnya, berfungsi pula sebagai penahan
cahaya panas dari matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk
menghindari gangguan hewan liar. Serta dalam pengertian kamus teknik, dinding
merupakan struktur solid atau padat yang menahan atau membatasi dan
melindungi suatu area. Dalam kesimpulannya, dinding merupakan bagian
bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu kontruksi bangunan. Dinding
membentuk dan melindungi isi baik dari segi kontruksi maupun penampilan
artistic dari bangunan.
A. Umum
Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan, baik dari segi konstruksi
maupun penampilan artistik dari bangunan. Secara umum fungsi dinding adalah:
8
o Meredam bunyi, baik dari dalam maupun dari luar
Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap
suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, serta gangguan dari luar
lainnya)
B .Khusus
9
Dinding berfungsi sebagai pembatas/ partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus
kaku sehingga perlu kolom penguat (kolom praktis)
Dari segi sifat, unsur pembatas luar dari ruangan terhadap kelembaban,
dinding dapat digolongkan dalam empat jenis, yaitu :
10
bila suhu ruang dalam sangat turun, maka penguapan terjadi di sisi dalam
juga. Pada dinding ini harus selalu diusahakan, agar penguapan didorong
ke sisi luar. Dengan kata lain: derajat porisitas harus lebih besar di pihak
luar dari pada di dalam (tetapi kehalusan pori harus lebih lembut di sisi
luar daripada di dalam).
Tetapi pertimbangan lain ialah, bahwa dengan adanya pori yang
lebih banyak di sisi luar, maka perembesan yang didorong oleh tekanan
angin semakin menjadi. Dari sebab itu, jenis bahan dinding ini kurang
menguntungkan untuk daerah-daerah dengan hempasan hujan dan angin
yang kuar. Pertolongan efisien dapat dicapai dengan penggunaan “baju-
dinding” .
Namun untuk daerah-daerah dingin seperti di plato Dieng dan
sebagainya yang kerap sekali mengenal suhu dibawah nol derajat C,
dinding yang banyak berpori segera akan pecah, disebabkan
pengembangan air yang menjadi es di balam batu. Maka mudahlah
dimengerti, mengapa seumumnya dinding-dinding jenis ini (batu bata,
batu beton-ringan, batako, dan sebagainya) sebaiknya diberi lapisan plester
yang tepat derajad lubang pori-porinya.
B. Dinding berongga
11
Gambar 8. Dinding berongga
Jenis dinding ini pada prinsipnya merupaka dua lapisan dinding
dengan bantalan udara di antaranya. Dalam bentuknya yang kuno ini
terbuat dari dua dua dinding batu bata biasa. Dalam bentuk model
sekarang, bagian-bagian batu itulah yang berongga atau berbentuk kotak
tanpa dasar tanpa tutup. Begitu maka dimungkinkan lapisan dinding yang
tidak besar porinya bahkan dapat kedap air juga di bagian luar., sehingga
perembesan oleh factor angin sangat dikurangi. Selain itu penguapan air
dari dalam dinding dapat disalurkan melalui ruangan udara di tengah
dengan batu-batu bata yang berongga di dialamnya. Tetapi selalu harus
diingat, bahwa pemakainnya “hollow brick” sejenis ini minta satu syarat
mutlak yakni : arus uap air selalu harus dimungkinkan. Artinya, dibagian
dibagian bawah dan dibagian atas dinding harus cukup ada lubang yang
menyebabkan efek “cerobong” sehingga arus lancer. Pemakaian batu-batu
berongga dengan serba tertupup pada pihak bawah dan diatas adalah
12
percuma saja dari segi penguapan air dalam batu. Jadi di dalam rongga
dinding harus dijamin arus ventilasi.
Begitu juga harus ada kemungkinan bagi air yang mencair (berkat
kondensasi didalam) untuk mengalir ke bawah dan pergi. Bila tidak, maka
dalam jangka waktu pendek, rongga-rongga didalam dinding lalu penuh
dengan air yang tak dapat keluar.
Karena ventilasi sudah dimungkinkan didalam rongga dinding
maka permukaan luar bisa dibuat kedap air, misalnya dengan pengecatan
cat dinding rapat dan sebagainya. Asal syarat diatas dipenuhi.
Dari segi isolasi panas akan menguntungkan, bila lapisan disisi
dalam dibuat lebih tebal dari lapisan sisi luar. Disini lapisan sisi luar
sebenarnya hanya berfungsi sebagai “baju dinding” belaka.
Usaha untuk mengisi rongga dengan bahan-bahan isolasi panas
sebernarnya disini tidak banyak berguna, terutama bila yang dipakai ialah
“hollow bricks” tadi, karena adanya jembatan dingin antara kedua lapisan
akan meniadakan efek isolator. Jauh lebih buruk lagi ialah, bila yang
dipakai sebagai isolator di rongga terbuat dari bahan yang menghisap air
(serabut kelapa dan sebagainya). Hanya bahan sintetis (polystyrene yang
mengembang serba bergelembung) yang bisa dipakai disini. Tetapi untuk
daerah kita seumumnya hal itu kurang bermanfaat, lagi mahal.
13
Gambar 9. Dinding beton
Dinding kedap air dapat terbuat dari bahan kedap air seluruhnya
(beton keras, porselin dan sebagainya) tetapi juga diperoleh karena satu
atau dua sisi permukaanya dilapisi dengan cat atau lapisan tipis yang
benar-benar kedap air.
Bila lapisan kedap air ini diselaputkan pada permukaan luar, maka
tidaklah mungkin untuk menghindari kondensasi dipermukaan dalam,
sedangkan penguapan ke ruang dalam hanya mungkin bila tekanan uap air
di ruangan lebih rendah daripada tekanan uap air didalam dinding.Apabila
di permukaan luar terjadi keretakan (hampir selalu) maka sedikit demi
sedikit air dari luar mengalir ke dalam, tanpa bisa menguap lagi keluar.
Demikian jumlah air di dalam dinding semakin banyak terhimpun.
Bila diruang dalam (misalnya ruang pertemuan penuh manusia misalnya
atau kamar mandi) tekanan uap air selalu tinggi , maka segera dinding
kenyang dengan air.
14
bata beton ringan berbeda dalam hal kenyamanan ditempati serta biaya
pembangunan. Berdasarkan bahannya, dinding dibedakan menjadi :
A. Dinding buatan
Bahan yang digunakan sesuai dengan perkembangan pembangunan,
kebutuhan, dan peningkatan kualitas bahan yang dibutuhkan, yaitu:
15
menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan dari bahaya api. Tidak semua
tanah liat bisa digunakan, hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.
Bata merah biasanya diproduksi secara home industry. Untuk dapat digunakan
sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar
peraturanbahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari
pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu
(struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis,
sloof/ rollag, dan ring balok yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata
tersebut. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat
yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya.
Bata merah biasanya dipakai pada setiap bangunan baik untuk bagian luar
maupun dalam untuk menambah keindahan dinding batu merah, dapat dipasang
dengan limestone/batu tempel.
a. Spesifikasi:
Berat jenis kering : 1500 kg/m3
Berat jenis normal : 2000 kg/m3
Kuat tekan : 2,5 – 25 N/mm² (SII-0021,1978)
Konduktifitas termis : 0,380 W/mK
Tebal spesi : 20 – 30 mm
Ketahanan terhadap api : 2 jam
Jumlah (kebutuhan) bata merah per 1 m2: 30 – 35 buah tanpa
construction waste
16
c. Ukuran dinding pasangan batu bata:
¼ bata tebal 5 – 6 cm atau 8 – 10 cm finishing
½ bata tebal 11 – 13 cm atau 15 cm finishing
¾ bata tebal 16 – 19 cm atau 20 – 22 cm finishing
1 bata tebal 23 – 27 cm atau 25 – 30 cm finishing
17
Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.
Mudah untuk membentuk bidang kecil
Murah harganya
Mudah mendapatkannya
Perekatnya tidak perlu yang khusus.
Tahan panas, sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.
g. Kekurangan bata merah:
Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi
Menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim
dingin, sehingga suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak
stabil.
Cenderung lebih boros dalam penggunaan material perekatnya.
Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama
membuat waste-nya dapat lebih banyak.
Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka
dibutuhkan pelsteran yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding
yang cukup rata.
Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
Berat, sehingga membebani struktur yang menopangnya.
Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur
bangunan.
18
secara alami. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu
tras, kapur dan air. Bahkan, kini juga beredar batako dari campuran semen,
pasir dan batu bara.
Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin
yang sederhanadan tidak perlu dibakar. Tras dan kapur dengan
perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup baik, jika perlu ditambah
dengan sedikit semen portland, diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan
kering. Tempat pembuatan adukan harus bersih dan terlindung dari hujan.
Kemudian adukan yang kering diaduk dengan air secukupnya. Untuk
mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat bola-bola adukan, yang
digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola adukan dijatuhkan
hanya sedikit berubah bentuknya, maka kandungan air dalam adukan itu
terlalu banyak, dan bila dilihat telapak tangan tidak berbekas air, maka
kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau kadar air tercapai dengan tepat,
perataan dapat dimulai. Batu-batu yang baru dicetak disimpan dalam los
agar terhindar dari panas matahari maupun air hujan, kemudian diletakkan
berderet di rak dengan tidak ditimbun. Masa perawatan 3 hari sampai 5
hari, guna memperoleh pengeringan dan kemantapan bentuk. Biarkan
masih dalam los dan biarkan selama 3 minggu sampai 4 minggu untuk
memperoleh proses pengerasan. Di samping itu diusahakan agar di tempat
sekitarnya udara tetap lembab.
a. Spesifikasi:
Berat jenis kering : 950 kg/m3
Berat jenis normal : 1000 kg/m3
Kuat tekan : 5,5 N/mm²
Konduktifitas termis : 0,339 W/mK
Tebal spesi : 20 – 30 m
Ketahanan terhadap api : 4 jam
Jumlah (kebutuhan) bata merah per 1 m2: 20 – 25 buah tanpa
construction waste
b. Ukuran batako:
19
Tinggi : 8-10 cm
Lebar : 18-20 cm
Panjang : 36-40 cm
20
Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk
membuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.
c. Kelebihan batako:
Tiap m2 pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika
dibandingkan dengan menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif
terdapat suatu pengurangan.
Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama.
Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih
hemat
Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan
potongan
Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
Pemasangan lebih cepat.
Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Harga relatif murah.
d. Kekurangan batako:
Rapuh dan mudah pecah.
Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab.
Dinding mudah retak.
Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, antara 7,5 – 9
m2.
Tidak dapat bervariasi sehingga kurang bagus untuk dinding biasa
Tebalnya juga tidak dapat bervariasi
Pembuatannya lebih sulit
21
Bata ringan atau sering disebut hebel/ celcon dibuat dengan menggunakan
mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus dan memilki tingkat kerataan yang
baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari
sebuah bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa
material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
Kemudian pertanyaan yang beredar di masyarakat tentunya adalah apakah bata
ringan sudah bisa menggantikan bata merah baik tinjauan dari harga, kekuatan,
kemudahan mendapatkannya, motode pemasangan dan lain-lain.
Campuran atau komposisi bahannya terdiri dari pasir kuarsa, semen,
kapur, sedikit gipsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang
(pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya
akan mengembang selama 7-8 jam. Untuk pemasangan pada dinding seluas 1 m 2,
kira-kira membutuhkan 8 buah bata ringan.
Pemasangan bata ringan ini cukup mudah, bisa langsung diberi acian tanpa
harus diplester terlebih dahulu dengan menggunakan semen khusus. Semen
khusus hanya perlu diberi campuran air. Namun pemasangan bata ringan juga
dapat menggunakan pasir dan semen seperti pemasangan pada batako, bata press
dan bata merah.
a. Spesifikasi:
Berat jenis kering : 520 kg/m3
Berat jenis normal : 650 kg/m3
Kuat tekan : > 4,0 N/mm²
Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
Tebal spesi : 3 mm
Ketahanan terhadap api : 4 jam
Jumlah (kebutuhan) bata merah per 1 m2: 8 – 9 buah tanpa
construction waste
b. Ukuran batako:
Tinggi : 20 cm
Lebar : 8 cm -10 cm
Panjang : 60 cm
c. Kelebihan Bata Ringan:
Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat
menghasilkan dinding yang rapi.
22
Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat
penggunaan perekat.
Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban
struktur.
Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya
2,5 cm saja.
Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
Mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kuat tekan yang tinggi.
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
B. Dinding alami
B.1 Dinding batu
23
Gambar 13. Dinding batu
Dinding batu biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1
kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur
: 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam
umumnya memiliki ketebalan minimal 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa
kolom praktis.
a. Kelebihan batu untuk dinding:
Bangunan Berkesan Natural. Rumah yang dilapisi batu alam
dengan maksimal apalagi tema yang dipakai untuk rumah lebih
kepada tema tradisionalis, tentunya tampilan rumah akan terlihat
sangat alami/natural. Rumah dengan batu alam akan membuat
nurani manusia terpuaskan seakan rumah sudah mengembalikan
ke hidup aslinya.
Bangunan Jauh Lebih Berwarna. Batu alam memiliki ciri khas
yaitu ada yang memiliki guratan seperti guratan pohon, ada yang
memiliki campuran warna, ada yang memiliki kemilauan yang
indah dan sebagainya. Bila berbagai jenis yang berbeda ciri khas
disatukan semua, maka akan menghasilkan efek rumah yang
berwarna. Hal ini membuat penghuni akan jauh lebih berwarna
dalam kehidupan di rumahnya.
Harga Jual Bangunan Jauh Lebih Mahal. Jelas lebih mahal karena
bahan dasarnya juga berharga mahal. Namun harga jual rumah
bisa lebih mahal dan bertambah mahal hanya karena kenaikan dari
batu alamnya. Karena rumah memiliki berbagai bebatuan yang di
desain indah, tentu harga rumah pun menjadi mahal. Belum lagi
kenaikan akibat harga tanahnya dan sebagainya. Seperti yang kita
tahu, investasi properti rumah tidak mengalami penurunan kecuali
kasus-kasus tertentu dan itu pun jarang terjadi.
b. Kekurangan Batu Alam untuk Dinding:
Warnanya tidak bisa seragam. batu alam tertentu memiliki corak
yang tidak seragam. Memang ini salah satu kelebihan tersendiri.
24
Namun yang menjadi masalah adalah membutuhkan keterampilan
sendiri dalam pemasangannya. Tetapi anda tidak perlu khawatir,
karena produsen batu alam biasanya sudah merancang model batu
alamnya sehingga bisa memudahkan untuk dipasang.
Memiliki pori-pori yang besar. memang tidak untuk semua batu.
Adapaun untuk beberapa batu yang memiliki pori-pori besar
memiliki masalah tersendiri seperti berlumut karena air mudah
meresap dalam batu. Hal ini tentu perlu penanganan tersendiri
dengan alat pelapis agar air tidak masuk. Namun perlu pelapis
yang masih memperlihatkan keaslian batu.
Resiko terkena coretan sulit untuk diperbaiki. Bila rumah terkena
banjir sampai mengotori dinding yang terbuat dari batu, tentu
masih bisa diatasi dengan disemprot dengan air. Namun yang
menjadi masalah adalah ketika ada orang iseng yang sengaja
mencoret-coret rumah dengan cat plastik, maka sulit sekali diatasi.
Paling solusi yang bisa diatasi adalah mengganti batu.
25
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional
di Eropa Timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem
konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena
sudah merupakan dinding struktural. Konstruksi batang tersusun untuk dinding
dari kayu merupakan cara yang paling tua. Konstruksi rangka tersusun disusun
setingkat-setingkat. Kuda- kuda penopang di sudut-sudut rumah pada umumnya
diatur, sehingga beban angin langsung disalurkan dari sudut ke bantalan. Pada
konstruksi rangka tersusun yang terbuka seperti telah disebut di atas, maka untuk
kayu bantalan disarankan agar memakai kayu Ulin atau Jati, karena mempunyai
daya tahan terhadap hujan dan panas yang lebih daripada kayu yang lain. Dalam
konstruksi rangka tersusun tempat-tempat yang terbuka antara tiang-tiang, palang-
palang dan sebagainya diisi dengan tembok dari bata. Jarak antar tiang pada
umumnya sekitar 80 cm.
Pemasangan dinding kayu log dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Dinding Kayu Batang Melintang
Gording merupakan bagian atas penutup atap, yang mendukung
seluruh beban atap. Pada bangunan yang bertingkat gording berperan juga
mendukung dinding atasnya. Tinggi gording disesuaikan dengan beban
dan jarak tiang, akan tetapi minimal 12cm. Sambungan seperti pada
bantalan, hanya pada sambungan panjangnya dengan sambungan serong
bertingkat, ditambah dengan dua baut untuk menahan gaya tarik.
Bantalan ke bawah membatasi dinding dan menumpunya.
Bebannya akan disalurkan pada kaki pondasi atau kepala balok. Oleh
sabab itu bantalan harus seluruhnya bertumpu dan cukup kuat.
Bantalan pada dinding bata atau beton harus dikuatkan letaknya
dengan baut angkur yang dimasukkan di dalam dinding, dan pada kepala
balok disambung dengan baut. Kalau bantalan itu tidak cukup panjang
untuk seluruh dinding, maka bisa disambung. Sambungan dengan ditakik
separuh, lihat. Bantalan sebaiknya dibuat dari kayu Ulin atau kayu Jati,
untuk menghindarka n kerusakan oleh kelembaban.
26
Palang berfungsi membagi bidang antara dua tiang atau kuda
penopang dalam bidang yang lebih kecil. Dengan demikian, palang akan
memperkuat dinding juga. Melihat tinggi dinding maka
digunakan 2 sampai 3 palang. Palang disambungkan pada tiang dan kuda
penopang dengan pen biasa. Palang pintu bagian atas dan palang jendela
disambungkan dengan pen bergigi tunggal. Kedua macam palang ini
berukuran seperti tiang palang antara biasanya 2 cm lebih rendah.
b. Dinding papan
27
Gambar 15. Dinding papan
c. Dinding sirap
28
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang
paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai.Selain itu juga
memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak
membutuhkan perawatan.Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku
kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis
tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
A. Dinding Konstruksi
Dinding konstruksi adalah dinding yang dalam perencanaan dan pelaksanaan
diperhitungkan kekuatannya guna menahan beban dan gaya yang disebabkan baik
oleh kondisi alam lingkungan ataupun konstruksi lain yang ada. Adapun dinding
kontruksi tersebut diantaranya:
29
A.1 Shear wall
Adalah untuk penahan tanah pada ruang basement, subway, ruang khasanah
bank atau pada bangunan bertingkat yang perhitungan strukturnya masih timbul
beban gaya geser yang dapat ditahan oleh dinding beton bertulang. Adapun
fungsi Shear Wall pada gedung secara umum adalah :
a. Memperkokoh Gedung.
30
b. Meredam Goncangan akibat Gempa.
B. Dinding Arsitektur
Adalah dinding yang perencanaan dan pelaksanaannya diperhitungkan
guna mengkamuflase atau menyamarkan konstruksi yang harus timbul dalam
mendukung dinding tersebut sesuai syarat yang diijinkan.
B.1 Curtain wall
31
Gambar 18. Dinding curtain wall
Adalah dinding yang untuk menampilkan keindahan arsitektur, dari luar
bangunan akan nampak seperti berdiri sendiri secara vertikal, bahannya terdiri
dari rangka aluminium/stainless steel,kaca dan sebagainya.
B.2 Skatsel
C. Dinding biasa
32
Adalah dinding yang dalam pelaksanaanya memakai bahan dan perhitungan
yang lazim dalam bangunan, biasanya pemakaian bahan betul-betul disesuaikan
dengan fungsi ruangan ataupun fungsi bangunan.
C.1 Dinding batu merah
33
Gambar 22. Dinding batako
Dinding bataco dibuat dari batako yaitu agregat kasar seperti krikil
dipadukan dengan adonan speci sama halnya campuran beton pada umumnya,
kemudian dicetak , digunakan biasanya untuk pagar pembatas, dinding gudang,
dinding pabrik, dan sebagainya.
A. Semen
34
Gambar 23. Semen
Semen berasal dari kata cement dalam bahasa inggris yang berarti
pengikat/ perekat. Perkataan cement itu sendiri diambil dari bahasa Latin
cementum, yaitu nama yang diberikan kepada batu kapur yang serbuknya telah
dipergunakan sebagai bahan adukan (mortar) lebih dari 2.000 tahun yang lalu di
Italia. Dalam perkembangannya, arti perkataan cement mengalami sedikit
perubahan, misalnya pada abad pertengahan diartikan sebagai segaala macam
bahan pengikat perekat seperti rubber cement, termasuk pula portland cement.
Semen adalah hydraulic binder (perekat hidraulis) yang berarti bahwa
senyawa-senyawa yang terkandung di dalam semen tersebut dapat bereaksi
dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan.
Oleh karena sifat hidraulis tersebut, maka semen bersifat:
Dapat mengeras jika dicampur dengan air
Tidak larut dalam air
35
Kandungan CaCO3 dari limestone akan melepaskan CO2 dan menghasilkan burnt
lime atau quick lime (CaO). Produk ini bereaksi dengan cepat dengan air
menghasilkan Ca(OH)2 dalam butir yang halus dan selanjutnya Ca(OH)2 ini akan
bereaksi dengan CO2 dari udara dan mengeras menjadi CaCO3 kembali dan juga
bereaksi dengan senyawa-senyawa silikat yang menghasilkan senyawa calcium
silicate hydrate yang bersifat sebagai perekat batuan.
Trikalsium Silikat
Dikalsium Silikat
Trikalsium Aluminat
Tetrakalsium Aluminofe
Gipsum
b. Tanah Liat
36
Gambar 25. Anah liat
37
Gambar 26. Pasir silikat
38
dari semen
Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau
berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder.
A.3 Agregat
a. Agregat Halus
39
Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat harus dicuci
terlebih dahulu.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik
terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak
memenuhi percobaan ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan
adukan agregat tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari tidak kurang
dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci
dalam 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air
pada umur yang sama.
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
o sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat
o sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10% berat
o sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 95%
berat
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Butiran agregat halus berdiameter 0.075 mm hingga 4 mm.
Derajat kehalusan suatu agregat ditentukan oleh modulus kehalusan
(Fineness Modulus) dengan batasan-batasan sebagai berikut:
Pasir Halus: 2,20 < FM < 2,60
Pasir Sedang: 2,60 ≤ FM < 2,90
Pasir Kasar: 2,90 ≤ FM ≤ 3,20
40
b. Agregat Kasar
41
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus
dicuci.
Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat
merusak beton, seperti zat-zat yang aktif terhadap alkali.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan mesin
pengaus Los Angeles dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat
melebihi 5%.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
dan apabila diayak, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
o Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% berat.
Berat butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak
terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 dari tebal
plat atau 3/4 dari jarak bersih minimum di antara batang-batang
atau berkas tulangan. Penyimpangan dari batasan ini diijinkan
apabila menurut pengawas ahli, cara pengecoran beton adalah
sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang
kerikil.
42
2.4.2 Material penyusun dinding
Sebelum membangun rumah atau renovasi kita perlu membuka wawasan kita
seluas-luasnya tentang material bangunan. Ini dimaksudkan agar kita bisa
mendapatkan material yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang kita punya.
Salah satu yang memakan biaya dan waktu dalam pembuatan rumah adalah
pembuatan dinding. Dinding merupakan suatu elemen penting sebuah rumah yang
berfungsi untuk memisahkan atau membentuk ruang. Dinding dapat dibuat dari
bermacam-macam material sebagai berikut:
A. Batu Bata
43
bata biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak
menahan beban.
B. Batako
C. Bata Ringan
44
Gambar 32. Bata ringan
Bata ringan adalah salah satu jenis beton ringan aerasi yang mulai
dikenal di Indonesia pada tahun 1995. Kelebihannya adalah bobotnya yang
jauh lebih ringan dari batu bata ataupun batako. Biasa digunakan untuk
bangunan bertingkat untuk mengurangi pembebanan sehingga biaya
pondasi menjadi lebih kecil. Dimensi yang besar yaitu 60 x 20 x 10/ 7,7
cm menjadikan pekerjaan dinding cepat selesai. Ukurannya yang presisi
juga hanya membutuhkan speci yang sangat tipis. Kelebihan yang lain
adalah kemamampuannya untuk menahan panas dan suara. Dari segi harga
sampai saat ini masih lebih mahal dari batu bata. Namun pekerjaan
pemasangan yang cepat dapat menghemat upah tukang.
D. Dinding Kayu
45
Gambar 33. Dinding kayu
E. Kaca
46
Gambar 34. Kaca
F. lembaran (Cladding)
47
Gambar 35. cladding
A. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok dan pelat. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu
kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse)
lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.
Selanjutnya balok dan kolom ini menjadi satu kesatuan kokoh dan sering
disebut kerangka (portal) dari suatu gedung.
48
Gambar 36. Portal
49
Gambar 37. gambar (a). Kolom segi empat (b) Kolom bulat (c)
Kolom komposit
50
Gambar 39. Kolom beban eksentris
4. Kolom utama
51
Gambar 40. Kolom struktur
5. Kolom praktis
B .Balok
52
ditambah pula campuran bahan lain (admixture) untuk memperbaiki
kualitas beton.
Campuran dari bahan susun (semen, pasir, krikil,dan air) yang masih
plastis ini dicor kedalam acuan dan dirawat untuk mempercepat
reaksi hidraci campurah ir semen, yang menyebabkan pengerasan
beton. Bahan yang terbentuk ini mempunyai kekuatan tekan yang
tinggi, tetapi kekuatan tarhadap tarik rendah.
Beton bertulang adalah beton biasa (polos) yang memiliki kekuatan
tekan yang tinggi akantetapi kekuatan tariknya rendah dan dengan
batangan baja yang ditanamkan di dalam beton agar dapat
memberikan kekuatan tarik yang diperlukan
53
Gambar 40. Balok beton
Sifat bahan beton sangat kuat menahan tekan, tetapi tidak kuat/ lemah
menahan tarik
Sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpukan sederhana (sendi
dan rol), dan diatas balok bekerja beban terpusat P dan beban merata
(q), maka akan timbul momen luar, sehingga balok akan melentur
kebawah
Oleh kopel gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik
akan menahan melengkungnya (lenturnya) balok kebawah (akibat
beban luar tadi). Jadi serat-serat tepi-atas akan menahan tegangan
tekan dan serat-serat tepi-bawah menahan tegangan tarik, dan
semakin keatas tegangan teriknya semakin kecil. Pada bagian tengah
yaitu batas antara tegangan tekan dan tarik, serat-sarat bagian tengah
tidak mengalami tegangan sama sekali (nilai nol) dan membentuk
suatu garis disebut garis netral.
Jika beban diatas balok itu cukup besar dan bentang balok bagian
tengah menahan momen cukup besar dan pada bagian bawah yang
tertarik terjadi retak beton.
54
Gambar 40. Balok beton bertulang
Untuk menahan gaya tarik cukup besar pada serat-serat balok bagian tepi
bawah, maka perlu diberi baja-tulangan sehingga disebut dengan istilah
“beton bertulang”
Tulangan baja yang ditanam di dalam beton sedemikian rupa, sehingga
gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan Momen pada penampang retak
dapat ditahan oleh baja tulangan.
Sifat beton yang tidak kuat terhadap tarik, maka pada bagian bawah yang
menahan tarik (dibawah garis netral) akan ditahan oleh tulangan,
sedangkan bagian yang menahan tekan (diatas garis netral) tetap ditahan
oleh beton.
55
2.5 Permasalahan Pada Dinding Dan Solusinya
Namun ada kalanya kita dipusingkan dengan timbulnya masalah pada dinding
rumah yang ditempati. Salah satunya adalah retak pada dinding. Meskipun tidak
semua retakan pada dinding berbahaya, namun kita harus tetap mewaspadainya.
Retak yang timbul pada dinding rumah ada berbagai bentuk. Ada yang
membentuk sudut 45 derajat, ada yang berbentuk lurus dan mengarah ke bawah
serta ada pula retakan yang sangat lembut dengan jumlah yang banyak serta
memiliki arah yang tidak beraturan. Anda tidak perlu bingung. Langkah pertama
yang bisa Anda lakukan adalah memantau dan memperhatikan retaknya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui jenis retakan yang terjadi serta bagaimana pula
solusinya.
1. Rembesan air pada dinding biasa disebabkan oleh atap rumah yang bocor.
Solusinya:
56
2. Retakan karena kualitas beton dinding basement jelek, tebal plesteran dan
acian tidak sempurna sehingga dinding mudah retak, karena beban terpusat
(atap : dapat dihindari dengan balok ring), penyusutan dan pemuaian kusen
kayu dan faktor alam. Secara umum ada 2 jenis retak pada dinding yaitu retak
struktur dan retak nonstruktur. Kedua jenis retak ini memiliki penyebab dan
karakteristik yang berbeda.
a. Retak Struktur
57
Ada beberapa solusi apabila terjadi retak struktur yaitu :
58
yang ada di dalamnya tidak berhubungan dengan udara luar
dan menyebabkan terjadinya perkaratan.
Retak Tarik
Retak Tekan
59
maksimal. Kondisi ini berakibat sebagian bebannya harus
dipikul oleh dinding (seharusnya beban tersebut
didistribusikan oleh ringbalk menuju kolom-kolom dinding
dan diteruskan oleh sloof yang ada di bawahnya) sementara
dari bawah ada desakan ke atas karena adanya pergerakan
dari tanah. Proses inilah yang menyebabkan terjadinya
retak tekan.
Crazing
60
Solusi mengatasi retak jenis crazing ini adalah
dengan mengorek retakannya kemudian
menutupnya dengan dempul
Map cracking
61
Berdasarkan faktor penyebabnya, retak susut dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya:
Solusinya :
62
Susut ini terjadi pada saat dinding/beton
yang sudah mengeras akibat masuknya gas
karbondioksida (CO2) ke dalam pori
plesteran/beton
d. Noda
63
e. Serangan Sulfat
Memasang balok antara dua dinding baik pada bagian atas ataupun
bawah dinding.
64
i. Penyusutan karena kering dan pemuaian akibat kondisi basah
Penangannya sama seperti pada batako yaitu menggunakan batu
bata yang sudah matang.
65
2.6 Material penghias dinding
Pilihan Warna
Salah satu faktor yang mempengaruhi luas ruangan pada rumah minimalis
adalah permainan warna-warna cerah. Jadi satu keputusan yang bijak jika
kita mengaplikasikan warna-warna terang untuk mendapatkan kesan lebih
luas. Warna-warna terang bisa kita terapkan pada dinding ruangan atau
perabot didalamnya seperti sofa, gorden, serta furnitur lainnya. Jika tidak
menyukai warna terlalu cerah, kita bisa menggunakan warna netral yaitu
putih. Untuk menambah kesan modern kita bisa menambahkan wallpaper
pada dinding, namun sesuai dengan konsep minimalis yang digunakan,
sebaiknya pilihan wallpaper tidak terlalu banyak motif.
2. Biaya
66
yang murah tapi tetap dapat menciptakan kesan tersendiri yang
unik pada ruangan.
3. Selera
4. Tema
5. Waktu
6. kualitas
67
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
68
Sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat:
o Privasi
o Indah dan bagus dalam skala, warna, tekstur
o Dapat dibuat transparan
o Meredam bunyi, baik dari dalam maupun dari luar
Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi
terhadap suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, serta
gangguan dari luar lainnya)
Jenis dinding dibagi menjadi beberapa yaitu :
1. Berdasarkan Sifat
Dinding masip yang bernafas
Dinding berongga
Dinding kedap air
2. Berdasarkan bahan
Dinding buatan
Dinding Alami
3. Berdasarkan fungsi
Dinding kontruksi
Dinding arsitektur
Dinding biasa
Bagian – bagian dinding dibagi menjadi material pembentuk dinding yaitu
semen dan agregat ; material penyusun dinding yaitu batu bata, batako,
bata ringan, kayu, kaca, dan cladding ; unsur-unsur pembentuk dinding
yaitu kolom dan balok.
Beberapa masalah dan solusi dalam membuat dinding yaitu
1. Rembesan air pada dinding biasa disebabkan oleh atap rumah yang bocor.
Solusinya:
69
2. Retakan karena kualitas beton dinding basement jelek, tebal plesteran dan
acian tidak sempurna sehingga dinding mudah retak, karena beban terpusat
(atap : dapat dihindari dengan balok ring), penyusutan dan pemuaian
kusen kayu dan faktor alam.
Material penghias dinding merupakan suatu faktor yang mempengaruhi
dinding terlihat cantik. Hal yang harus diperhatikan adalah pilihan warna,
dan, pilihan bahan.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Sumber Gambar
www.google.com
70
Pertanyaan
71
NIM : 1605521037
1) Apabila terjadi keretakan pada dinding dan retak tersebut meluas
pada dinding lainnya, apakah solusinya dinding tersebut harus
dibongkar? Atau adakah solusi lain selain membongkar dinding?
72
9. Nama : I Nyoman Dedi Widhi Prawira
NIM : 1605521002
1) Dinding berdasarkan bahannya dapat dibedakan menjadi dinding
bata merah, batako, dan bata ringan. Apakah pemasangan dinding
tersebut berbeda-beda ataukah sama?
73