Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Asas-Asas Kurikulum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

ASAS ASAS KURIKULUM

KELOMPOK 5
ARMAN MAULANA (105311100617)
SARIFUDIN (105311101017)
GIRMAN BUDIYANTO SANTOSO (105311100217)
UMI SARTIKA LOUW (105311102917)

JURUSA TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

T.A 2017
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat-NYA sehingga makala ini dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan kami semoga makala ini dapat menambah pengetahuan


dan wawasan bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar lebih baik.

Makala ini kami akui masih banyak kekurangan,oleh karena itu kami
harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makala ini.

Makassar,Oktober 2017

Penyusun
9

Daftar Pustaka Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar .................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Rumusan Masalah...................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan........................................................................ 1

BAB II ISI............................................................................................... 2

A. Apa Yang di Maksud Dengan Kurikulum..................................... 2


B. Beberapa Definisi Kurikulum ...................................................... 3
C. Asas-Asas Kurikulum .................................................................. 7
D. Kurikulum Tradisional atau Progresif ......................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................. iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah
1. Tujuan apa yang harus di capai sekolah?
2. Bagaimanakah memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan itu?
3. Bagaimanakah efektivitas belajar dapat dinilai?
4. Bagaimanakah bahan disajikan agar efektif diajarkan?

B.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang Asas-Asas kurikulum.


2. Untuk mengetahui definisi dari Asas-Asas kurikulum.
3. Untuk mengetahui pentingnya Asas-Asas kurikulum.
BAB II

PENGERTIAN DAN ASASASAS KURIKULUM

A. APA YANG DI MAKSUD DENGAN KURIKULUM

Perkataan kurikulum di kenal sebagaisuatu istilah dalam dunia pendidikan


sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Jadi dengan kurikulum dimaksud
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan,
dari awal sampai akhir. Kurikulum juga berarti chariot, semacam kereta
pacu pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seorang dari star
sampai finis.

. Di sini kurikulum khusus digunakan dalam pendiikan dan


penganjaran, yakni sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di
perguruan tinggi, yang harus di tempuh untuk mencapai suatu ijazah atau
tingkat. kurikulum juga berarti keseluruhan pelajaran yang di sajikan oleh
suatu lembaga pendidikan.

Di Indonesia istilah kurikulum boleh dikatakan baru menjadi populer


sejak tahun lima puluhan, yang di populerkan oleh mereka yang memperoleh
pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah di kenal ornag di luar
pendidikan. Sebelumnya yang lazim di gunakan ialah rencana pembelajaran.
Pada hakikatnya kurikulum sama artinya dengan rencana pembelajaran.

Dalam teori, tetapi juga dalam praktik, pengertian kurikulum dalam yang
lama sudah banyak ditinggalkan. Para ahli pendiikan kebanyakan memberi arti
dan isi yang lebih luas dari pada semula. Selain itu pengertiannya pun
senantiasa dapat berkembang dan mengalami perubahan. Perubahan itu antar
lain teradi karena orang tak kunjung puas dengan hasil pendiikan sekolah dan
selalu ingin memperbaikinya. Memang tak mungkin di susun satu kurikulum
yang baik serta mantap sepanjang zaman. Suatu kurikulum hanya mungkin
baik untuk suatu masyaraka tertentu pada masa tertentu. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yag mengubah dan dengang sendirinya kurikulum
pun tak dapat tiada harus di sesuaikan dengan tuntutan zaman.

Di samping itu timbul banyak pendapat-pendapat baru tentang hakikat


dan perkembangan anak, caranya belajar, tentang masyarakat dan lmu
pengetahuan, dan lain-lain, yang memaksa diadakanya perubahan dalam
kurikulum. Pengembangan kurikulum adalah proses yang tak henti-hentinya,
yang harus dilakukan secara kontinu. Jika tidak, maka kurikulum menajadi
usang atau ketinggalan zaman. Makin cepat perubahan dalam masyarakat,
makin sering diperlukan penyesuaian kurikulum.

Namun, mengubah kurikulum bukanlah pekerjaan yang mudah. Praktek


pendidikan di sekolah senantiasa jauh ketinggalan bila di bandingkan dengan
teori kurikulum. Bukan sesuatu yang aneh, bila suatu teori kurikulum baru
menjadi kenyataan setelah 50 sampai 75 tahun kemudian. Kelambanan ini
terjadi antara lain karena guru-guru banyak yang lebih ingin berpegan pada
yang telah ada, merasa lebih aman dengan praktik-praktik rutin dan tradisional
dari pada mencobakan hal- hal baru, yang memerlukan pemikiran dan usaha
yang lebih banyak dan ada kalanya menuntuk perubahan pada diri guru itu
sendiri. Itu sebabnya maka kurikulum masi banyak di artikan sebagai sejumlah
mata pelajaran yang harus di sampaikan kepada anak.

B. BEBERAPA DEFINISI KURIKULUM

Seperti telah dikemukakan di atas,perubahan zaman menuntut kurikulum


baru dan sering juga pengerian baru mengenai mana kurikulum itu sendiri.
Perubahan zaman memberi tugas-tugas baru kepada sekolah, di antaranya
tugas-tugas yang sediakalanya dipikul oleh lembaga-lembaga lain seperti
rumah tangga pemerintah, petugas agama, dan lain-lain. Misalnya, anak-anak
gadis bisanya belajar memasak, menjahit,mengurus rumah, dan pekerjaan lain
dari ibunya. Dunia moeren sering mengharuskan ibu-ibu bekerja, dan tidak
sempat mendidik anaknya dalam keterampilan rumah tangga.Maka tugas ibu
itu di percayakan kepada sekolah dengan memberi pelajara PKK. Ada pula ibu-
ibu yang tak puas dan merasa bosan hanya terikat oleh rutin rumah tangga
dan ingin menentukan karirnya sendiri. Demikian pula soal kesehatan dan
jasmani anak, keamanan lalulintas, keterampilan vokasional, pendidikan seks,
pencegahan minuman alkohol atau ganja, kepramukaan, pendidikan, agama,
dan hal-hal lain lambat laun digeser tanggung-jawab pendidikannya kepada
sekolah. Dengan demikian kurikulum sekolah tidak hanya meliputi mata
pelajaran tradisional, melainkan berbagai kegiatan lain yang bersifat edukatif,
di dalam maupun di luar sekolah.

Dengan bertambahnya tanggung jawab sekolah timbulah berbagai macam


definisi kurikulum, ,sehingga semakin sukar memastikan apakah sebenarnya
kurikulum itu. Akhirnya setiap pendidik, setiap guru harus menentukan sendiri
apakah kurikulum itu bagi dirinya. Pengertian yang dianut oleh seseorang
akan mempengaruhi kegiantan belajar mengajar dalam kelas maupun diluar
kelas.

Dibawa inih kami berikan sejumlah definisi kurikulum meurut beberapa ahli
kurikulum.

1. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam bukunya Curriculum


Planning for Better Teaching and Learning (19 56) menjelaskan arti
kurikulum .sebagai usaha sekolah untuk mempengaruhi anak
belajar,apakh dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah
termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiantan
ekstra-kurikuler.
2. Harold B.Albertycs. dalam Reorganizingthe Hig-School Currikulum (1965)
memandang kurikulum . Seperti halnya dengan definisi Saylor dan
alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi juga
meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan luar kelas, yang berada di
bawah tanggung jawab sekolah.
3. B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores memandang
kurilkulum sebagai a sequence of potensial experiences set up in the
school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of
thingking and acting. Mereka melihat kurikulum sebagai sejumlah
pengalaman yang secara potensial dapat dierikan kepada anak dan
pemuda yang, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan
masyarakatnya.
4. Wiliam B.Ragan dalam buku Modern Elementary Curriculum (1966)
menjelaskan arti kurikulum sebagai Ragan menggunakan kurikulum
dalam arti yang luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam
sekolah, yakni segala pengalam anak di bawah tanggung-jawab sekolah.
Jadi hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara
mengevaluasi termasuk kurikulum.

5. J. Lloyd Trump dan Delmas F.Miller dalam buku Secondary School


Improvemant (1973) juga menganut definisi kurikulum yang luas.
Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan
belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga
mengajar bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-
hal sturutural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan
memilih mata pelajaran. Ketiga aspek pokok, program, manusia dan falitas
sangat erat hubungannya, sehingga tak mungkin diadakan perbaikan
kalau tidak diperhatikan ketiga-tiganya.
6. Alice Miel juga menganut pendirian yang luas mengenai kurikulum. Jadi
kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak
pendidikan yang di peroleh anak di sekolah. Definisi Miel tentang
kurikulum sangat luas yang mencakup yang meliputi bukan hanya
pengetahuan,kecakapan, kebiasaan-kebiasaan, sikap, apresiasi, cita-cita
serta norma-norma, melainkan juga pribadi guru,kepala sekolah serta
seluruh pegawai sekolah.

Istilah pertama berarti alat-alat pendidikan, yaitu segala sesuatu yang


dengan sengaja di lakukan oleh sipendidik terhadap anak-didik guna
mempengaruhi kelakuannya, seperti menjelaskan, menganjurkan, memuji,
melarang atau menghukum. Istilah kedua berarti faktor-faktor pendidikan,
meliputi keadaan lingkungan pendidikan seperti kebersihan
ruangan,keramahan pendidikan , jadi tidak merupakan tindakan yang
disengaja.

Tak semua ahli kurikulum menganut pendirian yang begitu luas. Hilda
Taba berpendapat bahwa definisi yang terlampau luas mengaburkan
pengertian kurikulum sehingga menghalangi pemikiran dan pengolahan yang
tajam tentang kurikulum.
Hilda Taba mengemukakan,bahwa pada hakikatnya tiap kurikulum
merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai
anggota yang produktif dalam masyarakatnya . selalu mempunyai komponen-
kompenen tertentu, yakni pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan
organisasi bahan dan isi pelajaran,bentuk dan kegiatan belajar.

7. Edwar A. Krung dalam The secondary School Currikulum (1960 )


menunjukkan pendirian yang terbatas tapi realistis tentang kurikulum.
Definisinya ialah. Kurikulum dilihatnya sebagai cara-cara dan usaha untuk
mencapai tujuan persekolahan.Ia membedakan tugas sekolah mengenai
perkembangan anak dan tanggung jawab lembaga pendidikan lainnya
seperti rumah tangga, lembaga agama, masyarakat, dan lain-lain.

Kurikulum adalah sesuatu yang di rencanakan sebagai pegangan guna


mencapai tujuan pendidikan.Apa yang di rencanakan biasanya bersifat
idea,suatu cita-cita tentang manusia atau warga negara yang akan di
bentuk.
Berbagai tafsiran tentang kurikulum dapat kita tinjau dari segi
lain,sehingga kita peroleh penggolongan sebagai berikut:
1. Kurikulum dapat di lihat sebagai produk,yakni sebagai hasil karia para
pengembang kurikulum,biasanya dalam suatu panitia.
2. Kurikulum dapat pula di pandang sebagai program,yakni alat yang di
lakukan oleh sekola untuk mencapai tujuannya.
3. Kurikulum dapat pula di pandang sebagai hal-hal yang di harapkan
akan di pelajari siswa,yakni pengetahuan,sikap,keterampilan
tertentu.
4. Kurikulum sebagai pengalaman siswa.
C. ASAS ASAS KURIKULUM

1. Asas Filosofis

Sekolah bertujuan mendidik anak menjadi manusia yang baik. Apakah


yang di maksud dengan baik pada hakikatnya di btentukan oleh nilai nilai,cita
cita atau filsafat yang dianut negara, tapi juga guru, orang tua,masyarakat
bahkan dunia.

2. Asas psikologi

a. psikologi anak

Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak,yakni menciptakan


situasi-situasi di mana anak dapat belajar untuk mengembangkan bakatnya.

b. psikologi belajar
Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan
bahwa anak-anak dapat di didik,dapat dipengaruhi kelakuannya.

3. Asas Sosiologi

Anak tida hidup sendiri terisolasi dari manusia lainnya,iaselalu hidup


dalam suatu masyarakat. Disitu iaharus memenuhi tugas-tugas yang harus
dilakukannya dengan penuh tanggung jawab,baik sebagai anak,maupun
sebagai orang dewasa kelak.
4.Asas Organisatoris

Asas ini berkenaan dengan masalah,dalam bentuk yang bagai mana


bahan pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentau pelajaran yang bepisa-
pisah ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan,
misalnya dalam bentuk broad-field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa,
danlain-lain.
D. KURIKULUM TRADISIONAL ATAU PROGRESIF

Kurikulum tradisional yang ingin mengawetkan yang lama tidak dengan


sendirinya buruk dan merugikan, oleh sebab apa yang diawetkan,selalu yang
baik,apakah itu nilai-nilai,barang seni, benda, dan sebagainya. Namun dalam
masa serba perubahan yang serba dinamis ini, menutup mata bagi perubahan
akan merigikan diri sendiri. Sebaliknya kurikulum moderen-progresif juga tidak
dengan sendirinya baik dan luput dari berbagai kekurangan .

Menjalankan kuriklum progresifakan banyak mendapat tantangan,


antara lain dari pihak guru ang terkenal karena sifat konserfatifnya, juga orang
tua yang telah mengecap pendidikan tradisional dan merasakan manfaatnya.
Kusulitan yang dihadapi kurikulum progresif ialah, bahwa orng yang
mengharapkan hasil-hasil tradisional dari sekolah yang progresif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Oleh


sebab itu setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan
kurikulum,maka iya harus pula memahami seluk-beluk kurikulum.
Hingga batas tertentu,dalam skala mikro,guru juga seorang
pengembang kurikulum bagi kelasnya.
B. Saran

Diharapkan kepada pendidikan menjadi salah satu penggerak


dalam mencapai kualitas kurikulum pendidikan yang efektif dan
lebih baik dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Alberty, Harold B., dan Elsie J. Alberty, Reorganizing the HighSchool Curricullum,
The Macmillan Company, New York, 1965.
Krug,Edward A.,curricullum Planning, Harper and Brothhers, Nuw York, 1957.

Anda mungkin juga menyukai