Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Cerita Pende3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

CERITA PENDEK

D
I
S
U
S
U
N
YULIANI MUTIA WAHNA
KELAS : XI IPS PLUS

GURU : FITRI SELIAN

SMA NEGERI 1 KUTACANE


TAHUN 2017
SETAN KERASUKAN MANUSIA
Cerpen Karangan: Nanda Insadani
Suatu hari, setan yang bernama Kacung marah-marah ketika baru
sampai rumah. Ia membanting segala barang yang ada di
hadapannya. Menendang dan memukul segala perabotan rumah
tangga. Istrinya yang baru sekejap melelapkan diri, langsung kaget
dan segera menemui suaminya yang sedang sibuk memecahkan
piring di dapur.
Kamu kenapa marah-marah begitu, bang?
Nggak usah pura-pura bego! Kamu tadi pagi ke mana aja?
Saya di rumah aja. Mencuci, memasak, menjahit, selepas itu saya
ketiduran karena tengah malam saya nggak bisa tidur, bang.
Halah!
Kacung menghajar lagi gelas selusin sampai pecah berkeping-
keping. Kini rumahnya seperti kapal pecah. Istrinya hanya bisa
menangis tersedu-sedu melihat kelakuan suaminya tersebut. Ia
semakin pusing, pusing, dan akhirnya brak! Pingsan.
Di luar sana, tepatnya lima rumah dari rumah Kacung,
seorang setan perawan yang bernama Ramya, sedang berdiri di
ujung gang. Ia seperti menunggu seseorang untuk menjemputnya.
Barangkali ia sudah menunggu sedari tadi, sampai-sampai keringat
mulai melintasi wajahnya. Mudah-mudahan saja yang ia tunggu

1
segera tiba, sebab pakaiannya kali ini begitu menawan. Jeans hitam
ketat dan high heels impor, kaus berkerah lengan pendek yang tak
lupa ketatnya juga, dan wah, make up yang selayaknya artis! Para
setan pria yang lalu lalang segera fokus ke Ramya. Tak hanya
fokus pada wajahnya yang kelihatan seperti barbie, tapi juga fokus
pada setiap lekuk tubuhnya yang sangat terdefinisi dengan jelas.
Tentu, para pria yang melihatnya juga tak lupa untuk
menggodanya.
Sesaat kemudian, sosok yang dinanti Ramya datang, tapi
bersama setan perempuan yang lain. Ia adalah Sukur, pacarnya
Ramya. Alangkah anehnya, Sukur tak menyadari keberadaan
Ramya. Ia malah asyik berpelukan mesra dengan perempuan yang
asing bagi Ramya itu. Tentu saja, magma yang ada di gunung hati
Ramya langsung menyembur keluar. Ia langsung melabrak mereka
dan menghajar mereka berdua habis-habisan.
Dasar keong racun, sambalado, buaya darat, kucing
garong!
Sukur dan selingkuhannya itu pun tewas mengenaskan.
Tak jauh dari lokasi pembantaian tadi, kira-kira sekitar tiga
kilometer, terdapatlah seorang setan kecil yang bicaranya masih
susah, jalannya masih sering terjatuh, dan masih butuh air susu
ibunya. Ia seperti anak setan lainnya, hanya saja ia selalu

2
menggenggam sebuah smartphone berlayar lebar. Orangtuanya
bukanlah orang yang kaya, tapi apa sih yang nggak untuk
anaknya?
Orangtuanya sangat bangga melihat perkembangan anaknya sejauh
ini. Mereka mengira bahwa Hakuy, anak mereka itu, adalah
seorang anak yang cerdas.
Hakuy hebat ya, Ma. Umur segini sudah memahami
smartphone. Ujar ayahnya bangga.
Pastinya, Pa. Itu semua kan berkat usaha kita dalam mendidiknya.
Dan bisa jadi, tahun depan Hakuy bisa menciptkan smartphone
sendiri! Ibunya juga tak mau ketinggalan memuji.
Hakuy hanya memahami smartphone-nya, tapi tidak
memahami apa saja yang sudah dibicarakan kedua orangtuanya. Ia
sibuk menatap layar, memainkan jari-jarinya. Sampai terkadang air
liurnya menetes saking seriusnya memandangi layar smartphone
itu.
Akibatnya, Hakuy tak punya teman. Ia tak pernah mau
meninggalkan ponsel itu di saat semua teman-temannya sedang
bermain asyik layaknya anak setan sebagaimana mestinya. Ia sibuk
dengan mainannya sendiri. Tapi orangtuanya Hakuy tak pernah
ambil pusing soal itu. Mereka percaya, dengan cara seperti ini,

3
anaknya dapat menjadi setan yang maju dan membawa perubahan
canggih untuk dunia setan.
Tak hanya itu, sebenarnya masih banyak lagi kelainan atau
kejadian-kejadian janggal yang melanda masyarakat di negeri
setan. Apakah ini yang namanya tanda-tanda akhir zaman? Ah,
biarlah itu menjadi rahasia Illahi. Tapi sih menurutku tidak. Karena
kita masih memiliki seorang setan sejati di sini.
Bagaimana pekerjaanmu, Budi?
Biasa, pak. Menyebalkan seperti biasanya.
Budi meletakkan sepatunya di atas rak seperti biasanya.
Walaupun ia setan, ia adalah setan yang disiplin. Selepas ini, ia
akan mandi. Setelah mandi, ia akan beribadah kepada Tuhan.
Mungkin kebanyakan dari kita akan berpikir bahwa setan adalah
makhluk yang ingkar terhadap Tuhannya. Tidak. Siapa yang tahu.
Bisa jadi mereka hanya ingkar pada manusia saja. Tapi aku juga
tidak tahu sih. Lebih baik kita dengar saja percakapan Budi dengan
ayahnya nanti.
Pak, Budi mau berhenti saja.
Jangan. Nanti Tuhan marah. Jawab ayahnya tenang dan santai
sambil membaca buku.
Habis manusia semakin lama semakin menjadi-jadi. Mereka
berlebihan, pak!

4
Berlebihan gimana?
Mereka selalu menganggap bahwa segala perbuatan buruk
mereka adalah hasil dari godaan kita! Padahal, contohnya tadi,
Budi belum menggoda, tapi mereka sudah berbuat mes*m duluan,
pak! Nah, setelah digrebek, mereka baru menyebut-nyebut bahwa
ini adalah perbuatan setan. Salah satu dari mereka langsung
berceramah dan mengatakan bahwa mereka harus meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan agar tak tergoda dengan kita! Ah,
entahlah, pak!
Ayahnya Budi tertawa. Lalu ia beranjak dari peraduannya dan
melangkah masuk ke dalam kamar. Budi ditinggal sendiri di
ruangan itu. Ia merenung kembali, dan bertanya-tanya dalam hati,
sebenarnya siapa yang lebih baik, setan atau manusia?
Keesokan harinya, seperti biasa, Budi berangkat bekerja.
Kali ini ia ditugaskan untuk menggoda salah seorang anak cucu
Adam yang sedang duduk termenung. Sepertinya sedang merana
karena putus cinta.
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang Batin Budi sebelum beraksi.
Anak muda itu tentu tak menyadari kedatangan Budi. Ia tetap
termenung, melamun. Sembari melamun, Budi mulai menggoda
dan berbisik ke dalam batin si pemuda.

5
Hei, buat perempuan itu merasakan sakit seperti yang kau
rasakan! Bisik Budi.
Tidak, itu bukanlah gayaku. Lebih baik aku pergi ke diskotik
untuk melupakan semua itu dan bermain sepuasnya dengan para
wanita-wanita yang ada di sana! Balas batin si pemuda.
Budi diam. Pemuda itu pergi meninggalkan Budi sendirian.
Budi stres dan frustrasi. Ia muak, ia benci dengan manusia. Ia
mengutuki mereka. Rasa sabarnya sebagai penggoda manusia
sudah habis. Manusia lebih buruk dari setan, pikirnya. Manusia
egois, tak mau mendengarkan. Dengan emosi yang meluap-luap, ia
pulang.
Ketika sampai sudah di negeri setan, ia terbelalak. Semua
telah berubah. Kini ia tak bisa lagi membedakan, mana dunia
manusia mana dunia setan. Semua tampak sama. Gedung-gedung
menjulang tinggi, pabrik berpolusi, kendaraan pembuat macet,
pekerja s*ks, anak sekolahan yang tak tahu diri, perampokan,
pembunuhan, pemerk*saan, penganiayaan, dan masih banyak lagi.
Dalam sekejap saja, kehidupan manusia sudah merasuk menjadi
kehidupan setan juga.
Pak?
Hanya tinggal ayahnya Budi yang masih normal sebagai setan.
Seperti biasa, ia membaca buku di kursi empuknya. Ia menyadari

6
kehadiran anaknya, Budi, dan tersenyum sembari menggeleng.
Daripada mengajak manusia untuk mendengarkan setan, lebih
baik Budi mengajak setan untuk kembali berada di jalan yang
sebenarnya, pak.
Manusia memang hebat, nak. Kini kau takkan mampu lagi
membedakan mana yang setan mana yang manusia. Semua telah
menyatu.
Budi termenung. Ayahnya menghampirinya dan menarik
tangan Budi dengan lembut. Mereka melangkah bersama. Pergi
entah ke mana. Barangkali bersembunyi, demi menjaga jati diri.
Mereka tak mau mati dalam keadaan menjadi manusia.

7
LUKISAN KOTA TUA
Cerpen Karangan: Hidar Amaruddin

yak ucapku.
Heh, elu tong, pergi main terus. Mau nongki di mana lu?
Alah kayak enggak tahu anak muda jaman sekarang aja sih mak,
yah di kape-kape lah
Yaudinlah, tapi hati-hati loh, jangan sampai lewat kota tua. Ada
pelukis misterius di sana tong, konon orang yang dilukis dia,
besoknya udah mati loh
Oncret (alright) makkk, selaw aja deh, berangkat dulu.
Assalamulaikum
Begitulah suatu kejadian perizinan saat aku hendak pergi
nongkrong, benar antara aku dan mamakku. Tapi sebentar, ada hal
yang harus aku luruskan di sini. Sebenernya namaku bukan seperti
apa yang emak ucapkan. Bukan otong loh ya, itu mah burungnya
anak cowok. Bukan lontong, itu makanan kesukaan Pak Hadi. Tau
dia siapa? Ya, benar tetanggaku yang cerewetnya kaya kucing
kalau lagi tidur. Nah loh, gimana tuh? Alah serah deh.
Oh iya sebelumnya perkenalkan deh, namaku Aris Setiawan.
Bagus banget yak? Lahir dari rahim ibu. Enggak ganteng, cuman
rada keren aja sih, itu pun kata emakku tadi. Suka sama cewek.

8
Kenapa aku suka sama cewek? Karena aku cowok normal. Kagak
kayak temen sekolahku Zai, eh aku kasih tahu ya tapi jangan
bilang siapa-siapa loh, katanya dia suka cowok. Kamu ngerti gak
kenapa? Aku pun tak tahu. Wallahualam.
Malam ini aku dan teman satu komplotan anak skate, kira-kira ada
6 orang sih, mau aku kenalin satu-satu? Enggak ah capek, yang
pasti ada satu yang bikin aku gemeteran. Kamu tahu lah, siapa lagi
kalau bukan si Zai. Kami lagi mau ngadain acara rapat kecil-
kecilan. Yah kayak mubes (musyawarah besar) biar seperti
organisasi resmi gitoh. Kamu tahu apa yang ingin kami bahas?
Mungkin seperti kenapa kok bisa dinamain skate kenapa bukan
skak atau apalah gitu. Terus kenapa kok bentuk skateboard bisa
lonjong, bukan persegi atau lingkaran aja, kan lebih imut.
Aku dengan para sahabat-sahabat (katanya) pergi ke kafe dekat
kota tua. Kamu tahu kota tua? Ya, kota yang umurnya sudah tua,
udah gitu aja. Di sana memang banyak kejadi misterius bin
menyeramkan. Maka dari itu emakku tadi sempet kaget kalau aku
nongkrong di kafe deket kota tua.
Sesampainya di kafe, semua pada pesan kopi. Tapi aku tidak, aku
mau pesan sesuatu, yang tentunya lain dari yang lain, biar
kelihatan kayak orang kaya.
Mbak aku pesen yang paling muahalll di kafe ini

9
Eh, apa ya mas? Itu beneran mas? Jawab pelayan kafe yang
katanya berkelamin perempuan itu dengan sedikit kaget.
Iya mbak, aku pesan white water mix ice
Loh kok kayak asing gitu mas, di menu enggak ada loh
Iyalah enggak ada orang di menu tulisannya kan es air putih. Duh
gitu aja enggak tau mbak, khampungan yak
Etah kenapa tiba-tiba pelayan itu meninggalkanku dengan wajah
yang judes. Eh, judes tapi manis loh, yakin deh.
Kami di sana pun ngobrol sampai berjam-jam, sampai kafenya
tutup, keinginan buat ngobrol lagi akhirnya tertunda. Pelit amat
sih, kafe pakai acara ditutup segala. Mau tak mau akhirnya kami
pulang ke rumah masing-masing.
Besok kita kalau mau rapat lagi, buat kafe sendiri aja deh. biar
enggak ada tutupnya teriakku pada mereka.
Siyappppppp lah bossss
Bangunnya pake uangmu yak. Kan uangmu uangku, uangku ya
uangku sahut si Zai.
Sialan si kampret ikutan ngomong lagi. Mata serasa mau merem,
enggak tahu kenapa. Mungkin ini yang dinamakan ngantuk. Duh,
manusia emang ada-ada aja.
Saat perjalanan pulang, aku berjalan sendirian. Salah siapa
rumahku paling ujung nan jauh sendiri. Maaf ayah aku enggak

10
nyalahin kamu, cuman aku ngerasa enggak adil ajah. Di sudut kota
tua, tepatnya di bawah lampu. Lampunya berwarna kuning. Ada
seseorang yang tertidur pada sandaran tiang lampu kota tersebut.
Aku pun menghampirinya. Sepertinya dia juga kelaparan.
Untungnya di saku jaketku masih ada rotiku satu bulan yang lalu,
kemudian aku berikan ke dia. Bukannya sok pahlawan. Dia anak
kecil. Kenapa anak kecil? Karena dia bukan orang tua. Kayak
cewek, tapi enggak tahu kalau ternyata malah perempuan. Kira-
kira umurnya 10 tahunan. Wajahnya kumel sekali, di sampingnya
terdapat berbagai macam lukisan siluet bergariskan tinta merah.
Sewaktu aku menanyakan kalau dia bisa melukis, dia pun
mengakuinya. Katanya dia mencari uang dari melukis tersebut.
Katanya demi membalas kebaikanku karena telah memberikan roti
dia pun ingin melukisku, sebagai hadiah.
Yakin nih bisa ngelukis orang sekeren aku dek?
Hehe, iya bisa lah kak. Tunggu beberapa menit ya
Siyappppp
Tak lama kemudian lukisanku pun jadi, setelah aku berterimakasih
padanya, aku hendak bergegas pulang. Tentu saja takut dicariin
emak nantinya. Sesampainya di rumah aku tak lupa membuka
pintu, karena aku tak mungkin bisa masuk kalau pintunya tidak
dibuka. Langsung deh dengan perasaan tak sabar aku ingin

11
menempelkan lukisan sketsa wajahku tadi pada dinding kamarku.
Setelah aku tempel, sebaiknya aku tidur dulu.
Beberapa detik setelah aku memejamkan mataku, tiba-tiba ada
cairan yang menetes di pipiku. Alamakkkkk ternyata tetesan itu
berasal dari lukisanku tadi. Bahkan itu bukan air biasa tapi adalah
darah yang mengalir dari lukisan sketsa wajahku tersebut. Aku
ingin berteriak, tapi tak bisa karena sangat lemas sekali. Aku pun
melihat anak kecil pelukis di kota tua tadi, sekarang sedang berdiri
di pojok dinding kamarku. Aku semakin lemas, sebelum mataku
mulai terpejam lagi aku pun teringat oleh pesan emakku. Yah,
pesan dimana aku tidak boleh berjalan di kota tua, karena ada
pelukis miterius di sana.
Saat aku terbangun dari tidurku tadi, seisi ruangan kini menjadi
putih, begitu juga dengan baju yang sedang aku pakai kini. Di
manakah aku?

12
Mantan Rasa Kawan
Cerpen Karangan: Rizki Dwi Lestari

Za teriak seseorang dari pintu kamar gue, itu pasti vano.


Dengan ogah ogahan gue ngebukain pintu buat dia.
Apa
Gue kesepian, temenin gue yah ucap vano sambil nyelonong
masuk kamar gue.
Emang pacar lu kemana, giliran sepi aja lu ke sini ucap gue
sambil nutup pintu lalu duduk di sampingnya.
Ya maaf
Gue cuma diem gak ngejawab. Gue keinget kejadian waktu di
sekolah tadi, kak nicko yang gue kenal baik dan humoris tiba tiba
jadi jutek dan nyebelin cuma karena dia tau kalo gue udah punya
pacar.

Lu kenapa sih ucap vano.


gak papa, gue cuma bingung aja jawab gue sekenanya sambil
merebahkan tubuh gue ke kasur empuk gue.
Bingung kenapa
gak papa nih gue curhat
gak papa lah, siapa tau gue bisa bantu lu

13
Lama banget gue diem, mikir. Gue ngerasa gak enak aja buat
curhat ke vano, secara dia mantan gue, sekitar 1 bulan yang lalu
kita putus. Vano aja gak pernah cerita tentang cewek ke gue
sekalipun pacarnya, tapi ya udahlah gue cerita aja.

Oke, jadi gini ada kakak kelas gue yang akrab banget sama
gue gak tau kenapa tiba tiba dia tanya tentang cowok gue padahal
sebelumnya dia gak pernah ngurusin gituan. Dan dia jadi jutek plus
nyebelin banget
Ya gimana lagi lu kan emang udah punya cowok
Tapi dia humoris
Semua cowok emang gitu, coba pas pacaran pasti gak lagi
Gue kan gak ngarep pacaran sama dia
O iya? lu tahu gak kenapa dia gitu? itu karena dia suka sama lu.
Lu lihat aja ntar dia bakal ngebuat lu ngerasa nyaman banget
Gue sengaja gak ngejawab, biaran aja dia nyerocos, gue udah
ngantuk banget.

Tumben lu belum tidur ucap vano sambil ngelirik gue, gue


ketawa sendiri dalam hati. Gue rasain dia ngusap kening gue dan
nyelimutim gue, terus berjalan pelan menuju kursi deket kasur gue.
Dia pasti bakal nginep sini, mana berani dia pulang malem malem

14
gini. Nyokap gue gak bakal marah sama vano meskipun seharian
dia di sini, padahal gue sampe bosen liat mukanya.

Gue bangun kesiangan, tapi gue lihat vano masih tidur pules
banget. Gue bangunin dia pelan pelan hingga matanya mulai
ngebuka sedikit sedikit.
Gue minta maaf ya van, semalem gue ketiduran. O iya menurut lu
gue harus gimana nyikapin kak nicko?
Ga tau, gue pusing. Hari ini gue ada ujian, gue balik dulu ya
ucap vano sambil nyelonong pergi.

Setelah kepergian vano gue bersiap siap untuk berangkat


sekolah. Gue beda sekolah sama vano dan vano satu sekolah sama
cowok gue. Sebenernya gue masih sayang banget sama vano, tapi
gimana lagi vano nyelingkuhin gue. Mungkin kalian gak percaya,
tapi ini kenyataannya. Kegiatan sekolah itu bukanlah hal yang asik
untuk dibicarakan. Jadi sepulang sekolah vano ke rumah gue, kita
ngobrol ngobrol biasa di gazebo sambil nyemil.

Hm.. za, lu jangan ngilang ya


Maksud lu?
Ya kalo lu ngilang, gue kan jadi gak punya temen. Tapi maksud
gue bukan itu, gimana ya ngomongnya

15
Apa sih lu, gak jelas
Biarpun gue gak jelas tapi lu pernah kale sayang sama gue, iya
kan
Gak tau kenapa gue nyesel udah putus sama lu lanjut vano
sambil mandang gue dalem banget. Hampir 1 menit gak ada
percakapan antara kita.

Btw, weekend lu ada acara? tanya gue buat mencairkan


suasana.
Iya
Sama kendy
Ya, lu?
Ga tau, ahh.. armi mana ya kok seharian ini dia gak ada kabar
Ngapain lu nanya ke gue
Gue cerita kali bukan nanya
Ya kan gue cemburu

Sekali lagi kata kata yang keluar dari mulut vano itu gak
kaya biasanya, kaya ada yang ganjel. Udah beberapa kali gue
ngecoba buat benci dia tapi justru gue makin sayang sama dia, dan
gue gak tau harus gimana. apalagi perselingkuhan itu dikarenakan
kendy yang nembak duluan. Tapi dasar vanonya juga, kalo dia
sayang sama gue dia gak bakal nyakitin perasaan gue.

16
Kok lu bengong ucap vano
Eng enggak kok
Hey kiza.. ucap armi yang tiba tiba nongol
Armi bales gue dengan senyan termanis gue. Lalu armi duduk di
belakang gue sambil meluk gue.
Inget yah, aku sayang banget sama kamu. Pokoknya aku gak mau
ada orang yang bisa ngebuat kamu nyaman, aku gak mau kamu
jadi milik yang lain ucap armi. Vano ngelihatin gue, tatapannya
sinis banget sampe ahirnya armi ngelepas pelukannya.
Wey van, besok kita keluar ya berempat, lu ajakin tu cewek lu si
kendy vano gak ngejawab, dia cuma bales pake senyum.

Besoknya
Sekitar jam 8 pagi armi jemput gue. Seperti biasa juga vano nginep
di rumah gue. Tapi armi gak pernah cemburu atau marah, karena
dia yakin gue cuma sayang sama dia. Setelah itu kita bertiga ke
rumah kendy, ternyata dia udah standbye nungguin kita. Jadinya
kita langsung berangkat ke tempat tujuan. Bukan tempat yang
indah seperti di film film bioskop. Cuma di pantai yang panas dan
jalurnya banyak batu. Jujur ini pertama kalinya gue ketemu kendy,
secantik apa dia sampe bisa ngebuat hati vano luluh. Dia tau gak
sih kalo dia datang ke kehidupan vano di saat yang gak tepat dan
kalo dia tau kenapa dia bisa setega itu. Tapi ya udahlah, kepergian

17
vano membawa armi masuk dalam hidup gue, dan dia membawa
bahagia yang seutuhnya buat gue.

Lu lagi mikirin apa? ucap vano sambil ngerangkul gue


Ga kok jawab gue sambil ngelepas rangkulan vano dan berjalan
mendahului dia. Gue mikir aja, kalo tiap hari vano ada dalam
hidup gue, kapan gue bisa lupa sama semua itu. Gue berteman
sama vano jauh sebelum gue kenal armi, dan ujungnya harus kaya
gini. Sumpah, gue gak bisa move on dari dia.

Kalian punya harapan gak? tanya armi


Ya punya lah samber gue, sedangkan vano dan kendy cuma
bales pake senyum.
Harapan gue itu bisa terus sama lu za, gue gak peduli kita jodoh
apa gak yang terpenting gue terus perjuangin lu ucap armi sambil
gandeng tangan gue dengan pandangan ke ombak.
Sama jawab gue.
Kalo gue pingin kita kaya gini terus, tetep jadi kawan ucap vano
Iya jawab kendy

Sekitar jam 3 sore kita pulang, dan gak tau udah keberapa
kalinya vano nginep di rumah gue.
Lu sayang banget gak sama armi ucap vano memulai

18
pembicaraan.
Iyalah
Lu inget harapan gue tadi apa?
Iya, kenapa?
karena gak ada harapan lain selain itu supaya kita bareng terus
Lu selalu aja ngomong hal yang gak penting
Kita kawan kan ucap vano.
Kenapa dia gak bilang kalo dia masih sayang sama gue? kenapa?
kita kawan? kaya dulu lagi. gue diem gak ngejawab, karena gue
yakin dia tau apa yang gue rasa. bukan kawan, lebih dari hal itu.

19
Kalimat Mainstream
Cerpen Karangan: Syarif Mahmud

Gue bingung dengan kebiasaan aneh dan absurd orang-orang idiot


di muka bumi ini, mereka selalu mengatakan apa yang sudah orang
lain sering katakan. Atau dalam bahasa thailandnya mainstream.
(gue emang enggak terlalu pandai dalam bahasa asing, maaf kalau
penulisannya salah).

Kalimat-kalimat mainstream juga menguasai otak gue, dia


memulai akusisinya di otak sebelah kiri gue, terus merambat ke
pumbuluh darah, dan terakhir menyerang jantung gue. Alhasil, gue
mati seketika. (enggak-enggak tadi cuma boongan kok).

Kalimat mainstream juga merambah ke dunia perfilman indonesia.


Ralat. Maksud saya di dunia sinetron.

Jadi ceritanya ada seorang dokter yang melakukan operasi kepada


seorang pasien, tetapi tuhan berkehendak lain. Sang pasien
meninggal saat menjalani operasi tersebut. Setelah berbicara
ngalor ngidul dengan perawat, dokter itu pun bakalan keluar dari
ruangan itu dan

20
Maaf, apa benar anda keluarganya nyonya hanna? kata dokter
tadi dengan suara yang sedikit serak.
Iya dok, saya suaminya hanna. Bagaimana keadaan istri saya
dok? Apakah dia baik-baik saja? Kata seorang pemuda yang
mengaku suaminya hanna dengan suara yang menggelegar kaya
kudanil kehilangan induk babi.
Saya sebelumnya mau minta maaf dulu. Kami sudah berusaha
semaksimal mungkin, tetapi tuhan berkehendak lain, istri anda
meninggal saat kami mencoba mengangkat penyakit tumor yang
sudah lama diderita istri anda. Kata dokter tadi dengan ekspresi
wajah seperti maling kesurupan bulu ketek.
Gak, gak mungkin istri saya ninggalin saya secepat ini, dokter
pasti bercanda kan, iya kan dok. Kata pemuda tadi sambil
setengah berteriak.
Iya, saya cuma bercanda mas. Istri anda sekarang masih di toilet
lagi b*ker. Selamat!!! Anda masuk dalam program siapa bilang
dokter enggak bisa bercanda.
. Seketika hening

Adalagi kalimat mainstream yang selalu ada di sinetron-sinetron


indonesia.

21
Jadi ceritanya ada seseorang yang ingin meracuni si korban. Si
pelaku itu bakalan ngasih minuman si korban dengan racun yang
sudah disiapkannya. Saat si korban meminum tuh minuman,
disitulah kalimat mainstream bakalan keluar.
Si pelaku bakalan teriak dalam hatinya.
Dia tidak tauuu, minuman itu sudah aku racuni. Setelah dia
meninggal akan kurebut suami dan hartanya, hahahaha. Kepala si
pelaku bakalan gerak-gerak enggak jelas kayak kuda kerasukan
nenek gayong.
Aneh banget kan orang-orang yang selalu ngucapin kata yang
sudah mainstream..
Misalnya kalau pagi hari mereka bakalan ngucapin selamat pagi
kepada orang-orang ditemuinya. Sekali-kali kek jangan bilang
selamat pagi atau apalah itu. Jadi setiap ketemu orang loe loe
pada ngucapin gini. Ehh, anjayyy.. utang loe ke gue masih ada
seribu dua ratus, jangan kabur ya looo.
Oke, gue tau kalau ini gak lucu.. jadi cukup sampai disini saja
perjumpaan kita kali ini gais.. pesan gue buat kalian-kalian yang
sering ngucapin kata-kata mainstream

Jangan suka nyolong kolor orang yang belum dicuci.. *gak


nyambung*.

22
Pacaran Jangan Di Jalan
Cerpen Karangan: Ibnu Fadlillah
` Angin bertiup begitu kencang di sebuah sore, walaupun gue
tahu itu awalan paragraph yang klise, tapi akhirnya gue pakai juga
karena udah gak ada ide lagi, tak terasa gue udah mau naik aja ke
kelas 2 SMA, sementara saudara gue yang namanya Nafisah udah
mau naik ke kelas 3 SMA, Walaupun Nafisah itu mesantren tapi
sekolahnya tetaplah SMA, selain itu dia juga termasuk murid
cerdas di SMAnya.
Tak terasa hari libur tinggal empat hari lagi, gue bener-bener
kenyang liburan, gimana enggak coba, pertama liburan akhir
sekolah, sekolah sebentar, terus disambung sama libur lebaran,
emang luar biasa pemerintah pada saat itu
Hari semakin mendekati akhir liburan, waktu liburan, gue cuma
puas-puasin lihat-lihat youtube, ingat YOUTUBE, bukan
****TUBE, gue tulis di pencarian dengan kata kunci Stand Up
Comedy Indonesia, gue putar satu persatu video-video yang ada di
youtube itu, sampai ada sebuah video Stand Up Comedy yang
panjangnya kira-kira 16 menit, terus gue puter, pada saat videonya
mau habis, si komika nyeritain tentang tips agar tidak disalahkan

23
jika sedang berkendara, sumpah, itu kocak banget, kalau gak salah
nama komikanya Ahmad Kemal Palevi.
Setelah ngelihat video itu, gue terinspirasi untuk
mempraktekannya sendiri, kalau-kalau gue nabrak mobil, motor,
tapi jangan deh mendingan gue gak nabrak, soalnya paman gue
pernah nabrak orang sampe meninggal, dan gue akan ceritain
dilain cerita, kalau gue ceritain di sini entar luber kemana-mana,
ini kan bukan novel.
Malam sabtu gue ditelepon sama uwa gue, uwa itu sebutan
bagi kakaknya orangtua, uwa gue namanya Qadir, dia itu kakaknya
ibu gue dan ayah dari saudara gue Nafisah, rupanya Wa Qadir ini
meminta gue untuk nganterin Nafisah ke pesantrennya yang ada di
daerah Kramat, karena Zaini sudah berangkat kuliah ke
Yogyakarta, kebutulan besok gue emang lagi kosong, dan emang
gue mah kosong aja tiap hari juga, gue langsung bersedia buat
nganter Nafisah ke pesantren.
Wih besok gue mau nganterin Nafisah nih, ke pesantren
cewek, mudah-mudahan ketemu jodoh, gumam gue, gue emang
hobi banget ngekhayal, tapi bukan ngekhayal dalam tanda kutip,
kalau khayalan gue ditulis itu bisa jadi 20 buku novel yang
tebalnya 200 halaman, karena hanya di dunia khayalan sajalah

24
semuanya sangat indah, dunia khayalan itu dunia yang tanpa ada
rintangan yang menghadang.
Gue bangun tidur kesiangan, mungkin abis mengkhayal
waktu malam, gue bangun tidur pukul 5 pagi, gue langsung cuci
muka, ambil wudhu dan langsung shalat subuh, setelah itu gue
mandi, tapi bukan mandi besar, soalnya waktu malem gak
ngelonjor (Ngelamun Jorok), dan pagi itu sama seperti apa yang
dilakukan oleh orang-orang normal lainnya.
Gue berangkat ke rumah Nafisah kira-kira pukul 8 pagi,
menggunakan motor matic kesayangan gue yang gue beri nama
Negara, gue bener-bener sayang sama Negara, tapi suatu saat
Negara gue rusak, dan harus diperbaiki, katanya Negara gue itu
rusaknya gara-gara jarang dirawat dengan baik.
Rumah gue sama Nafisah emang deket bisa nyampe kurang
dari 5 menit, gue disana langsung bantu-bantu buat ngeberesin
keperluan Nafisah untuk pesantren, kaya buku, tas, sepatu dan
lain-lain,
Teh Nafisah, kalau mesantren tuh enak gak sih? Tanya gue
Coba aja sendiri
Gak ah takut gak enak, oh iya, di pesantren bisa nonton Persib
gak?
Ya enggak lah, ngaco, bawa handphone juga gak boleh

25
Yah gak seru, kyainya bukan bobotoh, jangan-jangan kyai nya
The Jack yah?
Hus, ngaco kamu, ustadz-uastadz itu gak mikirin masalah
duniawi, apalagi mikirin Persib, kan masih ada pekerjaan yang
lebih bermanfaat daripada nonton Persib
Pukul 10 pagi gue berangkat, sebelum berangkat, pulangnya
disuruh ke rumah uwa gue dulu, baru jalan sekitar 1 km motor gue
bannya bocor, untungnya bocornya di dekat tambal ban, gue
tungguin lumayan lama sekitar setengah jam, setelah selesai, gue
lupa gak bawa uang, terus gue pinjem sama Nafisah, terus gue
kasih ke tukang tambal ban
A, ga malu minjem uang sama pacar? ujar si tukang tambal ban
sok tahu
woy bang, jangan sok tahu lo, dia itu saudara gue ujar gue marah
Ciee, si aa ditolak terus saudara-saudaraan
Woy kampret sembarangan aja lo ngomong, udah Teh Nafisah
kita pergi, dasar tukang tambal ban gila
Makasih bang ujar Nafisah
Udah gak usah makasih segala kata gue ketus
Setelah itu gue lanjutin perjalanan
Nafisah pesan kalau sama gue kalau jalanin motornya gak
usah ngebut-ngebut, yang penting nyampe, dan semua itu gue

26
turutin, gue ngejalanin motor yang biasanya 80 km/jam, kali ini
cuma 40 km/jam, ketika itu gue cuma di pinggir aja, karena gue
bukan raja jalanan kayak ibu-ibu yang lampu sennya gak dimatiin,
atau angkutan umum yang selalu tiba-tiba berhenti mendadak, bisa
dibayangkan jika ibu-ibu yang nyetir angkutan umum mungkin
akan kacau jalanan, udah sen kanan, berhenti mendadak pula.
Namun, namanya juga orang kampung, masih ada saja yang
sennya sudah benar tapi tetap saja di teriakin, dan cuma di
Indonesia suara itu lebih cepat dari cahaya, jika tidak percaya,
coba kendaraan kalian paling depan, maka suara klakson
kendaraan di belakang akan lebih cepat terdengar dibanding dari
lampu merah ke lampu hijau, dan asal perlu diketahui, arti dari
warna lampu merah di Indonesia ini berbeda dengan Negara lain,
di Indonesia hijau artinya jalan, kuning artinya jalan, dan merah
artinya berani, ya berani melanggar tata tertib lalu lintas.
Waktu gue lagi enak-enaknya, jalan di pinggir pelan-pelan,
sambil melihat pemandangan gunung kuda yang sudah tidak ada
pepohonan karena telah dijadikan tempat penambangan batu untuk
dijadikan perhiasan rumah, batu nisan, vas bunga dan lain-lain,
ketika itu terdengar teriakan berupa makian ke arah gue, WOY
KALAU DI JALAN JANGAN PACARAN MONYET, gue
langsung kaget

27
itu si abang mabuk g*nja atau kebanyakan makan tape sih, oh
jangan-jangan dia jomblo ngenes ujar gue menggerutu
Gue yang udah dikatain pacaran sama saudara gue sebanyak dua
kali, gue marah gue kejar tuk abang-abang gila, gue kebutin, pas
ada di pinggirnya gue teriak LO JUGA JANGAN PACARAN DI
JALAN KAMPRET dan kebetulan ketika itu, si abang-abang
sedang membonceng nenek-nenek.
Sampai di Kramat, Nafisah mengatakan hanya diantar
sampai bundaran di Kramat saja, karena sudah janjian dengan
temannya, dan gue iyain aja walau agak kecewa, karena gak bisa
lihat santri-santri cewek yang mungkin cantik dan solehah, usai
mengantar Nafisah gue langsung ke rumah uwa gue, karena udah
disuruh.

28

Anda mungkin juga menyukai