Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
3
4
organik ini akan dikonversi menjadi produk seperti CO2, H2O, sebagian humus dan
energi. Sebagian energi digunakan untuk pertumbuhan dan dibebaskan menjadi
panas. Akibatnya tumpukan bahan kompos tersebut menurut melewati tiga tahapan
yang berkaitan dengan suhu yang diamati, yaitu tahap penghangatan (mesophilic),
suhu puncak (thermophilic), dan pendinginan (cooling) (Dalzell et al., 1987). Pada
tahap awal, suhu akan naik dengan adanya bakteri mesophilic. Selanjutnya suhu
akan semakin meningkat hingga tahap suhu puncak yang dimana bakteri pada tahap
sebelumnya akan digantikan dengan bakteri thermophilic. Tahap selanjutnya adalah
tahap pendinginan ditandai dengan turunnya aktivitas mikroorganisme. Selama
tahap pendinginan terjadi stabilisasi pH dan pembentukan humus.
Proses pengomposan secara alami relatif membutuhkan waktu yang lama.
Menurut Murbandono (2000) proses pembuatan kompos minimal memerlukan
waktu hingga 2-3 bulan. Kompos memiliki kandungan unsur hara makro N
(Nitrogen), K (Kalium) dan P (Fosfor) yang relatif rendah dan unsur hara mikro
lainnya yang lebih kaya seperti Fe (Besi), S (Sulfur), Ca (Kapur), Mg (Magnesium),
dan lain-lain. Hasil khir pengomposan yang baik akan menghasilkan produk pupuk
yang tidak berbau dan tidak bersifat patogen baik dalam aplikasi maupun
penyimpanannya.
protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk
sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat. Umumnya, masalah
utama pengomposan adalah rasio C/N yang tinggi, terutama jika bahan
utamanya adalah mengandung kadar kayu tinggi (sisa gergaji kayu, ranting,
ampas tebu, dsb). Untuk menurunkan rasio C/N diperlukan khusus,
misalnya menambahkan mikrooganisme selulotik (Toharisman, 1991) atau
dengan menambahkan kotoran hewan mengandung banyak senyawa
nitrogen.
b. Aerasi
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup
oksigen (aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi
peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang
lebih dingin masuk kedalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh
porositas dan kandungan air bahan (kelembapan). Apabila aerasi terhambat.
Maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak
sedap. Aerasi dapat di tingkatkan dengan melakukan pembalikan atau
mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos (Haga, 1990).
c. Temperatur /Suhu
Panas dihasilkan dari sktivitas mikroba. Ada hubungan langsung
antara peningkatan suhu dengan komsumsi oksigen. Semakin tinggi
temperature akan semakin banayak komsumsi oksigen dan akan semakin
cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat
pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 600C
menunjukan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari
600C akan membunuh sebagian miikroba dan hanya mikroba thermofilik
saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh
mikroba-mikroba patogen tanaman.
2.5 Bioaktivator
Menurut Hermawan (2011) bioaktivator adalah bahan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembuatan pupuk organik yang memiliki kandungan
mikroorganisme tertentu. Bioaktivator merupakan bahan yang mengandung
mikroorganisme efektif yang secara aktif dapat membantu dalam mendekomposisi
8
2.5.2 Decoprima
Decoprima merupakan bioaktivator yang memiliki bentuk padat. Penggunaan
decoprima dalam penambahan proses pembuatan pupuk dapat membantu proses
pengomposan. Bioaktivator yang tertera pada kemasan decoprima adalah
Streptomyces sp., Trichoderma sp., dan Geobacillus sp.
9
2.5.3 Moebilin
Moebillin merupakan agen biodegradasi yang dapat membantu dalam
merombak limbah sintetis serta limbah organik yang berfungsi sebagai bioaktivator
yang dapat membantu mempercepat proses dekomposisi pada proses pengomposan.
Bioaktivator yang tertera pada kemasan moebilin adalah bakteri Lignolitik,
Selulolitik, Metagonik dan Pectinovora.
2.5.4 Petrofast
Petrofast merupakan dekomposer yang memiliki fungsi untuk membantu
mempercepat dekomposisi bahan-bahan pengomposan seperti limbah organik,
limbah perkotaan, sisa pertanian dan perkebunan. Bakteri yang terkandung dalam
bioaktivator petrofast adalah Actinomycetes bacterium,. Strain LD021 (Lignolitik),
Streptomycetes tumescens (Selulolitik) dan Trichoderma sp. (Selulolitik).
10