7.pesawat Atwood
7.pesawat Atwood
7.pesawat Atwood
PESAWAT ATWOOD
Oleh:
Elphas Indika A
Moh . Saifudin Z
Miftakhul Firdhaus
Asisten : Kuni Nurinta R
Pada saat menimba air pada sumur yang dalam agar memudahkan
pengambilan digunakan katrol dan tali untuk memudahkan pengambilan. Pada
sebuah lift digunakan katrol dan tali yang kuat untuk menaikkan dan menurunkan
lift dan isinya. Katrol digunakan pada pembangunan, diman material yang dari
bawah diangkut keatas dengan menggunaka katrol dan tali agar menghemat waktu
dan tenaga.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Gerak lurus adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa garis lurus
dapat pula jenis gerak ini disebut gerak translasi beratran. Pada rentang waktu
yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Gerak lurus dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Gerak urus beraturan (GLB) adalah gerak urus suatu objek , dimana dalam
gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang
ditempuh daam gerak urus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
s v.t
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu objek,
dimana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap . akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak agi linier
melainkan kuadratik. Dengan kata ain benda yang melakukan gerak dari
keadaan diam atau muai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya
karena ada percepatan (a=+) atau perlambatan (a=-). Pada umumnya GLBB
didasari oleh hokum newton II.
(Johnson , 1987 )
Hukum II Newton berbunyi jika gaya resultan F yang bekerja pada suatu
benda dengan massa m tidak sama dengan nol , maka benda tersebut mengalami
percepatan kearah sama dengan arah gaya .
(Alfatah , 2011 )
Gerak melingkar atau gerak rotasi merupakan gerak melingkar suatu benda
paa porosnya pada suatu lintasan melingkar . bila sebuah benda mengalami gerak
rotasi melalui porosnya , ternyata pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak
yang ekuivalen dengan persamaan gerak linier. Momen inersia merupakan
representasi dari tingkat kelembaman banda yang bergerak rotasi, semakin besar
momen inersia suatu benda , semakin malas dia berputar dari keadaan diam, dan
semakin malas pula ia untuk mengubah kecepatan sudutnya ketika sedang
berputar.
Momen inersia pada gerak rotasi dapat dianalogikan dengan massa pada
gerak translasi, sedangkan gaya pada gerak translasi dapat dianalogikan dengan
momen gaya pada rotasi. Jika gaya menyebabkan timbulnya percepatan pada
gerak translasi maka momen gaya itulah yang menyebabkan timbulnya percepatan
sudut pada gerak rotasi. Dengan memanfaatkan momen gaya kita dapat
mengadaptasi hokum II Newton untuk diterpakan pada gerak rotasi, dengan
menganalogikan gaya dengan momen gaya , massa dengan momen inersia dan
percepatan dengan percepatan sudut. Akan kita temukan hasil adaptasi dari hokum
II Newton dalam gerak rotasi sebagai berikut :
(Giancoli , 2001 )
BAB 3. METDOLOGI PERCOBAAN
1. Pesawat atwood yang terdiri atas katrol statif dan tali , untuk menentukan
percepatan system.
2. Stopwatch , untuk mengukur waktu.
3. Meteran , untuk mengukur panjang tali dan jarak AB.
4. Beban, untuk menjatuhkan m,assa yang lebih berat.
3.2 Desain percobaan
m2
m1
Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini antara lain sebagai berikut :
adapun metoda analisis yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
=100%
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO M1 M2 SAB t1 t2 t3 t4 t5 Tr
NO t A a I K AP
NO M1 M2 SAB t1 t2 t3 t4 t5 Tr
NO t A a I K AP
Grafik untuk massa beban 2 sebesar 0,14929 kg diperoleh grafik sebagai berikut :
Grafik untuk massa beban 2 sebesar 0,15929 kg diperoleh grafik sebagai berikut :
Grafik untuk percepatan dengan menggunakan persamaan diperoleh
Grafik untuk massa beban 2 sebesar 0,14929 kg didapatkan grafik sebagai berikut :
Grafik untuk massa beban 2 sebesar 0,15929 kg didapatkan grafik sebagai berikut :
4.2 pembahasan
pada percobaan kali ini yaitu mengenai pesawat atwood, dimana sistemnya
berupa katrol. Pada praktikum ini ytang ditentukan adalah percepatan system pada
katrol yang tidak berputar dan percepatan system pada katrol yang berptar. Serta
momen inersia katrol. Percepatan system pada katrol tidak berputar dihitung
dengan prinsip gerak lurus berubah beraturan dan grafik, pada cara perhitungan
prinsip gerak lurus berubah beraturan pada massa m2 sebesar 113.5 gram
diperoleh nilai percepatn system adalah 0.038 m/s2 , setelah diambil rata-rata dari
tiga kali percobaa dengan panjang tali yang berbeda, sedangkan pada grafik
didapati nilai percepatan system sebesar 0.16 m/s2 . pada m2 bermassa 163.5
gram pada katrol tidak berputar dengan prinsip GLBB diperoleh nilai sebesar 1.93
m/s2 diperoleh dari rata-rata dari 3 data dengan jarak yang berbeda , sedangkan
cara grafik diperoleh nilai percepatan system sebesar 0.43 m/s2.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan nilai percepatan system pada
katrol yang ikut berputar , pada massa benda 2 (m2) sebesar 113.5 gram didapati
nilai sebesar dengan prinsip GLBB sebesar 3.53 m/s2 ,dengan rata-ratadari 3 data
percepatan system dengan panjang lintasan yang berbeda , sedangkan pada grafik
nilai percepatan system diperoleh nilai sebesar 0.5 m/s2 . pada percobaan dengan
massa benda 2 (m2) sebesar 163.5 gram , diperoleh nilai percepatan system
dengan prinsip GLBB sebesar 8.3 m/s2 dengan rata-rata dari 3 data percepatan
system. Pada grafik nilai percepatan system diperoleh nilai sebesar 0.66 m/s2.
Momen inersia katrol hanya dapat ditentuka untuk katrol yang berputar ,
karena pada katrol yang tidak ikut berputar momen inersianya tidak dapat
ditentukan dengan menggunakan massa m2 sebesar 113.5 gram didapatkan
momen inersia katrol yang berjari-jari 2.5 cm sebesar 0.0000625 kg m2 . nilai
yang sama juga diperoleh dengan menggunakan nilai m2 sebesar 163.5 gram ,
nilai percepatan yang digunakan adalah hasil dari grafik hubungan massa dengan
percepatan sebsar 9.8 m/s2 .
5.1 kesimpulan
5.2 saran
Jarak yang lebih naik digunakan dalam praktikum ini adalah yang panjang.
Semakin besar jarak maka waktu akan lebih mudah diamati. Tali yang digunakan
harusnya mempunyai panjang yang tetap, karena perbedaan panjang tali akan
mempengaruhi percepatan system.
DAFTAR PUSTAKA