Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tugas Perencanaan Tambang Terbuka

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perancangan tambang terbuka merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di dalam dunia
pertambangan yang meliputi kegiatan persiapan , survei lingkungan sampai pada kegiatan
perancangan itu sendiri .

Pada suatu kegiatan penambangan target produksi adalah merupaakan hal yang sangat
penting, karena berkaitan dengan untung ruginya suatu peusahaan perambangan , sehingga
untuk mengantisipasi tidak tercapai target produksi, maka diperlukan suatu Perencanaan
Tambang . Perencanaan (planning) adalah penentuan persyaratan ekonomis maupun teknik
untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat penting serta urutan teknis
pelaksanaannya. Perencanaan tambang (mine planning) dapat mencakup kegiatan-kegiatan
prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan (feasibility study) yang dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), persiapan penambangan dan konstruksi
prasarana (infrastructure) serta sarana (facilities) penambangan, kesehatan dan keselamatan
kerja (K3), pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mengetahui dasar-dasar pertimbangan dalam merancang sebuah tambang terbuka .


2. Mengetahui konsep-konsep dasar dalam proses perancangan tambang terbuka .
3. Untuk mengetahui Perencanaan Tambang (Mine Plan Design) yang merupakan
penentuan persyaratan ekonomis maupun teknik untuk mencapai tujuan dan sasaran
kegiatan yang sangat penting serta urutan teknis pelaksanaannya, terutama yang
berkaitan dengan tahapan kegiatan untuk mencapai targeet produksi. kegiatan yang
dilakukan untuk membuat langkah langkah atau tahapan tahapan yang akan
di kerjakan dalam kegiatan penambangan. Dimulai dari tahapan pra penambangan
hingga tahap pasca tambang.
BAB 11

ISI

2.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN TAMBANG

1. PENGERTIAN

Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai sasaran, kegiatan serta urutan
teknik pelaksanaanberbagai macam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang
diinginkan. Pada dasarnya perencanaandibagi atas 2 bagian utama, yaitu:

1.Perencanaan strategis yang mengacu kepada sasaran secara menyeluruh, strategi


pencapaiannya sertapenentuan cara, waktu, dan biaya.

2.Perencanaan operasional, menyangkut teknik pengerjaan dan penggunaan sumber


daya untuk mencapaisasaran.

3.Dari dasar perencanaan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu perencanaan
akan berjalan denganmenggunakan dua pertimbangan yaitu pertimbangan ekonomis dan
pertimbangan teknis. Untukmerealisasikan perencanaan tersebut dibutuhkan suatu program-
program kegiatan yang sistematis beruparancangan kegiatan yang dalam perencanaan
penambangan disebut rancangan teknis penambanganRancangan teknis ini sangat dibutuhkan
karena merupakan landasan dasar atau konsep dasar dalampembukaan suatu tambang
khususnya tambang bijih nikel.

2.PERHITUNGAN CADANGAN BIJIH

Salah satu tahapan dalam melakukan perencanan tambang adalah melakukan


perhitungan cadangan. Untuk setiapblok atau lubang dalam bijih harus dihitung kualitas dan
kuantitasnya dengan baik. Dengan menggunakan data hasilperhitungan cadangan maka
rencana produksi dapat dibuat. Untuk mengetahui cadangan bijih nikel di Tanjung
Bulidihitung dengan menggunakan metode area of influence. Data bor yang dijadikan acuan
perhitungan adalah dataloging bor spasi 50 meter x 50 meter,dengan data elevasi
terbaru. Untuk menghitung volume cadangan makadidapat dengan mengalikan antara luas
blok dengan ketebalan yang mengandung bijih pada data log bor tersebut.Volume = luas x
tebalSedangkan menghitung tonnage cadangan diperoleh dari hasil kali volume blok
dengan density insitu.Tonnage = Volume x Density
3.PERTIMBANGAN DASAR PERENCANAAN TAMBANG

Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih nikel terdapat dua
pertimbangan dasar yang perludiperhatikan, yaitu:

3.1 Pertimbangan EkonomisPertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran. Data untuk


pertimbanganekonomis dalam melakukanperencanaan tambang batubara,yaitu:

1.Nilai (value) dari endapan per ton batubara

2.Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produk


berupa bijih nikel diluar ongkosstripping.

3.Ongkosstripping of overburdendengan terlebih dahulu mengetahui stripping


rationya.

4.Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui Economic Stripping Ratio.

5.Kondisi pasar

3.2 Pertimbangan TeknisYang termasuk dalam data untuk pertimbangan teknis adalah:

1.Menentukan Ultimate Pit Slope (UPS)

2.Ultimate pit slope adalah kemiringan umum pada akhir operasi penambangan yang
tidak menyebabkankelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil. Untuk
menentukan UPS ada beberapa hal yang harusdiperhatikan yaitu:

Stripping ratio yang diperbolehkan

Sifat fisik dan mekanik batuan

Struktur Geologi

Jumlah air dalam di dalam batuan

3.Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir operasi

4.Dimensi jenjang/benchCara-cara pebongkaran atau penggalian mempengaruhi


ukuran jenjang. Dimensi jenjang juga sangattergantung pada produksi yang
diinginkan dan alat-alat yang digunakan. Dimensi jenjang harus mampumenjamin
kelancaran aktivitas alat mekanis dan faktor keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi
tinggi, lebar,dan panjang jenjang.

5.Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah hujan
daerah penambangan.

1.Kondisi geometrik jalanKondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa


parameter antara lain lebar jalan, kemiringan jalan, jumlahlajur, jari-jari
belokan,superelevasi,cross slope, dan jarak terdekat yang dapat dilalui oleh
alat angkut.

2. Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi:

Pemilihan alat dengan jumlah dan type yang sesuai

Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.

3.Kondisi geografi dan geologi

TopografiTopografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem


penambanganyang digunakan. Darifaktor topografi ini,dapat ditentukan cara
penggalian, tempat penimbunan overburden, penentuan jenis alat, jalur-jalur
jalan yang dipergunakan,dan sistem penirisan tambang.

Struktur geologiStruktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan,


perlapisan dan gerakan-gerakan tektonis.

Penyebaran batuan

Kondisi air tanah terutama bila disertai oleh stratifikasi dan rekahan.Adanya
air dalam massa ini akanmenimbulkan tegangan air pori

4. DASAR PEMILIHAN SISTEM PENAMBANGAN


Dengan perkembangan teknologi, sistem penambangan dibagi dalam tiga sistem
penambangan yaitu:

Tambang terbuka yaitu sistem penambangan yang seluruh kegiatan

penambangannya berhubungan langsung dengan udara luar.


Tambang dalam yaitu sistem penambangan yang aktivitas penambangannya

dibawah permukaan atau di dalam tanah.

Tambang bawah air (Under water Mining) Dalam penentuan sistem penambangan

yang akan digunakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: -
Letak kedalaman endapan apakah dekat dengan permukaan bumi atau jauh dari
permukaan. - Pertimbangan ekonomis yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal dengan Mining Recovery yang maksimal dan relatif aman. -
Pertimbangan teknis - Pertimbangan Teknologi. Ketiga sistem penambangan yang
telah disebutkan sebelumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing
serta sesuai dengan karakteristik dari endapan yang akan ditambang. Khusus dalam
penelitian ini akan dibahas sistem penambangan secara tambang terbuka. Metode
penambangan yang biasanya digunakan untuk tambang bijih adalah metode open pit,
open mine, open cut, dan open cast.
Pada kegiatan penambangan menggunakan empat metode diatas, bijih berasal dari
penggalian excavator baikdilakukan sendiri atau dengan kombinasi alat lain cara
penggalian bijih nikel yang digunakan pada metodepenambangan open pit,open cut,
open cast dan open mine adalah:
1.Sistem jenjang tunggal (Single Bench)Sistem jenjang tunggal biasanya dipakai
untuk menambang bahan galian yang relatif dangkal danmemungkinkan unutk
beroperasi dengan jenjang tunggal.Tinggi jenjang maksimum yang stabil,
kemiringannya tergantung pada jenis batuan yang ditambang.Ketinggian jenjang yang
aman ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan pekerja dan peralatan.
Ketinggian jenjang berhubungan erat dengan kesetabilan permukaan yang aman
adalah apabila alat-alat yangberioperasi dan pekerja dalam kondisi tidak aman,
dimana tempat yang enjadi landasan terdapatkemungkinan akan runtuh/longsor.
Besarnya hasil produksi yang dihasilkan dengan jenjang tunggal sangatterbatas dan
ditentukan oleh kapasitas alat. Selain itu juga ditentukan oleh luas permukaan kerja
(front).
2. Sistem jenjang bertingkat (Multiple bench)Penambangan dengan jenjang bertingkat
umumnya digunakan untuk menambang bahan galian yang kompak(massive) dan
endapan bijih tebal yang sanggup ditambang jika menggunakan cara penambangan
dengan jenjang tunggal. Jenis batuannya harus kuat dan keras agar dapat mendukung
beban yang ada diatasnya.Kemiringan lereng dapat dibuat lebih vertikal jika daya
dukung batuan besar. Pit slope bervariasi antara 20 -70. Dari horizontal. Hal ini
diaksud agar mendapatkan perolehan bijih yang lebih banyak lagi.
Kestabilan jenjang perlu dijaga terutama untuk mempertinggi faktor keamanan. Untuk
menghindari kecelakaan,beberapa cara dapat dilakukan yaitu dengan pembersihan
bongkah-bongkah batu yang menempel padadinding jenjang, mengetahui daerah
kritis,pengeringan, dan memonitor pergerakan dan pergeseran.
Pada pemilihan sistem penambangan secara tambang terbuka ada beberapa faktor
yang berpengaruh terhadappemilihan sistem penambangan, yaitu :- Jumlah Tanah
PenutupTanah penutup atau overburden yaitu tanah yang berada di atas lapisan bijih.
Sebelum pengambilan bijih,terlebih dahulu tanah penutupnya harus dikupas. Jumlah
dari tanah penutup harus diketahui dengan jelasuntuk menentukan nilai Stripping
Ratio.- Jumlah Cadangan BijihDari data hasil pemboran dan eksplorasi, dapat
diketahui jumlah cadangan bijih yang dapat ditambang(mineable). Dari jumlah bijih
nikel hasil perhitungan cadangan tersebut terdapat standar pengurangan
yangdigunakan oleh perusahaan sehinggga diperoleh mining recovery. Standar
pengurangan tersebut dapat berupa:
Geologi faktor
Mining loss
Dilution- Batas Penambangan (Pit Limit) dan Stripping ratioBatas penambangan
ditentukan dengan cara menentukan daerah yang layak untuk diproduksi.
Carapenentuannya adalah dengan memisahkan daerah yang layak dalam masalah
kadar,diman kelayakan kadaradalah cut off grade (COG). COG adalah kadar rata-rata
terendah yang asih menguntungkan. Kemudian langkahselanjutnya adalah
menghitung stripping ratio (SR). SR adalah perbandingan antara volume tanah
penutup yangdipindahkan per satuan berat bijih (satuan m3/ton). Sehingga dengan
mengetahui nilai SR, maka dari daerahyang sudah memenuhi syarat COG dilihat lagi
SRnya. Jika SRnya lebih besar dari SR yang ditentukanperusahaan, maka daerah
tersebut tidak layak untuk diproduksi.

5. RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN


Rancangan teknis penambangan merupakan bagian dari suatu perencanaan
tambang. Rancangan penambangan inimerupakan program penambangan yang akan
dikerjakan dan telah diberikan batas-batas dan aturan tegas yangharus dipenuhi dalam
setiap aktivitasnya sebagai bagian dari keseluruhan perencanaan tambang
tersebut.Setelah menganalisa dasar dari pemilihan sistem penambangan, maka dibuat
suatu rancangan penambangan atauteknis pelaksanaan penambangan tersebut. Analisa
yang dibuat berupa metode penambangan yang akan diterapkan.

5.1Persiapan Penambangan

Persiapan penambangan merupakan kegiatan pendahuluan dari aktivitas


penambangan. Persiapan penambangan iniberupa pembersihan areal yang akan ditambang
(Land Clearing), pembuatan jalan tambang, penanganan masalah air(drainase) dan
pengupasan tanah penutup (Stripping OB). Pembersihan lahan adalah suatu pekerjaan tahap
awalpada kegiatan penambangan. Pembersihan lahan ini dilakukan untuk menyingkirkan
pepohonan dan semak belukaryang tubuh di sekitar areal penambangan dan mempersiapkan
akses masuk ke tambang atau pembuatan jalanangkut. Penanganan masalah air tambang
mencakup pembuatan saluran, sumuran, dan kolam pengendapan.Dimensi saluran, sumuran
dan kolam pengendapan harus dibuat sesuai dengan debit air yang ada sehingga airtambang
tidak langsung mengalir ke air bebas yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Pekerjaan pengupasan yang dilakukan pada tanah penutup,biasanya dilakukan bersama-sama
dengan clearing dengan menggunakan alatbulldozer. Pekerjaan ini dimulai dari tepat yang
lebih tinggi, dan tanah penutup didorong ke bawah ke arah yang lebihrendah sehingga alat
dapat bekerja dengan bantuan gaya gravitasi.

5.2. Desain Jenjang dan Analisis Kemantapan Lereng

Karena letak bijih berada dilapisan bawah dari permukaan dan tertutup oleh lapisan
tanah penutup, maka untukmencapai lapisan bijih itu biasanya dibuat jenjang/bench. Suatu
jenjang yang dibuat harus mampu menampung danmempermudah pergerakan alat-alat
mekanis pada saat aktivitas pengupasan tanah penutup dan pengambilan bijih.Dimensi suatu
jenjang dapat ditentukan dengan mengetahui data produksi yang diinginkan, peralatan
mekanis yangdigunakan, material yang digali, jenis pembongkaran dan penggalian yang
dipergunakan dan batas kedalamanpenggalian atau tebalnya lapisan bijih, serta data sifat
mekanik dan sifat fisik batuan unutk kestabilan lereng. Dimensidaripada jenjang adalah:

.
1.Panjang jenjangPanjang jenjang tergantung pada produksi yang diinginkan dan
luas dari areal penambangan atau dibuatsampai pada batas penambangan yang
direncanakan. Pada dasarnya adalah alat-alat mekanis yangdigunakan mempunyai
ruang gerak yang cukup untuk bermanuver dalam aktivitasnya.

2.Lebar jenjangLebar jenjang dirancang sesuai dengan jarak yang dibutuhkan oleh
alat mekanis dalam beroperasi, dalam halini alat gali/muat dan alat angkut.Untuk
menghitung lebar jenjang minimum dapat dihitung denganmenggunakan
persamaan:

Wmin = 2R +JP + C + JA

Dimana:W min = Lebar jenjang minimum

R = Radius putar alat muat excavator back hoe

JP = Jangkauan penumpahan BHC = Lebar alat angkut

JA = Jarak aman

3.Tinggi jenjangTinggi jenjang adalah jarak vertikal yang diukur dari kaki jenjang
ke puncak jenjang tersebut. Tinggi jenjangdibuat tergantung dari faktor keamanan
suatu lereng dan tinggi maksimum penggalian dari alat gali
yangdigunakan.Analisis kemantapan lereng (slope stability) diperlukan sebagai
pendekatan untuk memecahkan masalahkemungkinan longsor yang akan terjadi
pada suatu lereng. Lereng pada daerah penambangan dapatmengalami
kelongsoran apabila terjadi perubahan gaya yang bekerja pada lereng tersebut.
Perubahan gayaini dapat terjadi karena pengaruh alam atau karena aktivitas
penambangan. Kemantapan lereng tergantungpada gaya penggerak (driving force)
yaitu gaya yang menyebabkan kelongsoran dan gaya penahan (resistingforce)
yaitu gaya penahan yang melawan kelongsoran yang ada pada bidang gelincir
tersebut sertatergantung pada besar atau kecilnya sudut bidang gelincir atau sudut
lereng. Menurut prof. Hoek (1981)kemantapan lereng biasanya dinyatakan dalam
bentuk faktor keamanan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana:Fk > 1 berarti lereng aman

Fk = 1 berarti lereng dalam keadaan seimbang


Fk < 1 berarti lereng dianggap tidak stabil

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan dari lerengdiantaranya


adalah:

1. Geometri lereng

2.Sifat fisik dan mekanik tanah/batuan

3.Struktur geologi

4.Pengaruh air tanah

5.Pengaruh gaya-gaya luar

6.Kedudukan lereng terhadap bidang perlapisan batuan

7.Faktor waktu.Longsoran pada suatu lereng dapat terjadi dengan beberapa bentuk atau cara.
Hal ini yang membuatanalisa dari kemantapan lereng sangat penting menurut Hoek & Bray
(1981), klasifikasi longsorandapat dibagi atas :

1.Longsoran busurBidang gelincir dari longsoran ini mempunyai bentuk busur lingkaran.
Longsoran ini biasanyaterjadi pada lereng dengan batuan yang sudah mengalai pelapukan,
tanah atau batuan yangikatan anatarbutirnya relatif lemah. Analisis kemantapan lereng
dengan bentuk longsoran busuradalah yang paling banyak dipakai terutama pada pekerjaan
sipil dan pertambangan atautambang terbuka di daerah tropis.

2.Longsoran bidang (Plane failure)Pergerakan material pada jenis longsoran ini akan melalui
satu bidang luncur. Bidang luncuradalah bidang lemah pada lereng perlapisan, sesar, dan
kekar. Longsoran ini dapat terjadi jikaterdapat bidang luncur dan arah bidang luncur relatif
sejajar dengan kemiringan lereng.Kemiringan lereng lebih besar dari sudut geser dalam dan
terdapat bidang bebas pada kedua sisilereng.

3.Longsoran baji (wedge failure)Bidang luncur dari longsoran jenis ini merupakan dua
bidang lemah yang saling berpotongan.Arah pergerakan akan searah dengan garis
perpotongan bidang lemah tersebut.

4.Longsoran guling ( topling failure)Longsoran guling terjadi pada jenis batuan yang keras
dan pada batuan tersebut banyak terdapatbidang lemah yang relatif sejajar satu sama lain.
Kondisi yang memungkinkan terjadinyalongsoran ini adalah jika kemiringan lereng
berlawanan arah dengan kemiringan bidang-bidanglemahnya. Longsoran tanah pada daerah
penambangan diasumsikan bahwa:

1.Material yang membentuk lereng dianggap homogen dngan sifat mekanik akibat beban
samake segala arah

2.Longsoran yang terjadi menghasilkan bidang luncur berupa busur

3.Tinggi permukaan air pada lereng adalah jenuh sampai kering sesuai dengan standar
yangtelah ditetapkan. Untuk menganalisa keungkinan longsoran, ada beberapa macam cara
yangdigunakan. Salah satu diantara cara yang digunakan adalah dengan menggunakan
diagaramHoek & Bray dimana tanah dengan lima macam kondisi permukaan air tanahnya
dibagi kedalam lima diagram. Pemilihan metode ini selain dan cepat hasilnya juga cukup
teliti dansering dipergunakan untuk tahap perancangan.

5.3. Pembongkaran, Pemuatan dan Pengangkutan

Pembongkaran adalah upaya yang dilakukan untuk melepaskan batuan dari batuan induknya
baik dengan carapenggalian dengan enggunakan alat gali maupun dengan cara pemboran dan
peledakan. Pada intinya pembongkaranini bertujuan agar batuan dapat dengan mudah dan
cepat dilepaskan serta alat muat dapat dengan mudah memuatmaterial ke alat angkut.
Pemuatan adalah kegiatan lanjutan setelah pembongkaran batuan pada loading point
yangbertujuan untuk memuat material ke alat angkut kemudian diangkut ke titik dumping
baik itu grizzly atau padadisposal area. Banyaknya material yang dibongkar, dimuat, dan
diangkut oleh masing-masing alat dinyatakan
dalam jumlah produksi yang dapat diketahui dengan menggunakan persamaan yang dikemuk
akan oleh PartantoProjosumarto berikut:

1.Produksi alat gusurDimana:

P(BD) = produksi bulldozer (ton/jam)

Fk = faktor koreksi (%)

BF = Blade faktor (%)

KB = kapasitas blade (m3)

SF = swell factor (%)


D = density (ton/m3)

2.Produksi alat muat/galiDimana:

P(BH) = produksi excavator back hoe (ton/jam)

Eff. = effisiensi kerja (%)

KB = kapasitas blade (m3)

SF = swell factor (%)

FF = fill factor (%)

D = density (ton/m3)

Ct = Cycle time (menit)3.

Produksi alat angkutDimana:

P(DT) = produksi dump truck (ton/jam)

Eff. = effisiensi kerja (%)

KB = kapasitas blade (m3)

SF = swell factor (%)

FF = fill factor (%)

n = jumlah pengisian

D = density (ton/m3)

Ct = Cycle time (menit)

5.4. Penirisan Tambang

Penirisan tambang adalah upaya untuk mencegah atau mengeluarkan air yang masuk atau
menggenangi suatudaerah penambangan yang dapat aktivitas penambangan. Perkiraan air
yang masuk ke dalam tambang berasal dariair lipasan berupa air hujan dan air tanah berupa
rembasan. Upaya yang dilakukan pada penirisan tambang inidiantaranya
adalah:* Pembuatan drainage/saluran airSaluran air tambang berfungsi untuk mencegah air
dari luar tambang serta menampung air limpasan padasuatu daerah dan mengalirkannya ke
tempat yang lain. Saluran air ini dibuat di luar areal penambangan.* PemompaanPemompaan
ini dilakukan jika air yang telah masuk ke dalam tambang tidak bisa dialirkan langsung
menujusaluran yang dibuat. Untuk mengeluarkan air yang masuk kedalam tambang maka
dibuatlah suatu saluranpenirisan dan pemompaan. Besarnya debit air yang kedalam lokasi
penambangan dapat dihitung denganmenggunakan metode rasional dengan
persamaan sebagai berikut:

Q = 0,278 x C x I x A

Dimana:Q = Debit air yang masuk kedalam lokasi tambang (m3/detik)

C = Koefisien pengaliranI = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = luas daerah tangkapan hujan (m2)Dimensi saluran yang akan dibuat untuk mengalirkan
air dari tambang dapat diketahui dengan menggunakanpersamaan Manning berikut ini:

Q = 1/n x R2/3 x S1/2 x A

Dimana:Q = Debit air dalam saluran per detik (m3/detik)

n = Koefisien kekerasan saluran

S = gradien kemiringan dasar saluran

A = Luas penampangR = jari-jari hidrolis

Beberapa bentuk-bentuk saluran yaitu:

1.Bentuk penampang segitigaBentuk ini biasanya dipergunakan untuk saluran dangkal.


Saluran bentuk ini tidak mudah digerus oleh air.Kelemahannya adalah membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam pembuatannya.

2.Bentuk penampang segiempatBentuk saluran ini digunakan untuk debit air yang besar
kelebihannya yaitu mudah dalam pembuatannya danbiasanya dibangun pada bahan yang
stabil misalnya kayu, batu dan lain-lain. Kelemahannya adalah mudahterjadi pengikisan
sehingga terjadi pengendapan pada dasar saluran.

3.Bentuk penampang trapesiumBentuk penampang ini adalah bentuk kombinasi antara


segitiga dan segiempat. Biasanya digunakan untuksaluran yang berdinding tanah dan tidak
dilapisi sebab stabilitas kemiringan dinding dapatdisesuaikan.Bentuk ini sering digunakan
pada daerah tambang karena tahan terhadap pengikisan dan mudahdigunakan pada daerah
tambang karena tahan terhadap pengikisan dan mudah dalam pembuatannya sertacocok untuk
debit air yang besar.Dan untuk menghitung dimensi saluran yang optimum dapat digunakan
persamaan efisiensi hidrolis:

A = (b + zh) h)P = b + 2h 1 + (z)2R = A/P

Dimanan :

b = Lembar dasar saluran (m)

A = Luas penampang basah (m2)

P = Keliling basah (m)

R = jari-jari hidrolik (m)

Pembuatan sump / sumuranSumuran dibuat untuk menampung air yang masuk kedalam
tambang dan dibuat pada dasar bukaan kemudiandipompa keluar menuju kolampengendapan
atau settling pond yang lainnya. Setelah dari tambang tersebutdiendapkan, sebagian
dipergunakan untuk keperluan.

Anda mungkin juga menyukai