PENDAHULUAN Deliniasi
PENDAHULUAN Deliniasi
PENDAHULUAN Deliniasi
PENDAHULUAN
lebih, dan atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut
2.000 meter atau lebih. Selanjutnya disebutkan kriteria-kriteria: a. Kawasan
bergambut dengan ketebalan 3 meter yang terdapat di bagian hulu sungai;
b. Kawasan resapan air adalah curah hujan tinggi dengan struktur tanah mudah
meresapkan air, bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara
besar-besaran; c. Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang pantai
dengan jarak 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat; d. Kriteria
sempadan sungai adalah 100 meter kiri kanan sungai besar dan 50 meter kiri
kanan sungai kecil; e. Kriteria kawasan waduk atau danau adalah 50 100 meter
dari titik pasang ke arah darat; Kawasan sekitar mata air adalah dengan jari-jari
sekurang-kurangnya 200 meter di sekitar mata air (Zulkarnain, 2013).
Dengan adanya pendeliniasian pada kawasan lindung, maka dapat
diarahkan untuk mencapai nilai manfaat (use value), nilai pilihan (optional value),
dan nilai keberadaan (existence value). Dalam hal ini, nilai manfaat lebih
ditujukan untuk pemanfaatan kawasan lindung pada saat ini, baik untuk ilmu
pengetahuan, sejarah, agama, jatidiri, kebudayaan, maupun ekonomi melalui
pariwisata yang keuntungannya dapat dirasakan oleh generasi saat ini.
(Rohananda dan Suprihardjo, 2013)
Kawasan hutan, terutama hutan lindung adalah kawasan resapan air yang
memiliki curah hujan tinggal dengan struktur dengan tanah yang mudah
meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu menyerapkan air hujan
secara besar besaran. Hutan yang berfungsi sebagai pelindung (hutan lindung)
merupakan kawasan yang keadaan alamnya diperuntukkan sebagai pengaturan
tata air, pencegah banjir, pencegahan erosi, dan pemeliharaan kesuburan tanah.
(Sagala, 1999)
Tujuan
Tujuan dari praktikum Pemanenan Hasil Hutan yang berjudul Deliniasi
Kawasan Lindung ini adalah
1. Agar Mahasiswa mengetahui daerah yang dilindungi
2. Agar Mahasiswa dapat menentukan daerah yang dilindungi
3. Agar Mahasiswa untuk mengetahui luas areal yang dilindungi
4. Agar Mahasiswa mengetahui luas total areal produksi.
METODE PRAKTIKUM
2
3
Prosedur Kerja
1. Peta kontur dengan skala 1 : 5000 diamati dengan cermat daerah yang
termasuk kawasan yang lindung berupa aliran sungai dan areal bertopografi
curam
2. Ditandai sungai dengan pulpen pemanen warna merah
3. Pendeliniasi kawasan lindung yang ada dengan ketentuan pada sungai adalah
sebagai berikut :
ordo 1 : 10 m dari kanan kiri sungai (0,2 cm pada peta)
ordo 2 : 15 m dari kanan kiri sungai (0,3 cm pada peta)
ordo 3 : 20 m dari kanan kiri sungai (0,4 cm pada peta)
ordo 4 : 25 m dari kanan kiri sungai (0,5 cm pada peta)
Dengan ketentuan ordo pada masing-masing kawasan hutan sungai, misalnya:
1+1=2
1+2=2
2+2=3
2+3=3
3+3=4
4. Dihitung panjang tiap aliran sungai sesuai ordo dengan menggunakan benang
5. Ditebalkan dengan spidol garis ordo yang telah ditentukan
6. Dihitung luas seluruh ordo yaitu ordo I, II, III, dan ordo IV
7. Dimasukkan data hasil perhitungan ke dalam tabel berikut:
Tabel 1. Deliniasi Kawasan Lindung
Ordo Panjang Ordo (m) Lebar ordo (m) Luas (m) Luas (ha) Luas (%)
I
4
II
III
IV
Total
Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum Pemanenan Hasil Hutan yang
berjudul Deliniasi Kawasan Lindung adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Deliniasi Kawasan Lindung
Ordo Panjang Ordo (m) Lebar ordo (m) Luas (m) Luas (ha) Luas (%)
I
II
III
IV
Total
Pembahasan
6
DAFTAR PUSTAKA
Harimurti, Solichin, A.F Ramly, dan H.Subroto. 2007. Analisis Kawasan Lindung
DAS Cisadane-Angke-Ciliwung Asisten Deputi Bidang Data dan
Informasi Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan
Kapasitas Kementerian Negara Lingkungan Hidup