Realisasi Iman Dalam Kehidupan
Realisasi Iman Dalam Kehidupan
Realisasi Iman Dalam Kehidupan
sebagian dari iman, tidak mendzalimi orang lain salah satu ciri keislaman
seseorang, memuliakan dan menghormati tetangga dan tamu
Disusun Oleh :
Lasimi : 153210058
Dosen Pembimbing :
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAAN
Cinta sesama muslim sebagian dari iman, muslim itu saudara muslim,
Nabi SAW bersabda: Agama islam memang lah ampuh, saat manusia
memperbanyak perang antar kelompok ,islam justru mempersatukannya
(kelompok /suku kabilah ) dan diganti dengan iakatan akidah,kita pun
dikenalkan dengan istilah ukhuwah islamiyyah, persaudaraan islam salah
satu tandanya adalah mencintai sesama muslim Nabi SAW,bersabda: belum
sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri
Berangkat dari hadis diatas kita mencoba mengulas lebih dalam tentang
realisasi iman dalam kehidupan sosial. Dengan menyajikan hadis-hadis
tentang cinta sesama muslim dan cara-cara berperilaku /bersosialisasi
dengan muslim yang lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
:
() .
3 ibid
:
:
> .>
Artinya :
Abdullah Ibn Masud R.A., Ia Berkata Rasulullah SAW.Bersabda , Hendaknya
Mendekat Kepadaku Orang-Orang Dewasa Dan Yang Pandai,Ahli-Ahli Pikir.
Kemudian Berikutnya Lagi. Awaslah! Janganlah Berdesak-Desakan Seperti
Orang-Orang Pasar.
( H. R.Muslim)
Hal itu tidak berarti diskriminatif karena islam pun memerintahkan
umatnya untuk mendekati orang-orang yang suka berbuat maksiat dan
memberikan nasihat kepada mereka atau melaksanakan amar maruf dan
nahi munkar.4
4 Ibid,h.35-40
menyakiti saudaranya tanpa disengaja,ia harus segera memberikan
pertolongan sesuai kemampuanya.
Dengan demikian,seseorang harus berusaha untuk tidak menyakiti
saudaranya dengan cara apapun dan kapan pun.sebaliknya ia selalu
berusaha menolong dan menyayangi saudaranya seiman sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Hal itu karena menjaga orang lain, baik fisik maupun perasaannya sangat
penting dalam islam. Tidak heran qalau amalan amalan sedekah akan batal
jika disertai dengan sikap yang dapat menyakiti mereka yang diberi sedekah.
Allah SWT. Berfirman: ( Q.S. Al- Baqarah: 264 )
: :
.
Terjemahan hadis:
Abu Hurairah r.a.,ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda barang
siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir,dia harus memuliakan
tamunya : barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia harus
berbuat baik kepada tetangganya ;dan barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, dia harus berkata baik atau diam.
( H. R. Syaikhani dan ibnu Majah )
Dalam hadis diatas, ada tiga perkara yang didasarkan atas keimanan
kepada Allah dan hari akhir, yakni:
memuliakan tamu
memuliakan tetangga
berbicara baik atau diam
Adapun alasan penyebutan dua keimanan,yakni :
iman kepada Allah
dan hari akhir
karena iman kepada Allah adalah merupakan permulaan segala
sesuatu dan tangan-Nya lah segala kebaikan dan kejelekan sedangkan hari
akhir adalah merupakan akhir kehidupan dunia,yang didalamnya mencakup
hari kebangkitan mahsyar, hisab, dan surga-,neraka, dan banyak sekali yang
harus diimani pada hari akhir tersebut. Dengan demikian,seandainya
manusia betul-betul beriman kepada Allah dan hari akhir, ia akan berbuat
kebaikan dan menjauhi segala kemungkaran dan kemaksiatan.
Namun tidak berarti bahwa orang yang tidak memuliakan tamu dan
tetangga,serta tidak berkata yang baik dianggap tidak beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya.maksut iman kepada Allah dan hari akhir adalah sebagai
penyempurna iman. Ketiga hal diatas sangat penting dalam kehidupan
sosial.
Memuliakan Tamu
Maksud memuliakan tamu dalm hadis diatas mencakup perseorangan
maupun kelompok. Tentu saja hal ini dilakukan berdasarkan
kemampuan,bukan karna riya. Dalam syariat islam,batas memuliakan tamu
adalah tiga hari tiga malam,sedangkan selebihnya merupakan sedekah, hal
itu didasarkan pada hadis Rasulullah SAW.:
: ) (
: , :
5 Ibid,h 41-44
> . ,
:
>
Artinya:
Abu syuaih (khuwailid) bin Amru Al- khuza ir r.a. berkata ,saya telah
mendengar Rasulullah SAW. bersabda siapa yang percaya kepada Allah dan
hari kemudian ,ia harus menghormati tamunya pada bagian
keistimewaannya. Sahabat bertanya, Apakah yang dimaksud dengan
keistimewaannya itu? Jawab Nabi, hormat tamu itu sampai tiga hari,
sedangkan selebihnya dari shadaqah.(Mutafaq Alaih)
Diantara hal-hal yan harus diperhatikan dalam memuliakan tamu
adalah memberikan sambutan yang hangat. Hal ini akan lebih baik dari pada
di sambut hidangan yang mahal-mahal, tetapi dengan muka masam dan
kecut. Namun dalm menjamu tamunya ini haruslah sesuai dengan
kemampuan.
Seandainya kedatangan tamu yang bermaksud meminta tolong
tentang suatu masalah atau kesulitan, sebagai orang muslim kita harus
memberinya bantuan semampunya. Apabila tamunya tidak mengatakan
suatu kebutuhan, tetapi kita mengetahui bahwa tamu tersebut dalam
keadaan kafir,sedangkan kita mampu,berilah bantuan apalagi kalau tamu
tersebut masih kerabat.
Dan sebaiknya pihak tamu pun harus mengerti ketentuan bertamu
dalam islam.
Memuliakan Tetangga
Maksut tetangga disini adalah umum, baik yang dekat maupun jauh,
muslim, kafir, ahli ibadah, orang fasik, musuh dan lain-lain, yang bertempat
tinggal dilingkungan rumah kita. Namun demikian, dalam memuliakan
mereka, terdapat tingkatan-tingkatan antara satu tetangga dengan lainnya.
Seorang ahli ibadah yang dapat dipercaya dan dekat rumahnya lebih utama
untuk dihormati dari pada para tetangga lainya.
Berbuat baik kepada tetangga itu dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya memberi pertolongan , memberikan pinjaman, menengoknya
jika sakit , melayat jika ada keluarganya yang meninggal ,dan lain-lain.
Selain itu,diharuskan pula menjaga mereka dari ancaman gangguan
dan bahaya. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Siti
Aisyah disebutkan.
.6
Artinya:
Malaikat Jibril senantiasa memberi wasiat kepada ku (untuk menjaga )
tetangga sehingga aku menyangka bahwa dia (malaikat Jibril) akan
mewarisinya (tetangga).
Perintah untuk berbuat baik terhadap tetangga juga terdapat dalam Al-
Quran, sebagaimana firman-Nya:
Artinya:
Dari Anas .ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW., Diam itu suatu
kebijaksanaan, tetapi sedikit orang yang berbuatnya .
(dikeluarkan oleh Al-Baihaqi, dengan sanad yang dhaif,dan ia
menyahihkan bahwa hadis tersebut mauquf dari ucapan Luqman Hakim).
Namun demikian,jika selamanya diam tentu saja bukanlah tingkah laku
yang bijak sana ,karena akan ada anggapan yang tidak baik dari orang lain.
Ada pepatah mengatakan, the silent is gold tetapi ada juga pepatah lain
lebih baik banyak berbuat dan berkata walaupun salah daripada tidak
pernah melakukan sesuatu dan tidak pernah berbicara. yang paling baik
tentu saja berbicara baik sesuai kondisi, pepatah Arab mengatakan.
Artinya :
Tiap-tiap tempat ada perkataannya dan tiap-tiap ucapan ada
tempatnya.
Ucapan yang baik serta bersikap pemaaf lebih baik dari pada sedekah
yang disertai ucapan yang menyakitkan :
Allah SWT berfirman :
Aqs% $rB ottBur yz `iB *
7ps%y| !$ygt7Kt ]r& 3 !$#ur ;_x
O=ym
263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Salah satu kesempurnaan iman seorang mukmin adalah mencintai
saudaranya sebagaimana ia me
ncintai dirinya sendiri. hal itu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari
dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan maupun
kebahagiaan saudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh
kepada allah swt.
Diantara ciri kesempurnaan iman seseorang adalah tidak mau menyakiti
saudaranya seiman selain itu, ia pun berusaha untuk berhijrah (pindah )dari
melakukan perbuatan yang dilaranga Allah kepada perbuaytan yang diridhai-
Nya .
Untuk keesempurnaan iman dan sebagai salah satu tanda keimanan
kepada Allah SWT. dan hari akhir, seorang mukmin
harus memuliakan tetangga, tamu, dan berkata atau diam.
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat ,tentu masih banyak kesalahan dan
kekurangan .saran dan kritik senantiasa kami harapkan agar menjadi lebih
7 Opcit,Al-hadis, Aqidah,Akhlak,sosialdan Hukum. H. 45-51
baik lagi dalam membuat makalah ini semoga makalah ini bermanfaat dan
memberi pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Haqqi Ahmad Muadz, 40 Hadis Akhlak (surabaya: As-Sunah, 2003)
Abdul Hamid Ritonga, Hadis seputar islam dan Tata kehidupan,
Syafei Rachmad,dkk. Al-Hadis (Aqidah ,Akhlak, Sosial dan hukum). Bandung:
CV Pustaka Setia.2000.
[1] Abdul hamid Ritonga,Hadis seputar islam dan Tata kehiupan ,h.20
[2] Prof.DR.H. Rachmat syafei, AL-Hadis Aqidah,Akhlak,Sosial dan Hukum,h.16
[3] Ibid,
[4] Ibid,h.35-40
[5] Ibid,h 41-44
[6] Ahmad Muadz haqiqi, 40 hadis akhlak,surabaya: As sunnah,2003.h.11
[7] Opcit,Al-hadis, Aqidah,Akhlak,sosialdan Hukum. H. 45-51
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA