Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pengertian Stek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Stek

Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian
dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut
membentuk akar (Rochiman dan Harjadi, 1973).

Stek dapat dibedakan berdasarkan pada bagian dari tanaman yang dijadikan bahan stek, yaitu stek
akar, stek batang, stek pucuk, stek daun, stek umbi dan sebagainya. Stek yang dilakukan pada bagian
atas tanaman seperti stek pucuk, stek batang dan lain-lain, bertujuan untuk mengoptimalkan
pembentukan sistem perakaran baru. Sementara stek yang dilakukan pada bagian bawah tanaman
seperti stek akar bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem bagian atas tanaman.
Sementara stek daun bertujuan untuk pembentukan sistem perakaran dan batang tanaman
(Rochiman dan Harjadi, 1973 ; Hartmann dan Kester, 1983)

Menurut Hartmann dan Kester (1983), keuntungan pembiakan melaui stek adalah murah, dapat
dilakukan dengan cepat, sederhana dan tidak memerlukan tenaga terlatih. Selain itu pembiakan
vegetatif melalui stek dapat menghasilkan tanaman yang sempurna dengan akar, daun dan batang
dalam waktu relatif singkat serta bersifat serupa dengan induknya (Rochiman dan Harjadi, 1973).



Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Stek

Berhasilnya pembiakan vegetatif dengan stek ditandai dengan munculnya akar pada stek
(Djamhuri et al, 1986). Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu faktor dalam dan faktor luar (lingkungan) tanaman
(Hartmann dan Kester, 1983).

Faktor Dalam

a. Jenis Tanaman

Beberapa jenis pohon kehutanan dapat dibiakkan dengan metode stek, baik itu dengan stek akar,
stek batang, stek pucuk ataupun stek daun, tetapi beberapa pohon justru tidak bisa dibiakkan
dengan metode stek.

b. Bahan Stek

Bahan stek meliputi nutrisi yang terkandung dalam bahan stek, ketersediaan air, kandungan hormon
endogen dalam jaringan stek, tipe bahan stek, kehadiran hama dan penyakit serta umur pohon
induk dan umur bahan stek itu sendiri.

Faktor Luar (lingkungan)

a. Suhu

Kisaran suhu yang baik untuk pembentukan perakaran adalah 21-270 C. Setiap jenis akan
mempunyai suhu yang berbeda-beda dalam kisaran 21-270 C untuk merangsang pembentukan
primordia masing-masing jenis.

b. Media Perakaran

Jenis media yang digunakan untuk media perakaran akan sangat mempengaruhi kemampuan stek
untuk membentuk akar. Media perakaran memiliki fungsi yaitu untuk menahan bahan stek agar
tetap berada dalam tempatnya, menyediakan dan menjaga kelembababan yang dibutuhkan oleh
stek dan untuk membiarkan penetrasi udara ke bagian dasar dari stek (Mahlstede dan Haber, 1957).

Menurut Hartmann dan Kester (1978), kriteria media yang baik adalah sebagai berikut :

Harus cukup kuat dan kompak sebagai pemegang stek atau benih selama perkecambahan atau
pertumbuhan.
Harus mampu mempertahankan kelembaban
Memiliki aerasi dan draenase yang baik
Bebas dari benih tumbuhan liar, nematoda dan berbagi organisme penyakit
Tidak memiliki salinitas yang tinggi
Dapat disterilkan dengan menggunakan panas tanpa menimbulkan efek penggunaan terhadap
unsur-unsur penting bagi pertumbuhan stek
Media yang sering digunakan untuk stek antara lain dapat terdiri dari atau campuran dari tanah,
pasir, gambut, sphagnum, vermiculite dan perlite. Perbedaan macam media terhadap pembentukan
akar tidak nyata selama media dapat memenuhi syarat-syarat pembentukan akar (Rochiman dan
Harjadi, 1973).

Selain jenis media, temperatur media juga mempunyai pengaruh dalam pembentukan akar.
Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), temperatur udara yang optimum untuk pembentukan akar
berbeda-beda menurut jenis tanaman. Tetapi pada kebanyakan tanaman, temperatur udara
optimum berkisar antara 290C, sedangkan temperatur media perakaran sebaiknya berkisar sekitar
240C, karena pada temperatur ini pembagian sel pada daerah perakaran akan distimulir.

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya. Stek yang ditanam dalam wadah, tingkat
kelembaban medianya bisa dilihat dari titik-titik air yang menempel pada plastik atau kaca
penutupnya. Tidak adanya air pada tempat itu menandakan bahwa media telah kering. Cara
mengatasinya dengan menyirami media (Wudianto, 1993).

c. Kelembaban udara

Kelembaban udara pada bahan stek sebaiknya di atas 90% terutama sebelum stek mampu
membentuk akar karena kelembaban yang tinggi akan menghambat laju evapotranspirasi stek,
mencegah stek dari kekeringan dan kematian. Tetapi kelembaban stek dan lingkungannya sebaiknya
jangan juga terlalu tinggi, karena apabila media yang digunakan kurang steril, kelembaban yang
terlalu tinggi justru akan memacu perkembangan mikroba penggangu yang dapat menyebabkan
kegagalan stek.

Kelembaban udara termasuk salah satu faktor penting yang mempengaruhi stek sebelum berakar.
Bila kelembaban rendah, stek akan cepat mati karena kandungan air dalam stek pada umumnya
sangat rendah sehingga stek menjadi kering sebelum membentuk akar (Rochiman dan Harjadi,
1973).

d. Intensitas cahaya

Cahaya dibutuhkan tanaman sebagai salah satu komponen dalam proses fotosintesis, untuk itu
intensitas cahaya yang sesuai untuk tanaman akan menentukan keberhasilan stek. Pengaturan
intensitas cahaya dapat dilakukan dengan pengaturan intensitas naungan.

e. Pemberian Zat pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh adalah adalah salah satu bahan sintesis atau hormon tumbuh yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui pembelahan sel,
pembesaran sel dan diferensiasi sel. Pengaturan pertumbuhan sel ini dilaksanakan dengan cara
pembentukan hormon-hormon, mempengaruhi sistem hormon, perusakan translokasi atau dengan
perubahan tempat pembentukan hormon. Zat Pengatur Tumbuh mempunyai peran penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Hartmann dan Kester, 1983).

Pemberian Zat Pengatur Tumbuh ini dimaksudkan untuk merangsang pembentukan dan
pertumbuhan akar dalam stek batang dan stek pucuk. Salah satu Zat Pengatur Tumbuh yang sering
digunakan untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar adalah jenis auksin. Jenis auksin
yang sering digunakan untuk keperluan tersebut adalah IAA, IBA dan NAA. Sedangkan jenis auksin
yang dipergunakan secara luas dan merupakan bahan terbaik dibandingkan dengan jenis auksin
lainnya adalah IBA (Hartmann dan Kester, 1983).

Di dalam praktek pemakaian, IBA dan NAA lebih stabil sifat kimianya dan mobilitasnya di dalam
tanaman rendah. Sedangkan IAA dapat tersebar ke tunas-tunas dan menghalangi perkembangan
serta pertumbuhan tunas-tunas tersebut. Kelemahan NAA yaitu kisaran konsentrasi yang sempit,
sehingga penggunaanya harus hati-hati agar konsentrasi optimum tidak terlampaui. IBA bersifat
lebih baik daripada IAA dan NAA, karena kandungan kimianya lebih stabil, daya kerjanya lebih lama
dan relatif lebih lambat ditranslokasikan di dalam tanaman, sehingga memungkinkan memperoleh
respon yang lebih baik terhadap perakaran stek. (Kusumo,1984).

Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh ini efektif pada jumlah
tertentu, konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak dasar stek, dimana pembelahan sel dan kalus
akan berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas dan akar, sedangkan pada konsentrasi dibawah
optimum tidak efektif.

Selain faktor dalam dan faktor lingkungan, faktor yang mempengaruhi keberhasilan menurut
Rochiman dan Harjadi (1973) adalah faktor pelaksanaan.

Faktor Pelaksanaan

Stek pada umumnya akan berakar bila ditanam pada musim dimana kelembaban udara cukup tinggi
dan pada saat tak terjadi pertumbuhan karena pada masa ini tanaman banyak mengandung
karbohidrat (Djamhuri et al, 1986).

Pelaksanaan penyetekan, mulai dari pemotongan bahan stek, penanaman sampai pemeliharaan
akan mempengaruhi keberhasilan stek. Selain itu dalam penyetekan dibutuhkan peralatan yang
bersih dan steril sehingga memperkecil kemungkinan stek terserang oleh hama dan penyakit.

Menurut Wudianto (1993), saat pemotongan stek yang baik yaitu pada saat kelembaban udara tinggi
dan tanaman sedang tidak mengalami pertumbuhan. Saat ini biasanya terjadi pada awal musim
hujan. Sedangkan pemotongan stek sebaiknya kita lakukan di dalam air. Tujuannya agar jaringan
pembuluh pada stek yang baru dipotong terisi oleh air, dengan demikian akan memudahkan
penyerapan zat makanan. Bila stek dipotong di tempat terbuka, udara tentu saja akan masuk ke
dalam jaringan pembuluh, sehingga penyerapan air dan zat-zat makanan akan dipersulit atau
dihalangi oleh adanya rongga udara itu.



Pembentukan Akar pada Stek

Perkembangan akar terjadi karena adanya pergerakan ke bawah dari auksin, karbohidrat dan
rooting cofactor (zat-zat yang berinteraksi dengan auksin yang mengakibatkan perakaran) baik dari
tunas maupun dari daun. Zat-zat ini akan mengumpul dan selanjutnya akan menstimulir
pembentukan akar stek. Akar adventif dapat tumbuh dari dua macam sumber yaitu dari jaringan
kalus dan dari akar morfologi atau akar primordia (Rochiman dan Harjadi, 1973).

Keterangan lain dari proses pembentukan akar dikemukakan oleh Hartmann dan Kester (1983) yang
terdiri dari empat tahap sebagai berikut :

a. Bergabungnya sel-sel yang mempunyai fungsi khusus yang sama.

b. Pembentukan bakal akar dari sel-sel tertentu dari jaringan vaskular (jaringan pembuluh)

c. Tersusunnya akar-akar primordia

d. Pertumbuhan dan munculnya akar primordia keluar melalui jaringan batang ditambah
pembentukan sambungan pembuluh antara akar primordia dan jaringan pembuluh dari stek.

Daya pembentukan akar pada suatu jenis tanaman yang distek dipengaruhi antara lain oleh
kandungan karbohidrat dan keseimbangan hormon dalam bahan stek yang digunakan (Mahlstede
dan Haber, 1957).



Media Perakaran pada Stek

Arang Sekam Padi

Arang sekam padi merupakan media perakaran yang sering digunakan di persemaian karena arang
yang berwarna hitam akan meyerap panas lebih banyak sehingga menaikan suhu tanah dan
mempercepat pertumbuhan semai. Arang sekam padi juga mempunyai porositas yang baik sehingga
efektif dalam menunjang pertumbuhan pohon. Sekam padi sangat baik digunakan sebagai
pendukung media atau sebagai pengganti tanah (Luh, 1980).

Tanah

Tanah merupakan tempat tumbuh tanaman dan penyedia unsur hara. Berhasil tidaknya
pertumbuhan tanaman banyak ditentukan oleh sifat-sifat tanah, karena sifat-sifat tanah
menentukan kesesuaian lingkungan akar tanaman. Tanah lapisan atas banyak mengandung bahan
organik yang mempunyai kemampuan menghisap dan memegang air yang tinggi (Purwowidodo,
1998). Tanah yang beraerasi baik, persentase pembentukan akar pada stek lebih tinggi dan
kualitasnya lebih baik (Hartmann dan Kester, 1983).

Pasir

Menurut Hartmann et al (1997), pasir telah digunakan secara luas sebagai media perakaran stek
karena media ini relatif murah dan mudah tersedia, bersih serta memiliki daya rekat tinggi. Pasir
tidak menyimpan kelembaban sehingga membutuhkan frekwensi penyiraman yang lebih.
Penggunaan tunggal tanpa campuran dengan media lain membuatnya sangat kasar sehingga tidak
akan memberikan hasil yang baik. Yasman dan Smits (1987) menambahkan bahwa kekasaran dan
sistem aerasi pasir harus diperhatikan, supaya dapat memberikan hasil yang baik.

Anda mungkin juga menyukai