Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Identifikasi Bunga Potong

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI BUNGA POTONG

Batasan / Peristilahan Bunga potong : merupakan setangkai atau lebih bunga, baik yang
dikemas ataupun tidak, dimana untuk pengemasan ini biasanya disesuaikan dengan
permintaan pasaran (sudah disiapkan) atau pesanan khusus dari konsumen, meliputi
kombinasi dan jenis bunga, seperti untuk hand bouqet, krans, vas meja ataupun bouqet.
Pengemasan bunga hias : bahan baku utama adalah aksesoris dan media. Aksesoris biasanya
menggunakan daun-daunan, dekorasi dan plastik sebagai pembungkus (terutama bunga
potong). Sedangkan medianya menggunakan oasis (sejenis busa, untuk rangkaian vas meja),
bambu dan stereofoam. Media bambu dan stereofoam biasanya digunakan pada rangkaian
bunga untuk ucapan selamat, duka cita dan sejenisnya. (1). Peredaran Hasil sebuah penelitian
melalui pengamatan peredaran bunga potong pada para pedagang pengumpul, produsen kecil,
produsen besar dan florist di Cipanas, Lembang, Bandung, dan Jakarta, yang banyak
diperdagangkan adalah : berbagai jenis anggrek, mawar, krisan, anyelir, gladiol, anthurium,
heliconia, gerbera, lilium, sedap malam, dahlia, amaryllis, calalily, gypsophilla, trachelium,
customa, kangaroo paws, gypsi, alpinia, musa, nicolaia, statice, alstromeria dan aster.
Sedangkan yang paling mendominasi pasaran hanya beberapa jenis yaitu mawar, krisan,
anyelir, gladiol, gerbera, anthurium dan heliconia. Dimana jenis-jenis bunga tersebut juga
sudah umum diproduksi oleh petani, sehingga memerlukan penggolongan kualitas bunga
potongnya, kecuali anggrek karena sudah dibuat standar anggrek bunga potong. Untuk bunga
mawar, hanya beberapa jenis saja yang paling mendominasi pasaran. (2). Karakterisasi di
Pasaran Dari hasil inventarisasi bunga potong di pasaran di kota-kota besar (di Cipanas,
Lembang, Bandung dan Jakarta), tidak terdapat perbedaan karakter bunga potong untuk tiap
daerah pengamatan, namun terdapat perbedaan karakteristik mutu yang spesifik untuk tiap
jenis bunga (wuryan.wordpress.com, 2008/12/31). Adapun karakteristik mutu bunga potong
yang diamati meliputi: panjang tangkai bunga, diameter bunga, diameter kuntum bunga,
jumlah bunga pertangkai, jumlah bunga perikat, lama kesegaran dan tanda serangan hama
dan penyakit. Hasil pengamatan sudah terangkum juga dalam tulisan ini selanjutnya
’Produsen dan di pasaran’.

1. Mawar

Bunga mawar merupakan jenis tanaman hias yang paling banyak peminatnya. Bunga mawar sangat
terkenal karena aroma dan keindahannya yang khas, sehingga sering disebut dengan Queen of
Flower. Disamping itu, bunga mawar juga bermanfaat dalam bidang kesehatan karena memiliki
banyak khasiat. Minyak bunga mawar yang dihasilkan dari proses ekstraksi sudah sejak lama
digunakan sebagai bahan baku untuk produk pewangi, sabun, pelembab kulit, dan obat-obatan.
Dalam Klasifikasi bunga mawar diketahui bahwa bunga mawar terdiri dari berbagai jenis yang
dibedakan berdasarkan habitat tumbuhnya. Di antaranya, jenishybrid tea, floribunda, polyantha,
grandiflora, dan climbing rose. Jenis bunga mawar hybrid tea, memiliki bunga tunggal, berukuran
lebih besar, susunan bunga kompak, tangkai bunga panjang, dan sering digunakan sebagai bunga
potong. Mawar floribunda, memiliki tangkai yang agak panjang, yang bunganya bersatu dalam suatu
rangkaian yang besar. Bunga mawar polyantha ,memiliki satu rangkaian bunga berukuran kecil.
Selanjutnya, jenis mawar grandiflora, adalah gabungan antara sifat-sifat hybrid lea dan floribunda,
sehingga sering digunakan sebagai bunga potong atau tanaman taman. Sedangkan jenis terakhir,
yaitu climbing roseadalah bunga mawar rambat dengan beragam bunga tunggal dan rangkap.

Dalam Klasifikasi bunga mawar disebutkan bahwa bunga ini merupakan jenis tanaman perdu yang
memiliki buah, berakar tunggang dengan banyak cabang akar, memiliki batang yang berduri, tinggi
tanaman antara 0,3 sampai 0,5 meter, serta memilki beragam warna bunga (putih, ungu, merah, dan
merah muda). Untuk dapat tumbuh baik, tanaman mawar sangat membutuhkan sinar matahari
penuh. Apabila kurang mendapat sinar matahari, pertumbuhan tanaman mawar dapat menjadi
terhambat dan terkadang tidak menghasilkan bunga. Syarat pertumbuhan yang baik lainnya adalah
bunga mawar membutuhkan suhu optimum 30°C dan kelembaban udara antara 60-80%.
Sebelumnya, yang penting diperhatikan adalah bunga mawar termasuk golongan bunga yang sangat
mudah kehilangan air. Untuk itu sebaiknya dalam pemanenan bunga mawar dilakukan pada pagi
hari sekali (sebelum matahari terbit).

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), secara lengkap klasifikasi bunga mawar adalah sebagai
berikut:

Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Rosanales
Famili: Rosaceae
Genus: Rosa
Spesies: Rosa hybrida
Nama umum: mawar
Habitus: Semak; tinggi ± 2 m.
Deskripsi tanaman:
Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau keabu-abuan; Daun: Majemuk, lonjong, berseling,
panjang 5-10 cm, lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan
menyirip, tangkai selinder, berwarna hijau keabu-abuan.

Deskripsi Bunga:
Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna abu-abu, kelopak
berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala sari berwarna kuning, memiliki putik bulat,
panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus, berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga
mawar juga mengandung senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.
2. KRISAN
Menurut sumber asli dalam Rukmana dan Mulyana (1997), kedudukan tanaman

krisan atau seruni dalam sistematik (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dycotiledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Asterales (compositae)


Famili : Asteraceae

Genus : Chrysanthemum

Spesies : Chrysanthemum morifolium Ramat, dan lain-lain.

Krisan merupakan tanaman bunga berupa perdu dengan sebutan lain seruni, bunga

emas (golden flower) atau chysanthemum berasal dari dataran Cina. Krisan kuning

berasal dari dataran Cina, dikenal dengan C. indicum (kuning), C. morifolium (ungu

dan pink) dan C daisy (bulat pompong). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan

krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan simbol kekaisaran Jepang dengan

sebutan Queen the east.

Krisan atau dikenal juga dengan seruni bukan merupakan tanaman asli Indonesia.

Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), terdapat 1000 varietas krisan yang tumbuh di

dunia. Beberapa varietas krisan yang dikenal antara lain adalah C. daisy, C. indicum,

C. coccineum, C. frustescens, C. maximum, C. hornorum, dan C. parthenium.

Varietes krisan yang banyak ditanam di Indonesia umumnya diintroduksi dari luar

negeri, terutama dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Bunga krisan sangat

populer di masyarakat karena banyaknya jenis, bentuk dan warna bunga. Selain

bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna bunga juga menjadi pilihan

konsumen. Pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning,

sebagai warna dasar krisan. Namun sekarang terdapat berbagai macam warna yang

merupakan hasil persilangan di antara warna dasar tadi.

Bunga krisan digolongkan dalam dua jenis yaitu jenis spray dan standard. Krisan jenis

spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10 — 20 kuntum bunga berukuran kecil. Sedangkan

jenis standar pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu kuntum bunga berukuran besar.

Bentuk bunga krisan yang biasa dibudidayakan sebagai bunga berukuran besar. Bentuk bunga
krisan yang bisa dibudidayakan sebagai bunga potong adalah Tunggal, Anemone, Pompon,

Dekoratif, Bunga besar (Hasyim dan Reza dalam Wisudiastuti, 1999).

Bunga potong yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan

yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang tegar dan kekar, sehingga bunga

potong menjadi awet dan tahan lama.

Krisan merupakan salah satu jenis bunga potong penting di dunia. Pada perdagangan

tanaman hias dunia, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang banyak diminati oleh

beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapore dan Hongkong, serta Eropa seperti Jerman,

Perancis dan Inggris (Wisudiastuti, 1999).

Bunga krisan tunggal berukuran besar, bentuknya cukup besar, dan bersusun dengan

bunga pitanya. Sifatnya beragam serta warnanya pun beragam. Tipe bunga krisan yang

hingga saat ini yang masih dibudidayakan ada lima tipe, yaitu helaian bunganya melengkung

kedalam (incured), helaian bunganya melengkung keluar (recurved), helaian berbentuk pipa

atau corong, helaiannya berbulu, dan helaian bunganya bergigi (Rismunandar, 1995).

Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), ciri-ciri morfologi tanaman krisan sebagai

berikut:

1. Batang

Batang tanaman krisan tumbuk tegak, berstruktur lunak dan berwarna hijau. Bila dibiarkan

tumbuh terus, batang menjadi keras (berkayu) dan berwarna hijau kecokelat-cokelatan.

2. Akar
Perakaran tanaman krisan dapat menyebar kesemua arah pada kedalaman 30 cm – 40 cm.

akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik, hal

tersebut dikarenakan akar tanaman krisan berjenis serabut (Hasim dan Reza, 1995).

3. Bunga

Bunga krisan tumbuh tegak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai (tandan)

berukuran pendek sampai panjang. Bunga krisan digolongkan dalam dua jenis yaitu jenis

spray dan standar. Krisan jenis spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10 sampai 20

kumtum bunga berukuran kecil. Sedangkan jenis standar pada satu tangkai bunga hanya

terdapat satu kuntum bunga berukuran besar. Selain itu kalangan floriskulturis juga

membedakan bentuk bunga krisan dalam lima macam (golongan), yaitu bentuk tunggal,

anemone, pompon, dekoratif dan bunga besar. Ciri-ciri kelima bentuk bunga krisan tersebut

adalah:

a.       Tunggal

Karakteristik bunga tunggal adalah pada tiap tangkai terdapat 1 kumtum bunga, piringan

dasar bunga sempit, dan susunan mahkota bunga hanya satu lapis.

b.      Anemone

Bentuk bunga anemone mirip dengan bunga tunggal, tetapi piringan dasar bunganya lebar

dan tebal.

c.       Pompon

Bentuk bunga bulat seperti bola, mahkota bunga menyebar kesemua arah, dan piringan dasar

bunganya tidak tampak.

d.      Dekoratif

Bunga berbentuk bulat seperti pompon, tetapi mahkota bunganya bertumpuk rapat, ditengah

pendek dan bagian tepi memanjang.

e.       Bunga besar


Karakteristiknya adalah pada tiap tangkai terdapat satu kuntum bunga, berukuran besar

dengan diameter lebih dari 10 cm. piringan dasar tidak tampak, mahkota bunganya memiliki

banyak variasi, antara lain melekuk ke dalam atau ke luar, pipih, panjang, bentuk sendok dan

lain-lain.

4. Daun

Daun pada tanaman krisan merupakan ciri khas dari tanaman ini. Bentuk daun tanaman

krisan yaitu bagian tepi bercelah atau bergerigi, tersusun berselang-seling pada cabang atau

batang.

5. Buah dan biji

Buah yang dihasilkan dari proses penyerbukan berisi banyak biji. Biji digunakan untuk bahan

perbanyakan tanaman secara generatif. Biji krisan berukuran kecil dan berwarna cokelat

sampai hitam.

2.      Bunga potong

Ditandai dengan vigor bunga berwarna pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga

panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah, dan besar), umumnya ditanam di lapangan

(kebun) dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contohnya antara lain: inga,

improved funshine, brides, green peace, great verhagen, kuma, reagen, cheetah, klondike, dan

lain-lain.

3. Kara lily
Lily (Lilium sp.) merupakan salah satu tanaman bunga potong yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Warna menarik yang dimilikinya
menempatkan bunga tersebut sebagai hiasan yang memikat bagi
penggemarnya sepanjang masa. 

Lily di Indonesia dibudidayakan di daerah pegunungan dan dapat


ditanam sepanjang tahun. Daerah penghasil bunga lily yang
potensial saat ini adalah: Cipanas-Puncak, Sukabumi, Lembang dan
Bogor.

Tuntutan akan kebutuhan bunga potong lily semakin meningkat,


tetapi kebutuhan tersebut belum dapat dipenuhi oleh para produsen
bunga potong di Indonesia. Untuk dapat menghasilkan kualitas
bunga yang baik dibutuhkan kualitas bibit yang baik, serta teknik
budi daya yang baik pula. 

Sampai saat ini, bibit lily masih diimpor dari negeri Belanda dengan
harga yang cukup mahal, karena bibit lily belum ada atau belum
banyak diprodiiksi di Indonesia. Dalam tulisan ini tidak dibahas
tentang lily lokal (krek lily) karena waktu panennya sulit untuk
diprediksi. 

Lily merupakan tanaman yang memiliki umbi sejati (bulb),


bentuknya cawan yang dikelilingi oleh sisik. Sisik-sisik tersebut
menyerupai lembaran yang berdaging dan dapat dipisahkan dengan
mudah yang kemudian dapat ditumbuhkan menjadi tunas (tanaman
baru). Cara seperti itu adalah salah satu jalan untuk memperbanyak
tanaman lily. 

Tanaman lily dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: lily


asiatik, lily oriental, dan lily longiflorum. Lily asiatik yang biasa
digunakan di Kebun Ciputri memiliki ukuran lingkar umbi 10-14 cm.
Batang tanaman tegar, dengan panjang berkisar antara 50-100 cm. 

Daunnya melekat pada batang dan tumbuh berseiang-seling,


bentuk daunnya lanset meruncing dan tidak bertangkai daun.
Tandan bunga berada di ujung batang, terdiri dari 4-15 kuntum
bunga per batang.

Bunga lily asiatik bermacam-macam warnanya, sesuai dengan


jenisnya. Lily oriental yang biasa digunakan di Kebun Ciputri
memiliki ukuran lingkar umbi 1418 cm. Tinggi tanaman bisa
mencapai antara 50-85 cm. 

Daun lily oriental lebih besar dari lily asiatik. Setiap batang bunga
mempunyai 2-6 kuntum bunga. Bunganya berbentuk seperti
mangkuk, dan bila sudah mekar baunya harum. Lily longiflorum
yang biasa digunakan di Kebun Ciputri mempunyai ukuran lingkar
umbi 12-14 cm dan 14-16 cm. 

Batang tanaman tegar, tingginya antara 50-100 cm. Daunnya


melengkung, lebih panjang dan lebih besar daripada daun lily
asiatik. Bunganya berbentuk seperti terompet, dengan jumlah
bunga 2-5 kuntum per tangkai.
4. Anyelir

VTanaman Anyelir
1.1  Botani Tanaman Anyelir
Anyelir atau carnation (Dianthus cariophyllus Linn.) adalah tanaman hias bunga
yang berasal dari daerah Mediterania. Kata “Dianthus” berasal dari bahas Yunani,
yang berarti dewa (dios) bunga (anthos).

Menurut Hardjoko (1999) klasifikasi taksonomi anyelir adalah sebagai berikut:

Divisio             : Spermatophyta


Subdivisio       : Angiospermae
Class                : Magnoliopsida (Dicotyledonae)
Subclass          : Carryophyllidae
Ordo                : Caryophyllales
Famili              : Caryoplyllaceae
Tribe                : Dianthus
Species           : caryophyllus (Linn.)

Dianthus sp. Termasuk tanaman herbal, dapat mencapai tinggi 30-100 cm.
Buku batang terlihat nyata pada bagian yang sudah menua. Daun runcing dengan
tulang daun yang menyirip, panjang dan sempit, terletak bertolak belakang. Warna
daun hijau mudah keputih-putihan. Diameter bunga sekitar 5-10 cm. Daun mahkota
bunga kelipatan lima dengan warna yang sangat bervariasi. Ujung mahkota bunga
bergerigi atau tidak bergerigi. Kelopak bunga bergabung membentuk silinder dengan
dua putik dan lima benang sari. Tunas samping keluar di antara daun dan batang
(Bailey,1953).
Menurut Pertwee (1966) terdapat beberapa tipe anyelir baik berdasarkan teknik
budidaya maupun secara genetik :
1.      “standard canation” (D. Caryophyllus) dibentuk dengan cara membuang pucuk
lateral pada saat budidaya tanaman dilakukan. Tangkai bunga akan tumbuh kekar
dengan panjang berkisar 60-80 cm, dan mempunyai satu bunga yang besar.
2.      “midi carnation’, yaitu anyelir tipe standar yang mengalami pemotesan pada
bebrapa pucuk lateralnya saja, tapi tidak pada pucuk batang utamanya. Diameter
bunga sekitar 75% dari ukuran bunga standar.
3.      “mignon carnation”, merupakan “standar carnation” yang berukuran kecil, akibat
dibuangnya pucuk terminal dan beberapa pucuk lateral. Ukuran bunga sekitar
setengah dari ukuran “standardcarnation”
4.       “Sprray carnation” (D. Caryophyllu) dimana pucuk terminal dibuang, dan pucuk
lateral yang dibiarkan berkembang. Panjang tangkai sekitar 40-70 cm.
5.      “Micro pink” adalah tipe anyelir yang berkluster dan kecil-kecil, dimana semua
pucuk dibiarkan tumbuh dan berkembang.
6.      “Diantini carnation”. Bunga mirip D. Barbatus (Sweet William), tetapi pucuk
terminalnya dibuang.

1.2  Syarat Tumbuh Tanaman Anyelir


Tanaman anyelir membutuhkan suhu malam yang berkisar antara 8-110C.
Sedangkan suhu siang 18-220C. Tanaman ini tumbuh baik pada cahaya matahari
penuh, dengan intensitas penyinaran sekitar 44.000 luks. Cahaya merupakan faktor
lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anyelir. Di negara subtropis, minimal dibutuhkan cahaya 21.500 luks selama musim
dingin (Besemer,1980)
Anyelir membutuhkan tanah yang gembur dengan drainase yang baik,
sedangkan pH yang cocok adalah sekitar 6,5 (Pertwee,1996). Budidaya anyelir
membutuhkan fosfat, nitrogrn,kalium dan kalsium yang cukup tersedia dalam larutan
tanah. Menurut Bhatt (1989) nitrogen merupakan faktor pembatas paling utama
pada nutrisi tanaman anyelir, diperlukan baik pada fase vegetatif maupun
generatifnya. Fosfat merupakan unsur makro yang dapat mempengaruhi
kenormalan pertumbuhan anyelir. Kekurangan fosfat mengakibatkan daun-daun
menjadi sempit dan ujung-ujungnya mengering, kemudian pada akhirnya
keseluruhan daun menjadi kuning. Selain fosfat, kalium juga memberikan pengaruh
pada ketegaran tanaman anyelir. Kekurangan kalium mengakibatkan bintik-bintik
putih pada daun-daun di bawah bunga, bentuk bunga yang tidak normal, warna
bunga pucat dan kelopak bunga menguning. Walaupun secara spesifik tergantung
lokasi, tapi secara umum dapat dinyatakan bahwa tingkat kebutuhan nutrisi optimum
tanaman anyelir adalah sekita 25-40 ppm nitrat. 5-10 ppm phospat. 25-40 ppm
kalium, 150-200 ppm kalsium dan 30-40 ppm magnesium. Pada anyelir
direkomedasikan untuk memberikan pupuk 20 ppm N dan K.

Manfaat Bunga Anyelir


Ketenaran bunga Anyelir hampir menyamai bunga Mawar, dan juga merupakan salah
satu bunga yang paling populer di dunia. Bunga ini merupakan ekspresi dari suatu perasaan
yang sentimental, kecantikan, serta kesegaran yang tahan lama. Bunga Anyelir kebanyakan
berwarna merah muda, namun ada pula yang berwarna merah, putih, kuning dan hijau.
Bentuknya bulat dengan komposisi beberapa bagian kelopak yang terpisah. Bunga ini tumbuh
dan mekar di tiap tangkainya.
Bunga ini sering digunakan sebagai bunga perhiasan karena bentuk dan warnanya yang
indah dan feminin. Bunga ini juga sering diselipkan di telinga-telinga para wanita dalam
tarian-tarian tertentu. Bunga anyelir atau carnation ini dianggap sebagai bunga untuk orang
kelahiran January sama seperti halnya batu garnet dan bunga anyelir atau carnation adalah
bunga nasional negara spanyol dan digunakan dalam hari-hari spesial seperti hari ibu,
parent’s day, hari guru atau pernikahan. Bunga ayelir ini dianggap mengartikan sebagai
kekaguman, keindahan, kasih sayang, kebanggaan dan rasa berterima-kasih. Artinya amat
beragam tergantung dari warnanya yang bervariasi. Bunga carnation yang berwarna merah
dianggap memberi arti sebagai kekaguman sedangkan warna merah gelap artinya kasih
sayang yang dalam, warna putih mengartikan cinta yang murni, persahabatan dan
keberuntungan. Selain itu bunga anyelir atau carnation yang bergaris2 memberi simbol
penyesalan atas cinta yang tak terbalaskan, warna ungu mengartikan ketidaktetapan, merah
muda artinya romantis dan cinta yang tak pernah mati.

5. Sedap Malam
6.
Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberosa) sudah sangat kita kenal dengan
bau wanginya dan memiliki kesegaran yang mampu bertahan lama. Meskipun
telah dipotong bunga yang menjadi flora Identitas provinsi Jawa Timur ini
kesegarannya dapat bertahan selama 5-10 hari. Bunga ini banyak
dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk berbagai keperluan. Selain itu
bunga Sedap Malam juga dapat diolah sebagai bahan pembuat parfum.
Sedap malam akan berbunga pada umur 4 - 5 bulan setelah tanam. 

Bunga sedap malam punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai dari
mengobati keluhan susah tidur, influenza, sampai rematik. Wanginya yang
seharum melati bermanfaat menenangkan hati orang di sekitarnya.

Perbanyakan benih sedap malam sampai saat ini hanya dengan vegetatif
yaitu melalui umbi. Kebutuhan bibit umbi ditentukan pada sistem tanam dan
jarak tanam. Pada sistem tanam dengan jarak tanaman 20 x 20 cm,
kebutuhan umbi per hektar sekitar 200.000 butir umbi bibit. Harga bibit sekitar
Rp 400 per umbi berukuran sedang. Sedap malam roro anteng cocok di
dataran rendah (di bawah 100 m dpl) dan Dian Arum di dataran rendah-
sedang (100 - 400 m). 
Sedap malam berbunga tunggal dan semi ganda lebih cocok ditanam di
dataran rendah dengan elevensi di bawah 50 m dpl. Sedap malam berbunga
ganda cocok ditanam di daerah dengan ketinggian di atas 100 m sampai 600
m dpl. Bila sedap malam berbunga tunggal dan semi ganda ditanam di
dataran sedang, maka bunga yang dihasilkan akan memiliki tangkai bunga
yang agak panjang, tidak kokoh dan kurang kekar serta malai bunga agak
panjang dan bagian ujung malai terkulai dengan jumlah kuntum bunga lebih
sedikit.

Hal yang terpenting dalam menanam sedap malam adalah pemilihan jenis
tanah adalah: subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus),
aerasi dan drainase tanah baik serta derajat kemasaman tanahnya (pH)
antara 5,0 - 5,7.

Bunga yang telah dipotong seperti sedap malam kesegaran dapat


diperpanjang,perawatan bunga yang telah dipitong perlakukannya tak beda jauh yaitu
seperti halnya perawatan bagian tanaman hidup lainnya, yaitu memerlukan air dan
nutrisi untuk mempertahankan kesegarannya. Setelah bunga dipotong dari induk
tanaman akan terhenti proses alamiah berupa kiriman air dan zat makanan dari akar,
dan untuk kelang sungan hidupnya mengandalkan cadangan air dan nutrisi yang ada.
Dengan sendirinya cadangan yang tersedia menjadi faktor pembatas bagi daya tahan
bunga untuk tetap segar. Belum lagi faktor lingkungan berupa suhu dan kelembapan
lingkungan yang tidak menguntungkan yang cenderung mempercepat kelayuan
bunga. Oleh karena itu, diperlukan pengganti air dan nutrisi dari luar yang dapat
digunakan untuk tambahan sumber energi bagi kelangsungan hidup bunga hingga
waktu tertentu.

Bunga sering kali menjadi pilihan untuk mempercantik ruangan. Banyak orang
memilih menggunakan bunga plastik karena bunganya tidak akan layu, perawatannya
pun lebih praktis. Namun, tidak ada salahnya pada momen-momen tertentu, banyak
pula orang-orang yang memilih untuk menghias ruangan dengan bunga segar (bunga
potong), karena bunga segar memiliki tampilan lebih alami serta cantik dan wangi.
Setiap bunga segar memiliki daur hidupnya masing-masing, tergantung jenisnya.
Biasanya antara 2 dan 20 hari. Dengan perawatan yang benar, bunga segar dapat
tampil segar lebih lama, paling tidak selama daur hidupnya.

Larutan penyegar bunga yang berisi nutrisi yang dilarutkan dalam air dan diberikan
kepada bunga melalui tangkai dapat memperpanjang masa kesegaran
bunga.Kesegaran bunga potong dapat diperpanjang dengan menggunakan larutan
penyegar pengganti zat makanan setelah bunga dipotong dari induk tanaman,
sehingga kesegaran, warna bunga, daun tidak cepat menguning, mendorong kuncup
bungauntuk mekar, tidak cepat layu dan dapat bertahan lebih lama hingga 20 hari.

Dengan adanya tambahan makanan dan zat antimikroba dari larutan penyegar, bunga
tetap segar dalam waktu yang lebih lama.Zat antimikroba yang ada pada larutan
penyegar dapat menjaga tangkai bunga agar tidak cepat membusuk dan mencegah
penyumbatan pada pembuluh yang dapat menghambat penyerapan air. Aktivitas
mikroba pada tangkai menghasilkan lendir yang menyumbat pembuluh.

7. Melihat fungsinya, penyegar bunga dibedakan menjadi dua kelompok antara lain:

8. 1. Larutan penyegar yang berfungsi sebagai cadangan nutrisi yang diberikan kepada
bunga segera setelah panen selama beberapa jam, kemudian bungadibungkus dan
pengepakan untuk selanjutnya dikirimkan ke kota tujuan. Pemberian penyegar seperti
ini disebut pulsing. Penyegar umumnya berisi nutrisi dan antimikroba pada takaran
yang lebihtinggi dan berguna untuk memberi bekal bagi makanan dan menghilangkan
cemaran mikroba dari kebun.

9. 2. Penyegar yang diberikan kepada bunga secara terus menerus dalam waktu yang
lebih lama, misalnya selama pemajangan, yang disebut holding, biasanya berisi
makanan dan antimikroba pada takaran rendah.

Sebagai komponen utama bahan penyegar bungaadalah sumber makanan, yang dapat
dipilih salah satu dari berbagai jenis gula seperti glukosa, sukrosa atau gula pasir.

Komponen yang paling murah dapat menggunakan formula dasar berupa gula pasir
(sebagai sumber karbohidrat, dapat pula digunakan sukrosa tetapi mahal) dan asam
sitrat dengan takaran 300-500 mg (atau sampai pH 3-4) untuk setiap liter air. Dapat
pula ditambahkan germisida yang spesifik seperti physan, hidroquinon, dan perak
nitrat, pilih salah satu. Pada dasarnya larutan yang berisi formula dasar tersebut sudah
cukup, asaldibuat segarketika akan digunakan.

Cara yang sangat mudah untuk mempertahankan kesegaran bungapotong sedap


malam atara lain :

1. Bunga sedap malam, untuk pulsing: gula pasir sebanyak 150 g dilarutkan menjadi
satu 1 liter dengan penambahan air, lalu tambahkan asam sitrat hingga pH 3-4 (dapat
diukur menggunakan kertas pH, yang dibeli di toko kimia). Waktu pulsing berkisar
antara 30-60 menit. Pulsing dilakukan segera setelah panen. Tangkai bungadipotong

serong, dan segera dicelupkan ke dalam larutan. Selanjutnya dapat dilakukan


pengepakan dan pengiriman bunga. Setelah sampai di kota tujuan, tangkai bunga
dipotong lagi sekitar 5 cm, kemudian diletakkan dalam air. Bunga sedap malam akan
segar kembali.

2. Bunga sedap malam, untuk holding: gula pasir sebanyak 20-60 g dilarutkan
menjadi satu liter dengan penambahan air, kemudian ditambahkan asam sitrat hingga
pH 3-4 dan natrium benzoat 300 ppm atau perak nitrat 50 ppm, sebagai germisida.

Dalam penerapannya sehari-hari, jika bunga sudah mendapatkan pulsing, cukup


diberikan air untuk mempertahankan kesegarannya. Selanjutnya jaminan bahwa
bunga yang diproduksi dan diperdagangkan tetap bermutu tinggi dalam waktu yang
relatif lama, sehingga mendapat kepercayaan dari konsumen, tentu merupakan
keuntungan yang tak ternilai.

Anda mungkin juga menyukai