Identifikasi Bunga Potong
Identifikasi Bunga Potong
Identifikasi Bunga Potong
Batasan / Peristilahan Bunga potong : merupakan setangkai atau lebih bunga, baik yang
dikemas ataupun tidak, dimana untuk pengemasan ini biasanya disesuaikan dengan
permintaan pasaran (sudah disiapkan) atau pesanan khusus dari konsumen, meliputi
kombinasi dan jenis bunga, seperti untuk hand bouqet, krans, vas meja ataupun bouqet.
Pengemasan bunga hias : bahan baku utama adalah aksesoris dan media. Aksesoris biasanya
menggunakan daun-daunan, dekorasi dan plastik sebagai pembungkus (terutama bunga
potong). Sedangkan medianya menggunakan oasis (sejenis busa, untuk rangkaian vas meja),
bambu dan stereofoam. Media bambu dan stereofoam biasanya digunakan pada rangkaian
bunga untuk ucapan selamat, duka cita dan sejenisnya. (1). Peredaran Hasil sebuah penelitian
melalui pengamatan peredaran bunga potong pada para pedagang pengumpul, produsen kecil,
produsen besar dan florist di Cipanas, Lembang, Bandung, dan Jakarta, yang banyak
diperdagangkan adalah : berbagai jenis anggrek, mawar, krisan, anyelir, gladiol, anthurium,
heliconia, gerbera, lilium, sedap malam, dahlia, amaryllis, calalily, gypsophilla, trachelium,
customa, kangaroo paws, gypsi, alpinia, musa, nicolaia, statice, alstromeria dan aster.
Sedangkan yang paling mendominasi pasaran hanya beberapa jenis yaitu mawar, krisan,
anyelir, gladiol, gerbera, anthurium dan heliconia. Dimana jenis-jenis bunga tersebut juga
sudah umum diproduksi oleh petani, sehingga memerlukan penggolongan kualitas bunga
potongnya, kecuali anggrek karena sudah dibuat standar anggrek bunga potong. Untuk bunga
mawar, hanya beberapa jenis saja yang paling mendominasi pasaran. (2). Karakterisasi di
Pasaran Dari hasil inventarisasi bunga potong di pasaran di kota-kota besar (di Cipanas,
Lembang, Bandung dan Jakarta), tidak terdapat perbedaan karakter bunga potong untuk tiap
daerah pengamatan, namun terdapat perbedaan karakteristik mutu yang spesifik untuk tiap
jenis bunga (wuryan.wordpress.com, 2008/12/31). Adapun karakteristik mutu bunga potong
yang diamati meliputi: panjang tangkai bunga, diameter bunga, diameter kuntum bunga,
jumlah bunga pertangkai, jumlah bunga perikat, lama kesegaran dan tanda serangan hama
dan penyakit. Hasil pengamatan sudah terangkum juga dalam tulisan ini selanjutnya
’Produsen dan di pasaran’.
1. Mawar
Bunga mawar merupakan jenis tanaman hias yang paling banyak peminatnya. Bunga mawar sangat
terkenal karena aroma dan keindahannya yang khas, sehingga sering disebut dengan Queen of
Flower. Disamping itu, bunga mawar juga bermanfaat dalam bidang kesehatan karena memiliki
banyak khasiat. Minyak bunga mawar yang dihasilkan dari proses ekstraksi sudah sejak lama
digunakan sebagai bahan baku untuk produk pewangi, sabun, pelembab kulit, dan obat-obatan.
Dalam Klasifikasi bunga mawar diketahui bahwa bunga mawar terdiri dari berbagai jenis yang
dibedakan berdasarkan habitat tumbuhnya. Di antaranya, jenishybrid tea, floribunda, polyantha,
grandiflora, dan climbing rose. Jenis bunga mawar hybrid tea, memiliki bunga tunggal, berukuran
lebih besar, susunan bunga kompak, tangkai bunga panjang, dan sering digunakan sebagai bunga
potong. Mawar floribunda, memiliki tangkai yang agak panjang, yang bunganya bersatu dalam suatu
rangkaian yang besar. Bunga mawar polyantha ,memiliki satu rangkaian bunga berukuran kecil.
Selanjutnya, jenis mawar grandiflora, adalah gabungan antara sifat-sifat hybrid lea dan floribunda,
sehingga sering digunakan sebagai bunga potong atau tanaman taman. Sedangkan jenis terakhir,
yaitu climbing roseadalah bunga mawar rambat dengan beragam bunga tunggal dan rangkap.
Dalam Klasifikasi bunga mawar disebutkan bahwa bunga ini merupakan jenis tanaman perdu yang
memiliki buah, berakar tunggang dengan banyak cabang akar, memiliki batang yang berduri, tinggi
tanaman antara 0,3 sampai 0,5 meter, serta memilki beragam warna bunga (putih, ungu, merah, dan
merah muda). Untuk dapat tumbuh baik, tanaman mawar sangat membutuhkan sinar matahari
penuh. Apabila kurang mendapat sinar matahari, pertumbuhan tanaman mawar dapat menjadi
terhambat dan terkadang tidak menghasilkan bunga. Syarat pertumbuhan yang baik lainnya adalah
bunga mawar membutuhkan suhu optimum 30°C dan kelembaban udara antara 60-80%.
Sebelumnya, yang penting diperhatikan adalah bunga mawar termasuk golongan bunga yang sangat
mudah kehilangan air. Untuk itu sebaiknya dalam pemanenan bunga mawar dilakukan pada pagi
hari sekali (sebelum matahari terbit).
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), secara lengkap klasifikasi bunga mawar adalah sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Rosanales
Famili: Rosaceae
Genus: Rosa
Spesies: Rosa hybrida
Nama umum: mawar
Habitus: Semak; tinggi ± 2 m.
Deskripsi tanaman:
Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau keabu-abuan; Daun: Majemuk, lonjong, berseling,
panjang 5-10 cm, lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan
menyirip, tangkai selinder, berwarna hijau keabu-abuan.
Deskripsi Bunga:
Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna abu-abu, kelopak
berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala sari berwarna kuning, memiliki putik bulat,
panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus, berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga
mawar juga mengandung senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.
2. KRISAN
Menurut sumber asli dalam Rukmana dan Mulyana (1997), kedudukan tanaman
berikut:
Genus : Chrysanthemum
Krisan merupakan tanaman bunga berupa perdu dengan sebutan lain seruni, bunga
emas (golden flower) atau chysanthemum berasal dari dataran Cina. Krisan kuning
berasal dari dataran Cina, dikenal dengan C. indicum (kuning), C. morifolium (ungu
dan pink) dan C daisy (bulat pompong). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan
krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan simbol kekaisaran Jepang dengan
Krisan atau dikenal juga dengan seruni bukan merupakan tanaman asli Indonesia.
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), terdapat 1000 varietas krisan yang tumbuh di
dunia. Beberapa varietas krisan yang dikenal antara lain adalah C. daisy, C. indicum,
Varietes krisan yang banyak ditanam di Indonesia umumnya diintroduksi dari luar
negeri, terutama dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Bunga krisan sangat
populer di masyarakat karena banyaknya jenis, bentuk dan warna bunga. Selain
bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna bunga juga menjadi pilihan
konsumen. Pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning,
sebagai warna dasar krisan. Namun sekarang terdapat berbagai macam warna yang
Bunga krisan digolongkan dalam dua jenis yaitu jenis spray dan standard. Krisan jenis
spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10 — 20 kuntum bunga berukuran kecil. Sedangkan
jenis standar pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu kuntum bunga berukuran besar.
Bentuk bunga krisan yang biasa dibudidayakan sebagai bunga berukuran besar. Bentuk bunga
krisan yang bisa dibudidayakan sebagai bunga potong adalah Tunggal, Anemone, Pompon,
Bunga potong yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan
yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang tegar dan kekar, sehingga bunga
Krisan merupakan salah satu jenis bunga potong penting di dunia. Pada perdagangan
tanaman hias dunia, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang banyak diminati oleh
beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapore dan Hongkong, serta Eropa seperti Jerman,
Bunga krisan tunggal berukuran besar, bentuknya cukup besar, dan bersusun dengan
bunga pitanya. Sifatnya beragam serta warnanya pun beragam. Tipe bunga krisan yang
hingga saat ini yang masih dibudidayakan ada lima tipe, yaitu helaian bunganya melengkung
kedalam (incured), helaian bunganya melengkung keluar (recurved), helaian berbentuk pipa
atau corong, helaiannya berbulu, dan helaian bunganya bergigi (Rismunandar, 1995).
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), ciri-ciri morfologi tanaman krisan sebagai
berikut:
1. Batang
Batang tanaman krisan tumbuk tegak, berstruktur lunak dan berwarna hijau. Bila dibiarkan
tumbuh terus, batang menjadi keras (berkayu) dan berwarna hijau kecokelat-cokelatan.
2. Akar
Perakaran tanaman krisan dapat menyebar kesemua arah pada kedalaman 30 cm – 40 cm.
akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik, hal
tersebut dikarenakan akar tanaman krisan berjenis serabut (Hasim dan Reza, 1995).
3. Bunga
Bunga krisan tumbuh tegak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai (tandan)
berukuran pendek sampai panjang. Bunga krisan digolongkan dalam dua jenis yaitu jenis
spray dan standar. Krisan jenis spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10 sampai 20
kumtum bunga berukuran kecil. Sedangkan jenis standar pada satu tangkai bunga hanya
terdapat satu kuntum bunga berukuran besar. Selain itu kalangan floriskulturis juga
membedakan bentuk bunga krisan dalam lima macam (golongan), yaitu bentuk tunggal,
anemone, pompon, dekoratif dan bunga besar. Ciri-ciri kelima bentuk bunga krisan tersebut
adalah:
a. Tunggal
Karakteristik bunga tunggal adalah pada tiap tangkai terdapat 1 kumtum bunga, piringan
dasar bunga sempit, dan susunan mahkota bunga hanya satu lapis.
b. Anemone
Bentuk bunga anemone mirip dengan bunga tunggal, tetapi piringan dasar bunganya lebar
dan tebal.
c. Pompon
Bentuk bunga bulat seperti bola, mahkota bunga menyebar kesemua arah, dan piringan dasar
d. Dekoratif
Bunga berbentuk bulat seperti pompon, tetapi mahkota bunganya bertumpuk rapat, ditengah
dengan diameter lebih dari 10 cm. piringan dasar tidak tampak, mahkota bunganya memiliki
banyak variasi, antara lain melekuk ke dalam atau ke luar, pipih, panjang, bentuk sendok dan
lain-lain.
4. Daun
Daun pada tanaman krisan merupakan ciri khas dari tanaman ini. Bentuk daun tanaman
krisan yaitu bagian tepi bercelah atau bergerigi, tersusun berselang-seling pada cabang atau
batang.
Buah yang dihasilkan dari proses penyerbukan berisi banyak biji. Biji digunakan untuk bahan
perbanyakan tanaman secara generatif. Biji krisan berukuran kecil dan berwarna cokelat
sampai hitam.
Ditandai dengan vigor bunga berwarna pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga
panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah, dan besar), umumnya ditanam di lapangan
(kebun) dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contohnya antara lain: inga,
improved funshine, brides, green peace, great verhagen, kuma, reagen, cheetah, klondike, dan
lain-lain.
3. Kara lily
Lily (Lilium sp.) merupakan salah satu tanaman bunga potong yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Warna menarik yang dimilikinya
menempatkan bunga tersebut sebagai hiasan yang memikat bagi
penggemarnya sepanjang masa.
Sampai saat ini, bibit lily masih diimpor dari negeri Belanda dengan
harga yang cukup mahal, karena bibit lily belum ada atau belum
banyak diprodiiksi di Indonesia. Dalam tulisan ini tidak dibahas
tentang lily lokal (krek lily) karena waktu panennya sulit untuk
diprediksi.
Daun lily oriental lebih besar dari lily asiatik. Setiap batang bunga
mempunyai 2-6 kuntum bunga. Bunganya berbentuk seperti
mangkuk, dan bila sudah mekar baunya harum. Lily longiflorum
yang biasa digunakan di Kebun Ciputri mempunyai ukuran lingkar
umbi 12-14 cm dan 14-16 cm.
VTanaman Anyelir
1.1 Botani Tanaman Anyelir
Anyelir atau carnation (Dianthus cariophyllus Linn.) adalah tanaman hias bunga
yang berasal dari daerah Mediterania. Kata “Dianthus” berasal dari bahas Yunani,
yang berarti dewa (dios) bunga (anthos).
Dianthus sp. Termasuk tanaman herbal, dapat mencapai tinggi 30-100 cm.
Buku batang terlihat nyata pada bagian yang sudah menua. Daun runcing dengan
tulang daun yang menyirip, panjang dan sempit, terletak bertolak belakang. Warna
daun hijau mudah keputih-putihan. Diameter bunga sekitar 5-10 cm. Daun mahkota
bunga kelipatan lima dengan warna yang sangat bervariasi. Ujung mahkota bunga
bergerigi atau tidak bergerigi. Kelopak bunga bergabung membentuk silinder dengan
dua putik dan lima benang sari. Tunas samping keluar di antara daun dan batang
(Bailey,1953).
Menurut Pertwee (1966) terdapat beberapa tipe anyelir baik berdasarkan teknik
budidaya maupun secara genetik :
1. “standard canation” (D. Caryophyllus) dibentuk dengan cara membuang pucuk
lateral pada saat budidaya tanaman dilakukan. Tangkai bunga akan tumbuh kekar
dengan panjang berkisar 60-80 cm, dan mempunyai satu bunga yang besar.
2. “midi carnation’, yaitu anyelir tipe standar yang mengalami pemotesan pada
bebrapa pucuk lateralnya saja, tapi tidak pada pucuk batang utamanya. Diameter
bunga sekitar 75% dari ukuran bunga standar.
3. “mignon carnation”, merupakan “standar carnation” yang berukuran kecil, akibat
dibuangnya pucuk terminal dan beberapa pucuk lateral. Ukuran bunga sekitar
setengah dari ukuran “standardcarnation”
4. “Sprray carnation” (D. Caryophyllu) dimana pucuk terminal dibuang, dan pucuk
lateral yang dibiarkan berkembang. Panjang tangkai sekitar 40-70 cm.
5. “Micro pink” adalah tipe anyelir yang berkluster dan kecil-kecil, dimana semua
pucuk dibiarkan tumbuh dan berkembang.
6. “Diantini carnation”. Bunga mirip D. Barbatus (Sweet William), tetapi pucuk
terminalnya dibuang.
5. Sedap Malam
6.
Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberosa) sudah sangat kita kenal dengan
bau wanginya dan memiliki kesegaran yang mampu bertahan lama. Meskipun
telah dipotong bunga yang menjadi flora Identitas provinsi Jawa Timur ini
kesegarannya dapat bertahan selama 5-10 hari. Bunga ini banyak
dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk berbagai keperluan. Selain itu
bunga Sedap Malam juga dapat diolah sebagai bahan pembuat parfum.
Sedap malam akan berbunga pada umur 4 - 5 bulan setelah tanam.
Bunga sedap malam punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai dari
mengobati keluhan susah tidur, influenza, sampai rematik. Wanginya yang
seharum melati bermanfaat menenangkan hati orang di sekitarnya.
Perbanyakan benih sedap malam sampai saat ini hanya dengan vegetatif
yaitu melalui umbi. Kebutuhan bibit umbi ditentukan pada sistem tanam dan
jarak tanam. Pada sistem tanam dengan jarak tanaman 20 x 20 cm,
kebutuhan umbi per hektar sekitar 200.000 butir umbi bibit. Harga bibit sekitar
Rp 400 per umbi berukuran sedang. Sedap malam roro anteng cocok di
dataran rendah (di bawah 100 m dpl) dan Dian Arum di dataran rendah-
sedang (100 - 400 m).
Sedap malam berbunga tunggal dan semi ganda lebih cocok ditanam di
dataran rendah dengan elevensi di bawah 50 m dpl. Sedap malam berbunga
ganda cocok ditanam di daerah dengan ketinggian di atas 100 m sampai 600
m dpl. Bila sedap malam berbunga tunggal dan semi ganda ditanam di
dataran sedang, maka bunga yang dihasilkan akan memiliki tangkai bunga
yang agak panjang, tidak kokoh dan kurang kekar serta malai bunga agak
panjang dan bagian ujung malai terkulai dengan jumlah kuntum bunga lebih
sedikit.
Hal yang terpenting dalam menanam sedap malam adalah pemilihan jenis
tanah adalah: subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus),
aerasi dan drainase tanah baik serta derajat kemasaman tanahnya (pH)
antara 5,0 - 5,7.
Bunga sering kali menjadi pilihan untuk mempercantik ruangan. Banyak orang
memilih menggunakan bunga plastik karena bunganya tidak akan layu, perawatannya
pun lebih praktis. Namun, tidak ada salahnya pada momen-momen tertentu, banyak
pula orang-orang yang memilih untuk menghias ruangan dengan bunga segar (bunga
potong), karena bunga segar memiliki tampilan lebih alami serta cantik dan wangi.
Setiap bunga segar memiliki daur hidupnya masing-masing, tergantung jenisnya.
Biasanya antara 2 dan 20 hari. Dengan perawatan yang benar, bunga segar dapat
tampil segar lebih lama, paling tidak selama daur hidupnya.
Larutan penyegar bunga yang berisi nutrisi yang dilarutkan dalam air dan diberikan
kepada bunga melalui tangkai dapat memperpanjang masa kesegaran
bunga.Kesegaran bunga potong dapat diperpanjang dengan menggunakan larutan
penyegar pengganti zat makanan setelah bunga dipotong dari induk tanaman,
sehingga kesegaran, warna bunga, daun tidak cepat menguning, mendorong kuncup
bungauntuk mekar, tidak cepat layu dan dapat bertahan lebih lama hingga 20 hari.
Dengan adanya tambahan makanan dan zat antimikroba dari larutan penyegar, bunga
tetap segar dalam waktu yang lebih lama.Zat antimikroba yang ada pada larutan
penyegar dapat menjaga tangkai bunga agar tidak cepat membusuk dan mencegah
penyumbatan pada pembuluh yang dapat menghambat penyerapan air. Aktivitas
mikroba pada tangkai menghasilkan lendir yang menyumbat pembuluh.
7. Melihat fungsinya, penyegar bunga dibedakan menjadi dua kelompok antara lain:
8. 1. Larutan penyegar yang berfungsi sebagai cadangan nutrisi yang diberikan kepada
bunga segera setelah panen selama beberapa jam, kemudian bungadibungkus dan
pengepakan untuk selanjutnya dikirimkan ke kota tujuan. Pemberian penyegar seperti
ini disebut pulsing. Penyegar umumnya berisi nutrisi dan antimikroba pada takaran
yang lebihtinggi dan berguna untuk memberi bekal bagi makanan dan menghilangkan
cemaran mikroba dari kebun.
9. 2. Penyegar yang diberikan kepada bunga secara terus menerus dalam waktu yang
lebih lama, misalnya selama pemajangan, yang disebut holding, biasanya berisi
makanan dan antimikroba pada takaran rendah.
Sebagai komponen utama bahan penyegar bungaadalah sumber makanan, yang dapat
dipilih salah satu dari berbagai jenis gula seperti glukosa, sukrosa atau gula pasir.
Komponen yang paling murah dapat menggunakan formula dasar berupa gula pasir
(sebagai sumber karbohidrat, dapat pula digunakan sukrosa tetapi mahal) dan asam
sitrat dengan takaran 300-500 mg (atau sampai pH 3-4) untuk setiap liter air. Dapat
pula ditambahkan germisida yang spesifik seperti physan, hidroquinon, dan perak
nitrat, pilih salah satu. Pada dasarnya larutan yang berisi formula dasar tersebut sudah
cukup, asaldibuat segarketika akan digunakan.
1. Bunga sedap malam, untuk pulsing: gula pasir sebanyak 150 g dilarutkan menjadi
satu 1 liter dengan penambahan air, lalu tambahkan asam sitrat hingga pH 3-4 (dapat
diukur menggunakan kertas pH, yang dibeli di toko kimia). Waktu pulsing berkisar
antara 30-60 menit. Pulsing dilakukan segera setelah panen. Tangkai bungadipotong
2. Bunga sedap malam, untuk holding: gula pasir sebanyak 20-60 g dilarutkan
menjadi satu liter dengan penambahan air, kemudian ditambahkan asam sitrat hingga
pH 3-4 dan natrium benzoat 300 ppm atau perak nitrat 50 ppm, sebagai germisida.