Technology & Engineering, ad">
Bab IV Konstruksi Recloser
Bab IV Konstruksi Recloser
Bab IV Konstruksi Recloser
RECLOSER
4.1
(a)
(b)
48
4.3
50
Gambar 4.4 Wiring Pemasangan ABSW, DS, Recloser dan Surja Arester
Pada bagian atas dipasang ABSW yang berfungsi sebagai bypass, sehingga
apabila dalam suatu kondisi tertentu recloser sedang dalam perbaikan maka
jaringan tetap akan continue karena dibypass dengan menggunakan ABSw. Di
bawah ABSw dipasang Disconecting Switch (DS) untuk keperluan manuver. DS
berfungsi untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan yang tidak
bertegangan.
51
ABS
W
D
S
P
T
Reclose
r
Control Box
Handle
ABSW
Groundin
g
52
sebagai penopang pisau ABSw, pisau kontak sebagai kontak gerak yang
berfungsi membuka/memutus dan menghubung/memasukkan ABSw , serta
stang ABSw yang berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw.
Perawatan rutin yang dilakukan untuk ABSw karena sering dioperasikan,
mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus dan terdapat celah ketika
dimasukkan ke peredamnya / kontaknya. Celah ini yang mengakibatkan
terjadi lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar.
Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk :
1. Penambahan beban pada lokasi jaringan
2. Pengurangan beban pada lokasi jaringan
3. Pemisah jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami
gangguan
4. Pisau Kontak
5. Kawat Pentanahan
3. Isolator Tumpu
53
untuk
menurunkan
tegangan
tersebut
dinamakan
Trafo
55
56
57
58
Relai ini hanya dapat memberikan perintah reclosing ke PMT satu kali
dan baru dapat melakukan reclosing lagi setelah waktu blocking time
berakhir. Bila terjadi gangguan pada periode blocking time, PMT trip dan
tidak bisa recloser lagi (lock out). Bila gangguan terjadi lagi setelah periode
59
blocking time, maka reclosing relai akan melihatnya sebagai gangguan baru
dan proses reclose di atas akan berulang.
Relai ini dapat memberikan perintah reclosing ke PMT lebih dari satu
kali. Dead time antar reclosing adalah berbeda beda, sebagai contoh
gambar di bawah diberikan gambar diagram dari relai reclosing yang
diprogram untuk melakukan 3 kali reclosing.
Bila terjadi gangguan, relai GFR memberikan perintah trip ke PMT dan
pada saat yang sama juga menjalankan reclosing relai. Setelah dead time t1
yang sangat pendek (kurang dari 0.6 detik), relai memberikan perintah
reclose ke PMT. Jika gangguan masih ada maka PMT akan trip kembali dan
relai reclosing akan melakukan reclose yang kedua setelah dead time t2 yang
cukup lama (antara 10- 60 detik). Jika gangguan masih ada maka PMT akan
trip kembali dan relai reclosing akan melakukan reclose yang ketiga setelah
dead time (t2=t3). Bila terjadi gangguan lagi dalam periode blocking time
tB3, maka PMT akan trip dan lock out.
60
Gam
bar 4.15 Grafik Waktu Multi Shoot Relay
Recloser dapat reclose dua kali atau lebih, dan dead time dapat berbeda atau
sama.
4.5
61
62
4.8.1 Wiring Diagram Over Current Relay dan Ground Fault Relay
63
Gambar 4.20 Wiring Diagram Kerja OCR saat Hubung Singkat 3Fasa
Gangguan terjadi pada fasa R,S dan T. Arus gangguan hubung singkat
mengalir di jaringan. Karena arus tersebut lebih besar dari rasio CT
pada sekunder CT mengalir arus masuk ke OCR. Dari OCR memasok
arus ke PMT, sehingga PMT trip.
4.8.3 Cara Kerja OCR saat Hubung Singkat 1 Fasa ke Tanah
Gambar 4.21 Wiring Diagram Kerja OCR saat Hubung Singkat 1 Fasa
ke Tanah
Gangguan hubung singkat terjadi pada fasa T, arus mengalir masuk ke
64