Articles & News Stories, bimbingan konseling">
Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Bimbingan Konseling

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

69

BAB IV MODERNISASI KURIKULUM MENURUT IMAM ZARKASYI Sebelum mendirikan lembaga pendidikan Gontor dengan corak modern, K. H. Imam Zarkasyi bersama pendiri pondok lainnya telah mengkaji lembaga-lembaga pendidikan yang terkenal dan maju di luar negeri, khususnya yang sesuai dengan sistem pondok pesantren. Lembaga pendidikan ini diberi istilah modern! oleh pendirinya terkait dengan sistem pendidikan, metode serta kurikulumnya yang modern yang sudah digunakannya. Lembaga yang didirikan oleh K. H. Imam Zarkasyi beserta saudaranya ini sangat berbeda dengan pesantren sala" yang pada umumnya berkembang masa itu. #i lembaga ini masih menggunakan sistem klasikal dengan menggunakan meja, kursi, papan tulis dan peralatan belajar lain. #engan menggunakan peralatan belajar tersebut telah dapat dikatakan modern pada $aktu itu.% Kemodernan &ondok &esantren Gontor yang dipimpin oleh K. H. Imam Zarkasyi, juga dapat dilihat pada orientasi pendidikannya yang lebih mementingkan ilmu alat, seperti bahasa 'rab dan bahasa Inggris. &enguasaan bahasa 'rab dan bahasa Inggris ini pada masa itu belum lagi menjadi penekanan utama pondok-pondok sala", oleh karena itu beliau lebih berorientasi kepada kurikulum pesantrennya dengan memadukan pelajaran-pelajaran umum dengan agama serta membuat tujuan kurikulum yang akan dicapainya yang berorientasi kepada pencapaian ilmu alat demi pemahaman ilmu-ilmu lainnya. Sebenarnya ide untuk memodernkan pesantren ini sebenarnya berasal dari K. H. 'hmad Sahal, saudara dari K. H. Imam Zarkasyi, setelah ia menghadiri kongres Islam di Surabaya pada tahun %()*. +etapi, karena kiai Sahal tidak punya pengetahuan yang jelas tentang pesantren yang dapat menghadapi tantangan ,aman, seperti yang diungkapkan #eliar -oer, kemudian ia mengirim Zarkasyi muda ke .inangkabau, Sumatera /arat untuk belajar Islam, sambil memperhatikan perkembangan pergerakan Islam, termasuk pendidikan. Setelah menetap di .inangkabau sekitar 0 tahun, Zarkasyi kembali dan membantu kiai
1

1asmadi, Modernisasi Pesantren, cet. % 23akarta4 5iputat &ress, )66)7, h. %%8.

70

Sahal dalam pendirian &ondok .odern Gontor, dan mereka mendirikan pondok modern pada tahun %()*. #isamping mempunyai corak khusus lembaga yang didirikan oleh K. H. Imam Zarkasyi, lembaga pendidikan ini merupakan sintesa dari empat perguruan tinggi terkenal, sebagaimana yang penulis ungkapkan dia$al. Keempat perguruan tersebut yaitu4 9ni:ersitas 'l-a,har dengan kubu pertahanan Islamnya yang kokoh, perguruan Syanggit di '"rika dengan kederma$anan pengasuhnya sampai semua biaya hidup mahasis$a ditanggung perguruan, perguruan 'ligart di India dengan modernisasinya atau Revival of Islam, dan perguruan santiniketan yang didirikan ;abindranat +agore di India dengan kesederhanaan dan kedamaiannya.) Sebelum berbicara tentang modernisasi kurikulum pesantren oleh K. H. Imam Zarkasyi, terlebih dahulu penulis paparkan ciri-ciri kemodernan pesantren yang dipimpin oleh beliau, antara lain sebagai berikut4 %. .emiliki manajemen dan administrasi yang tertata rapi, hal ini terlihat kedudukan dan ke$e$enangan pimpinan pesantren kuat, hubungan antara anggota pemimpin pesantren baik, dan pembagian tugas antar unit-unit kerja kelas jelas, bahkan cenderung pimpinan mendorong pengurus pesantren untuk ino:ati" dan berani mengambil risiko dengan tetap berdasarkan prinsip-prinsip pesantren yang sudah disepakati bersama. ). 5ukup longgar dalam memandang kiai, tetapi semangat menjieai "igur kiai tetap sebagai tokoh sentral. <. &ola sistem pendidikan modern dengan kurikulum tidak hanya ilmu agama tetapi juga pengetahuan umum, dengan tetap tidak mengikuti aturan pemerintah terutama kebijakan 9- dan para ustadnya diseleksi diambil dari para alumni terbaik mutunya baik mutu pengetahuan maupun mutu akliyahnya. =. Sarana dan bentuk bangunan pesantren lebih mapan dan teratur, permanen dan berpagar. 0. #isiplin dan solidaritas amat kuat me$arnai kehidupan pesantren, terlihat segala akti:itas santri mulai bangun tidur sampai tidur kembali sangat
2

Ibid, h. %%(.

71

rapid an teratur, sehingga santri tidak ada kesempatan untuk santai-santai. +ingkat disiplin sangat terlihat misalnya pada $ajibnya menggunakan bahasa 'rab dan Inggris dalam kehidupan sehari-harinya dan dilarang menggunakan bahasa daerah sementara bahasa Indonesia hanya untuk melayani para tamu pesantren. *. 3aringan solidaritas tidak hanya terbatas pada kalangan keluarga dalam pesantren saja, tetapi juga menjangkau $arga pesantren yang ada di daerah-daerah dan luar negeri, terbukti adanya terbentuknya organisasi alumni yang dikenal dengan IK&., kekompakan itu terlihat sering diumumkannya berita-berita organisasi setiap selesai salat jum!at di masjid pesantren, menyangkut berita-berita gembira, sedih dan sebagainya. 8. Kemodernan itu juga terlihat dari cara berpakaian santri yang harus rapi, semua baju harus dimasukkan dalam celana dan berikat pinggang, begitu juga $aktu salat, baju santri harus dimasukkan ke dalam sarung yang berikat pinggang, dan peraturan ini juga berlaku bukan hanya pada santri tetapi juga bagi ustad. >. Sistem pembelajaran menggunakan sistem klasikal dan terintegrasi antara kurikulum sekolah dan kurikulum pesantren. (. Sistem kelembagaan tertinggi berbentuk badan $aka". %6. #asar pendidikan maupun dasar keagamaan menganut sistem bebas aliran keagamaan tertentu dan berbahasa aliran politik partai dengan bukti di mana-mana tempat tertulis semboyan ?Gontor di atas dan untuk semua golongan@. Semua ciri-ciri kemodernan lembaga pendidikan tersebut sejak a$al sudah diterpkan oleh K. H. Imam Zarkasyi, akan tetapi dalam hal ini penulis hanya menghususkan penelitian tentang gagasan beliau dalam kurikulum pesantren yang sudah bercorak modern. #alam kajian kemodernan kurikulum pesantren oleh K. H. Imam Zarkasyi ini akan penulis jabarkan tujuan, materi, metode serta e:aluasi kurikulum pesantren dengan sistem yang modern. Karena keempat komponen tersebut merupakan bahagian dari sebuah kurikulum. Kurikulum pesantren yang di modern kan oleh

72

K. H. Imam Zarkasyi ini sebenarnya sudah banyak din jadikan contoh oleh pesantren-pesantren lainnya yang hadir belakangan ini dengan menggunakan corak yang modern juga. A. Modernisasi Bidang Tujuan Kuriku u! Menuru" K. #. I!a! Zarkas$i &ondok .odern #arussalam Gontor sebagai pesantren modern yang digagaskan oleh K. H. Imam Zarkasyi, modern dalam hal ini adalah metode serta sistem pendidikannya yang tertuangkan dalam bentuk kurikulum pesantren tersebut. Sebelum mendirikan lembaga pendidikan Gontor dengan corak yang modern, K. H. Imam Zarkasyi bersama pendiri lainnya telah mengkaji lembaga-lembaga pendidikan yang terkenal dan maju di luar negeri, khususnya yang sesuai dengan sistem pondok pesantren. #ari lembagalembaga itu ada empat hal yang menarik perhatian dan minat mereka untuk me$ujudkan lembaga pendidikan Gontor dalam corak dan :isinya yang baru. 'da empat lembaga pendidikan yang mereka kunjungi dalam rangka studi banding. Pertama, 9ni:ersitas 'l-',har, .esir, yang terkenal karena $aka"nya dan kelanggengannya. 'l-',har bermula dari sebuah masjid sederhana namun kemudian dapat hidup ratusan tahun dan telah memiliki tanah $aka" yang mampu memberi beasis$a untuk mahasis$a seluruh dunia. Kedua, &ondok Syanggit di '"rika 9tara, dekat Libya. Lembaga ini dikenal dengan kederma$anan dan keikhlasan pengasuhnya. &ondok ini dikelola dengan ji$a ikhlas dan pengasuhnya di samping mendidik murid-muridnya, juga menanggung kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Ketiga, 9ni:ersitas .uslim 'ligart yang membekali mahasis$anya dengan pengetahuan umum dan agama sehingga mereka mempunyai $a$asan yang luas dan menjadi pelopor kebangkitan Islam di India. Keempat, masih juga di India, yaitu &erguruan Shantiniketan yang didirikan oleh seorang "iloso" Hindu, ;abendranath +agore. &erguruan ini terkenal karena kedamaiannya, dan meskipun terletak jauh dari keramaian, tetapi dapat melaksanakan pendidikan dengan baik bahkan dapat

73

mempengaruhi dunia. Kedamaian di perguruan tersebut mengilhami #arussalam 2kampung damai7 untuk &ondok &esantren Gontor.< Keempat lembaga pendidikan yang dikunjungi itu selanjutnya menjadi idaman K. H. Imam Zarkasyi dan lembaga pendidikan yang hendak ia bangun adalah pesantren yang merupakan perpaduan atau sintesa dari keempat unsur di atas. Semua dipadukan dalam pandangan agama yang tergolong ma,hab 'hlusunnah Aaljama!ah yang mayoritas dianut umat Islam di Indonesia. /erangkat dari pengalaman beliau dengan memadukan keempat lembaga tersebut sehingga bisa mengambil keputusan untuk mendirikan pesantren Gontor sebagai pesantren yang mempunyai metode-metode modern dalam pengajarannya. Karena pengalaman dari beberapa lembaga yang beiau kunjungi bisa menghadirkan pengetahuan tentang kemodernan suatu lembaga pendidikan akan tetapi beliau selalu menghubungkannya dengan ji$a-ji$a pesantrennya. Karena yang paling penting dalam pesantren adalah ji$anya bukanlah pelajarannya semata. &andangan K. H. Imam Zarkasyi lebih mementingkan adanya pendidikan daripada pengajaran mere"leksikan suatu rumusan arah tujuan 2orientasi7 pendidikan di &. Gontor antara lain. 2a7 kemasyarakatan, 2b7 hidup sederhana, 2c7 tidak berpartai, 2d7 tujuan pokok ?ibadah tolabul ilmi, bukan menjadi pega$ai.= 'dapun deskripsinya sebagai berikut4 a. Kemasyarakatan Segala apa yang sekiranya akan dijumpai dan dialami oleh anakanak di masyarakatnya kelak nanti, itulah yang dididikkan oleh pondok kepada santri-santrinya, segala tindakan dan pelajaran, bahkan segala gerak-gerik yang ada di pondok ini, semuanya akan ditemui dalam perjuangan hidup atau dalam masyarakat.

'buddin -ata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, cet. ) 23akarta4 ;aja Gra"indo &ersada, )66%7, h. %((. 4 .ardiyah, Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya rganisasi , cet.% 21ogyakarta4 'ditya .edia &ublishing, )6%)7, h. %*<.

74

.emang sengaja diusahakan agar pesantren tidak menjadi bengkel buruh, tetapi mempersiapkan dan mendidik pemuda dan pemudi, pemimpin pejuang dalam masyarakat, ialah masyarakat mu!ahidin, muballigin, mua"llimin# &ejuang yang mempertahankan benteng iman dan Islam, serta masyarakat dak$ah dan perluasan Islam seluruh dunia, inilah maksud ?menyerbu@ masyarakat, dalam tulisan lain beliau menyatakan &ondok .odern mempersiapkan dan mendidik pemuda-pemuda, pemimpin, pe!uang dalam masyarakat yang berkualitas bibit unggul tahan $ereng,% dengan tidak mengecilkan bahkan mendorong usaha ke arah melengkapi hajat hidup lahir 2golek sandang pangan7, mencari ri,ki 2sandang pangan yang halal7, dengan bebas, merdeka dari penjajahan ha$a na"su, dan bebas dari membudak ngeleset sebagai buruh upahan.* &ada acara khataman kelas BI K.I, K. H. Imam Zarkasyi selalu mengingatkan santri Gontor, hendaknya jangan jadi anak hilang. #i antara anak Gontor ada yang hendak pulang ?menyerbu@ masyarakat, inilah tujuan yang paling utama yang di inginkan oleh K. H. Imam Zarkasyi. Karena menurut beliau itulah program pondok untuk dapat berjasa dan berguna dalam masyarakat demi menegakkan kalimat 'llah dan membimbing umat yang menghajatkan tuntunan ke jalan yang diridai oleh 'llah SA+. 'dapun dasar pemikiran menyerbu masyarakat adalah dalam arti berjuang dengan ayat 'lCuran 2(4%)<7, yang mempunyai pengertian tekstual dan kontekstual. 'rti tekstualD ?tidak semua orang mukmin itu berangkat perang@, dia memberi arti kontekstualD ?tidak semua orang itu harus jadi insinyur, dokter dan ahli hukum@. Lanjutnya ayat ialah ?hendaknya ada yang berangkat perang@, bagi yang tidak jadi insyinyur, dokter, dan ahli hukum kemana, kontekstual menja$abD
K. H. Imam Zarkasyi, &dministrasi dan Pendidikan Keikhlasan, dalam 'ardun %=60E%(>0. 6 K. H. Imam Zarkasyi, Kuliah 9mum, tanggal )6 Fktober %(*0, di &ondok .odern Gontor.
5

75

yatafa((ahu fi ad)din, untuk apaG +ekstualD ?untuk menakut-nakuti kaum mereka apabila mereka pulang, mudah-mudahan mereka menjadi hati-hati 2yah*arun7, dengan demikian ?yatafa((ahu fi ad) din ber"ungsi untuk menasihati insinyur, dokter, ahli hukum, doktor dan pro"esor. Ini disampaikan K. H. Imam Zarkasyi pada "orum silaturrahim IK&. %(><.8 #engan demikian, mereka menjadi pemuda yang dapat diandalkan sebagai pemuda pe!uang yang mempunyai rasa tanggungja$ab atas kesejahteraan umat dan kemajuan agama, dan tidak untuk diri sendiri. #emikianlah pandangan hidup anak Gontor yang ditanamkan oleh K. H. Imam Zarkasyi, semua terbentuk dalam hidden +urri+ulum yang dilaksanakan santri dari gagasan beliau. b. Hidup sederhana .engingat "aktor pendidikan jasmani dan pendidikan rohani 2ji$a7 maka penting sekai adanya pembiasaanEdidikan hidup sederhana, makan, tidur, pakaian, semuanya harus dapat dilaksanakan dengan suasana kesederhanaan yang tidak mengganggu jasmani dan rohani. K. H. Imam Zarkasyi selalu menekankan pengertian hidup sederhana, ?sederhana tidak berarti miskin, dan tidak berarti mendidik atau menganjurkan miskin bahkan sebaliknya@. .embiasakan hidup sederhana, niscaya akan hidup bahagia dan dapat menghadapi masa depan dengan kepala tegak, tidak ada rasa cemas atau takut.> 'kan tetapi, kenyataan membuktikan mendidik anak yang dilahirkan di atas tegel itu lebih susah daripada mendidik anak yang dilahirkan di atas ubin, yang dilahirkan di atas tegel itu tahu enaknya saja, tapi kalau dilahirkan di atas ubin tahu sakitnya. &ernyataan seperti ini sering diulangi oleh beliau ketika memberikan arahan pada acara kemisan di Gontor.

.ardiyah, Kepemimpinan Kiai##h. %*=. K. H. Imam Zarkasyi, #iktat Khutbah &l)iftitah dalam Pekan Perkenalan 2&onorogo4 #arussalam Gontor, %(>87. h. 6).
8

76

#idikan sederhana tersebut di &. Gontor memang sangat ditekankan, agar anak 2terlalu7 tidak dimanjakan dengan makanan enak tiap hari. Hal ini untuk pendidikan sederhana, supaya kuat mentalnya nanti, dan kalau anak bisa hidup sederhana nanti masuk ke masyarakat itu dengan ji$a besar.( Sederhana merupakan pokok keberuntungan, ia dapat memudahkan penghidupan yang jujur serta bersih. Sebaliknya hidup me$ah, yang tidk mengenal batas, mudah terpengaruh ajakan setan dan iblis 2ha$ana"su7 yang senantiasa mengajak ke arah jalan kejahatan, dan menyebabkan orang lupa kepada rasa kemanusiaan, rasa tanggungja$ab, dan rasa syukur. #iantara kesederhanaan itu ialah 4 %. .akanannya #aging tidak boleh terlalu banyak, pemuda-pemuda di daerah panas, makan daging banyak, tidur banyak di kasur yang hangat pula akan terbakar, tidak tenang, terlalu panas dan akan mudah meninggalkan tekanan darah tinggi. ). &akaiannya &akaiannya harus sederhana, biar pakaian yang lama 2using7, asal bersih, janganlah memakai pakaian yang modelmodel 2aneh-aneh7, kotak-kotak, lurik-lurik, $arna-$arni yang tidak pantas sebagai seorang peajar. Insya 'llah disini hanya akan diterta$akan orang. &akaian seperti itu sudah ketinggalan ,aman, dan kita tidak mau kembali ke ,aman ,ahiliyah, akan tetapi pemuda sekarang harus melihat ke depan dengan penuh pengharapan serta berperasaan 2dhamir7 lagi tahu kesopanan.

3. ;ambutnya%6
K. H. Imam Zarkasyi, Sambutan di Horum silaturahim dengan calon $ali murid &. Gontor, tahun %(86, di &ondok .odern Gontor. 10 K. H. Imam Zarkasyi, #iktat Khutbah &l)iftitah, h. )%.
9

77

;ambutnya tidak usah terlalu panjang, apalgi gondrong, paling lama satu bulan sudah harus di potong kembali, asal ujung rambut sampai menyentuh daun telinga, apalagi kerah baju, itu berarti minta di potong. #emikianlah detailnya beliau sebagai pemimpin suatu pesantren, beliau sangat memperhatikan hal-hal kecil yang di anggap perlu agar tidak terjadi ketimpangan dalam proses pembeajaran di pesantren pada nantinya. Kesederhanaan tidak boleh terlepas dari tujuan hendak dicapai oleh kurikulum yang beliau terapkan. c. +idak berpartai &elajaran dan pendidikan di Gontor oleh K. H. Imam Zarkasyi sama sekali tidak ada hubungan dan sangkut-pautnya secara langsung ataupun tidak langsung dengan sesuatu atau golongan. .enurut beliau politik harus dijauhkan dengan pendidikan dan sains, maka dari pada itu, dalam kurikulum yang dicanangkan oleh K. H. Imam Zarkasyi tidak ada hubungannya dengan politik. .enurut K. H. Imam Zarkasyi, ini bukan berarti tanpa politik, beliau berprinsip ? politik saya pendidikan, politik ini untuk masa depan@. &rinsip ini didasarkan pada pandangan politik .uhammad 'bduh. #ia mengatakan4 orang-orang itu ditingkatkan lebih dulu kecerdasannya, baru diajak berpolitik. /eliau selalu berpesan, kalau nanti kamu sudah de$asa dan pulang dari sini 2pondok7, masuklah politik apa yang kamu kehendaki, terserah anda, bebas, tapi harus sesuai dengan mental yang telah diperoleh di pondok.%% &andangan ini senantiasa tetap berjalan, mengikuti prinsip semboyan &. Gontor mendidik agar supaya para sis$a ? berpikir bebas, perekat ummat, di atas dan untuk semua golongan@.

K. H. Imam Zarkasyi, &engarahan &ada ;euni IK&., tanggal < .aret %(8>, di &ondok .odern Gontor.

11

78

K. H. Imam Zarkasyi memberikan statemen yang harus dipahami oleh semua $arga pondok sampai pada tarap berikut4 'ndaikata, guru-gurunya terdiri dari orang-orang yang simpati atau anggota .uhammadiyah, murid-muridnya terdiri dari anak-anak keluarga .uhammadiyah, tetapi &ondok .odern tidak boleh dijadikan .uhammadiyah. 'ndaikata, guru-gurunya terdiri dari orang-orang yang simpati atau anggota -9, murid-muridnya terdiri dari anak-anak -9, tetapi &ondok .odern tidak boleh dijadikan -9. 'ndaikata, guru-gurunya terdiri dari orang-orang yang simpati atau anggota &SII, murid-muridnya terdiri dari anak-anak &SII, tetapi &ondok .odern tidak boleh dijadikan &SII, demikian seterusnya.%) #emikianlah pemikiran K. H. Imam Zarkasyi tentang partai, karena beliau sudah memasukkan hal tersebut ke dalam tujuan yang hendak di capai dalam menyusun kurikulum Gontor 2pesantren tersebut7. &ola pendidikan beliau lebih menekankan pada ma,hab pendidikan ?ghoiru madhhab@ atau ?non)sekretarian@ ditanamkan le$at pengajaran materi yang diajarkan. #iajarkan "iCih dengan kitab Bidayah al)Mu!tahid, karya Ibnu ;usdy jelas membantu tumbuhnya ji$a kebebasan pada santri Gontor dan menjadi ciri khas didikan pesantren tersebut. K. H. Imam Zarkasyi juga menekankan prinsip pluralisme dalam tujuan kurikulum yang disajikan kepada peserta didiknya. Sejak dini para santri telah dibekali kesadaran adanya pluralisme dalam pemahaman "iCih tanpa perlu menjauhi salah satu ma,hab yang ada, dan lebih menekankan prinsip uni:ersal dari pada prinsip partikular. &rinsip pendidikan kebebasan tersebut tetap harus dipertahankan, karena merupakan mani"estasi dari prinsip dasar pendidikan modern. #alam kesempatan ,athu al)Kutub 2bedah buku-buku agama7 sis$a kelas BI, ,athu al)Kutub dimaksudkan untuk ?pengujian@ kemampuan bahasa dan $a$asan keislaman santri kelas BI Gontor, dan merupakan rangkaian kegiatan terahir di keas BI K.I. K. H. Imam Zarkasyi secara tegas dan tajam mengulas prinsip uni:ersal
12

K. H. Imam Zarkasyi, 'manat pada Horum &elantikan &eremajaan 'nggota /adan

Aaka" &ondok .odern Gontor, tanggal )= #esember %(88.

79

dalam bidang $udhu, $a amsahu bi ru"usikum 2dan basuhlah sebagian dari kepalamu7. Kaidah uni:ersal dalam bidang $udhu" tidak bisa diselesaikan secara tuntas oleh beberapa ma,hab yang ada. Ikhtilaf dalam masalah "iCih akan terus berlanjut sampai kapanpun. #engan kenyataan ini, para santri diharapkan bersikap untuk tidak membesarbesarkan masalah khilafiyah# 'gaknya ada semacam mafhum mu$afa(ah, ?daripada bersitegang masalah, lebih baik energi diarahkan ke hal-hal yang berman"aat@. +api dengan begitu, bukan berarti bah$a "iCih tidak perlu, hanya tekanannya pada sistematika berpikir. #i samping itu, untuk menghindari pertentangan khilafiyah, dia selalu menasihatkan santri-santrinya untuk berdak$ah tentang al) &(idah al)Islamiyah#%< Hasil pendidikan kebebasan ?non)sekretarian@ yang diterapkan oleh K. H. Imam Zarkasyi akan tampak sekali ketika para santri telah menamatkan studinya. Itu semua dapat dilihat dari cara berpikir para produk Gontor yang tidak senang terlibat dalam pertentangan masalah khilafiyah# &rinsip pendidikan kebebasan ala Gontor ini dahulu memang masih belum diterima, tetapi sekarang banyak pihak yang berminat untuk menerapkan prinsip ini, prinsip yang sudah lahir sejak berdirinya Gontor ditanamkan pada santri-santrinya. d. +ujuan pokok @ibadah tolabul ilmi #alam suratnya kepada Komisi &embarun &endidikan -asional, tanggal )) #esember %(8(. K. H. Imam Zarkasyi menjelaskan perbedaan antara pendidikan -asional dan pendidikan kolonial. &endidikan -asional apabila telah dimasukkan ji$a merdeka, ji$a kepribadian sebagai -egara yang sudah merdeka, dan tidak menekankan kepada calon pega$ai ataupun buruh, tetapi merupakan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. &endidikan yang hanya mengutamakan dan mempersiapkan untuk menjadi pega$ai

13

.ardiyah, Kepemimpinan Kiai, h. %*(.

80

merupakan sisa-sisa pendidikan kolonial. .enurutnya, ada beberapa kerusakan mental akibat dari pendidikan kolonial, ialah4 %. Frang 2yang sudah sekolah7 tidak mau bekerja kalau tidak jadi pega$ai, sehingga mata hatinya tertutup dan pikiran buntu. ). 'nak atau pemuda yang tidak diangkat atau tidak dapat tempat dalam kepega$aian merasa kece$a 2"rustasi7. <. 'pabila mereka sudah diangkat dan mendapat apa yang dicitacitakan, akhirnya ia mati juga, karena tidak berbuat apa-apa kalau tidak diperintah oleh atasannya. =. /erakibat kondisi ekonomi bumi putra, karena mereka bersekolah hanya bercita-cita menjadi pega$ai, tidak berpikir dan tidak mengetahui usaha perekonomian kecil dan menengah yang masih dapat dikerjakan. 'khirnya, perekonomian pada le:el ini dipegang oleh orang yang tidak bersekolah 25ina7.%= 9ntuk memberantas bekas-bekas pendidikan kolonial-"eodal dengan menanamkan pendidikan nasional dengan ji$a bebas merdeka, mempunyai keyakinan hidup berkepribadian, berakhlak dan ber+uhan, sejak dari rumah tangga, taman kanak-kanak, jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, dan lebih-lebih sangat penting bagi para mahasis$a di perguruan tinggi. Semangat pendidikan &. Gontor oleh K. H. Imam Zarkasyi yang berorientasi terhadap masyarakat dan tidak berorientasi untuk menjadi pega$ai negeri, disemangati adanya semangat perjuangan bangsa dengan penekanan patriotisme dalam santri pondok modern.%0 Semangat mengubah masyarakat menjadi masyarakat maju di dalam segala hal atas dasar ajaran agama yang benar, sedangkan mencari ilmu pengetahuan merupakan ke$ajiban bagi setiap .uslik, karena itu

K. H. Imam Zarkasyi, Surat Kepada Komisi &embaruan &endidikan -asional, tanggal )) #esember %(8(. 15 'lamsyah ;atu &er$ira, ?Kyai 1ang 3ujur dan /erani@, +im &enulis /iogra"i, K# -# Imam .arkasyi, h. *)6.

14

81

beliau menganjurkan agar supaya mereka giat talab al)ilmi dengan niat suci, yaitu ibadah memenuhi perintah agama.%* .enurut K. H. Imam Zarkasyi, pendapat beliau tentang hal di atas, merupakan re"leksi dari prinsip kebebasan berpikir, bertindak, dan memilih 2freedom of thinking, freedom of a+tion, and freedom of +hoi+e/ dalam rangka me$ujudkan mental skill. Hormulasi yang tampak idealistis ini, tidak mengandung sikap apologetik, oleh karena hasil pendidikan pesantren selama ini, terutama masa lampau, tidak serasi dengan jabatan 2"ormasi7 yang tersedia dalam lingkungan pemerintahan. &endidikan mental 2mental skill7 akan ter$ujud apabila dalam mendidik anak-didik diajak untuk melihat tanah air yang kaya raya dengan mata hati terbuka, dan dengan ketrampilan menta sehingga akan tampak jelas bidang usaha yang mungkin bisa dikerjakan, demikianlah maksud daripada mental skill tersebut. #engan demikian, "ormulasi "ormil tentang tujuan pendidikan &. Gontor dalam hal ini kurikulum pesantren secara akademikinstitusional dapat diamati tujuan kongkret dalam pengajaran sekolah, yaitu mendidik calon guru agama Islam 2Kulliyatul Mu"allimin al) Islamiyah7. +ujuan institusional pesantren adalah ?mencetak kader ulama dan kader pemimpin Islam@, dan inilah rumusan tujuan pendidikan yang cukup ideal)pragmatis# K. H. Imam Zarkasyi selalu berpesan kepada para santrinya bah$a &ondok .odern yang beliau asuh bukanlah tukang sihir, bukan tukang sulap yang bisa memandaikan orang secara tidak se$ajarnya. &ondok .odern adalah tempat pendidikan, siapa yang malas akan tetap bodoh, siapa yang rajin ilmunya akan bertambah, seperti dalam pepatah ?man !adda $a!ada@. #alam tujuan kurikulum &. Gontor oleh K. H. Imam Zarkasyi selalu dipenuhi dengan semboyan-semboyan agar santri tidak salah
16

K. H. Imam Zarkasyi, 0iktat1 Khutbah al)Iftitah, h. )<.

82

mengerti tentang tujuan yang akan ia capai sesampainya ia di &esantren, hal ini terlihat dari banyaknya nasihat yang beliau sampaikan berupa pepatah-pepatah tentang Gontor yang menjelaskan tentang konsep dan tujuan yang akan dicapai. /eliau selalu menjelaskan tujuan santri belajar dengan beliau, agar nanti persepsi ataupun ji$a santri sama dengan ji$a beliau dalam hal mencapai tujuan yang sama. %8 #alam menyambut ajaran baru di &. Gontor selalu dijelaskan tentang tujuan santri datang atau sekolah ke Gontor untuk apa, seperti semboyan yang selalu di ingatkan adalah ? ke Gontor apa yang di+ari@. Hal ini menurut beliau perlu disadari oleh setiap santri yang akan belajar di lembaga pendidikan beliau, karena sebelum mengikuti pembelajaran disini setiap santri harus mengetahui tujuan mereka datang ke lembaga beliau. .enurut K. H. Imam Zarkasyi, kalau datang ke Gontor hanya akan mencari teman, mencari keramaian, disini bukan tempatnya. .asih banyak tempat keramaian lainnya bukan ini tujuannya. 'kan tetapi beliau menginginkan ja$aban setiap sis$a adalah ?saya datang kesini, semata-mata untuk mencari ilmu dan pendidikan@. Iniah ja$aban yang tepat, bagi siapa yang ingin belajar di sini. Karena yang benar-benar ingin dicari disini adalah ilmu, kecakapan dan pendidikan. &enjelasan di atas sangat sesuai dengan tujuan dari pada kurikulum yang ingin diterapkan oleh K. H. Imam Zarkasyi di &. Gontor, karena tujuan pokok dari kurikulum beliau tidak terepas dari pada menuntut ilmu. &erlu diketahui oleh para santri bah$a tujuan datang ke sini adalah mencari ilmu, bukan mencari kelas makanya beliau selalu mengingatkan para santrinya agar jangan salah alamat dan salah $essel, karena akan menyesal nanti pada akhirnya. Setelah penulis menguraikan tujuan dari pada kurikulum pesantren yang di gagaskan oleh K. H. Imam Zarkasyi dengan per$akilan
17

K. H. Imam Zarkasyi, #iktat Khutbah &l)iftitah, h. <<.

83

&esantren &ondok .odern Gontor sebagai percontohan modernisasi kurikulum beliau, penulis menyimpulkan bah$a semua tujuan tersebut sangat erat kaitannya dengan motto dan panca ji$a &ondok &esantren .odern Gontor yang sejak dahulu harus tertanam dalam pendidikan pesantren tersebut. /erikut ini akan penulis uraikan tentang panca ji$a dan motto pesantren tersebut, karena semua yang dilakukan oleh seluruh santri &. Gontor dalam pendidikannya di pesantren tidak boleh terlepas dari kedua hal tersebut. 'dapun panca ji$a pondok pesantren sebagai berikut yang dikutip dari prasaran K. H. Imam Zarkasyi dalam seminar pondok pesantren seluruh Indonesia, pada tanggal = sEd 8 3uli %(*0, yaitu4 Kehidupan dalam ji$a &ondok &esantern diji$ai oleh suasanasuasana yang dapat kita simpulkan dalam &anca 3i$a sebagai berikut4%> %. 3i$a Keikhlasan 3i$a keikhlasan, adalah pangkal dari segala ji$a pondok dan kunci dari diterimanya amal ibadah di sisi 'llah S$t. Segala sesuatu dilakukan dengan niat semata-mata ibada, lillah, ikhlas hanya untuk 'llah semata. #i pondok diciptakan suasana di mana semua tindakan didasarkan pada keikhlasan. Ikhlas dalam bergaul, dalam nasihat-menasihati, dalam memimpin dan dipimpin, ikhlas mendidik dan dididik, serta ikhlas berdisiplin. Segala gerak-gerik dalam pondok pesantren berjalan dalam suasana keikhlasan yang mendalam. #engan demikian terdapatlah suasana yang harmonis antara kiai yang disegani dan santri yang taat dan penuh cinta serta hormat dengan segala keikhlasannya. #engan demikian, maka seorang santri atau setiap santri mengerti dan menyadari arti lillah, arti beramal, arti taC$a dan
18

Ibid , h. %)-%*.

84

arti ikhlas. Sebagai seorang .uslim, tentunya dimana saja akan berdak$ah. .aka santri merupakan persiapan ke arah itu, dimana ada kesempatan. .aka mudah dikatakan bah$a pondok pesantren adalah obor yang akan memba$a cahaya penerangan Islam. .aka menurut saya ji$a keikhlasan dalam panca ji$a pesantren yang di atas, jelas menjadi keteladanan bagi seluruh pendiri pondok setelah K. H. Imam Zarkasyi. Salah satunya dengan me$aka"kan seluruh pondok kecuali rumah pribadinya. Inilah contoh penanaman ji$a keikhlasan yang sederhana dalam ji$a seluruh penghuni pondok, misalnya saja ustad yang ada di Gontor tidak pernah digaji, akan tetapi penamaannya berbeda, dalam hal ini disebut ?kesejahteraan keluarga@, ini dihindari demi menjaga panca ji$a dalam hal berji$a ikhlas. #emikianlah beliau mendidik segala sesuatu terhadap santrinya mulai dari hal-hal yang kecil pun sangat diperhatikannya. ). 3i$a Kesederhanaan Kehidupan dalam pondok diliputi suasana kesederhanaan, tetapi agung. Sederhana bukan berarti passi" 2/ahasa 3a$a4 narimo7 dan bukanlah artinya karena kemelaratan atau kemiskinan, bukanI +etapi mengandung unsur kekuatan dan ketabahan hati, penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup dengan segala kesulitan. .aka di balik kesederhanaan itu terpancarlah ji$a besar, berani maju terus dalam menghadapi perjuangan hidup, dan pantang mundur dalam segala keadaan. /ahkan disinilah hidup tumbuhnya mentalEkarakter yang kuat yang menjadi syarat bagi suksesnya perjuangan dalam segala segi kehidupan. &ola hidup sederhana ini menjadikan suasana hidup di Gontor tergolong egaliter, tidak ada kemenonjolan materi yang ditunjukan oleh santri. Hal ini membuat santri yang kurang

85

mampu pun tidak minder dan santri yang kaya jadi tidak sombong. .aka hal inilah yang menjadi tujuan beliau dalam menanamkan panca ji$a terhadap para santrinya. <. 3i$a Kesanggupan .enolong #iri Sendiri atau /erdikari 2/erdiri #i atas Kaki Sendiri7 #idikan inilah yang merupakan senjata hidup yang ampuh. /erdikari bukan saja dalam arti bah$a santri selalu belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri tetapi juga pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan dan belas kasihan orang lain. #an dalam hal ini bukan berarti pondok menolak orang-orang yang hendak membantu pondok. /erdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. /erdikari tidak saja berarti bah$a santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok pesantren itu sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain. #alam hal berdikari, pondok mandiri dalam kurikulumnya, kurikulum dibuat sendiri, biaya mandiri, sampai kiai pun membuat rumahnya sendiri dan manajemen pun sendiri, manajemen pondok bukan atas dasar teori tetapi atas dasar pengalaman sendiri. =. 3i$a 9khu$ah #iniyah yang #emokratis 'ntara Santri Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan akrab, sehingga segala kesenangan dirasakan bersama dengan jalinan persaan keagamaan. 9khu$ah 2persaudaraan7 ini, bukan saja selama di dalam pondok pesantren itu sendiri, tetapi juga mempengaruhi kea rah

86

persatuan ummat dalam masyarakat sepulangnya dari pondok itu. 3i$a persaudaraan ini menjadi dasar interaksi antara santri, kiai dan guru, dalam system kehidupan pesantren, dari sinilah tumbuh kerelaan untuk saling berbagi dalam suka dan duka, hingga kesenagan dan kesedihan dirasakan bersama. Santri ditanamkan dalam kebersamaan dan tolong menolong, seperti mengurus organisasi, bermain bersama di klub-klub olah raga. 0. 3i$a /ebas /ebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depannya, dalam memilih jalan hidup di dalam masyarakat kelak bagi para santri, dengan berji$a besar dan optimis dalam menghadapi kehidupan. Kebebasan itu bahkan sampai kepada bebas dari pengaruh asingEkolonial . #i sinilah bentuk daripada ji$a bebas yang dimaksudkan di pesantren ini. Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali kita temui unsur-unsur negati" , yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas 2liberal7. Sehingga kehilangan arah dan tujuan atau prinsip. Sebaliknya ada pula yang terlalu bebas 2untuk tidak dipengaruhi7, berpegang teguh kepada tredisi yang dianggap paling baik sendiri yang telah pernah menguntungkan pada ,amannya, sehingga tidak hendak menoleh kea rah keadaan sekitarnya dengan perubahan ,amannya, dan tidak memperhitungkan masa depannya. 'khirnya tidak bebas lagi, karena mengikat diri kepada yang diketahui itu saja. .aka kebebasan ini harus dikembalikan kepada aslinya, yaitu di dalam garis-garis disiplin yang positi", dengan penuh tanggungja$ab, baik di dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat.

87

3i$a yang menguasai suasana kehidupan pondok pesantren itulah yang diba$a oleh santri sebagai bekal pokok dalam kehidupannya di dalam masyarakat. #an ji$a pondok pesantren inilah yang harus senantiasa dihidup-hidupkan, dipelihara dan dikembangkan sebaik-baiknya. &endidikan &. Gontor menekankan pada pembentukan pribadi .ukmin .uslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriterian atau si"at-si"at utama ini merupakan motto pendidikan di &. Gontor dan kesemua kriteria tersebut akan dicapai dan termasuk bahagian yang akan dituju dari pemberian pelajaran di pesantren.%( 'dapun motto dari &. Gontor tersebut antara lain4 a. /erbudi +inggi /erbudi tinggi merupakan landasan paling utama yang ditanamkan oleh pondok ini kepada seluruh santrinya dalam semua tingkatan, dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. ;ealisasi peneneman motto ini dilakukan melalui seluruh unsur pendidikan yang ada. b. /erbadan Sehat +ubuh yang sehat adalah sisi lain yang dianggap penting dalam pendidikan di pondok ini. #engan tubuh yang sehat para santri akan dapat melaksanakan tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. &emeliharaan kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan olah raga, dan bahkan ada olah raga rutin 2lari pagi 3umat dan Selasa7 yang $ajib diikuti oleh seluruh santri sesuai dengan jad$al yang telah ditetapkan. c. /erpengetahuan Luas

K. H. Imam Zarkasyi, &idato &ada ;esepsi Kesyukuran Setengah 'bad dan &eresmian .asjid 3ami! &ondok .odern Gontor, tanggal < .aret %(8>.

19

88

&ara santri di pondok dididik melalui proses yang telah dirancang secara sistematis untuk dapat memperluas $a$asan dan pengetahuan mereka. Santri tidak hanya diajari yang dapat digunakan untuk membuka gudang pengetahuan. K. H. Imam Zarkasyi juga sering berpesan bah$a pengetahuan itu luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh terlepas dari berbudi tinggi, sehingga seseorang itu tahu untuk apa ia belajar serta tahu prinsip untuk apa ia menambah ilmu. d. /erpikiran /ebas /erpikiran bebas tidaklah berarti bebas sebebas-bebasnya 2liberal7. Kebebasan di sini tidak boleh menghilangkan prinsip, teristeme$a prinsip sebagai .uslim .ukmin. 3ustru kebebasan di sini merupakan lambang kematangan dan kede$asaan dari hasil pendidikan yang telah diterangi petunjuk Ilahi 2hidayatullah7. .otto ini ditanamkan sesudah santri memiliki budi tinggi atau budi luhur dan sesudah ia berpengetahuan luas.)6 &ada intinya modernisasi tujuan dari pada kurikulum yang diterapkan oleh K. H. Imam Zarkasyi inilah yang membedakan tujuan kurikulum pesantren menurut beliau dengan kurikulum pesantren lainnya. /eliau lebih menekankan kurikulum pesantrennya dengan mementingkan pendidikan kemasyarakatan, kesederhanaan, tidak berpartai dan pokok dari tujuannya adalah mencari ilmu itu adalah ibadah kepada 'llah SA+. Semua kurikulum yang diterapkan oleh beliau tidak boleh terlepas dari pencapaian tujuan yang sesuai dengan panca ji$a pesantren dan motto pondok pesantren. 3adi tujuan kurikulum beliau ini sangat berbeda jauh dari tujuan kurikulum pesantren lainnya. #alam kasempatan acara khutbah al)iftitah atau pekan perkenalan yang dilaksanakan pada pembukaan ajaran baru di &. Gontor, beliau selalu mengingatkan akan tujuan dari belajar di
20

.ardiyah, Kepemimpinan Kiai, h. %<*.

89

pesantern tersebut, jadi setiap ada sis$a baru beliau selalu berpesan agar semua santri yang belajar di &. Gontor mempunyai tujuan yang sama dan prinsip yang sama. &emikiran beliau dalam memodernisasikan kurikulum Gontor menjadi suatu gagasan yang sangat memajukan pesantren pada masa itu, karena untuk ,aman beliau tahun %(<*, ide yang ?modern@ dalam kurikulum sebuah pesantren ini sangat e"ekti" dalam memajukan pendidikan agama Islam pada saat itu. #an tujuan beliau dalam memodernkan kurikulum pesantren ini a$alnya memang susah di terapkan, akan tetapi dengan berjalannya $aktu kurikulum ini terbiasa dilaksanakan di pesantren tersebut. Gagasan independen K. H. Imam Zarkasyi tentang tujuan dari pada modernisasi kurikulum pesantren pada saat itu direlisasikannya di &. Gontor agar senantiasa tercapainya segala tujuan yang di inginkannya demi mencapai li I"lai kalimatillah dan tafa((uh fi ad)din# B. Modernisasi Bidang Ma"eri Kuriku u! Menuru" I!a! Zarkas$i &ada a$alnya kurikulum yang diterapkan di K.I adalah kurikulum -ormal Islam yang didirikan oleh .ahmud 1unus, akan tetapi tidak memindahkan begitu saja ide dan konsep kurikulum -ormal Islam. &engaruh gurunya K. H. Imam Zarkasyi, 'l-Hasyimi ikut berperan pula dalam mendorong timbulnya ide-ide pembaruan pendidikan. Kurikulum didesain secara seimbang antara materi-materi yang terdapat dalam pesantren dan madrasah. %. Intra Kurikuler 'dapun komposisi pelajaran di K.I terdiri dari pengetahuan agama, pengetahuan /ahasa 'rab, dan pengetahuan umum tingkat lanjutan, namun setingkat tidak berarti sama, susunan program tersebut adalah sebagai berikut4 a. al)2lum al)Islamiyah 2selain kelas I, seluruhnya disampaikan menggunakan /ahasa 'rab7, &l(uran, Ta!$id, Tar!amah, -adis, Mustalahu al)-adis, ,i(ih, 2sul al)

90

,i(ih, ,ara"id, Tauhid, al)0in al)Islami, al)&dyan, dan Tarikh al)islami. b. &l)2lum al)&rabiyah 2seluruhnya disampaikan dalam bahasa 'rab7, al)Imla", Tamrin al)3ughah, al)Insya", al) Muthalaah, al)4ah$u, al)5harfu, al)Balaghah, Tarikh al) &dab al)3ughah, al)Mahfud*at, al)Khat# c. &l)2lum al)&mmah yang terbagi ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut4 %7 KeguruanD at)Tarbiyah $a al)Ta"lim 2dengan bahasa 'rab7 dan &sikologi &endidikan, asa diktatik metodik 2/ahasa Indonesia7. )7 /ahasa Inggris 2dalam bahasa Inggris7D Reading ang 6onversation, Grammar, 6omposition, dan di+tation# <7 Ilmu pasti, /erhitung, .atematika, Ilmu &engetahuan 'lam, Hisika, dan /iologi. =7 Ilmu &engetahuan SosialD Sejarah -asional dan #unia, Geogra"i, Sosiologi, dan &sikologi 9mum. 07 KeindonesiaanEke$aganegaraan4 /ahasa Indonesia dan +ata -egara. Susunan program sebagaimana di atas merupakan program yang bersi"at intrakurikuler yang ditangani oleh lembaga Kuliiyatul Mu"allimin al)Islamiyah# .erekalah yang bertugas memantau kegiatan pembelajaran tersebut dilaksanakan. ). Kegiatan K.I Kegiatan yang dikelola oleh K.I terdiri atas kegiatan harian, migguan, tengah tahunan dan tahunan. %7 Kegiatan harian yang meliputi4 kegiatan belajar mengajar, super:isisi proses mengajar, pengecekan belajar, belajar harian dan malam. )7 Kegiatan mingguan meliputi4 pertemuan guru K.I setiap hari Kamis 2Kemisan7, dan e:aluasi.

91

<7 Kegiatan tengah tahunan seperti ujian tengah semester I dan II dan ujian semester I dan II. =7 Kegiatan tahunan meliputi kegiatan sebagai berikut4 ,athu al)kutub, yaitu latihan membaca kitab-kitab berbahasa 'rab untuk kelas B 2kitab-kitab klasik7 dan kelas kelas BI 2kitab klasik dan kontemporer7. Santri diberi tugas untuk membahas persoalanpersoalan tertentu dalam akidah, "iCih, hadis, ta"sir, tasa$u", dan lainnya. .ereka membuat laporan dan menyerahkan kepada guru pembimbing untuk die:aluasi. ,athu al)Mu"!am, yaitu latihan dan ujian membuka kamus berbahasa 'rab untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan berbahasa 'rab santri, terutama dalam mencari akar dan makna kosakata. Manasik al)-a!, latihan ibadah haji bagi sis$a, berlokasi di lingkungan kampus, di ba$ah bimbingan guru ahli. &t)Tarbiyah al)7&maliyah, yaitu praktik mengajar untuk kelas BI. #ilaksanakan menjelang akhir masa studinya. Seorang santri melaksanakan praktik sementara ka$an-ka$annya yang satu kelompok dengannya mengamati dan selanjutnya memberikan e:aluasi 2na(d7 dengan bimbingan guru senior. &r)Rihlah al)7amaliyah 8e+onomi+ study tour/, kunjungan ke dunia usaha dan ke$iras$astaan, untuk <.
21

menanamkan

ji$a

kemandirian

dan

ke$iras$astaan kepada para santri.)% &engajaran /ahasa dan Kitab Klasik


.ardiyah, Kepemimpinan Kiai, h. %8*.

92

Sedangkan tiga bahasaD bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa 'rab diajarkan sebagai bahasa komunikasi dan bahasa pembelajaran. /elajar bahasa menurut pondok pesantren, dimulai dengan bahasa dasar 2basi+ language7 yang masak, kuat, dan harus dikuasai dengan sebaik-baiknya. #apat menggunakan tiap kata dalam segala tempat dengan betul dan lancer, tidak dengan diingatingat sebelumnya, sehingga dapat dikatakan malakah# #engan demikian, metode yang dipakai untuk belajar bahasa 2'rab dan Inggris7 ialah metode akti", modern 2metode lisan dulu7, seperti metode /erlit,. #alam mengajarkan bahasa harus diusahakan agar murid dapat berbicara 2!a"lu talamidh yatakallum/, dan dapat meletakkan katakata dalam kalimat ber:ariasiD ?al)kalimah al)$ahidah fi alfi !umlah khairun min alfi kalimah fi !umlatin $ahidah# #alam artian, mengetahui satu kata dan mampu meletakkannya dalam seribu kalimat sempurna, lebih baik daripada mengetahui seribu kata, tetapi hanya dapat meletakkan masing-masing dalam satu kalimat sempurna. Sehingga dasar belajar bahasa bukan terletak pada perbendaharaan kata, tetapi pada ketangkasan pemakaian kalimat. .enurut K. H. Imam Zarkasyi memahami bah$a, belajar bahasa seperti ini justru memudahkan santri belajar bahasa, lain halnya dengan kenyataan yang terjadi di pesantren-pesantren lainnya. &ada umumnya belajar bahasa di pesantren-pesantren lainnya lebih mementingkan dahulu belajar nah$u, sebelum orang mengerti bahasa 'rab. .aka strategi yang beliau gagaskan dalam belajar bahasa adalah 2!a"lu talamidh yatakallum/#99 #i antara tujuan pembelajaran bahasa 2'rab7 di pesantren ini adalah agar santri dapat memahami kitab 2klasik dan kontemporer7 secara mandiri. .enurut beliau pondok tidak memberikan ?nasi@
22

+im &enulis /iogra"i, K# -# Imam .arkasyi, h. 0<.

93

yang masak untuk dimakan kemudian habis, tetapi memberikan ?benih@ padi yang selanjutnya dapat tumbuh dan dapat dibuat nasi sendiri dengan tidak habis-habisnya. Ia memberikan ?kunci@ untuk membuka sendiri pembendaharaan ilmu yang terkandung dalam buku yang tiada habis-habisnya. 'tau dengan ungkapan "alsa"ah ? pondok hanya memberi kail, tidak memberi ikan#9: #engan demikian, sebenarnya kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren sala" oleh K. H. Imam Zarkasyi pun tetap diajarkan. 'kan tetapi, pengajarannya tidak dengan metode tradisional 2penerjemahan nah$iyah7. 'kan tetapi ia membekali para santri dengan seperangkat ilmu dasar keislaman dan bahasa, barulah pada kelas akhir mereka diajak membedah kitab-kitab klasik tersebut 2fathul kutub7 di ba$ah bimbingan dan penga$asan kiai dibantu santri-santri senior. /agi K. H. Imam Zarkasyi, pesantren tidak bisa diukur hanya dengan materi kitab kuning, kitab-kitab klasik lain, atau sistem pengajarannya. /aginya, hal terpenting dari pesantren adalah aspek pendidikan, sedang kitab itu hanyalah merupakan bagian dari pendidikan saja.)= #engan begitu, kegiatan-kegiatan di luar kelas dan kehidupan keseharian santri perlu diatur agar mengandung unsur pendidikan. #emikianlah materi-materi yang disajikan oleh pesantren menurut beliau ini yang membedakan pesantren dengan gagasan beliau terhadap pesantren lainnya. .odern dalam hal ini karena dalam hal ini karena bahasa yang digunakan dalam pengantar pelajaran di pesantren menggunakan bahasa 'rab dan bahasa Inggris. 3adi membuat santri nyaman dalam menggunakan bahasa dan mudah dalam mempelajari semua mata pelajaran yang berbahasa asing.
K. H. Imam Zarkasyi, 0iktat, h. )8. K. H. 'bdullah Syukri Zarkasyi, Mana!emen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor 2&onorogo4 #arussalam Gontor, %(>87, h. 8).
24 23

94

K. H. Imam Zarkasyi memperbaharui konsep pendidikannya dengan menerapkan %66J umum dan %66J agama, dalam hal ini $alaupun dengan basic pesantren akan tetapi pelajaran-pelajaran umum pun di pelajari di sini. Inilah letak pembaharuan beliau dari segi materi yang disajikan. #an mata pelajaran yang paling ditekankan di pesantren ini oleh beliau adalah pelajaran bahasa 'rab dan bahasa Inggris dan ini sudah menjadi karakteristik lembaga pendidikan yang beliau asuh. /ahasa 'rab dan Inggris yang menjadi bahasa pengantar dalam menyampaikan materi yang diajarkan oleh guru ini menjadi alat yang sangat baik dalam memajukan pendidikan untuk masa sekarang, karena untuk menguasasi berbagai ilmu pengetahuan kita sangat membutuhkan alat yaitu dengan menguasai bahasa yang banyak. Khusus bahasa 'rab ini ditempuh dengan metode langsung 2dire+t method7 yang diarahkan kepada penguasaan bahasa secara akti" dengan cara memperbanyak latihan 2drill7, baik lisan maupun tulisan. #engan demikian, tekanan lebih banyak diarahkan pada pembinaan kemampuan anak untuk men"ungsikan kalimat secara sempurna, dan bukan pada alat atau gramatika tanpa mampu berbahasa.)0 #alam pelajaran bahasa ini, K. H. Imam Zarkasyi menerapkan semboyan bah$a setiap santri harus mampu menerapkan kemampuan berbahasanya dengan berbicara dengan menggunakan kosa kata yang sudah ia miliki.untuk mendukung tercapainya moralitas dan kepribadian dalam diri santri-santrinya, maka diberikanah pendidikan kemasyarakatan, sesuai dengan tujuan ekonomi kurikulum ini Gontor yaitu agar membelajarkan mereka kelak santrinya nanti bisa bermasyarakat dan bersosial. &embelajaran masyarakat, sosial dan diterapkan melangsungkan kehidupan sosial ekonominya.

25

-ata, Pemikiran Para Tokoh#,h. )68.

95

Fleh

karena

pentingnya

pembelajaran

nilai-nilai

kemasyarakatan kepada para sis$a diberikan latihan praktis dalam mengamati dan melakukan sesuatu yang ia perkirakan akan dihadapinya dalam hidupnya kelak di masyarakat. Segala sesuatu diorganisasi sedemikian rupa untuk memberikan gambaran realistik kepada sis$a tentang kehidupan dalam masyarakat. &ara sis$a pribadi, dilatih untuk mengembangkan pengorbanan yang cinta kasih yang demi mendahulukan kesejahteraan bersama daripada kesejahteraan kesadaran diabdikan kesejahteraan masyarakat, khususnya umat Islam.)* Sejalan dengan itu, maka di &ondok .odern Gontor diajarkan pelajaran ekstra seperti etiket atau tatakrama yang berupa kesopanan lahir dan batin. Kesopanan batin tersebut menyangkut akhlak dan ji$a, sedangkan kesopanan lahir termasuk gerak-gerik, tingkah laku, bahkan pakaian. Khusus untuk menopang kelangsungan hidup para santri dalam bidang ekonomi, diberikan pula pelajaran ketrampilan seperti menyablon, mengetik, kerajinan tangan 2dekorasi, letter, janur7 dan sebagainya.)8 K. H. Imam Zarkasyi dalam memberikan materi ajar kepada para santri dengan menggunakan /ahasa 'rab dan Inggris sebagai bahasa pengantarnya. #alam hal ini sesuai dengan karya beliau dalam menulis buku sebagai materi pelajaran bagi santri yaitu durus al)lughah jilid I dan II, disertai dengan buku Tamrinat dan kamus untuk mempelajari buku tersebut. /eliau sangat memperhatikan hal-hal kecil untuk bisa memberikan kejelasan tentang materi yang disajikan agar tujuan dari pada materi kurikulum tersebut dapat tercapai. #emikianlah pembaharuan yang dilakukan oleh K. H. Imam Zarkasyi terhadap materi-materi yang harus dipelajari oleh santri.
26 27

.an"red Ziemek, Pesantren 0alam Perubahan 5osial 23akarta4 &<., %(>*7, h. %0(. '. .ukti 'li, Ta"lim al)Muta"allim 6ermin Imam .arkasyi 2Gontor4+rimurti, %((%7, h.

0<.

96

.ateri yang banyak dan tidak hanya di dapatkan di ruang belajar ini yang menjadikan kurikulum beliau beda dengan kurikulum pesantren lainnya. Segala sesuatu yang harus diberikan kepada santri sudah dipersiapkan sebagus mungkin, agar kelak para santri keluar dari pesantren sudah siap menghadapi masyarakat dan tidak kaget dengan perkembangan ,aman. &ada kesempatan terakhir bagi santri kelas BI diberikan materi yang berhubungan dengan ke$irausahaan, agar kelak mereka bisa melangsungkan perekonomian hidup. 3adi segala sesuatu sudah dipersiapkan oleh pesantren, tinggal santri yang harus mengolah bakat dan minat mereka, karena kuncinya sudah mereka dapatkan dalam materi-materi pelajaran mereka ketika di pesantren. Sejalan dengan panca 3i$a &ondok .odern yang mana telah saya uraikan terlebih dahulu, bah$a setiap para santri ditanamkan ji$a agar berdikari dan bebas. Sikap ini tidak saja berarti bah$a santri belajar dan berlatih mengurus kepentingannya sendiri serta bebas melangsungnya hidupnya di masyarakat, tetapi juga bah$a pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga harus tetap independen dan tidak terganrung pada pihak lain. &rinsip kemandirian tersebut bertolak dari upaya menghindari dari kenyataan dimana kebanyakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan pada $aktu itu didasarkan pada kepentingan golongan dan politik tertentu. Gagasan independent K. H. Imam Zarkasyi itu direalisasikan dengan menciptakan &ondok .odern Gontor benar-benar steril dari kepentingan poitik dan golongan apa pun. Hal ini diperkuat dengan semboyan Gontor di atas dan untuk semua golongan# Selanjutnya untuk me$ujudkan kebebasan dan kemandirian tersebut, di Gontor para santri diberi kebebasan memilih pilihanpilihan mata pelajaran yang ada. #alam pelajaran hukum Islam misalnya, kitab yang diajarkan adalah Bidayatu al)Mu!tahid karya

97

ulama /esar Ibn ;usdi dengan menggunakan pendekatan komparati" 2perbandingan ma,hab7. Hal ini merupakan satu cermin, di mana paham keagamaan para santri berada di atas semua golongan ma,hab 'hlusunnah Aaljama!ah. #engan demikian, semua ma,hab diajarkan kepada para santri, tinggal terserah mereka mau memilih ma,hab mana yang lebih cocok. #emikian pula dalam hal bacaan Cunut yang sering diperdebatkan misalnya, para santri bebas apakah akan membaca Cunut atau tidak.)> #engan demikian, kesimpulan dari pada pembaharuan K. H. Imam Zarkasyi dalam memberikan materi kepada para santri tersebut tidak berpatokan kepada salah satu ma,hab saja, akan tetapi semua diajarkan agar semua santri mengetahui seluruh ma,hab yang ada dalam agama Islam. Saya ambil contoh dari materi yang beliau sajikan, seperti materi "iCih, beliau mulai dari fi(hu al) $adhih yang mana penyajiannya mulai dari penyelesaian materi-materi yang termudah dahulu baru berakhir dengan kitab Bidayatu al)Mu!tahid yang penuh dengan perbandinganperbandingan. #isinilah letak pembaharuan beliau yaitu, pemberian rentetan materi dimulai dari yang mudah-mudah dahulu seiring dengan perjalanan $aktu, para santri akhir baru mulai membahas kajian yang lebih sulit dibanding santri junior. Ini bisa terlihat dari materimateri yang beliau berikan kepada para santri seperti fi(hu al) $adhih, 4ah$u al)'adhih, dan lain sebagainya. K. H. Imam Zarkasyi juga sangat memperhatikan kesesuain materi ajar yang digunakan oleh beliau. /eliau juga mengarang buku-buku yang akan digunakan oleh para santri agar bisa menggunakan metode modern yang beliau gagaskan dalam penyampaian materi ajar. Salah satunya dengan mengarang buku
28

-ata, Pemikiran Para Tokoh, h. %8.

98

0urus al)3ughah kemudian mengarang buku latihan-latihan 2tamrinat7 untuk mempelajari buku tersebut, dan panduan untuk guru yang mengajarkannya beliau juga mengarang kamus untuk memahami kata-kata sulit 2mufradat7 yang terdapat dalam buku tersebut. #alam buku latihan 2tamrinat7 tersebut beliau sangat memperhatikan urutan materinya, mulai dari latihan yang masih mudah dipahami oleh santri sampai ke pada materi yang lebih rumit. 'kan tetapi buku latihan-latihan ini beliau khususkan untuk panduan guru dalam membelajarkan pelajaran bahasa 'rab.)( &ada proses pemberian materi ajar oleh guru kepada santri, beliau menekankan lebih dahulu menjelaskan materi-materi yang mudah dipahami oleh santri. Salah satunya dengan menerangkan kata-kata sulit 2mufradat7 harus menerangkan artinya dalam bahasa 'rab yang sangat mudah dipahami sis$a, misalnya sesuai dengan lingkungan dan pemahaman mufradat yang sangat mudah dan sesuai dengan sekeliling mereka. K. H. Imam Zarkasyi juga menyajikan materi tentang pendidikan 2Tarbiyah $a at)Ta"lim7 baik jilid I, II, III dan khusus kelas B dan BI. .ateri Tarbiyah $a at)Ta"lim ini diperuntukkan untuk santri karena materi ini sangat memperhatikan masalahmasalah pendidikan Islam secara khusus.<6 #alam buku ini juga diberikan materi pendidikan mulai dari pengertian pendidikan, guru, murid sampai kepada metode-metode mengajar yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. #alam memberikan pelajaran -ah$u 2/ahasa 'rab7, K. H. Imam Zarkasyi menggunakan buku 4ah$u 'adih karangan 'li 'ljarim dan .usto"a 'min. Karena menurut beliau buku ini sangat
K. H. Imam Zarkasyi dan Imam Syubani, Tamrinat fi al)3ughah al)&rabiyah 2&onorogo4 +rimurti, t.t7, h. ). 30 K. H. Imam Zarkasyi dalam .ahmud 1unus dan .uhammad Kasih, at) Tarbiyah $a at)Ta"lim 2&onorogo4 #arussalam, t.t7, h. ).
29

99

memudahkan santri dalam mempelajari -ah$u, karena buku ini menggunakan metode yang modern dan sesuai dengan konsep beliau yaitu menggunakan metode mengajar bahasa yang modern yaitu, mulai dari contoh, kaidah dan disertai dengan latihan-latihan yang banyak. #alam mukaddimahnya 'li 'ljarim dan .usto"a 'min menjelaskan bah$a materi yang ada dalam 4ah$u al)'adih sudah sesuai dengan metode yang modern dan sesuai dengan ketentuan kementerian pendidikan secara umum untuk pemula belajar -ah$u, karena materi dan metodenya disajikan dengan sangat jelas.<% /uku 4ah$u al)'adih yang digunakan oleh beliau sebagai buku pelajaran untuk -ah$u ini yang justru sangat berbeda dengan pesantren sala"i lainnya, karena menurut beliau materi dan metode ajar yang sudah beliau terapkan dengan metode langsung dan latihan yang banyak sangat sesuai dengan menggunakan buku ini sebagai bahan ajar untuk santrinya. Karena buku ini menyajikan materi disertai dengan latihan-latihan melalui metode istinbat yaitu menyimpulkan kaidah berdasarkan contoh-contoh dan ini sangat sesuai dengan metode ajar yang beliau terapkan dalam memodernkan pembelajaran di &. Gontor. &emberian latihan-latihan dalam buku ini juga sesuai dengan pemberian Muhadasah bagi santri pada pagi hari. Ini semua dimaksudkan agar perbendaharaan kosa kata para santri banyak dan ini justru sangat memudahkan santri dalam mendalami dan memahami pelajaran-pelajaran yang di pelajari di &. Gontor. #alam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini /ahasa 'rab justru sangat membutuhkan re"erensi yang banyak, karena ini merupakan bahasa kedua bagi para santri. /eliau juga menulis buku yang berjudul &mtsilatu al);umal yang memuat materi-materi
31

'li 'l-3arim dan .usto"a 'min, 4ah$u al)'adih 2.esir4 #ar 'l-.a!ari", t.t7, h. <.

100

kelanjutan dari pelajaran bahasa 'rab antara lain 0urus al)3ughah al)arabiyah, 4ah$u, 5orf, dan lain sebagainya. /uku ini beliau tulis sebagai kitab pembantu untuk pembelajaran bahasa 'rab dan membantu untuk memahami kaidah-kaidahnya dengan mudah dan cepat.<) 'kan tetapi buku ini diperuntukan beliau untuk santri yang sudah mengerti kaidah bahasa 'rab atau dalam sekolah umum di Indonesia yaitu tingkatan +sana$iyah. /eliau sangat memperhatikan tingkatan-tingkatan kemampuan santri dalam memperoleh materi ajar. #alam hal ini buku yang beliau tulis sendiri untuk materi ajar di &. Gontor disesuaikan dengan tingkatan atau kemampuan berbahasa santri, karena semakin lama santri belajar bahasa 'rab maka akan semakin banyak perbendaharaan mufradatnya# .aka buku ini disajikan bagi mereka yang sudah ada pemahaman kaidah a$al bahasa 'rab, karena di dalam buku ini banyak bentuk-bentuk I"rab diberikan agar pemahaman santri bisa bertambah luas tentang bahasa 'rab. #alam hal pemberian materi oleh K. H. Imam Zarkasyi kepada para santri, beliau lebih menekankan pemberian materi ajar yang sudah beliau susun sendiri 2hasil sendiri7 karena dengan menggunakan buku sendiri lebih memudahkan beliau untuk memasukkan pelajaran-pelajaran yang beliau inginkan demi ketercapaian tujuan yang akan dicapai. Ini terlihat dari banyaknya karya-karya yang beliau hasilkan berupa buku ajar yang digunakan oeh santri di &. Gontor. #i sinilah letak modernisasi kurikulum pesantren beliau dari segi materi, karena pada ,aman beliau menulis karya-karya nya sebagai mata ajar untuk santrinya, pada saat itu pesantren-pesantren lain masih sibuk dengan mengkaji kitab kuning. /eliau menyusun karya-karyanya agar kelak materi
K. H. Imam Zarkasyi dan Imam Syubani, &mtsilatul al);umal 'a I"rabiha 2&onorogo4 +rimurti, t.t7, h. %.
32

101

yang diberikan kepada santri tidak keluar dari kurikulum yang beliau susun. .ateri ajar yang beliau berikan kepada santri hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai salah satunya dengan menggunakan bahasa pengantar 2'rab dan Inggris7 yang sudah di$ajibkan beliau penerapannya. 'dapun syarat-syarat materi ajar tersebut antara lain4 %7 .ateri ajar harus sesuai dengan ,aman. )7 .ateri harus sesuai dengan kepentingannya. <7 .ateri harus sesuai dengan tingkatan kemampuan santri dan umurnya. =7 .ateri yang dipilih seharusnya sesuai dengan kepentingan pengetahuan para santri. 07 .ateri ajar seharusnya tersusun rapi dan sesuai dengan tingkatan dan jenisnya.<< &embaharuan materi kurikulum oleh K. H. Imam Zarkasyi memang sangat jelas terlihat dari materi-materi yang beliau berikan sudah tersusun rapi sesuai dengan jenis pelajaran dan tingkatan kemampuan santri dan jenjang pendidikan mereka. Sedang metode yang digunakan dalam penyempain materi menggunakan materi yang sudah modern dan terlihat materi dalam pembelajarannya di lembaga menyeimbangkan pelajaran-pelajaran umum dan agama. Selain memperbaharui kurikulum pendidikan yang beliau pimpin, beliau juga memasukkan kedisipinan dalam segala hal pada sstem pengajaran di Gontor. /eliau sangat tegas dan menganjurkan kepada para santri untuk mengikuti disiplin-disiplin yang ada di lembaga beliau demi ketercapaian tujuan yang diinginkan.

.ahmud 1unus dan .uhammad Kasih, at) Tarbiyah $a at)Ta"lim ju, I 5 2&onorogo4 #arussalam, t.t7, h. %%.

33

102

Segala sesuatu di dalam &. Gontor oleh K. H. Imam Zarkasyi mengandung didikan dan latihan disiplin, untuk terjun ke dalam masyarakat kelak. 'khirnya semua itu dilakukannya untuk kebaikan dan kemajuan bersama dan beliau selalu mengingatkan untuk berpandai-pandailah dalam memba$a diri, mengatur diri dan menguasai diri serta disiplin.<= #i a$al sudah penulis sampaikan bah$a materi kurikulum di lembaga pendidikan yang dipimpin oleh K. H. Imam Zarkasyi sangat menekankan pada bahasa pengantarnya, yaitu bahasa 'rab dan bahasa Inggrisnya. .enurut beliau untuk beberapa kepentingan pendidikan dan kemajuan pelajaran, syarat paling minimum adalah dengan meninggalkan bahasa daerah sama sekali, karena dengan ini para santri baru bisa menggunakan bahasa asing yang dipelajari oleh mereka. +iap-tiap bahasa ada bahasa dasar, yakni bahasa yang amat sederhana yang terpakai dalam segala percakapan, khususnya percakapan sehari-hari 2daily +onversation7. 3adi bahasa dasar ini ter$ujud dari 4 a. Kata-kata yang selalu terpakai sehari-hari. b. Susunan-susunan yang mudah dan la,im terpakai.<0 /ahasa dasar ini harus masak dan kuat, dan harus dikuasai dengan sebaik-baiknya. #apat mempergunakan tiap-tiap kata dalam segala tempat dengan betul. Harus dapat lancar, tidak dengan diingat-ingat sebelumnya sehingga dapat dikatakan malakah. 'pabila bahasa dasar ini telah telah masak, akan mudah dan kuat sekali untuk ditinggikan dan diluaskan jalannya. 9ntuk memasakkan bahasa dasar ini, tidak ada jalan yang lebih baik dan termodern selain dari cara diperaktekkan, dipakai sebanyak-banyaknya sepanjang hari, di mana dan kapan saja.
34 35

K. H. Imam Zarkasyi, 0iktat, h. =). Ibid, h. ==.

103

.enurut K. H. Imam Zarkasyi, bahasa dasar ini tidak banyak, dalam bahasa Inggris hanya 066 perkataan, tetapi memasakkan 066 ini harus memakai cara yang terbaik dan tidak akan dapat dengan cara mengha"al saja. #an untuk memperaktekkan bahasa itu menurut beliau sangatlah mudah. ;ahasianya yang terpenting adalah harus berani membuang rasa segan atau malu dan tidak kha$atir akan salah# /erikut ini adalah cara berbahasa yang menurut K. H. Imam Zarkasyi merupakan cara yang modern dalam mendalami bahasa asing dan kita yang mau cakap berbahasa harus mengingat hal-hal berikut4 i. ii. iii. 3ika tidak berani berkorban dengan membuang maluEsegan pada permulaan, selama-lamanya tidak akan dapat. +idak ada orang yang berbicara dengan tidak bersalah. Frang Indonesia yang ke .akkah, yang bergerombolgerombol dengan tidak memakai disiplin berbahasa, meskipun %6 tahun atau lebih, setelah pulang, tetapi tidak tahu bahasa arab, atau tahu sedikit tetapi bahsa pasaran 2amiyah atau su(iyah7. i:. Frang-orang Indonesia yang pergi belajar ke negeri arab, di sana diantara mereka itu ada yang senang bergaul dengan teman sekampung saja, dan berbicara dengan bahasanya, bahasa kampungnya dan kurang berani bergaul dengan orang sana, tidak ada disipin akhirnya setelah pulang, tetap tidak cakap berbahasa arab sebagaimana yang kita harapkan. :. Sebaliknya, anak-anak yang belajar di lembaga pendidikan beliau dengan keberanian dan disipin yang kuat, dalam beberap bulan, syukur beberapa tahun dapat lancar berbicara, sehingga mendapati simpati dari masyarakat, kemudian dapat menulis dan membaca kitab dalam bahasa 'rab.

104

:i.

Sampai banyak orang yang menanyakan dan ingin mencari jalan, apa "aktornya dan bagaimana cara melancarkan bahasa-bahasa asing di lembaga beliau. #emikianlah bukti-bukti dari kemanjuran tata cara lembaga

pendidikan yang beliau pimpin dalam memajukan bahasa asing, dan memang itulah cara termodern di dunia ini dalam mendalami bahasa asing pada saat itu menurut beliau. 3adi intinya cara yang paling manjur dalam cakap berbahasa adalah dengan langsung memperaktekkannya dan tidak malu atau takut untuk salah ketika mencobanya. Inilah cara yang beliau praktekkkan kepada santrinya demi kemajuan berbahas, barang siapa yang bisa menguasai bahsa maka akan mudakh memahami materi-materi pelajaran yang mereka hadapi dalam proses belajar mengajar. 'kan tetapi, hal berbahasa yang beliau tekankan itu adalah untuk kelas yang lebih tinggi. &elajar-pelajar kelas tertinggi jangan mengira disiplin sudah tidak perlu. /ahkan di kelas yang tertinggi, disiplin harus lebih kuat, dan bahasanya harus lebih lebih luas dan susunan kata-katanya, harus lebih tinggi dan memiliki banyak katakata 2mufradat7 dan dapat memakainya serta harus memiliki banyak macam-macam susunan. K. H. Imam Zarkasyi selalu memberikan peringatan akan pentingnya disiplin berbahasa itu. Karena untuk bisa memahami materi-materi ajar di lembaga pendidikan yang beliau pimpin haruslah pandai dan cakap berbahasa asing, karena materi-materi ajar di sana banyak yang menggunakan bahasa 'rab dan bahasa Inggris. 'kan tetapi untuk memulai akti" berbahasa asing sebagai bahasa pengantarnya adalah kelas II, karena pada kelas I merupakan a$al bagi para santri untuk menggunakan bahasa asing dalam sehari-hari, jadi mereka belum bisa mendalami semua materi ajar yang menggunakan bahasa asing. .ereka masing

105

diberikan kesempatan dan kelak mereka akan bisa memahami pelajaran-pelajaran berbahasa asing dengan memperbanyak perbendaharaan kosa katanya. #emikianlah cara termodern yang beliau gagaskan, agar para santrinya pintar dan cakap dalam segala hal. .ateri ajar beliau sajikan dengan berbahasa asing dan bahasa pengantar dengan bahasa asing dan santri di ajarkan untuk selalu memperaktekkan berapa saja mereka mendapat kosa kata agar tidak lupa dan pandai menyusun kata-kata tersebut menjadi kalimat. &esan yang selalu beliau ingatkan kepada santrinya adalah agar tidak takut salah dalam berbahasa dan selalu memperaktekkannya dengan teman dan kakak kelas mereka, mereka tidak boleh malu dan takut untuk berbicara. 'kan tetapi merasa beruntung itu baik, tetapi merasa telah pandai berarti ?!ahil murakkab, yakni suatu kesesatan. 'dapun kegiatan bahasa yang bisa mendukung kegiatan dan perkembangan bahasa santri dapat disimpulkan sebagai berikut4 %. Tasy!i"u al)lughah. <n+ouragment yaitu peningkatan keberanian dan kemampuan anak untuk berbahasa resmi 2bahasa 'rab dan bahasa Inggris7 dengan cara pengajaran kedua bahasa tersebut oleh guru-guru senior di kelas secara serempak, dan dengan mengadakan praktek langsung bercakap-cakap di alam terbuka dengan obyek sekelilingnya. ). Insya" yaumi 2mengarang harian dalam dua bahasa7. Hal ini di terapkan di kelas II sEd kelas B-BI untuk bahasa Inggris, dengan obyek penulisan apa yang mereka dapatkan tiap hari dari pendengaran, penglihatan, perasaan dan pengalaman di dalam keseharian mereka.

106

<. .inggu bahasa 'rab dan minggu bahasa Inggris.<* Kegiatan ini adaah pembagian $aktu dengan penggunaan bahasa secara bergiliranEbergantian tiap minggu. .isalnya sekarang minggu /ahasa 'rab, maka semua in"ormasi ataupun bahasa komunikasi di tekankan dengan bahasa 'rab. /egitu juga dengan $aktu minggu berbahasa Inggris. Sedangkan untuk sis$a baru sebagai angkah a$alnya, mereka diharuskan untuk meninggalkan bahasa daerah masing-masing dan di$ajibkan untuk berbahasa -asional. Kemudian ditanamkan rasa berani untuk berbicara dan bercakap-cakap dalam kedua bahasa tersebut dengan modal pelajaran di kelas dan bimbingan para santri senior penggerak bahasa di asrama mereka masing-masing. #emikianlah usaha-usaha yang dilakukan demi kelancaran proses pembelajaran, semua aspek yang mendukungnya juga harus dilaksanakan seperti disiplin berbahasa baik dalam kegiatan seharihari maupun kegiatan di dalam kelas. %. Modernisasi Bidang Me"ode Kuriku u! Menuru" I!a! Zarkas$i #i antara pembaruan metode dan sistem pendidikan yang diterapkan oleh K. H. Imam Zarkasyi adalah menganut sistem pendidikan klasikal yang terpimpin secara terorganisir dalam bentuk penjenjangan kelas dalam jangka $aktu yang ditetapkan. Hal ini ditempuh oleh beliau dalam rangka menerpkan e"esiensi dalam pengajaran, dengan harapan bah$a dengan biaya dan $aktu yang relati" sedikit dapat menghasilkan produk yang besar dan bermutu.<8 Keinginan untuk memperbaiki prosedur-prosedur pengajaran agar menjadi lebih e"ekti", tidak dapat tidak menghendaki adanya sejumlah perombakan terhadap sistem pengajaran yang selama ini dianut oleh pesantren tradisional.
36

A';#9-, 'arta 0unia Pondok Modern Gontor %=%6E%((6.

'li Sai"ullah, 0arussalam, Pondok Modern Gontor, Pesntren dan Pembaharuan, cet. % 23akarta4 L&<LS7, h. %=%.

37

107

&endidikan di Gontor adalah pendidikan kehidupan yang mana dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu %7 pendekatan manusia$i %7 pendekatan program dan <7 pendekatan idealism. Ketiga pendekatan tersebut diberlakukan oleh semua santri dan para guru di &. Gontor.<> 'dapun metodologi yang dipakai dalam pengajaran di Gontor tercermin dalam at)Tarbiyah al)7amaliyah karya K. H. Imam Zarkasyi, dalam buku tersebut, beliau menerangkan secara rinci langkah dan metode pengajaran tiap-tiap materi, dan metode tersebut berlaku secara umum di pondok pesantren ini. Secara umum, pengajaran berangkat dari kaidahkaidah pengajaran sebagai berikut4 %. #imulai dari yang dapat diamati menuju kepada sesuatu yang rasional. ). #imulai dari yang sudah diketahui menuju yang belum diketahui. <. #imulai dari contoh-contoh menuju kaidah dan de"enisi. =. /erangsur-angsur dari yang berdiri sendiri menuju kepada yang tersusun. 0. /erangsur-angsur dari pengambilan pengertian eksprimen menuju kepada penarikan kesimpulan dengan pandangan dan dalil. 'dapun metode pengajaran yang diberlakukan oleh K. H. Imam Zarkasyi di &. Gontor adalah sebagai berikut4 a. .etode dedukti"D bertujuan untuk menyukseskan pe$arisan ilmu keislaman tertentu. Fperasionalisasinya bersi"at doktriner, kajian bersi"at partikular dan metode ini memang sesuai bagi upaya pe$arisan ilmu keislaman yang bersumber dari kitab-kitab klasik. .etode ini digunakan bagi santri-santri yang masih kelas ba$ah yaitu kelas I dan II. b. .etode indukti"D bertujuan membina keluasan $a$asan keilmuan dalam rangka membekali santri memiliki kemampuan mendalami ilmu
38

.ardiyah, Kepemimpinan Kiai##, h. %>6.

108

keislaman sendiri dari berbagai sumber aslinya. .etode ini mena$arkan alternati" pemikiran terhadap bahan pelajaran yang dikritisi oleh santri. .etode ini pun sesuai dengan pemberian bahan pelajaran bersumber dari 'lCuran dan hadis yang memberikan inspirasi dan moti:asi dalam kepada santri untuk mempergunakan metode dan ini hadis penalarannya c. .etode memahami pelajaran dimana dan

diimplementasikan pada kelas III, IB dan B. dedukti"-indukti"-kritisD 'lCuran dipergunakan sebagai tolak ukur pembenaran dalam mengkritisi permasalahan kehidupan yang berkembang di masyarakat, kegiatan diskusi antar santri untuk mencoba memecahkan masalahdan ustad senior yang dikoordinasi oleh sta" &engasuhan Santri menjadi "asilitator diskusi tersebut. Ini dilakukan oleh santri kelas B dan BI dalam kegiatan muhadarah 2latihan pidatoEretorika7, fathu al)kutub 2bedah buku7, fathu mun!id 2bedah kamus7, fathu fathu ar)rahman 2mencari ayat dan surah 'lCuran7, dan darsu an)na(d#:= 'dapun metode pendidikan yang e"ekti" yang terdapat di &. Gontor ini dapat dirumuskan sebagai berikut4 %7 Keteladanan 2us$atub hasanah7, metode ini sangat penting untuk mengembang kepribadian para santri. )7 &embiasaanD terutama ditujukan untuk >+hara+ter building, yaitu pembinaan kesadaran disiplin dan moral. <7 3earning by doing, nilai-nilai pendidikan akan dapat segera dirasakan apabila para santri melakukan kegiatan akti:itas itu penuh dengan keserasian. =7 3earning by instru+tion, metode ini digunakan dalam segala aspek kehidupan di pesantren, agar para santri dapat merasakan nilai-nilai pendidikan dan sekaligus sarana internalisasi nilai-nilai pesantren yang paling e"ekti".

39

Ibid, h. %>%

109

07 Kritik 2tori(oh an)na(d7, digunakan untuk dapat kiranya mengkritik dengan benar dan ikhlas menerima kritikan. *7 3eadership? dengan prinsip siap dipimpin dan mau memimpin, pendekatan ini dikembangkan di berbagai link dan terutama pada kelas B dan kelas BI. K. H. Imam Zarkasyi juga menjelaskan bah$a metode yang digunakan beliau dalam mengajar sesuai dengan pengalamannya beberapa puluh tahun adalah metode akti", metode modern, metode lisan dulu, seperti metode /erlit, dan sebagainya. .enurut beliau K.I menggunakan metode seperti di atas telah mengeluarkan beratus-ratus tamatannya ternyata sukses di luar sana. #i &. Gontor sejak permulaan membelajarkan /ahasa 'rab dan /ahasa Inggris secara akti"D artinya terus dipakai untuk bercakap-cakap dalam pergaulan sampai menjadi bahasa pengantar dalam beberapa mata pelajaran, bukan sekedar mengerti atau passi".=6 3adi tidak hanya sekenar bisa digunakan untuk bercakap-cakap, dengan pengetahuan bahasa yang banyak akan memudahkan para santri menguasasi pelajaran mereka. 3adi menurut beliau perbedaan metode mengajar yang modern inilah yang membedakannya metode mengajar di pesantern lainnya di luar sana. #iantara perbedaan yang jelas ialah dalam hal4 a7 Keseimbangan antara ilmu pengetahuan pengetahuan agama. b7 #alam pelajaran /ahasa 'rab dan Inggrisnya. c7 &ara santri tinggal di dalam asrama yang berdisiplin. Sebenarnya pelajaran di K.I, hanya cukup didasari dengan ilmu pengetahuan dasar, dengan ukuran Sekolah #asar lulusan ujian negeri. Sedang pengetahuan agama harus didasari dengan dapat membaca 'lCuran dengan lancar dan baik, dan dapat menulis 'rab dengan lancar. 'pabila kedua dasar tersebut tidak seimbang maka sulit untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
40

umum dan ilmu

K. H. Imam Zarkasyi, 0iktat, h. )>.

110

Sebenarnya itulah rahasia metode dari pembaharuan K. H. Imam Zarkasyi, yang mana pada tahun-tahun a$al beliau menggagaskan metode yang modern tersebut, pesantren-pesantren lain belum mengenal metode seperti beliau. Sehingga pada akhirnya pesantren yang beliau bina dengan metode yang modern telah maju dan sukses karena bisa menyeimbangkan pelajaran agama yang biasa dipelajari di pesantren sala"i dan pelajaran umum yang biasanya hanya didapatkan di sekolah-sekolah umum. K. H. Imam Zarkasyi banyak menulis karya-karyanya dalam bentuk buku sebagai pelajaran atau materi yang dipeajari oleh para santrinya. #iantaranya 0urus al)lughah# /uku ini disajikan untuk santri yang baru belajar 2junior7 dan beliau juga menghadirkan kamus beserta buku latihanlatihannya 2tamrinat7. /eliau juga sangat memperhatikan metode penyampaian untuk materi ini, agar nantinya guru beserta santri tidak salah memahami materi di dalamnya dan mudah memahaminya. #alam mukaddimahnya pada penulisan Kamus belajar 0urus al) lughah beliau sampaikan tata cara 2metode7 menggunakan kamus tersebut demi kelancaran dalam penyampaian materi ajar, adapun isi mukaddimah tersebut antara lain4 %. Kami menganjurkan kepada guru yang mengajarkan /ahasa 'rab dengan 0urus al)lughah jilid I dan II, agar memakai metode langsung dan akti" 2dire+t method7. ). Sesungguhnya dalam memberi pelajaran bahasa dengan metode langsung, tiap-tiap katanya harus diterangkan dengan bendanya, atau dengan gambarnya, atau dengan gerakan-gerakan yang terlihat nyata, dan diletakkan dalam rangkaian kalimat, tidak boleh diterangkan dengan terjemahannya, kecuali dalam keadaan yang terpaksa benar. <. .aka seharusnya guru lebih dahulu menerangkan dan menjelaskan arti-arti itu dengan benda atau gerak-gerik, atau dengan susunan kalimat yang dapat menjelaskan artinya, tanpa tarjamah. 3adi, kamus merupakan penolong untuk meyakinkan pengertian.

111

=. #alam menjalankan proses pembelajaran, kamus ini tidak boleh mengurangi perhatian muridEpelajar kepada pelajaran guru, dan latihan-latihannya. Sedang guru dituntut untuk menerangkan dan melatih pemakaian kata-kata itu di dalam beberapa rangkaian kalimat yang sesuai. 0. Sebenarnya pelajaran bahasa itu, ialah apa yang ada dalam buku dan dengan latihan-latihan 2tamrinat7. *. Guru, juga murid, tidak boleh merasa sudah tahu atau merasa cukup mengerti, dengan hanya melihat atau ha"al arti kata, atau mengandalkan pengertian kamus saja. +iap-tiap kata di samping mempunyai arti sendiri-sendiri, juga ada cara memakainya sendirisendiri dalam rangkaian kalimat. 5ontohnya4 Saya menulis 4 /uku saya 4 +idak boleh dipakai MNOP QRP STQNO 4 QRP STQNO

8. #isini tugas guru ialah melatih para murid bagaimana cara memakai atau meletakkan tiap-tiap kata baru itu, di dalam rangkaian kalimat yang betul. Hal ini harus dengan pemberian contoh-contoh yang banyak, dan latihan-latihan yang sesuai dengan penggunaan kata-kata itu. >. &ara pelajar juga gurunya, boleh merasa sudah mengerti arti katakata itu dengan sesungguhnya, apabila sudah dapat memakai dengan cara yang benar dalam beberapa kalimat. (. &ada setiap jilid di buku ini adalah pelajaran tentang perubahan bentuk kata menurut perubahan arti dan perubahan pemakaiannya. 5ontoh4 9mpamanya, memilih Saya memilih buku yang baik 4 UQNVW-UQNXY 4 Z[\]^_ `QNa^_ bUQNXP QRP

%6. &erbendaharaan kata dalam jilid I dan II baru sedikit, karena masih merupakan pelajaran dasar. +etapi perbendaharaan yang sedikit itu, apabila telah dimengerti betul dan dapat dipergunakan di beberapa

112

tempat, jauh lebih berarti dari pada perbendaharaan yang banyak, tetapi pengertiannya setengah-setengah dan tidak dapat mempergunakannya. Sebaliknya perbendaharaan kata yang sedikit, tapi dapat dipergunakan beberapa kali pada tiap masabah, maka akan menjadi banyak nantinya.=% #ari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan, bah$a metode dalam mengajarkan bahasa arab yang digunakan oleh K. H. Imam Zarkasyi adalah metode langsung. /eliau sangat mementingkan kemahiran para santri dalam mengucapkan bahasa $alaupun perbendaharaannya masih sedikit, akan tetapi harus mementingkan prakteknya. #alam mukadimah buku 0urus al)lughah ini juga beliau menganjurkan bah$a metode yang digunakan dalam mengajarkan isi buku ini harus dengan metode modern karena ini bukan bahasa kita melainkan bahasa asing. 3adi agar memudahkan guru membelajarkan materi ini harus dengan menggunakan metode yang modern. &ara guru harus mengetahui bah$a tujuan dari pembelajaran buku ini bukan sekedar menghapal materi akan tetapi harus memahami isi dari pada materi buku ini. Sedangkan langkah-langkah yang sangat penting untuk diketahui dalam mengajarkan materi di buku ini ialah dengan penyajian latihan-latihan 2tamrinat7 yang banyak secara tersusun atau berurutan dari yang mudah ke sukar. #isetiap bab dalam buku ini beliau sajikan latihanlatihan. Sedangkan murid diharuskan mempelajari latihan-latihan tersebut dimulai dengan latihan secara lisan terlebih dahulu kemudian latihan dengan tulisan. Guru juga diperbolehkan untuk menerangkan kata-kata sulit dengan kata-kata yang lebih mudah dipahami oleh murid agar pengetahuan mereka untuk mengerjakan latihan-latihan tersebut lebih luas.=)

K. H. Imam Zarkasyi dan Imam Syubani, Kamus Pela!aran Bahasa &rab 2&onorogo4 +rimurti, t.t7, h. <-8. 42 K. H. Imam Zarkasyi, Imam Syubani, 0urus al)3ughah al)&rabiyah fi at)Thari(ah al) -adistah 2&onorogo4 +rimurti, t.t7, h. =.

41

113

K. H. Imam Zarkasyi sangat menekankan penggunaan metode yang modern dalam mengajarkan materi-materi terhadap santrinya. Karena menurut beliau penggunaan metode langsung sangat memudahkan para santri dalam mempelajari bahasa asing. Sedangkan materi-materi yang dipelajari oleh santri lebih banyak menggunakan bahasa 'rab dan Inggris. /eliau membuat suatu metode modern yaitu metode langsung salah satunya menerapkan pembelajaran muhadatsah atau +onversation setiap paginya demi kelancaran pembelajaran di kelas. Inilah hal yang sangat membedakan metode pengajaran yang beliau gagaskan karena hal perolehan bahasa pun sangat beliau tekankan. /erdasarkan pada akar kemodernan dan landasan pemikiran pendidikan &. Gontor tersebut, dituangkan dalam konsep unsur-unsur pendidikan pesantren diantaranya adalah penyeleksian seorang guru di Gontor 2ustad7, beliau sangat memperhatikan soal guru di sini, beliau mempunyai metode sendiri dalam memberikan tugas kepada sorang guru 2ustad7. &. Gontor lebih intens memakai nama ?al)ustadh@ saat melakukan pengajaran di &ondok. &ondok .odern Gontor berlatar belakang pesantren tersebut, guru yunior adalah lulusan baru K.I, ditunjuk dengan terlebih dahulu diseleksi ketat dengan pertimbangan berbagai aspek. Komunitas guru di pesantren ini lebih bersi"at homogen dan homogenitas ini lebih menguntungkan kegiatan dan proses pendidikan, beliau memberi alasannya4 Kami memakai anak didik kami sendiri, kami perlu yang sudah mengerti, mengertiD "ilsa"at kami, didikan mental, arti kejujuran, arti ikhlas. Kami pernah memakai guru dari luar, tapi akhirnya tidak bisa bersamaan dengan sungguh-sungguh.=< K. H. Imam Zarkasyi memberikan penegasan peranan dan "ungsi al) ustadh dalam dunia pengajaran dan pendidikan, setelah memberikan alas an penamaan pondok ini modern, yaitu modern metode pendidikan dan pengajarannyaD al)ustadh bukan sekedar pengajar tapi juga pendidik, dan
K. H. Imam Zarkasyi, ?sambutan di hadapan mahasis$a IKI& 1ogyakarta@, tanggal )= Sya$al %=6<, di 'uditorium &ondok .odern Gontor.
43

114

yang dididik adalah anak dan mental, yaitu mental supaya menjadi orang alim dan saleh# &embaruan dalam metode oleh K. H. Imam Zarkasyi yang serba modern ini tidak boleh melupakan peranan prinsip seorang al)ustadh yang melaksanakan pengajaran bagi para santri. /eliau juga mempunyai tata tertib dalam mengajar yang harus dipatuhi oleh guru. 'dapun tata tertib tersebut sebagai berikut4 %7 Sebelum mengajar guru harus dapat siap lahir dan batin. &ersiapan lahir mengenai materi pelajaran yang harus dibuat dengan tertulis, sedangkan kesiapan batin mengenai kesiapan hati, dan niat bah$a mengajar karena 'llah s$t dengan tidak lupa berdo!a sebelum mengajar. )7 Guru tidak hanya transfer of kno$ledge tetapi juga transfer of values yaitu mendorong berkembangnya iman, ghirah diniyah dan amal saleh. <7 Guru mengajar $ajib menggunakan /ahasa 'rab dan /ahasa Inggris. =7 Guru harus berpakaian rapid an sopan dengan rambut tidak gondrong. 07 Guru harus meningkatkan mutu yaitu meningkatkan ilmu, bahasa, metode mengajar, banyak baca buku di perpustakaan, dan sebagainya. +radisi yang di kembangkan oleh K. H. Imam Zarkasyi di &. Gontor adalah dengan me$ajibkan kepada guru-guru untuk membuat persiapan mengajar sebelummengajar di kelas yang disebut dengan langkah-langkah pembelajaran 2khutu$atu at)tadris74== I"dad al)Tadris 2persiapan mengajar7. #i samping mensyaratkan seperangkat persyaratan guru yang cukup ketat, beliau juga memberikan metodologis-psikologis dan moti:asi keji$aan kepada guru yang akan melaksanakan tugas mendidik dan mengajar sebagai berikut4
44

K. H. Imam Zarkasyi, at)Tarbiyah##,h. %-).

115

a7 -iat mengajar, untuk menjadi seorang guru yang baik dan berhasil dalam usahanya terlebih dahuu hendaklah niat, niat yang baik adalah niat dengan tujuan ibadah semata. b7 .endidik dan mengajar adalah realisasi dari mu!ahadah yaitu, mau bersusah payah memikirkan kebaikan, bukan enaknya. c7 /elajar di hadapan murid tak akan kurang penting dengan belajar di hadapan guru. Seorang murid tidak bisa menja$ab suatu yang $ajar, dan bagaiman sebaliknya, guru tidak bisa menja$ab pertanyaan murid, maka perlu penguasaan apa yang akan dan sedang dihadapi. d7 Seorang guru adalah ?pro"essor@ pada mata pelajaran masingmasing. 9ntuk itu diperlukan I"dad at)tadris 2persiapan mengajar tertulis7, yang masak dan banyak 2komprehensi"7. Guru senior cukup persiapan yang ringkas, sistematis, dan tetap komprehensi". e7 1ang terpenting dalam mengajar bukan hanya tari(ah 2metodologi7, tapi kemauan dan ji$a mengajar, hati, ji$a, dan kesungguhan dalam mengajar. +anpa ada ji$a mengajar, maka guru itu pun tidak akan menji$ai pelajaran, dan berakibat materi itu pun tidak akan sampai ke ji$a murid. Itulah pengertian dari sebuah "alsa"ah yang selalu diajarkan di Gontor oleh K. H. Imam ZarkasyiD ?at)Tari(ah ahammu min al) maddah $alakin al)mudarris ahammu min at)tari(ati, $a ruhu al)mudarris ahammu min al)mudarris nafsihi# 2metode lebih penting daripada materi, akan tetapi eksistensi guru lebih penting daripada metode, dan ji$a guru 2jauh7 lebih penting dari $ujud guru itu sendiri7. &erhatian terhadap kesiapan guru menjadi semakin penting dalam kegiatan belajar-mengajar di &. Gontor. I"dad at)tadris itu dianggap layak ajar apabila telah diperiksa guru senior dan ditanda tanganinya. &entingnya kesiapan ini ditunjukan dengan indikasi kegiatan ?system

116

tilang@ yang berlaku di pondok tersebut, dan apabila didapatinya guru tanpa I"dad, konsekuensinya ia tidak akan diperbolehkan mengajar saat itu. Sistem ini sampai saat ini masih eksis, dilakukan dengan penuh konsekuen dan hasilnya disampaikan pada pertemuan kemisan oleh direktur K.I &. Gontor. &ermasalahan ?kelas kosong@ 2ketidakhadiran guru di kelas7 merupakan persoalan laten dalam kegiatan belajar-mengajar dan kejadian tersebut harus segera diatasi secara tegas. Implikasi kelas kosong memberikan peluang bias proses pendidikan bersi"at destrukti". &ersoalan ini cukup menjadi perhatian serius K. H. Imam ZarkasyiD ?siapa yang membikin kelas kosong sama dengan seorang yang ingin merusak atau ingin membrontak@. Guru yang banyak i,in adalah guru yang tidak kuat, dan lebih baik dibebaskan mengajar, ia termasuk penghianat terhadap anak dan orangtua.=0 Fleh karena itu, diperlukan strategi dan suatu langkah dalam upaya mem"ormulasikan kepribadian guru yang prima, yaitu guru harus menjaga sikap terhadap murid-muridnya, tidak perlu mengambil muka, memanjakan anak, sikap $ajar, tidak bergurau 2berakibat mengurangi penghargaan murid terhadap guru7, tidak usah takut dibenci, dengan sikap ikhlas Insya 'llah guru akan dihormati dan dihargai. Gerakan penulisan I"dad sebelum mengajar jelas tidak cukup, dan perlu adanya tindak lanjut yang memberdayakan. Fleh karena itu apa pun materi dan sistem yang ditetapkan dan diterapkan oleh suatu embaga pendidikan, tanpa diikuti oleh e:aluasi akan kehilangan subtansi dan nilai. .aka, untuk memonitor pelaksanaan system dan metodologi pengajaran di kelas-kelas, K.I mengadakan na(d at)tadris yang dilakukan guru-guru senior, guna melihat langsung proses belajar mengajar di kelas. Kontrol kelas ada dua, yaitu kontrol kelas kosong dan kontrol kedisiplinan guru mengajar.
45

K. H. Imam Zarkasyi, &engarahan Kemisan, tanggal %< 'pril %(>=, di &ondok .odern

Gontor.

117

+erdapat berbagai sosialisasi di &. Gontor yang dilakukan dengan metode tertentu, yaitu keteladanan, +onditioning, pengarahan, pembiasaan, dan penugasan. Sedangkan media sosialisasi yang digunakan adalah perkataan, perbuatan, tulisan, dan kenyataan. Sosialisasi ditujukan kepada komunitas internalD santri, guru dan keluarga, dan juga ditujukan kepada pihak-pihak eksternal, yaitu4 $ali murid, masyarakat dan pemerintah.=* +erlepas dari metode yang beliau ajarkan di pondok .odern, beliau juga sangat memperhatikan cara hidup dan adat sopan santun 2etiket7 yang ada di &ondok .odern, karena ini merupakan hal-hal yang dianggap peru demi kelancaran proses pembelajaran di pesantren ini. /eliau juga membuat rooster atau jad$al kegiatan yang di lakukan di sini, demikian lah metode yang diterapkan loeh beliau. diantaranya adalah4 a. 3ad$al harian 3ad$al harian merupakan jad$al kegiatan santri mulai dari pagi sampai pada malam hari. 3ad$al pagi dimulai dengan solat setelah itu pemberian kosakata 2muhadasah7, dilanjutkan kegiatan belajar di kelas, siang hari adalah pelajaran sore lanjutan dari kelas pegi dan setelah solat Isya dilanjutkan lagi dengan membaca pelajaran-pelajaran yang sudah diterima di dalam kelas. b. 3ad$al mingguan #i &esantren ini susunan kegiatan sudah sangat ketat, jadi tidak ada kesempatan untuk berlengah-lengah. Setiap hari kamis adalah $aktunya para santri mengikuti kegiatan kepramukaanEkepanduan. /egitu juga pada tiap-tiap malam senin, malam jum!at dan kamis siang, harus mengikuti latihan berpidato atau muhadarah dalam < bahasa4 'rab, Indonesia dan Inggris. c. 3ad$al bulanan dan jad$al tengah tahunan Se$aktu-$aktu ada pembersihan umum, untuk memperbaharui semangat, tiap-tiap setengah tahun diadakan

46

.ardiyah, Kepemimpinan Kiai, h. ))*.

118

perpindahan pertimbangan.

umum

dengan

mengingat

pertimbangan-

Semua jad$al yang ada di pondok modern ini senantiasa beliau susun agar terciptanya situasi yang pas bagi para santri untuk mengikutinya dengan baik dan semua sudah di program dengan demikian. Inilah metode yang beliau ciptakan salah satunya dengan mengikuti kegiatan muhadarah, yang mana ini merupakan kegiatan dari pengaplikasian dari materi-materi yang berbahasa asing agar para santri bisa menerapkannya dengan memperktekkannya langsung dengan memba$akan pidato di depan super:isor dan teman-temanya. .etode langsung ini merupakan metode e"ekti" untuk memperbanyak penggunaan kosa kata bahasa asing yang mereka peroleh, jadi ini merupakan kegiatan dari kelanjutan kegiatan pagi muhadasah pemberian kosa kata dan kegiatan mingguannya yaitu pidato tiga bahasa adalah praktek langsung dari perbendaharaan kosa kata mereka dengan menyusunnya menjadi susunan yang sempurna. Sedangkan kegiatan perpindahan yang di adakan di pesantren ini adalah, agar santri yang satu asalEdaerah tidak tinggal seasrama, gunanya agar mereka bisa meninggalkan bahasa daerah mereka, dan bergabung dengan santri lainnya dan berusaha untuk mengungkapkannya dalam bahasa yang ditetapkan. Inilah tehnik ataupun metode yang beliau maksudkan di balik perpindahan tersebut. Setiap santri khususnya santri baru bisa bergaul dengan santri lainnya, sehingga mereka mudah meninggalkan bahasa daerahnya dan mulai mengikuti peraturan di pesantren yaitu langsung memperaktekkan kedua bahasa asing yang menjadi ciri khas pesantren yang beliau pimpin. D. Modernisasi Bidang E&a uasi Kuriku u! Menuru" I!a! Zarkas$i

119

L:aluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. #engan e:aluasi dapat diperoleh in"ormasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar sis$a. /erdasarkan in"ormasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. 9kuran kelulusan di pesantren Gontor bukanlah sebuah ujian akhir seperti 9- yang sedang marak di Indonesia. Itulah yang membedakan e:aluasi yang diadakan di Indonesia dengan yang sedang dilakukan oleh sekolah-sekolah pada umumnya yang ada di Indonesia. Sebenarnya e:aluasi yang ada di &. Gontor yang sejak dahulu diterapkan oleh K. H. Imam Zarkasyi adalah bagi sis$a kelas BI ujian yang terdiri dari lisan dan tulisan serta dibarengi dengan ujian praktik mengajar atau mi+ro tea+hing# Sebenarnya sejak lama orientasi atau tujuan dari pada para santri di pesantren ini adalah untuk tafa((uh fi ad)din# 'dapun landasan atau dasar ayat 'lCuran surat at-+aubah ayat %)), yang selalu diungkap-ungkap oleh para pengasuh yang artinya sebagai berikut4 Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya 8ke medan perang/# mengapa tidak pergi dari tiap)tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat men!aga dirinya# #engan demikian, ija,ah sekolah "ormil hampir dianggap tidak perlu, sebab seperti yang sering disampaikan oleh K. H. Imam Zarkasyi kepada para santrinya4 shahadatuka mufakatuka 2ija,ahmu adalah kecakapanmu7, masyarakatlah yang akan sebenarnya memberikan ija,ah kepadamu.=8 Sosialisasi nilai-nilai dan "alsa"ah pendidikan Gontor merupakan bagian terpenting dari kegiatan pendidikan di pondok pesantren ini.
.. Habib 5hir,in, 'gama dan Ilmu #alam &esantren, dalam .. #a$am ;aharjo, Pesantren dan Pembaharuan 23akarta4 L&<LS, %(>>7, h. (<.
47

120

Sosialisasi dilakukan oleh para pimpinan dan para guru, kenyataan tersebut dapat dilihat pada kegiatan sebagai berikut4 %. Frientasi kepondokmodernanD sejak a$al masuk ajaran baru para santri dilibatkan dalam kegiatan orientasi kepondokmodernan dengan istilah khutbatul iftitah atau kutbatul arshy, kegiatan ini meliputi pengarahan, ceramah, dan ekspos segala kegiatan dan olahraga yang ada di pondok. +ujuan orientasi ini adalah agar para santri mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa pendidikan di &. Gontor. ). &ertemuan kemisan yang merupakan kegiatan e:aluasi pendidikan dan pembelajaran bersi"at mingguan yang diikuti oleh semua pimpinan dan guru. Horum ini juga merupakan kegiatan sosialisasi e"ekti" tentang nilainilai "alsa"ah pesantren yang disampaikan oleh pimpinan pondok. <. &ertemuan priodikD pertemuan seperti pengarahan a$al ajaran, pengarahan sebelum liburan 2pertengahan tahun atau akhir tahun7, pengarahan pada hari-hari besar Islam dan pengarahan yang bersi"at insidentil seperti sambutan tamu besar di pondok pesantren. Sesuai dengan penjelasan di atas, e:aluasi tentang kurikulum di &. Gontor oleh K. H. Imam Zarkasyi adalah ada e:aluasi mingguan khusus untuk para guru dan pimpinan, sedangkan untuk para santri ada e:aluasi per semester yang terdiri dari ujian lisan dan tulisan. 'dapun e:aluasi kurikulum di lembaga pendidikan K. H. Imam Zarkasyi sama halnya dengan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di sini yaitu4 %7 L:aluasi harian yang dilaksanakan dengan pengecekan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. )7 L:aluasi mingguan, yaitu dilaksanakan ketikan adanya pertemuan guru K.I setiap hari kamis 2kamisan7. <7 L:aluasi tengah tahunan yaitu ujian tengah semester I dan II dan ujian akhir semester I dan II. =7 L:aluasi tahunan, yaitu setelah diadakannya program-program tahunan yang terdapat di lembaga tersebut.

121

Selain bentuk e:aluasi yang diatas terdapat juga e:aluasi yang dilaksanakan untuk pelajaran sore di &. Gontor. K. H. Imam Zarkasyi dalam menyusun program pengajarannya ada kelas pelajaran pagi dan pelajaran sore. L:aluasi untuk kelas pagi contohnya adalah ujian untuk kenaikan kelas I sEd B. untuk tercapainya suatu prestasi belajar yang tinggi, maka perlu diadakan ujian yang merupakan e:aluasi hasil belajar dalam satu tahun. 9jian tersebut diadakan setelah berakhirnya ujian kelas BI. #an seluruh kegiatan ini dia$ali dengan pengarahan dari pimpinan. Sedangkan untuk e:aluasi lainnya adalah pelajaran sore. &ondok modern oleh beliau selalu dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan, diantaranya pelajaran sore yang merupakan kelanjutan dari pelajaran pagi dengan tenaga pengajar dari guru dan sis$a kelas BI. Kegiatan ini dilaksanakan setelah makan siang. &rogram ini diakhiri dengan ujian lisan 2'lCuran dan ibadah amaliyah7, dan ujian tulis bagi sis$a kelas I sampai kelas IB.

BAB V 'ENUTU' A. KESIM'ULAN 'dapun kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan ialah .odernisasi kurikulum pesantren yang digagaskan oleh K. H. Imam Zarkasyi salah satunya terletak pada orientasi pendidikannya yang lebih mementingkan penguasaan ilmu alat, seperti /ahasa 'rab dan /ahasa Inggris yang mana pada saat itu belum menjadi penekanan utama pada pondok-pondok sala"i. &ondok-pondok tersebut pada masa itu masih mengutamakan penelaahan pada kitab-kitab klasik yang didukung penguasaan gramatika bahasa 'rab, seperti nah$u dan shara". 'dapun inti dari modernisasi kurikulum K. H. Imam ,arkasyi tersebut adalah4

122

%. Kurikulum yang dihadirkan oleh K. H. Imam Zarkasyi pada pesantren Gontor adalah perpaduan yang liberal yakni tradisi belajar klasik dipadukan dengan gaya modern dan "aktor yang melatarbelakangi pemikiran beliau tersebut adalah "aktor internal yang berasal dari keluarga, pendidikan yang beliau tempuh dan "aktor internal yang berasal dari sosial, politik, agama dan sistem pendidikan yang beliau terapkan tidak sama dengan pesantren lainnya yang ada pada saat itu. ). Konsep pendidikan yang beliau gagaskan adalah terlihat dari pembaharuan beliau terhadap lembaga dengan menghadirkan pesantren yang dikelola /adan Aaka", sistem pendidikan yang modern, kurikulum dengan perpaduan pelajaran agama dan umum, serta menggunakan metode modern, yang menyampaikannya guru dengan kuali"ikasi yang sudah diseleksi dengan ketat. <. .odernisasi kurikulum yang beliau terapkan terbagi kepada modernisasi bidang tujuan dengan tujuan kemasyarakatan, modernisasi bidang materi dengan perpaduan pelajaran agama dan umum, modernisasi bidang metode dengan menggunakan metode langsung, dan modernisasi bidang e:aluasi yaitu dengan bentul lisan dan tulisan. B. SARAN 'dapun untuk pemenuhan kelengkapan tesis ini, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut4 %. /agi seluruh pendiri pesantren yang akan membuat sistem pesantrennya berlandaskan kemodernan alangkah bagusnya memperhatikan langkahlangkah kemodernan yang digagaskan oleh K. H. Imam Zarkasyi, karena bisa menyeimbangkan pelajaran pelajaran agama dengan pelajaran yang umum. ). /agi seluruh mahasis$a "akultas +arbiyah, agar lebih giat lagi memperjuangkan sekolah atau pesantren yang akan memajukan agama Islam khususnya dan -egara umumnya.

123

<. /agi seluruh instansi, agar kita lebih memperhatikan lagi pesantrenpesantren yang ada di Indonesia, karena di &esantren inilah ilmu-ilmu agama lebih bisa diperdalam oleh generasi-generasi penerus kita.

Anda mungkin juga menyukai