Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Trias

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Preondactylus buffarinii, spesies pterosaurus yang berkembang pada periode Trias.
Trias
251.902 ± 0.024 – 201.4 ± 0.2 Ma
Kronologi
Etimologi
Nama resmiFormal
Informasi penggunaan
Benda angkasaBumi
Penggunaan regionalGlobal (Komisi Internasional untuk Stratigrafi)
Skala waktuSkala Waktu ICS
Rentang waktu
Satuan kronologisPeriode
Satuan stratigrafikSistem
Ambang batas jangka waktu
Bawah
Munculnya conodont Hindeodus parvus
Versi GSSP
Meishan, Zhejiang, Tiongkok
Peta31°04′47″N 119°42′21″E / 31.0798°N 119.7058°E / 31.0798; 119.7058
Ratifikasi GSSP
2001
Atas
Munculnya ammonit Psiloceras spelae tirolicum
Versi GSSP
Seksi Kuhjoch, Pegunungan Karwendel, Alpen Kalkut Utara, Austria
Peta47°29′02″N 11°31′50″E / 47.4839°N 11.5306°E / 47.4839; 11.5306
Ratifikasi GSSP
2010

Trias adalah periode geologis yang berlangsung sekitar 251,9 hingga 201,3 juta tahun yang lalu, menandai awal dari era Mesozoikum, yang juga dikenal sebagai "Zaman Reptil." Trias dimulai setelah peristiwa kepunahan besar di akhir periode Permian, yang mengakibatkan hilangnya sekitar 90% dari spesies laut dan 70% dari spesies darat. Periode ini ditandai oleh proses pemulihan ekosistem global yang lambat, serta evolusi signifikan dari berbagai kelompok organisme baru, termasuk dinosaurus, yang pertama kali muncul di akhir Trias. Selain itu, pada periode ini juga terjadi diversifikasi reptil laut, seperti ichthyosaurus dan plesiosaurus, serta munculnya mamalia pertama yang masih dalam bentuk primitif.

Secara geologis, periode Trias ditandai oleh kondisi iklim yang cenderung kering dan semi-arid, dengan adanya gurun yang luas di bagian dalam daratan super Pangea. Pangea adalah satu-satunya benua besar yang ada selama Trias, yang kemudian mulai terpecah-pecah pada periode ini, menyebabkan pembentukan samudra baru dan perubahan pola cuaca serta arus laut. Formasi batuan Trias sering kali terdiri dari batu pasir merah, garam, dan gypsum, yang terbentuk akibat penguapan air laut yang terperangkap di cekungan daratan. Fosil yang ditemukan dari periode ini termasuk sisa-sisa hewan dan tumbuhan, yang memberikan petunjuk penting tentang evolusi kehidupan di Bumi setelah kepunahan besar di akhir periode Permian.

Akhir dari periode Trias ditandai oleh peristiwa kepunahan besar lainnya, yang dikenal sebagai kepunahan Trias-Jura, yang menyebabkan hilangnya banyak spesies darat dan laut, termasuk sebagian besar reptil besar non-dinosaurus. Kepunahan ini membuka jalan bagi dominasi dinosaurus selama periode Jura yang mengikuti. Beberapa hipotesis tentang penyebab kepunahan ini mencakup aktivitas vulkanik yang intens, perubahan iklim, dan peningkatan kadar karbon dioksida yang menyebabkan efek rumah kaca yang ekstrem.

Peristiwa kepunahan

[sunting | sunting sumber]

Peristiwa kepunahan besar terjadi pada awal dan akhir periode Trias. Zaman Trias dimulai setelah kepunahan besar di akhir era Paleozoikum, yaitu kepunahan Perem/Trias.

Tidak ada yang benar-benar mengetahui penyebab pasti kepunahan Perem/Trias, dan para ahli memiliki teori yang berbeda.[6][7]

Trias memiliki beberapa peristiwa kepunahan lainnya, yang penyebabnya juga tidak diketahui. Yang paling signifikan terjadi pada akhir Trias, yang merupakan salah satu dari 'lima besar' kepunahan lautan Fanerozoikum.[8][9]

Nama 'Trias' berasal dari tiga lapisan batuan yang terbentuk selama periode Trias ("tri" berarti "tiga").[10] Tiga lapisan batuan yang terbentuk selama periode ini:[10]

  • Lapisan merah, berada di kondisi gurun;
  • Batu kapur, berada di laut, sebagian besar di atas paparan benua; dan
  • Batu tulis hitam, yang terbentuk dalam kondisi organik yang kaya seperti delta sungai.

Iklim secara keseluruhan

[sunting | sunting sumber]

Secara rata-rata, iklim pada masa Trias sangat berbeda dengan iklim pada saat ini:[10]

  1. Saat itu, kadar oksigennya sekitar 80% dari kadar oksigen saat ini
  2. Ada sekitar enam kali lebih banyak karbon dioksida di udara dibandingkan sebelum Revolusi Industri
  3. Suhu rata-rata permukaan bumi sekitar 3°C lebih panas dari sekarang

Paleogeografi

[sunting | sunting sumber]
Penyebaran fosil di seluruh benua merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberadaan Pangaea.
Pemandangan lain dari Pangaea pada awal Trias. Gambar ini menunjukkan bahwa beberapa wilayah daratan memiliki gurun yang luas di pusatnya.

Selama periode Trias, tidak ada benua-benua yang terpisah seperti yang ada saat ini. Hampir seluruh daratan Bumi menyatu dalam satu superbenua yang disebut Pangaea ("seluruh daratan"). Pangaea berpusat kurang lebih di garis khatulistiwa,[10] dan dikelilingi oleh samudra super Panthalassa. Kemudian Samudra Tethys berkembang.

Superbenua Pangaea terpecah selama Trias -- khususnya di akhir periode -- tapi belum terpisah lagi menjadi benua-benua yang berbeda. Berbeda dengan Bumi saat ini dengan sebaran benua-benuanya, Pangaea berpusat di Khatulistiwa. Mungkin, selain beberapa rantai pulau vulkanik, ada lautan tak terputus yang membentang mengelilingi dunia: Panthalassa.

Sebagai daratan super-benua, Pangaea memiliki garis pantai yang terbatas. Karena itu, endapan laut Trias -- fosil dari kehidupan laut Trias -- jarang ditemukan di sebagian besar dunia. Di Amerika Utara, misalnya, endapan laut terbatas pada beberapa eksposur di bagian barat. Namun, mereka umum ditemukan di Eropa Barat, tempat Trias pertama kali dipelajari.[10]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Widmann, Philipp; Bucher, Hugo; Leu, Marc; et al. (2020). "Dynamics of the Largest Carbon Isotope Excursion During the Early Triassic Biotic Recovery". Frontiers in Earth Science. 8 (196): 196. Bibcode:2020FrEaS...8..196W. doi:10.3389/feart.2020.00196alt=Dapat diakses gratis. 
  2. ^ McElwain, J. C.; Punyasena, S. W. (2007). "Mass extinction events and the plant fossil record". Trends in Ecology & Evolution. 22 (10): 548–557. doi:10.1016/j.tree.2007.09.003. PMID 17919771. 
  3. ^ Retallack, G. J.; Veevers, J.; Morante, R. (1996). "Global coal gap between Permian–Triassic extinctions and middle Triassic recovery of peat forming plants". GSA Bulletin. 108 (2): 195–207. Bibcode:1996GSAB..108..195R. doi:10.1130/0016-7606(1996)108<0195:GCGBPT>2.3.CO;2. Diakses tanggal 2007-09-29. 
  4. ^ Payne, J. L.; Lehrmann, D. J.; Wei, J.; Orchard, M. J.; Schrag, D. P.; Knoll, A. H. (2004). "Large Perturbations of the Carbon Cycle During Recovery from the End-Permian Extinction". Science. 305 (5683): 506–9. Bibcode:2004Sci...305..506P. doi:10.1126/science.1097023. PMID 15273391. 
  5. ^ Ogg, James G.; Ogg, Gabi M.; Gradstein, Felix M. (2016). "Triassic". A Concise Geologic Time Scale: 2016. Elsevier. hlm. 133–149. ISBN 978-0-444-63771-0. 
  6. ^ Erwin D.H. 1993. The great Palaeozoic crisis: life & death in the Permian. Columbia University Press, New York. ISBN 978-0231074674.
  7. ^ Hallam A. and Wignall P.B. 1997. Mass extinctions and their aftermath. Oxford, Cambridge. ISBN 978-0198549161.
  8. ^ Raup D.M. and Sepkoski J.J. 1982. Mass extinctions in the marine fossil record. Science 215, 1590.
  9. ^ Raup D.M. and Gould S.J. 1992. Extinction: bad luck or bad genes? Norton, New York. ISBN 978-0393309270.
  10. ^ a b c d e Logan A. (2023). "Triassic Period". Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica Inc. Diakses tanggal 04-02-2023. 

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Emiliani, Cesare, 1992, Planet Earth: Cosmology, Geology and the Evolution of Life and Environment
  • Ogg, Jim; June, 2004, Overview of Global Boundary Stratotype Sections and Points (GSSP's) [1]
  • Stanley, Steven M. Earth System History. New York: W.H. Freeman and Company, 1999. ISBN 0-7167-2882-6
  • van Andel, Tjeerd, (1985) 1994, New Views on an Old Planet: A History of Global Change, Cambridge University Press

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Pembagian dari periode Trias :
Trias Awal - Trias Tengah - Trias Akhir

Skala waktu geologi: eon dan era
(dalam juta tahun)

PaleoproterozoikumMesoproterozoikum

HadeanArkeanProterozoikumFanerozoikumPrakambriumera (geologi)eon