Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba: Dila Ersyawalia Suwardi Bambang Hermanto
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba: Dila Ersyawalia Suwardi Bambang Hermanto
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba: Dila Ersyawalia Suwardi Bambang Hermanto
Dila Ersyawalia
dilaersyawalia@gmail.com
Suwardi Bambang Hermanto
ABSTRACT
This research is meant to find out the influence of financial ratio to the changes in earnings on the companies
which are listed in Indonesia Stock Exchange. The samples have been selected by using purposive sampling
technique to the 45 real estate and property companies which have issued their financial statement in 2012-2013
periods, so there are 90 financial statements which meet the sample criteria. The multiple regressions analysis is
used as the data analysis with independent variables : cash flow to current liabilities, net worth and total
liabilities to fixed assets, gross profit to sales, net income to sales, operating income to total liabilities, net worth
to sales, net income to net worth, net income to total liabilities, net worth to total liabilities and dependent
variable: changes in earnings. The result of this research shows that variables : net income to sales, operating
income to total liabilities, and net worth to sales have significant influence to the profit change of the company in
previous year, meanwhile the variable of cash flow to total liabilities, net worth and total liabilities to fixed
assets, gross profit to sales, net income to net worth, net income to total liabilities, and net worth to total
liabilities are not significant influence to the model.
Keywords: Leverage, Profitability, Activity, Changes in Earnings and Multiple Regressions Analysis.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan
teknik purposive sampling terhadap 45 perusahaan real estate dan property yang menerbitkan laporan
keuangan periode tahun 2012 – 2013, sehingga terdapat 90 laporan keuangan yang memenuhi kriteria
sampel. Analisis data dalam penelitian menggunakan regresi berganda (Multiple Regression Analysis)
dengan variabel indenpenden: cash flow to current liabilities, net worth and total liabilities to fixed assets,
gross profit to sales, net income to sales, operating income to total liabilities, net worth to sales, net income to net
worth, net income to total liabilities, net worth to total liabilities dan variabel dependen: perubahan laba
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel : net income to sales, operating income to total liabilities, dan
net worth to sales secara signifikan memiliki pengaruh terhadap perubahan laba perusahaan periode
setahun dimuka, sedangkan variabel cash flow to total liabilities, net worth and total liabilities to fixed
assets, gross profit to sales , net income to net worth, net income to total liabilities dan net worth to total
liabilities tidak signifikan dalam model.
Kata kunci: Leverage, Profitabilitas, Aktivitas, Perubahan Laba dan Multiple Regression Analysis.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 2 (2015) Pengaruh Rasio Keuangan... - Ersyawalia, Dila
2
PENDAHULUAN
Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam kondisi
ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam nemenuhi kewajiban- kewajiban
keuanganya dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat menjaga kontinuitas
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Informasi akuntansi berguna untuk
pengambilan keputusan ekonomis, antara lain sebagai alat penilai kinerja manajer, alat
penilai kinerja perusahaan, alat bantu pengambilan keputusan manajerial, alat prediksi
kinerja manajemen, dan lain-lain (Suhardito, 2000). Suwarno (2004) berpendapat bahwa
untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan
kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan
pada laporan keuangan yang dipublikasikan.
Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek
perubahan labanya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan. Salah satu
alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat
untuk memprediksi perubahan laba, termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah
dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan berguna untuk
mengindikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan. Tujuan umum
pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk
membantu pengambilan keputusan ekonomi (Chariri dan Ghozali, 2007). Pemakai laporan
keuangan dibagi menjadi 2, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu
karyawan dan manajemen perusahaan, sedangkan pihak eksternal yaitu investor, kreditor,
pemasok, pelanggan dan lembaga pemerintah. Bagi investor, laporan keuangan dapat
memberi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi, yaitu
menanamkan modal (bagi investor baru), dan menahan investasi atau melepas investasi
(bagi investor lama). Investor membutuhkan informasi yang berguna untuk memprediksi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan membayar dividen. Keuntungan
yang diterima oleh investor dari investasinya akan sebanding dengan resiko yang
terkandung di dalamnya. Masa mendatang penuh dengan ketidakpastian, hal ini
menyebabkan dibutuhkan kemampuan untuk memprediksi keadaan mendatang sehingga
dapat memperkecil resiko investasi.
Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Menurut Werdiningsih dan
Jogiyanto (1998) salah satu parameter penting dalam laporan keuangan yang digunakan
untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba, yang secara normatif kreditor dan
investor dapat menggunakan laba untuk keputusan investasi dan kredit. Informasi laba
juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di
masa yang akan datang. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh
manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut.
Bagi investor, informasi laba masa depan bisa mempengaruhi keputusan investasi mereka.
Investor tentu mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan
memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi sehingga laba yang diperoleh jadi tinggi
pula. Jika perusahaan tidak bisa memenuhi harapan investor, ada kemungkinan investor
akan melakukan divestasi. Calon investor pun mengharapkan hal yang serupa. Sebelum
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan, calon investor akan mempertimbangkan
prospek perusahaan di masa depan.
Laba pada umumnya digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam
suatu perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 2 (2015) Pengaruh Rasio Keuangan... - Ersyawalia, Dila
3
meramalkan perubahan laba masa mendatang yang akan berpengaruh terhadap keputusan
investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam
perusahaan. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode di masa
lalu. Informasi ini tidak saja ingin diketahui oleh manajer tetapi juga investor dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan seperti pemerintah dan bank. Data laba periode tertentu
bersama-sama dengan data keuangan lainnya kemudian dievaluasi perkembangannya
untuk dibandingkan dengan data sebelumnya. Laba yang diperoleh perusahaan untuk
tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi
perubahan laba. Perubahan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para
investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan,
dimana laba merupakan indikator untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan yaitu melalui perbandingan secara horisontal.
Perubahan kenaikan atau penurunan itu akan mempengaruhi kebijakan keuangan untuk
kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan mengenai pembayaran hutang, penyisihan,
investasi, dan pembagian dividen, serta menjaga kelangsungan kegiatan perusahaan.
Bagi manajemen perusahaan, prediksi laba satu tahun ke depan merupakan bagian
dari rencana bisnis tahunan perusahaan. Prediksi tersebut kemudian dibandingkan dengan
laba aktual sehingga diperoleh selisih lebih atau selisih kurang. Perbedaan inilah yang
nantinya menjadi perhatian manajemen di dalam evaluasi tahunan. Untuk itu, penilaian
kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah,
maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan di
antara mereka. Terdapat beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis
dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek perubahan labanya. Salah satu
alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat
untuk memprediksi perubahan laba, termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah
dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan berguna untuk
mengindikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini menguji secara empiris apakah rasio keuangan yang didasarkan pada data laporan
keuangan mempunyai kemampuan memprediksi perubahan laba di masa mendatang.
Secara khusus untuk menguji pengaruh cash flow to current liabilities, net worth and total
liabilities to fixed assets, gross profit to sales, net income to sales, operating income to total liabilities,
net worth to sales, net income to net worth, net income to total liabilities, net worth to total liabilities
terhadap perubahan laba.
Teori Keagenan
Teori agensi menyatakan bahwa terdapat pemisahaan antara fungsi manajemen
(pengelola) dengan fungsi kepemilikan (pemegang saham). Masalah Agency ini muncul
ketika terdapat dua pihak yang saling memperjuangkan dua kepentingan yang berbeda.
Menurut Brigham dan Houston (2009:26) teori keagenan didefinisikan sebagai hubungan
yang terjadi ketika satu atau lebih individu, yaitu prinsipal yang menyewa individu atau
organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa atau
mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Di dalam
perusahaan, yang disebut sebagai prinsipal yaitu pemegang saham sedangkan agen adalah
manajemen yang melakukan pengelolaan perusahaan. Hubungan keagenan yang utama
yang terjadi yaitu: (a) antara pemegang saham dan manajer, (b) antara manajer dan kreditur.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 2 (2015) Pengaruh Rasio Keuangan... - Ersyawalia, Dila
4
Tujuan dari manajer dan pemegang saham umumnya adalah sama yaitu bertujuan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi seringkali pihak manajer bertindak sesuai
dengan kepentingan pribadinya. Pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer
terkadang belum memaksimalkan nilai perusahaan dan cenderung menguntukan pihak
manajer secara pribadi. Hal ini terjadi karena pihak pengelola memiliki informasi yang lebih
kuat dibandingkan pihak pemilik.
Konflik keagenan antara kreditur dan pemegang saham muncul karena pemegang
saham selalu menginginkan agar manajer bersifat agresif dalam menerima proyek-proyek
dengan expected return (pengembalian yang diharapkan) yang tinggi sedangkan di sisi lain,
expected return yang tinggi sudah tentu mengandung risiko yang tinggi pula (high risk, high
return). Jika perusahaan mengambil proyek yang berisiko tinggi maka akan meningkatkan
risiko kebangkrutan perusahaan sehingga kreditur merasa khawatir pinjaman yang
diberikan tidak dapat dikembalikan oleh perusahaan. Apabila proyek yang berisiko tinggi
tersebut dapat memberikan hasil baik, kreditur akan tetap dibayar dengan tingkat bunga
sesuai kontrak, sedangkan keuntungan sisa (residual gain) akan menjadi hak pemegang
saham meskipun kreditur juga telah menanggung tambahan risiko atas kemungkinan
gagalnya proyek.
lainnya, dan dengan menggunakan alat analisis rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Sedangkan menurut Riyanto
(2001:329) rasio keuangan adalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical term yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan dua data, bila dihubungkan dengan masalah
keuangan maka data tersebut adalah hubungan matematik antara pos keuangan dengan
pos yang lainnya atau jumlah-jumlah di neraca dengan jumlah-jumlah di laporan laba
rugi atau sebaliknya, maka yang timbul adalah rasio keuangan.
Usman (2003) menyatakan diantara alat-alat analisis keuangan yang selalu digunakan
untuk mengukur kelemahan atau kekuatan yang dihadapi oleh perusahaan di bidang
keuangan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan pada dasarnya
merupakan kejadian masa lalu, sehingga faktor-faktor yang mungkin terjadi pada periode
yang akan datang, akan mempengaruhi posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Kondisi
keuangan perusahaan dapat diketahui dengan suatu tolak ukur yang biasa dipakai, yaitu
rasio-rasio keuangan. Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis keuangan
akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan
mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Menurut Riyanto (2001) pada dasarnya
terdapat dua macam cara pembandingan dalam analisis rasio financial, yaitu:
(1). Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu
yang lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang
akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembandingan tersebut akan dapat
diketahui pertumbuhan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun, (2). Membandingkan
rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang
sejenis atau industri untuk waktu yang sama.
Analisis laporan keuangan yang berupa analisis rasio sangat dibutuhkan terutama di
pasar modal. Informasi yang akan datang dalam bentuk prediksi menjadi perhatian para
calon investor dalam pembuatan keputusan investasi dan prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Usman (2003), analisis rasio keuangan juga mempunyai keterbatasan-
keterbatasan yaitu: (1). Adanya distorsi dalam perbandingan karena perbedaan praktek
operasi dan akuntansi, seperti dalam metode penyusutan dan metode penilaian
persediaan, (2). Adanya window dressing, (3). Adanya faktor inflansi yang menyebabkan
distorsi pada nilai neraca, (4). Adanya kesulitan dalam mencari industri pembanding yang
tepat untuk perusahaan yang bergerak dalam divisi-divisi yang sangat berlainan sifatnya,
(5). Adanya faktor musiman yang menyebabkan laporan keuangan sebelum dan sesudah
faktor musiman sangat berbeda nilainya.
Suwarno (2004) berpendapat bahwa analisis laporan keuangan dapat digunakan
untuk membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan akan datang dalam
perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan diurutkan dalam beberapa periode tahun
analisis dapat mempelajari komposisi pertumbuhan dan menentukan apakah terdapat
perbaikan atau penurunan dalam kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Perumusan Hipotesis
Hubungan Cash Flow to Current Liabilities terhadap Perubahan Laba.
Cash flow to current liabilities (CFL) termasuk didalam rasio likuiditas, dimana rasio
keuangan ini digunakan untuk membandingkan cash flow terhadap total liabilities. Dalam hal
ini, arus kas yang dimiliki perusahaan akan mampu menutupi kewajiban jangka pendek
yang ditanggung perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin baik karena
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 2 (2015) Pengaruh Rasio Keuangan... - Ersyawalia, Dila
8
perusahaan yang sehat dapat tercermin dari semakin meningkatnya arus kas yang
dimilikinya. menurut Machfoedz (1994) perusahaan yang mampu meningkatkan cash flow
dari operasi perusahaan dan mampu menahan tingkat current liabilities berarti bahwa
perusahaan tersebut mampu mengurangi rasio tingkat hutang jangka pendeknya. apabila
hal ini terjadi, maka diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan pada masa yang akan
datang atau dapat dikatakan bahwa cash flow to current liabilities mempengaruhi perubahan
laba masa yang akan datang. Sehubungan uraian di atas, maka hipotesis pertama yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah:
H1 : Cash flow to current liabilities berpengaruh positif terhadap perubahan laba.
Hubungan Net Worth and Total Liabilities to Fixed Assets terhadap Perubahan Laba
Net worth and total liabilities to fixed assets (WLF) termasuk didalam rasio leverage, rasio
ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kekayaan bersih dan hutang
perusahaan dapat digunakan untuk membiayai kekayaan perusahaan. Semakin besar modal
yang dimiliki perusahaan dan aset tetap dapat ditekan konstan, maka hal ini akan dapat
meningkatkan laba perusahaan di masa yang akan datang. Bukti empiris mengenai
pengaruh net worth and total liabilities to fixed assets terhadap perubahan laba ditunjukkan
dalam penelitian Machfoedz (1994) yang membuktikan bahwa net worth and total liabilities to
fixed assets mempengaruhi perubahan laba masa yang akan datang. Sehubungan uraian di
atas, maka hipotesis kedua yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H2 : Net worth and total liabilities to fixed assets berpengaruh positif terhadap perubahan laba.
METODE PENELITIAN
Variabel Dependen
Perubahan Laba
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba relatif rasio keuangan.
Alasan penggunaan angka relatif rasio keuangan ini dimaksudkan untuk menghindari
pengaruh variasi besaran perusahaan. Menurut Machfoedz (1994) formula penghitungannya
adalah:
Laba periodesekarang- Laba periodesebelumnya
PerubahanLaba
Laba periodesebelumnya
Variabel Independen
Net Income
NIW
Net Worth
Statistik Deskriptif
Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu
struktur pendanan, kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan.
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 90 data. Variabel PLB (Perubahan Laba) memiliki nilai minimum
sebesar -7,84. PLB maksimum memiliki nilai sebesar 211,85. Dari nilai minimum dan
maksimum PLB tersebut maka rata-rata hitung (mean) diperoleh sebesar 3,47 dengan tingkat
rata-rata penyimpangan (std. Deviation) sebesar 22,55 yang artinya bahwa data semakin
beragam (heterogen).
Variabel CFL (Cash Flow to Current Liabilities) memiliki nilai minimum sebesar -2,12.
CFL maksimum memiliki nilai sebesar 2,03. Dari nilai minimum dan maksimum CFL
menghasilkan nilai rata-rata hitung (mean) sebesar 0,23 dengan Tingkat rata-rata
penyimpangan (std. Deviation) sebesar 0,59 yang artinya bahwa data tidak terlalu beragam
(homogen).
Variabel WLF (Net Worth And Total Liabilities To Fixed Assets) memiliki nilai minimum
sebesar 1,30. WLF maksimum memiliki nilai sebesar 898,16. Dari nilai minimum dan
maksimum WLF menghasilkan rata-rata hitung (mean) sebesar 80,26 dengan Tingkat rata-
rata penyimpangan (std. Deviation) sebesar 167,21 yang artinya bahwa data semakin beragam
(heterogen).
Variabel GPS (Gross Profit To Sales) memiliki nilai minimum sebesar -1,53. GPS
maksimum memiliki nilai sebesar 0,75. Dari nilai minimum dan maksimum GPS
menghasilkan rata-rata hitung (mean) sebesar 0,46 dengan Tingkat rata-rata penyimpangan
(std. Deviation) sebesar 0,24 yang artinya bahwa data tidak terlalu beragam (homogen).
Variabel NIS (Net Income To Sales) memiliki nilai minimum sebesar -4,36. NIS
maksimum memiliki nilai sebesar 0,80. Dari nilai minimum dan maksimum NIS
menghasilkan rata-rata hitung (mean) sebesar 0,13 dengan tingkat rata-rata penyimpangan
(std. Deviation) sebesar 0,55 yang artinya bahwa data tidak terlalu beragam (homogen).
Variabel OIL (Operating Income To Sales) memiliki nilai minimum sebesar -0,18. OIL
maksimum memiliki nilai sebesar 2,36. Dari nilai minimum dan maksimum OIL
menghasilkan rata-rata hitung (mean) sebesar 0,19 dengan Tingkat rata-rata penyimpangan
(std. Deviation) sebesar 0,29 yang artinya bahwa data tidak terlalu beragam (homogen).
Variabel NWS (Net Worth To Sales) memiliki nilai minimum sebesar 0,90. NWS
maksimum memiliki nilai sebesar 388,09. Dari nilai minimum dan maksimum NWS
menghasilkan rata-rata hitung (mean) sebesar 9,60 dengan Tingkat rata-rata penyimpangan
(std. Deviation) sebesar 41,04 yang artinya bahwa data semakin beragam (heterogen).
Variabel NIW (Net Income To Net Worth) memiliki nilai minimum sebesar -0,27. NIW
maksimum memiliki nilai sebesar 0,33. Dari nilai minimum dan maksimum NIW
menghasilkan rata-rata hitung (mean) sebesar 0,08 dengan tingkat rata-rata penyimpangan
(std. Deviation) sebesar 0,10 yang artinya bahwa data tidak terlalu beragam (homogen).
Variabel NIL (Net Income To Total Liabilities) memiliki nilai minimum sebesar -1,33.
NIL maksimum memiliki nilai sebesar 1,98. Dari nilai minimum dan maksimum NIL
menghasilkan rata-rata hitung (mean) sebesar 0,15 dengan tingkat rata-rata penyimpangan
(std. Deviation) sebesar 0,31 yang artinya bahwa data tidak terlalu beragam (homogen).
Variabel NWL (Net Worth To Total Liabilities) memiliki nilai minimum sebesar 0,35.
NWL maksimum. Dari nilai minimum dan maksimum NIL menghasilkan rata-rata hitung
(mean) sebesar 2,68 dengan tingkat rata-rata penyimpangan (std. Deviation) sebesar 2,92 yang
artinya bahwa data tidak terlalu beragam (homogen)
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya masih disekitar garis normal
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi
secara normal. Sementara itu, untuk uji normalitas dengan menggunakan One-Sampel
Kolmogorov- Smirnov Test, diperoleh nilai Kolmongorov-Smirnov sebesar 1,15 dan nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) diatas adalah 0,15 yang berarti bahwa lebih besar dari 0,05, maka dapat
dinyatakan bahwa residual berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10,
demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik
scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk
pola yang jelas. Titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
Uji Autokorelasi. Berdasarkan hasil uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson
hitung sebesar 1,99. Penelitian ini menggunakan data sejumlah 90 dan variabel independen
sebanyak 9 sehingga berdasarkan tabel Durbin Watson diketahui nilai dl = 1,44 dan du = 1,88
(pada tabel DW), serta nilai (4-du) = 2,11. Nilai 1,99 tersebut terletak diantara nilai du dan
(4-du) sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah
autokorelasi sehingga uji autokorelasi terpenuhi.
Tabel 2
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.20 2.52 -.08 .93
CFL .40 .85 .01 .47 .64
WLF -.00 .00 -.03 -1.44 .15
GPS -3.00 4.81 -.03 -.62 .53
NIS 7.27 2.34 .17 3.10 .00
OIL 9.01 4.36 .11 2.06 .04
NWS .55 .01 1.00 43.25 .00
NIW -2.19 6.91 -.01 -.31 .75
NIL -10.05 3.96 -.13 -2.53 .01
NWL -.37 .22 -.04 -1.64 .10
a. Dependent Variable: PLB
Sumber: Hasil output SPSS 16
Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 254.88 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemodelan yang dibangun, yaitu pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba
memenuhi kriteria fit (sesuai).
Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap
variabel terikat (Ghozali, 2006). Uji ini mengidentifikasi apakah struktur pendanaan,
kepemilikan manajerial dan interaksi antara struktur pendanaan dengan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji t yang disajikan pada tabel 4
sebagai berikut:
Tabel 4
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.20 2.52 -.08 .93
CFL .40 .85 .01 .47 .64
WLF -.00 .00 -.03 -1.44 .15
GPS -3.00 4.81 -.03 -.62 .53
NIS 7.27 2.34 .17 3.10 .00
OIL 9.01 4.36 .11 2.06 .04
NWS .55 .01 1.00 43.25 .00
NIW -2.19 6.91 -.01 -.31 .75
NIL -10.05 3.96 -.13 -2.53 .01
NWL -.37 .22 -.04 -1.64 .10
a. Dependent Variable: PBV
Sumber: Hasil output SPSS 16
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 2 (2015) Pengaruh Rasio Keuangan... - Ersyawalia, Dila
17
Berdasarkan hasil uji t yang terlihat dalam tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
2) Pengaruh Net Worth and Total Liabilities to Fixed Assets (WLF) terhadap Perubahan
Laba
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa WLF memilik nilai t hitung sebesar -
1,44 dan tingkat signifikansi sebesar 0,15, ini menunjukkan bahwa WLF tidak berpengaruh
terhadap perubahan laba. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan besarnya
penggunaan capital yang dimiliki perusahaan belum banyak diinvestasikan, tetapi
digunakan untuk meningkatkan fixed assets.
Rasio ini memanfaatkan dana pinjaman yang besar dengan kendali perusahaan
dipegang oleh pemilik usaha. Dalam kaitan ini, apabila perusahaan sedang berada dalam
iklim yang menguntungkan, maka keuntungan para pemilik akan meningkat tetapi
sebaliknya dalam iklim usaha yang kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban
pembayaran bunga makin tinggi berarti memperbesar kerugian perusahaan (Simarmata,
1984, 240). Selain itu Pemanfaatan hutang perusahaan juga sangat penting. Jika hutang
perusahaan dapat dimanfaatkan dengan baik maka perusahaan akan mampu menciptakan
laba yang besar. Tetapi disatu sisi banyak juga perusahaan yang memiliki hutang, karena
tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, maka laba perusahaan mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan jumlah laba yang dihasilkan dari hutang tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan biaya bunga dan cicilan hutang. Ketidakjelasan manfaat hutang inilah yang
menyebabkan tidak signifikan antara perubahan rasio leverage terhadap perubahan laba.
Dengan tidak signifikannya rasio WLF dalam memprediksi perubahan laba, maka ada
ketidakkonsistenan terhadap rasio ini dalam melihat perubahan laba dimasa mendatang.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 2 (2015) Pengaruh Rasio Keuangan... - Ersyawalia, Dila
18
Hal ini dikarenakan penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh Machfoedz (1994)
yang meneliti tentang Financial Ratio Analysis And The Prediction Of Earnings Changes In
Indonesia di Bursa Efek Jakarta, yang menyatakan bahwa variabel WLF berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba.
Tetapi hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Wijayanti
(2004) yang meneliti tentang analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index periode 2004-2006, yang menyatakan
bahwa variabel WLF berpengaruh tidak signifikan terhadap perubahan laba, dimana hasil
ini dikarenakan ketika tidak adanya kejelasan penggunaan kekayaan perusahaan dan total
hutang yang seharusnya dapat digunakan sebagai investasi berupa aset tetap sehingga
menghasilkan laba untuk perusahaan tetapi jika tidak digunakan sebagai investasi berupa
aset tetap maka akan membuat tidak adanya keuntungan yang diperoleh dan tidak adanya
pengaruh pada perubahan laba.
Disisi lain, penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh Machfoedz (1994)
yang meneliti tentang Financial Ratio Analysis And The Prediction Of Earnings Changes In
Indonesia di Bursa Efek Jakarta, yang menyatakan bahwa variabel WLF berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba.
analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan yang listing di
Jakarta Islamic Index periode 2004-2006 yang menyatakan bahwa variabel NIS berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba.
Tabel 5
Hasil uji koefisien determinasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), CFL, WLF, GPS, NIS, OIL, NWS, NIW, NIL, NWL
b. Dependent Variable: PLB
Sumber: Hasil output SPSS 16
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi yang terletak
pada kolom Adjusted R Square sebesar 0,96. Artinya sebesar 96,6% variabel independen yang
terdiri dari cash flow to current liabilities, net worth and total liabilities to fixed assets, gross profit to
sales, net income to sales, operating income to total liabilities, net worth to sales, net income to net
worth, net income to total liabilities, net worth to total liabilities dapat menjelaskan variabel
dependen yaitu perubahan laba,sedangkan sisanya yaitu 3,4% dijelaskan oleh variabel lain
diluar variabel dalam penelitian.
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Terdapat tiga rasio keuangan yaitu net income to sales (NIS), operating income to total
liabilities (OIL), dan net worth to sales (NWS) dapat digunakan untuk memprediksi perubahan
laba.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 2 (2015) Pengaruh Rasio Keuangan... - Ersyawalia, Dila
21
2. Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa terdapat enam rasio keuangan yaitu cash flow
to current liabilities (CFL), net worth and total liabilities to fixed assets (WLF), gross profit to sales
(GPS), net income to net worth (NIW), net income to total liabilities (NIL) dan net worth to total
liabilities (NWL) tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.
3. Nilai Adjusted R Square sebesar 96,6% yang berarti bahwa konstribusi dari variabel
independen yang terdiri dari cash flow to current liabilities, net worth and total liabilities to fixed
assets, gross profit to sales, net income to sales, operating income to total liabilities, net worth to sales,
net income to net worth, net income to total liabilities, net worth to total liabilities dapat
menjelaskan variabel dependen yaitu perubahan laba,sedangkan sisanya yaitu 3,4%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan pada model regresi dalam penelitian.
4. Hasil uji goodness of fit diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa pemodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit
Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap perubahan laba. Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan bagi
peneliti yang akan datang yaitu:
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan real estate dan property dengan
periode pengamatan 2011-2012 (selama 2 tahun) dan data perubahan rasio keuangannya
adalah 2 tahun. Untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik jika memperluas obyek penelitian
seperti seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI serta memperpanjang periode pengamatan.
Jumlah sampel yang lebih besar akan dapat mengeneralisasi semua jenis industri dan
periode yang lebih lama akan memberikan hasil yang lebih valid atau hasil yang mendekati
kondisi sebenarnya.
2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan size effect. Ukuran perusahaan mungkin dapat
digunakan untuk mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh laba. Sebaiknya penelitian
selanjutnya ikut mempertimbangkan size effect.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bukan hanya faktor mikro ekonomi saja, tetapi
kemungkinan faktor makro ekonomi seperti inflasi, tingkat suku bunga, subsidi pemerintah
dan sebagainya tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini, sebaiknya penelitian
selanjutnya ikut mempertimbangkan faktor ekonomi seperti inflasi dalam memprediksi
perubahan laba yang menggunakan rasio keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
●●●