PHBS
PHBS
PHBS
Mahasiswi Program Studi Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UR
Fitriani_gustianingsih@yahoo.com
Kampus Bina widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax.
0761-63277
Abstract
Cakupan rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat diantar
Kecamatan Kabupaten Kuansing tidak ada data yang memakai 10 indikator yang
digunakan dalam pendataan (PHBS) seperti pendataan oleh Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI yang memakai 10 indikator dalam
pendataan yang ber-PHBS, namun Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Kuansing hanya
memakai 2 indikator yaitu: ketersediaan air bersih dan jamban sehat begitu juga dengan
tempat penelitian peneliti yaitu Kecamatan Benai yang hanya memakai 2 indikator.
Keterangan ini didapatkan oleh peneliti dari UPTD Kecamatan Benai. (Hasil
Wawancara, Tangal 14 Desember 2013).
Data laporan tahunan puskesmas kecamatan benai tahun 2013 terjadi kejadian luar
biasa (KLB) campak, persalinan masih
2
ada yang ditolong dukun kampung. Serta penyakit yang lain seperti demam tinggi masih
diobatin oleh obat tradisional yang dipercaya oleh orang tua turun menurun. Berdasarkan data
laporan yang didapat dari poskesdes Desa Gunung Kesiangan Sepuluh besar penyakit di Desa
Gunung Kesiangan ditemukan angka Ispa, Gastritis, Gatal-Gatal, Sakit Perut, Hipertensi,
Diabetes, Diare, Sakit Mata, Malaria dan Campak. Dari data tersebut menyatakan bahwa
penyakit yang sering di derita masyarakat Desa Gunung Kesiangan sebagian besar adalah
gastritis, yaitu sebanyak 21 orang (27,27%), sedangkan penyakit ispa terjadi sebanyak 18
orang (23,38%) serta penyakit sakit perut terjadi sebanyak 12 orang (15,58%) disusul
penyakit diare yang terjadi sebanyak 9 orang (11,69%).
Katagori fenomena yang peneliti temukan berdasarkan survei awal peneliti di Desa
Gunung Kesiangan menunjukan bahwa masyarakat Desa Gunung Kesiangan secara pengetahuan
mereka sebagian besar tidak mengetahui mengenai kiat-kiat untuk (PHBS). Makanya
secara sikap masyarakat Desa Gunung Kesiangan tidak melakukan kegiatan atau program PHBS
tersebut.
Jadi tak begitu heran jika masyarakat tidak melakukan persalinan di bidan yang sacara
ilmu sudah mempuni dibidang kesehatan khususnya urusan persalinan yang
sebaliknya terjadi masyarakat lebih memilih dukun kampung sebagai pilihan, Bayi di beri ASI
ekslusif tanpa makanan tambahan dari usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia
6 bulan juga tidak dilakukan masyarakat, serta mayarakat yang lebih cendrung menjadikan
sungai sebagai tempat buang air besar, mandi, serta dijadikan tempat cucian oleh ibu rumah tangga.
Hal ini hanya secara permaslahan umum yang peneliti ungkap dan masih banyak masalah
kesehatan yang komplek di desa gunung kesiangan. Secara tindakan masyarakat gunung
kesiangan
Wawancara peneliti kepada beberapa warga Desa Gunung Kesiangan diketahui alasan
mengapa tidak perlu tenaga kesehatan adalah umumnya persalinan seorang ibu mereka
anggap normal dan sudah biasa ditangani oleh dukun kampung sehingga tidak harus
ke bidan desa. Hal ini dikernakan telah menjadi turun menurun dari
nenek moyang. Alasan yang lain karena menghormati pendapat orang tua, kebiasaan turun
temurun dan terakhir masalah ekonomi. Tidak aktifnya kegiatan posyandu berdampak
kepada masih rendahnya pencapaian target imunisasi dan tingginya angka drop out.
Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan di atas penulis merasa hal ini pantas
dan ada daya tarik untuk penulis meneliti fenomena ini sehingga ingin membuat
rencana penelitian dengan judul PERILAKU HIDUP
BESIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASYARAKAT DESA GUNUNG
KESIANGAN, KECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI.
1.2 Teori
1.2.1 Tindakan sosial
Weber sangat tertarik pada masalah-masalah sosiologi yang luas mengenai strutur
sosial dan kebudayaan, tetapi dia melihat bahwa kenyataan sosial secara mendasar
terdiri dari individu-individu dan
3
tindakan-tindakan sosialnya yang berarti. Dia mendefinisikan sosiologi sebagai:
Suatu ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pemahaman interpretatif mengenai
tindakan sosial agar dengan demikian bisa sampai ke suatu penjelasan kausal mengenai arah
dan akibat-akibatnya. Dengantindakan dimaksudkan semua perilaku manusia, apabila atau
sepanjang individu yang bertindak itu memberikan arti subyektif kepada tindakan itu..tindakan
disebut sosial karena arti subyektif tadi dihubungkan dengannya oleh individu yang
bertindak..memperhitungkan perilaku orang lain dan karena itu diarahkan ke tujuannya.
(Johnson, 1986: 214)
1.2.3 Domain Perilaku
Menurut Bloom perilaku itu didalam 3
domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas
dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu
mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif
(kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).
(Notoatmodjo 2003: 114). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (knowlegde) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi.
semakin tinggi tingkat pendapatan manusia maka semakin tinggi keinginan manusia untuk
dapat memperoleh informasi melalui media yang lebih tinggi. (Soekanto 2002: 88)
c. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan variabel yang sulit digolongkan namun berguna bukan saja
sebagai dasar demografi, tetapi juga sebagai suatu metode untuk melakukan sosial
ekonomi. (Soekanto, 2002: 89).
d. Pengalaman
Pengalaman-pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak maka hasilnya adalah
ilmu pengetahuan (Soekanto, 2002: 90).
e. Umur
Usia reproduksi sehat yaitu mulai dari umur 20 tahun sampai 35 tahun. Sedangkan usia
reptoduksi tidak sehat yaitu umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
(Manuaba, 1998: 14).
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap adalah respon tertutup
seseorang terhadap stimulus atau obyek tertentu (Notoatmodjo, 2007: 142). Menurut Allport
yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2003:125) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai
tiga komponen pokok, yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan). Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu obyek
Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap obyek.
a. Tingkat Pendidikan
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 4
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek, artinya bagaimana penilaian
(terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap obyek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk berperilaku
terbuka.
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respons terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah
merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu
sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
1.2.5 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah
semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat. (Pusat Promkes Depkes RI, 2011).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat
(Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka
menjaga, memeliharadan meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).
Tujuan PHBS di rumah tangga adalah:
1. Meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas lintas sektor, media
massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK dan dunia usaha
dalam pembinaan PHBS di rumah tangga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan PHBS dan berperanaktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Sasaran PHBS dalam tatanan rumah tangga
adalah seluruh anggota keluarga, yaitu : pasangan usia subur, ibu hamil dan atau
ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak (Depkes RI, 2011).
Program PHBS ini merupakan program nasional, yang dibuat untuk seluruh wilayah
5
di Indonesia. Dengan demikian, program-program yang terdapat dalam program PHBS tidak
membuat perbedaan indikator penilaian untuk wilayah atau kawasan tertentu, seperti
wilayah pantai, wilayah desa atau wilayah kota. Dengan demikian dalam pelaksanaan
program PHBS di seluruh kawasan Indonesia juga menggunakan 10 indikator
PHBS yang harus diperaktikan dirumah tangga karena dianggap mewakili atau
dapat mencerminkan keseluruhan perliku hidup bersih dan sehat, indikator tersebut adalah
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, Bayi di beri ASI ekslusif, Menimbang
balita setiap bulan, Ketersediaan air bersih, Ketersediaan jamban sehat, Memberantas
jentik nyamuk, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok dalam
rumah, Melakukan aktifitas fisik setiap hari, Makan buah dan sayur.
1.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat
6
METODE PENELITIAN
2.1 Teknik Pengumpulan Data
2.1.1 Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
(Arikunto, 2006 : 151). Dengan kuesioner, responden mudah memberikan jawaban
karena alternatif jawaban sudah disediakan dan membutuhkan waktu yang singkat
dalam menjawabnya. Data yang diperoleh kemudian akan diolah dengan menggunakan
program computer SPSS versi 16.0 untuk mempermudah dilakukannya proses pengolahan
data.
2.1.2 Wawancara (interview)
Wawacancara sebagai cara yang dipergunakan dalam tehnik pengumpulan untuk
mendapatkan informasi (data) dari responden dengan bertanya langsung secara bertatap muka.
Dengan berbicara langsung kepada responden peneliti lebih dapat memahami keadaan yang
sebenarnya.
2.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi di gunakan untuk melengkapi data data yang diperlukan untuk
permasalahan yang diteliti yaitu mengenai pelaksanaan (PHBS) di Desa Gunung Kesiangan
Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi, dan memiliki nilai ilmiah yang berupa foto
foto yang berkaitan dengan objek penelitian.
2.2 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dengan di paparkan secara deskriptif
yaitu penulis terlebih dahulu menyusun data ke dalam bentuk tabel dan diagram yang
selanjutnya di beri penjelasan dan di analisa secara deskriptif atau memberikan
gambaran mengenai keadaan masyarakat sebenarnya.
7
persalinannya ditolong tenaga kesehatan hanya sebanyak 14 ( 20%).
3.2.2 Memberikan ASI Eksklusif Memberikan ASI Eksklusif adalah ibu memberikan ASI
kepada bayi tanpa memberikan makanan lain kepada bayi selama 6
bulan. Dalam penelitian ini, di Desa Gunung Kesiangan responden yang memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 16 (22,85%).
3.2.3 Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
mayoritas responden tidak menimbang bayi dan balita setiap bulan yaitu 42 responden (60%).
Sedangkan yang minoritas ada 28 responden (40%) yang menimbang bayi dan balita setiap bulan.
3.2.4 Menggunakan Air Bersih
mayoritas responden tidak menggunakan sumber air bersih yaitu 41 responden (58,58%).
Sedangkan yangt minoritas ada 29 responden ( 41,42%) yang menggunakan sumber air bersih.
3.2.5 Mencuci Tangan Dengan Air Bersih dan Sabun
mayoritas responden tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yaitu 61 responden
(87,14%). Sedangkan yang minoritas ada 9 responden (12,86%) yang mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun. 3.2.6 Menggunakan Jamban Sehat mayoritas responden tidak
mengunakan jamban sehat yaitu 43 responden (61,42%). Sedangkan yang minoritas ada 27
responden (38,8%) yang mengunakan jamban sehat. 3.2.7 Memberantas Jentik Nyamuk mayoritas
responden tidak memberantas jentik nyamuk minimal 1x seminggu yaitu 57 responden
(81,42%). Sedangkan yang minoritas ada 13 responden (18,58%) yang memberantas jentik
nyamuk minimal 1x seminggu.
3.2.8 Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari mayoritas responden tidak mengkonsumsi buah dan
sayur setiap hari yaitu 62 responden (88,57%). Sedangkan yang
8
memberantas jentik nyamuk yaitu 27 responden (96,4%).
Dari 28 responden yang berpendapatan golongan rendah mayoritas tidak makan buah dan
sayur setiap hari yaitu 27 responden (96,4%).
Dari 28 responden yang berpendapatan golongan rendah mayoritas melakukan aktivitas
fisik setiap hari 28 responden (100%).
Dari 28 responden yang berpendapatan golongan rendah mayoritas merokok dalam rumah 16
(42,86%).
3.4. Pendidikan
Pendapatan adalah hasil dari suatu pekerjaan atau penghargaan yang diberikan berupa material
uang. Dalam hal ini, pendapatan keluarga sangat menentukan besar kecilnya pemenuhan
kebutuhan hidup sehari hari dalam keluarga. Baik kebutuhan kesehatan dan kebutuhan
penunjang lainnya. Pendapatan yang rendah akan memberikan pengaruh dan dampak
yang besar dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan hidup dalam keluarga, begitu pula
sebaliknya. Hal ini memberi gambaran bahwa pendapatan keluarga memberi pengaruh yang
sangat besar dalam peningkatan berbagai faktor penunjang untuk kehidupan manusia dalam
keluarga, salah satunya yaitu faktor kesehatan.
Dari 35 responden yang berpendidikan SD mayoritas responden persalinannya pada tenaga
kesehatan sebanyak 29 (82,86%). Responden yang berpendidikan SD mayoritas tidak
memberikan ASI Ekklusif kepada bayinya sebanyak 30 (85,71%) dari 35 responden.
Dari 35 responden yang berpendidikan SD mayoritas responden tidak menimbang
balitanya setiap bulan sebanyak 32 (91,43%).
Mayoritas responden yang berpendidikan SD tidak menggunakan air bersih sebanyak 32
(9142%) dari 35 responden yang berpendidikan SD.
9
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari 5 km mayoritas tidak mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun yaitu 3 responden (100%).
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari 5 km mayoritas tidak menggunakan jamban sehat 3
responden (100%).
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari 5 km mayoritas memberantas jentik nyamuk berjumlah 2
responden (66,67%).
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari 5 km mayoritas tidak makan buah dan sayur setiap hari
berjumlah 2 responden (66,67%). Dari 3 responden yang berjarak kurang dari 5 km mayoritas
melakukan aktivitas fisik setiap hari berjumlah 3 responden (100%). Dari 3 responden yang berjarak
kurang dari 5 km mayoritas merokok dalam rumah yaitu 3 responden (100%).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
masyarakat Desa Gunung Kesiangan Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi
adalah
a. Pendidikan.
Responden yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan mayoritas responden yang
berpendidikan S1 sebanyak 42,86%. Responden yang memberikan ASI Eksklusif
mayoritas yang berpendidikan S1 sebanyak 57,14%, responden yang menimbang balita setiap
bulan yang lebih banyak yang berpendidikan SMA 90,90 dan S1 100%, menggunakan
air bersih mayoritas responden yang berpendidikan SMA 90,90%, responden
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun mayoritas yang berpendidikan S1 100%,
yang menggunakan jamban sehat mayoritas responden yang berpendidikan S1 100%,
memberantas jentik nyamuk mayoritas responden yang berpendidikan S1 71,43%,
makan buah dak sayur setiap hari mayoritas responden yang berpendidikan S1 57,14%,
responden semuanya melakukan aktivitas fisik setiap hari, responden yang tidak merokok
di dalam rumah mayoritas yang berpendidikan S128,57%.
b. Pendapatan.
10
tinggi 71,43%, memberikan ASI Eksklusif mayoritas yang berpendapatan tinggi 85,72%,
menimbang balita setiap bulan mayoritas yang berpendapatan tinggi 100%, menggunakan air
bersih mayoritas respondenyang berpendapatan tinggi 85,72%, mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun mayoritas responden yang berpendaptan tinggi 85,72%, menggunakan
jamban sehat mayoritas responden yang berpendapatan tinggi%, memberantas jentik nyamuk
mayoritas responden yang berpendapatan tinggi 100%, makan buah dan sayur setiap hari
mayoritas responden yang berpendapatan tinggi 85,72%, melakukan aktivitas fisik semua
responden, tidak merokok dalam rumah mayoritas responden yang berpendapatan rendah
57,14%.
c. Jarak Puskesmas.
Responden yang persalinannya di tolong tenaga kesehatan mayoritas berjarak <5 KM dari
puskesmas 66,67%, memberikan ASI Eksklusif mayoritas responden yang berjarak <5
KM dari puskesmas 33,33%, responden yang menimbang balita lebih banyak yang
berjarak <5 KM dari puskesmas 100%, menggunakan air bersih mayoritas responden
yang berjarak 5-10 KM dari puskesmas 43,91 %, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
mayoritas responden yang berjarak 5-10 KM dari puskesmas 14,63%, menggunakan jamban
sehat mayoritas responden yang berjarak 5-10 KM dari puskesmas 43,91%,
memberantas jentik nyamuk mayoritas responden yang berjarak <5 KM dari puskesmas
66,67%, makan buah dan sayur setiap hari mayoritas responden yang berjarak <5 KM dari
puskesmas 33,33%, melakukan aktivitas fisik setiap hari yang berjarak <5 KM , 5-10 KM dan
>10 KM semuanya melakukan aktivitas fisik, dan yang tidak merokok dalam rumah mayoritas
responden yang berjarak < 5 KM 100%.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang dikemukakan diatas
peneliti dapat memberikan saran adalah sebagai berikut :
a. Kepada masyarakat Desa Gunung Kesiangan agar ikut partisipasi didalam setiap
kegiatan tentang penyuluhan kesehatan baik di desa maupun di Kecamatan
karena dengan ikut serta mayarakat akan menambah pengetahuan tentang kesehatan
terutama pengetahuan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Perlu peningkatan peran serta perangkat desa dalam menyukseskan setiap kegiatan-
kegiatan penyuluhan kesehatan, dan kegiatan lain yang berkenaan dengan
kesehatan dan sosial, sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
berperilaku sehat. Peran serta perangkat desa ini untuk menghindari penafsiran bahwa
selama ini kesehatan berkaitan dengan berobat, belum terbentuk bagaimana
mencegah untuk tidak sakit. Menghindari juga masih ditemukannya persepsi bahwa
kesehatan adalah tanggung jawab petugas kesehatan, bukan menjadi tanggung jawab
pribadi dan masyarakat.
11
tujuan tindakan,dan sarana atau alat yang digunakan untuk pencapain tujuannya. Dalam
hal ini hubunganya dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah Tindakan
rasional instrumental yaitu tindakan murni aktor dalam hal ini seorang warga masyarakat tidak
hanya menilai cara yang baik akan tetapi juga menentukan nilai dan tujuan. Alat sebagai pencapaian
tujuan-tujuan yang dikejar dan dihitung secara rasional, ketika seorang warga masyarakat
mencari pelayanan kesehatan atau pengobatan ketika mengalami sakit. Tindakan
warga masyarakat tersebut antara lain membeli obat di toko atau di apotik yang diharapkan
itu memberikan kesembuhan pada penyakitnya, atau pun pergi ke puskesmas atau juga
mencari pelayanan medis lain untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih profesional.
Seperti yang diungkapkan oleh Max Weber yang mengatakan bahwa perilaku manusia yang
merupakan perilaku sosial harus mempunyai tujuan tertentu, yang terwujud dengan jelas.
Artinya, perilaku itu harus mempunyai arti bagi pihak-pihak yang terlibat, yang
kemudian berorientasi terhadap perilaku yang sama dengan pihak lain. Dengan kata lain,
suatu perilaku mungkin mempunyai arti tertentu pada perilaku tersebut. Demikian pula
yang diungkapkan oleh Max Weber yang memahami alasan-alasan mengapa warga
masyarakat tersebut bertindak, kejadian historis (masa lalu) yang memengaruhi karakter
mereka, dan memahami tindakan para pelakunya yang hidup di masa kini.
b. Rasionalitas yang beroriantasi pada nilai (Wertrationalitat) dibandingkan dengan rasional
intrumental, sifat rasionalitas nilai ini lebih berorientasi pada perhitungan yang sadar, tujuan-
tujuannya sudah ada dalam hubungan dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau
merupakan nilai akhir baginya. Sehubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
adalah tujuan
12
tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan
dan cara yang akan digunakan. Hubungannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) adalah kebiasaan masyarakat yang telah menjadi turun menurun
dalam kultur masyarakat kebiasan itu diturunkan oleh leluhur mereka yang secara adat istiadat
dan akan sulit dipisahkan oleh masyarakat karena mereka menyakini kebenarannya seperti contoh
mitos tidak boleh pangkas rambut hari selasa karena pembawa sial atau tidak baik serta potong
kuku jangan dimalam hari dan dibidang kesehatan masyarakat memilih pertolongan persalinan
oleh dukun kampung yang biasanya umurnya yang sudah tua diatas 50 tahun dari pada
ditangani oleh bidan atau tenaga medis yang secara ilmu kesehatan mereka menguasai dan teruji
dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Anik, Maryunani. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.DKI Jakarta:CV. Trans Info
Media.
Blum, Hendrik L. 1974. Planning for Health, Development and Aplication of Social
Changes Theory. New York: Human Sciences Press.
Ritzer, George. 2010. Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta : Juxtapose
Research And Publication Study Club Bekerja Sama Dengan Kreasi Wacana. Ritzer,
George dan Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. Cetakan ke-1. Jakarta :
Prenada Media.
. 2007. Teori Sosiologi Modern. Cetakan ke-4. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Johnson,
Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid I. Jakarta: PT. Gramedia.
Manuaba, I.G.B. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta
Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo,S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta
. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
13
. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Singarimbun, Masri. 1983. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Soekanto, Soerjono.
2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafmdo Persada. Suyanto, Bagong dan Sutinah.
2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media. Sumber Skripsi:
Mira Dianingsi, 2013. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Desa Sumpu Kecamatan
Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Pekanbaru: Universitas Riau.
Sumber Internet:
Kemenkes, RI (2011). Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. http://www.promosikesehatan.com ( Diakses pada tanggal 7
Desember 2013 pukul 10 WIB )
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Kesehatan RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
http://www.promosikesehatan.com (Diakses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 10.30 WIB)
Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
http://www.promosikesehatan.com (Diakses pada tanggal 9 Desember 2013 pukul 11.00 WIB )
Undang-Undang No 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan.
http://www.promosikesehatan.com (Diakses pada tanggal 20 Desember 20
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Nomor
2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat(PHBS). http://www.promosikesehatan.com (Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul
08.00 WIB ) Depkes RI.1999. Rencana
14
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 15.20
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2008. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2008. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 16.00
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2009. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2009. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 16.10
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2010. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.00
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2011. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2011. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.10
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2012. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2012. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.30
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2013. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2013. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com(Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.45
WIB