Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Jurnal Refleksi Dwiminggu 5-Jaini

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN KE-5 (CGP A 5)

Nama : Jaini, S.Pd., M.Pd.


Sekolah : SMP Negeri 1 Pogalan-Kab.Trenggalek
Fasilitator : Surono, S.Pd.,M.Pd
Pengajar Praktik : Ning Fadhilah,SE, M.Pd.

2.1.a.. Jurnal Refleksi Minggu ke-9 CGP


Cara/ metode dalam menuliskan Jurnal refleksi pada minggu ke-9 adalah 4F yang
dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway dan terdiri dari 4 tahap yaitu:

1. Facts (Peristiwa)
Kegiatan PGP angkatan 5 minggu ke-9 dimulai pada hari Selasa, 30 Agustus
2022 dengan materi mulai dari diri. Pada kegiatan ini saya menuliskan pengalaman
ketika melayani k murid denan kemampuan berbeda , untuk murid pandai biasanya
saya beri materi pengayaan atau soal-soal dengan gread lebih tinggi, supaya proses
pembelajaran menjadi lebih mudah saya juga menyesuaikan dengan karakternya, bagi
yang minatnya kurang sehingga kesulitan pelajaran IPA saya sederhanakan materi
sesuai pemahamannya. Untuk memudahkan pembelajaran biasanya dalam satu
kelompok saya buat hiterogen jenis kelamin, kemampuan, keaktifan dengan tujuan
menjadi tutor sebaya.
Eksplorasi konsep dan forum diskusi asinkron tertulis pada hari Rabu, 31
Agustus 2022 membahas tentang video pembelajaran deferensiasi. Gagasan baru yang
saya dapatkan dari video dan artikel yaitu:1) Dalam diferensiasi proses dapat dilihat
dalam menentukan penilaian masing-masing murid berbeda, sesuai dengan kemampuan
peserta didik sehingga perlunya rublik penilaian dalam pembelajaran yang harus Guru
buat, penilaian seperti halnya penilaian autentik yaitu penilaian secara menyeluruh
Terus menerus atau berkesinambungan kita tidak hanya melihat hasilnya saja tetapi
bagaimana proses anak murid tersebut dalam belajar. 2) Pengaruh penting lingkungan
belajar yang mendukung pembelajaran diferensiasi, sehingga perlunya kita sebagai Guru
menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.3) Mengimplementasikan stategi
pembelajaran berdiferensiasi dalam kegiatan belajar di kelas.
Ruang kolaborasi hari, Rabu dan Kamis berdiskusi 3 contoh praktek
pembelajaran berdeferensiasi di tingkat TK, SD, SMA. Kami menganalisis Informasi
atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut. Kebutuhan apa saja
dan bagaimana cara yang hendak dipenuhi, strategi deferensiasi dan bagaimana cara
penilaian yang ada dalam artikel dan video yang dicontohkan.

2. Feelings (Perasaan)
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan CGP di LMS pada minggu kesembilan,
saya akhirnya memahami bagaimana cara menentukan strategi pembelajaran
diferensiasi konten, proses, produk. Sebelum kita melakukan pembelajaran
berdefensiasi kita harus memahami 3 aspek pemetaan kebutuhan murid sebagai dasar
pelaksanaan praktik pembelajaran diferensiasi di kelas. 3 Aspek pemetaan kebutuhan
tersebut adalah sebagai berikut :1) Kesiapan belajar (readiness) murid; {mempelajari
materi dulu,2) Minat belajar murid;3) Profil belajar murid.
Pembelajaran diferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal
(common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Dengan pembelajaran ini maka: 1)lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar,
2) kurikulum memiliki tujuan pembelajaran jelas, 3) terdapat penilaian
berkelanjutan.4)guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, 5)nanajemen
kelas efektif.

3. Findings (Pembelajaran)
Melalui LMS kami belajar banyak hal mengenai konsep pembelajaran
berdeferensiasi. Dengan memahami 3 aspek pemetaan kebutuhan menentukan startegi
pembelajaran diferensiasi. 3 strategi pembelajaran diferensiasi yaitu :

1) Diferensiasi Konten
Konten yaitu materi yang diajarkan kepada murid kita. Seperti halnya pemilihan konten
berdasarkan minat belajar murid, kombinasi kesiapan minat dan profil belajar murid.
Tomlinson memberikan kita alat equalizer yang membantu Guru dalam mengukur
kesiapan belajar murid. Guru dapat melihat kesiapan belajar murid apakah murid siap
belajar secara konkret atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten berdasarkan minat
murid guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan
pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar
murid, guru harus memahami gaya belajar murid, yang lebih cendrung kepada
pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual.
2) Diferensiasi Proses
Murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari sehingga hal ini
dapat dilihat saat proses bagaimana murid memahami materi yang dipelajari, pemilihan
kegiatan pembelajaran apakah dalam bentuk individu atau kelompok, serta kemampuan
murid dalam belajar atau mengerjakan tugas secara mandiri apakah masih perlu
bimbingan atau hanya dengan sedikit bimbingan. Cara melakukan diferensiasi proses
ada 6 yaitu :
a. Kegiatan berjenjang, semua murid bekerja membangun pemahaman dan keterampilan
yang sama tetapi dilakukan dengan berbagai tingkat dukungan, tantangan, atau
kompleksitas yang berbeda-beda.
b. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan disudut-
sudut minat. Sudut-sudut minat disiapkan di kelas untuk mendorong murid
mengekspoloasi sub materi yang terkait dengan topik di kelas yang sedang dipelajari
yang menarik minat murid.
c. Membuat agenda individual
d. Memvariasikan lama waktu untuk murid menyelesaikan tugas.
e. Mengembangkan kegiatan bervariasi, mengakomidir gaya belajar baik yang visual,
audio visual, auditorial dan kinestetik.
f. Menggunakan kelompok yang fleksibel sesuai dengan kesiapan dan minat.

3) Diferensiasi Produk
Produk berupa tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid setelah proses
pembelajaran, baik berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukkan, pidato,
diagram dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran. Diferensiasi produk meliputi :
a. Memberikan tantangan atau variasi
b. Memberikan murid pilihan bagaimana mengekspresikan pembelajaran yang
diinginkan.

4. Future (Penerapan)
Sebagai CGP akan mengimplementasikan pembelajaran berdeferensiasi yang
fokus melayani kebutuhan murid yang berbeda-beda, agar mereka senantiasa
diberlakukan adil sehingga akan belajar dengan perasaan nyaman, senang dan bahagia.
Saya akan melakukan identifikasi kebutuhan belajar murid dengan cara:
mengamati perilaku, mencari tahu pengetahuan awal,melakukan penilaian, mengamati
murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;bertanya atau
mendiskusikan permasalahan dengan murid;mereview dan melakukan refleksi
terhadap praktik pengajaran. Yang perlu saya pertimbangkan kesiapan belajar, minat
belajar murid,profil belajar murid.
Dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi maka pembelajaran yang
berpihak kepada murid dan berkesinambuangan akan sejalan dengan pemikiran filosofi
Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidik diibaratkan seorang petani dan murid diibaratkan
bulir binih yang berkwalitas berbeda yang disemaikan untuk menghasilkan hasil yang
maksimal maka guru merancang skenario ,metode, media alat penilaian yang efektif
dan tepat berdasarkan pemetaan kebutuhan belajar yang sudah teridentifikasi di awal,
guru menuntun dan mendampingi murid dengan memberikan hak yang sama yaitu
kesuksesan pembelajaran dan kemerdekaan dalam belajar.
Jurnal Refleksi Minggu ke-10 CGP

Refleksi jurnal harian model 4-P

Peristiwa:

Pada minggu kesepuluh peleksanaan PGP hari selasa, 6 September 2022 saya
membuat RPP pembelajaran diferensiasi diunggah di forum diskusi untuk memperoleh
umpan balik dari CGP yang lain. melalui Ruang Virtual , Kamis, 8 Agustus 2022
bersama Instruktur saya mengelaborasi pemahaman cara memenuhi kebutuhan belajar
murid melalui pembelajaran berdeferensiasi.

Perasaan

Mendapatkan pencerahan yang luar biasa tentang cara memenuhi kebutuhan


belajar murid melalui pembelajaran berdeferensiasi karena pembelajaran berdiferensiasi
tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda
untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar
dengan yang kurang pintar.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir


kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena
setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi
perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu
memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil.

Pembelajaran

Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan


menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta
budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem
“among”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan
kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai
dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada
murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal
tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak
adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan
visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung
pembelajaran berdirensiasi.

Penerapan

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah,


kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid
untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik,
murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi
pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk
nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani
dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang
optimal.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita akan mengalami


berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap positif, Untuk tetap
dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran
berdiferensiasi adalah:

1. Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang
2. mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)
3. Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
4. Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun belum
maksimal.
5. Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yan
sudah diterapkan

You might also like