Khutbah Idul Adha
Khutbah Idul Adha
Khutbah Idul Adha
،ُي لَه
َ ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد ِ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم،ت َأ ْع َمالِنَاِ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَِّئا،ُالح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره
َ ِإ َّن
ُُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ له، ُك لَه
َ َر ْي اَل اَّل
ِ َو شهَد ن ِإلهَ ِإ هللاُ َوحْ َدهُ شَ اَل ْ َأ ُ ْ َأ
َق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأنتُم ُّم ْسلِ ُمون
َّ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح
ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم
َّ َق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب
َ َاح َد ٍة َوخَ ل ٍ يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف
ِ س َو
ۚ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا
ِ ) يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َو َمن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع70( يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا
َظي ًما
ار َ فَِإ َّن ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة،ي ُم َح َّم ٍد َو َش َّر ْاُأل ُموْ ِر ُمحْ َدثَاتُهَا
َ ضالَلَةٌ َو ُك َّل
ِ َّضالَلَ ٍة فِي الن ِ ث كَاَل ُم هللاِ َوخَ ْي َر ْالهَ ْد
ُ ي هَ ْد ِ ق ْال َح ِد ْي
َ فَِإ َّن َأصْ َد
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. La Ilaha illallah wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd..
Manusia adalah makhluk yang suka mencontoh, yang mudah bagi dia meniru orang lain. Apabila dia
melihat seorang hamba yang ditokohkan, dia akan meniru segala tingkah lakunya, perbuatannya.
Bahkan seakan-akan ruh manusia yang dia contoh itu ada pada dirinya.
Tapi sayangnya kita berada di masa krisis suri tauladan, krisis panutan, krisis idola. Yang dijadikan
panutan oleh banyak masyarakat adalah pecundang-pecundang, manusia-manusia yang tidak membawa
kepada kejayaan Islam, yang tidak meninggikan muru'ah negeri dan bangsa, apalagi dapat mengajak ke
dalam surga Allah Jalla Jalaluhu.
Jamaah rahimakumullah..
Allah telah mengutus para NabiNya untuk menjadi contoh bagi umat manusia. Allah berfirman kepada
baginda Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Setelah menyebutkan Nabi-Nabi, manusia-
manusia pilihan yang Allah utus ke muka bumi ini:
“Mereka adalah manusia-manusia yang pantas dijadikan contoh. Yang Allah telah memberikan petunjuk
kepada mereka. Maka dengan petunjuk merekalah kalian berjalan, meniti dan mengikuti.” (QS. Al-
An’am[6]:90)
Ahibbati Fillah..
Hari ini umat Islam di berbagai penjuru dunia, mereka melaksanakan shalat Idul Adha, kemudian mereka
berkurban, sebagian berangkat haji, melempar jumrah, tawaf di rumah Allah, menyembelih kurban
mereka, siapa yang mereka contoh? Nabi Ibrahmi ‘Alaihis Salam.
Apakah manusia dengan sekedar wajahnya yang tampan, parasnya yang cantik, jabatannya,
kehebatannya bermain, pantas dijadikan contoh dan panutan? Wallahi jama’ah, Nabi Ibrahim ‘Alaihis
Salam, kapan beliau menjadi contoh? Yaitu setelah melalui ujian yang panjang sekali. Allah mengatakan:
اس ِإ َما ًما َ ُت فََأتَ َّمه َُّن ۖ قَا َل ِإنِّي َجا ِعل
ِ َّك لِلن ٍ ۖ َوِإ ِذ ا ْبتَلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم َربُّهُ بِ َكلِ َما
Ketika Allah menguji Nabi Ibrahim dengan fase-fase ujian yang panjang. Setelah itu Nabi Ibrahim
menyempurnakan ujian tersebut. Lalu Allah mengatakan kepada Nabi Ibrahim:
Nabi Ibrahim tidak puas hanya dirinya yang menjadi panutan. Dia meminta kepada Allah:
“Dan dari anak keturunanku Ya Allah, jadikan mereka panutan bagi umat manusia.”
Allah mengatakan:
“Orang-orang dzalim nggak bakal mendapatkan apa yang aku janjikan (mereka tidak pantas untuk
menjadi contoh.)” (QS. Al-Baqarah[2]: 124)
Beliau diuji oleh Allah dengan mendapatkan orang tua yang musyrik, mendapatkan kaum yang tidak
suka dengan dirinya,bapaknya mengusir dia, kaumnya berusaha untuk membunuh dia.
Nabi Ibrahim dilemparkan ke api bukan untuk mempertahankan jabatannya, bukan untuk
mempertahankan harta yang dia miliki, dia siap dilemparkan ke dalam api hanya untuk
mempertahankan Laa ilaaha illallah..
Kita lihat bagaimana pasukan dari kaumnya yang ingin membakar Nabi Ibrahim. Mereka buat api yang
sangat besar untuk menunjukkan kepada umat manusia kalau mereka bisa menyiksa Ibrahim. Kenapa
mereka tidak bikin api unggun yang kecil lalu melemparkan Ibrahim ke sana? Tidak!
Mereka ini menunjukkan arogansi mereka. Tatkala Nabi Ibrahim dilemparkan ke api dengan alat
pelontar, diriwayatkan Jibril menawarkan jasanya kepada Ibrahim. Lihat jama’ah! Bagaimana imannya
Nabi Ibrahim, bagaimana keyakinan Nabi Ibrahim dalam perjalanan dia dari alat pelontar menuju api.
Jibril mengatakan, “Hai Ibrahim, apakah engkau butuh bantuanku?”
Ibrahim mengatakan, “Kalau dengan engkau, aku tidak butuh -Ini pelajaran pertama dari Nabi Ibrahim-
Engkau makhluk dan aku makluk juga.
Engkau tidak akan bisa berbuat kecuali Allah yang menentukan. Adapun kepada Allah, aku sekarang
butuh bantuan Allah.” Lalu Nabi Ibrahim mengatakan:
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” (QS. Ali-Imran[3]: 173)
Apa yang Allah lakukan? Apakah Allah mengirimkan hujan untuk mematikan itu api? Apakah Allah
mengirim angin untuk memadamkan itu api? Apakah Allah menurunkan es? Tidak!!
يَا نَا ُر ُكونِي بَرْ دًا َو َساَل ًما َعلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم
“Wahai api, jadilah engkau dingin dan keselamatan untuk Nabi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya[21]: 69)
Kita tidak hentinya mengatakan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..” Dalam shalat kita, kita
memulai dengan Allahu akbar, ruku’ kita katakan Allahu akbar, sujud kita katakan Allahu akbar, lalu kita
masih takut menghadapi masalah yang ada? Mana keyakinan kita dengan Allahu akbar?
Hari ini hari imamnya memulai dengan tujuh takbir. Hari ini hari untuk membesarkan Allah.
Bagaimana kita mengatakan Allahu akbar kalau ternyata dalam hati kita masih ada ketergantungan
kepada selain Allah Jalla Jalaluh? Apakah selesai ujian bagi Nabi Ibrahim? Belum selesai!
Allah belum mengatakan “Engkau jadi imam bagi umat manusia,” belum!
Beliau diuji meninggalkan negerinya, hijrah. Apakah perjalanan hijrah Nabi Ibrahim landai, bertaburan
mawar dan melati? Tidak!! Bertaburan onak dan duri.
Dalam perjalanannya, istrinya ditawan oleh raja, diuji sama Allah Jalla Jalaluh. Setelah selesai dan
selamat dari ujian tersebut, bertahun-tahun Nabi Ibrahim tak diberi anak. Beliau tak henti-hentinya
mengatakan:
Teruuss beliau meminta anak sama Allah, beliau tidak pernah mengatakan, “Ya Allah, aku adalah
Nabimu, kenapa aku nggak dikasih anak?” Pelajaran bagi orang-orang yang lama doanya tidak
dikabulkan. Contohlah Nabi Ibrahim. Dia sabar menanti. Dengan penuh keyakinan Allah akan
mengabulkan doanya. Karena Allah mengatakan:
“Kalian minta sama Aku, pasti aku kabulkan!” (QS. Ghafir[40]: 60)
Apakah kita punya keyakinan seperti itu? Atau kebanyakan dari kita banyak mengadu kepada manusia?
Mengatakan, “Saya sudah bertahun-tahun berdoa, bertahun-tahun berusaha tapi nggak dikasih anak.”
Jama’ah, Nabi Ibrahim baru punya anak ketika umurnya hampir 100 tahun.
Kemudian kita tidak akan mencontoh Nabi Ibrahim dalam kesabaran kita berdo’a memohon kepada
Allah? Allah kabulkan do’anya setelah puluhan tahun beliau berdo’a.
Jangan ada lagi yang mengatakan, “Aku sudah 5 tahun menikah tapi aku belum dikasih anak.” Tunggu
sampai mati! Terus berdo’a! Jangan pernah putus asa memohon kepada Allah. Contoh pula Nabi Zakaria
ketika dia berdo’a memohon kepada Allah putra. Dia mengatakan:
“Ya Allah, tulang-tulang punggungku sudah lemah, rambutku sudah beruban ya Allah, -dia ingin
menunjukkan kepada Allah bahwa aku sudah lama berdo’a dan kondisiku seperti ini- tapi ya Allah, aku
tidak pernah merasa susah memohon kepadaMu.” (QS. Maryam[19]: 4)
Dia mempunyai keyakinan bahwa Tuhan dia adalah Rabbul ‘Alamin yang kalau mau kasih Allah tinggal
mengatakan, “Kun Fayakun” Kemudian Allah berikan putra kepada Nabi Ibrahim yang bernama Ismail.
Bertahun-tahun ditunggu, ketika putranya datang, apakah Nabi Ibrahim bisa menimang-nimang
putranya? Tidak! Allah suruh Nabi Ibrahim meletakkan putranya di Mekah. Dari Palestina berangkat ke
Mekah, dibawa istri dan anaknya.
Kenapa beliau melakukan itu? Karena Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah dia masih mencintai
Allah lebih daripada kecintaannya kepada putranya? Jama’ah, jangan berpikir Nabi Ibrahim hanya
menyembelih Ismail, Nabi Ibrahim disuruh meninggalkan putranya di Mekah.
Nabi Ibrahim dihalangi untuk memandang anaknya. Tapi Nabi Ibrahim berangkat dan diletakkan di sana
putra dan istrinya. Nabi Ibrahim bertolak, tempat itu tidak ada manusia.
ٍ ْبِ َوا ٍد َغي ِْر ِذي زَ ر
ع
Yang ada hanya gunung-gunung, tidak ada air, ada pohon mungkin untuk berenang satu dan dua.
Para wanita, contoh Hajar, istrinya Nabi Ibrahim ketika ditinggal sama Nabi Ibrahim. Dia dibekali air dan
kurma lalu Nabi Ibrahim pergi. Hajar mengikuti Nabi Ibrahim sambil mengatakan, “Wahai Ibrahim, kau
titipkan kami kepada siapa di sini?” Nabi Ibrahim diam tidak mau menoleh ke belakang. Dia berjalan
terus dengan kendaraannya.
Dikejar oleh Hajar sambil terus berkata, “Kau titipkan aku kepada siapa?” Nabi Ibrahim diam, tidak
menjawab. Lalu Hajar bertanya lagi yang ketiga, “Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa?” Nabi Ibrahim
tidak menjawab.
Hajar sadar, mungkin pertanyaan dia yang salah. Sebagai istri seorang Nabi, pertanyaan dia yang harus
dirubah. Maka dia merubah pertanyaannya kepada Nabi Ibrahim, “Wahai Ibrahim, apakah Allah yang
memerintahkan engkau melakukan ini?” Nabi Ibrahim mengatakan, “Iya” Maka Hajar tatkala itu
mengatakan,”Silakan engkau pergi. Allah tidak akan menelantarkan kami di sini. Kalau Allah yang
menyuruhmu, berangkatlah.”
Wallahi, jama’ah..
Diuji seperti itu Nabi Ibrahim. Apakah ujian untuk Nabi Ibrahim berhenti di situ? Tidak!
Ketika Nabi Ismail sudah remaja, Nabi Ibrahim datang ke Mekah untuk mengunjungi putranya dan
ibunya masih hidup. Dia datang mengunjungi putranya, dan keesokan hari Nabi Ibrahim mengatakan
kepada Nabi Ismail:
Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah masih ada di hatinya dia selain Allah?
Jama’ah.. Nabi Ibrahim adalah khalilurrahman. Satu tingkatan kekasih yang paling tinggi. Dikatakan Khalil
karena tidak ada rongga di hatinya kecuali di situ ada cinta Allah Jalla Jalaluh. Tidak ada rongga di
hatinya, di jantungnya yang mengalir di sana kecuali ada cinta dan mahabbatullah di sana. Maka Allah
menguji apakah ada tempat anakmu di hatimu sehingga engkau tidak melaksanakan perintahKu?
ِ َيَا َأب
َت ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر ۖ َستَ ِج ُدنِي ِإن شَا َء اللَّـهُ ِمنَ الصَّابِ ِرين
“Wahai ayahanda, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah engkau mendapati aku
termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 102)
Hari ini, kita mencontoh Nabi Ibrahim. Bukan menyembelih putra kita, bukan anak kita yang kita
korbankan kepada Allah. Hanya sedikit dari harta kita dari hewan ternak. Tapi banyak diantar kita yang
masih pelit untuk berqurban. Dia cari kambing yang paling kecil. Padahal dia bisa membeli seekor sapi.
Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam -tatkala beliau tidak punya harta- beliau berkurban dua ekor kambing
untuk beliau dan keluarganya. Tatkala Allah membukakan pintu-pintu rezeki kepada Nabi ‘Alaihish
Shalatu was Salam di akhir hayatnya, beliau menyembelih 100 ekor unta.
Bisakah kita mengurbankan untuk Allah apa yang kita cintai? Belajar dari Nabi Ibrahim, putranya yang
beliau qurbankan.
Ahibbati fillah..
Setelah perjuangan yang panjang, Nabi Ibrahim membangun rumah Allah, setelah itu baru beliau pantas
dijadikan sebagai suri tauladan. Allah mengatakan:
Ahibbati fillah..
Pulang dari tempat ini, tolong dibaca surah Al-Mumtahanah. Baca surah Al-Mumtahanah! Di situ Allah
mengatakan:
َت لَ ُك ْم ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ فِي ِإب َْرا ِهي َم َوالَّ ِذينَ َم َعهُ ِإ ْذ قَالُوا لِقَوْ ِم ِه ْم ِإنَّا بُ َرآ ُء ِمن ُك ْم َو ِم َّما تَ ْعبُ ُدونَ ِمن دُو ِن اللَّـ ِه
ْ قَ ْد كَان
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri daripada
kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah’” (QS. Al-Mumtahanah[60]: 4
أقول هذا وأستغفر هللا لي ولكم ولسائر المسلمين فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
سيدنا وموالنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين، وقائد الغر المحجلين،والصالة والسالم على سيد المرسلين وامام المتقين
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. La Ilaha illallah wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd..
Bagi para ayah, para bapak, ingatlah! Jadilah kalian panutan yang baik buat anak kalian. Tugas terbesar
seorang ayah bukan kasih makan anaknya, bukan berangkat pagi pulang sore hanya untuk memberikan
bagian rizki anaknya, bukan! Tugas terbesar seorang ayah adalah menyelamatkan istri dan anak-anaknya
dari api neraka. Bukan dari kelaparan, bukan dari perampokan, bukan dari gempa, bukan dari tsunami,
tapi dari api neraka. Allah mengatakan:
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا َأنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, selamatkan diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (QS. At-
Tahrim[66]: 6)
Jadilah contoh yang baik buat anak-anak kita. Kalau tidak, anak-anak kita akan mengidolakan orang-
orang yang tidak pantas dijadikan idola. Ketahuilah bahwa manusia akan dikumpulkan dengan orang
yang dia cintai.
Kasihan anak-anak kita, tatkala idola-idola mereka orang-orang fasik, orang-orang kafir yang tidak
pernah meletakkan keningnya di bumi Allah, yang tidak mengajak umat manusia kepada Allah, bahkan
mengajak umat manusia kepada setan dan iblis. Kita biarkan anak kita mencintai mereka atau bahkan
orang tua yang mencontohkan hal itu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
Ketika ditanya apa profesimu? Katakan dengan sopan dan lantang, “Aku pencetak generasi masa depan
bangsa. Aku bukan yang menjadi pemuas nafsu lelaki. Aku bukan menjadi orang-orang yang bekerja
hanya untuk membangun rumahnya, tapi aku membangun negeri ini.”
Dan bagi para wanita, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan. Pada waktu shalat Ied, beliau
datang ke shaf para wanita. Yang kemudian oleh para ulama dikatakan bahwa itulah salah satu dalil
khutbah yang kedua, beliau mengatakan kepada para wanita:
“Wahai para wanita, sedekahlah kalian, keluarkan harta kalian, berdermalah kalian.”
Kenapa?
ُأ
ِ َّفَِإنِّي ِريتُ ُك َّن َأ ْكثَ َر َأ ْه ِل الن
ار
Sebagian wanita terlalu cinta dengan dunia. Lalu ada yang bertanya, “Kenapa kebanyakan wanita
penghuni neraka?”
“Andaikan engkau berbuat baik kepada wanita sepanjang tahun, kemudian perempuan itu melihat
engkau melakukan kesalahan, wanita mengatakan, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan di dirimu'”
Hati-hati! Selamatkan diri kalian dengan bersedekah. Buktikan kalau Allah lebih kalian cintai daripada
duit kalian. Itu Bilal datang ke shaf wanita membawa sorban. Para wanita melemparkan gelangnya,
kalungnya diputuskan dilemparkan, cincinnya dilemparkan, karena mereka tahu dunia ini fana.
Ahibbati fillah..
Setelah ini, yang mau berqurban, berqurbanlah. Yang mungkin kemarin (hewan) qurban yang dibeli
murah, kecil, masih ada waktu untuk membeli besok, lusa, sampai hari tasyrik selesai. Berkorbanlah
untuk Allah dan tunjukkan kalau Allah lebih kita cintai dari semua yang ada di tempat ini.
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. La Ilaha illallah wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd..
Jamaah Rahimakumullah..
Do’akan umat Islam yang ada di berbagai penjuru dunia yang mereka terkena musibah. Jangan hanya
mendoakan diri sendiri. Do’akan saudara-saudara kita yang ada di Lombok, yang ada di Palestina, yang
mereka mendapatkan musibah dan ujian yang kita tidak mendapatkannya.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلماتـ االحياء منهم واالموات انك سميع قريب مجيب الدعوات
اللهم انصر اخواننا المستضعفين في كل مكان ..اللهم انصر اخواننا المستضعفين في كل مكان
ربنا ال تزغ قلوبنا بعد اذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمه انك انت الوهاب
ربنا اتنا في الدنيا حسنه وفي االخره حسنه وقنا عذاب النار