Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

(PENGARUH TEMUAN SAINS TERHADAP PERUBAHAN ISLAM)


Dita Puspita Sari
UIN SMH Banten
Email: ditapuspitasari760@gmail.com

Abstract, Science and technology, especially in this day and age, experience many changes
very quickly, while religion moves very slowly, resulting in disharmony between religion and
science and technology. The Encyclopedia of Religion and Philosophy states that Islam is the
religion of Allah, who was ordered to teach its principles and commandments to the Prophet
Muhammad. and tasked him with conveying this religion to all mankind and inviting them to
accept it. One feature that distinguishes Islam from others is its emphasis on knowledge
(science). Al-Qur'an and Al-Sunnah call on Muslims to seek and acquire knowledge and
wisdom and elevate experienced people to high degrees. If we reflect on the verses of the
Qur'an regarding the command to seek knowledge, we find that the command is general in
nature, including what is called religious knowledge, the Qur'an emphasizes whether
knowledge is beneficial or not. The criterion of useful knowledge is knowledge whose goal is
to get closer to the Creator as a form of devotion to Him. The encounter between Islam and the
modern world gave rise to various schools of thought, such as the Salaf school's motto "Back
to the Qur'an and Sunnah" and the Tajdid school's motto "moving with the Qur'an". Islamic
reform is highly recommended as long as the reform does not castrate the authentic teachings
of Islam, but strengthens, elevates and elevates the value of Muslims to all nations in the world.

Keywords: Islam, Science, and Change

Abstrak, Ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di zaman sekarang ini, mengalami
banyak perubahan yang sangat cepat, sedangkan agama bergerak sangat lambat, sehingga
terjadi ketidakharmonisan antara agama dan iptek. Ensiklopedia Agama dan Filsafat
menyatakan bahwa Islam adalah agama Allah, yang diperintahkan untuk mengajarkan prinsip-
prinsip dan perintah-perintahnya kepada Nabi Muhammad. dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama ini kepada seluruh umat manusia dan mengundang mereka untuk
menerimanya. Salah satu ciri yang membedakan Islam dari yang lain adalah penekanannya
pada ilmu (sains). Al-Qur'an dan Al-Sunnah menyeru umat Islam untuk mencari dan
1
memperoleh ilmu dan hikmah serta mengangkat orang-orang yang berpengalaman ke derajat
yang tinggi. Jika kita renungkan ayat-ayat al-Qur'an tentang perintah mencari ilmu, kita dapati
bahwa perintah itu bersifat umum, termasuk yang disebut ilmu agama, al-Qur'an menekankan
apakah ilmu itu bermanfaat atau tidak. Kriteria ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sebagai bentuk pengabdian kepada-
Nya. Perjumpaan Islam dengan dunia modern memunculkan berbagai mazhab, seperti
semboyan mazhab Salaf “Kembali ke Al-Qur’an dan Sunnah” dan semboyan mazhab Tajdid
“bergerak bersama Al-Qur’an”. Reformasi Islam sangat dianjurkan sepanjang reformasi itu
tidak mengebiri ajaran Islam yang otentik, tetapi memperkuat, mengangkat dan mengangkat
nilai umat Islam ke seluruh bangsa di dunia.

Kata Kunci: Ilmu Pengetahuan, Perubahan, Islam

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Ajaran Islam pada hakikatnya mengandung ajaran-ajaran yang absolut, umumnya


dianggap statis dan karenanya tidak bertentangan atau bahkan bertentangan dengan agama
yang statis dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis.

Ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di zaman sekarang ini, berubah berkali-kali
dan sangat cepat, sedangkan agama bergerak sangat lambat, sehingga terjadi
ketidakharmonisan antara agama dan iptek. Konflik ini tidak hanya antara agama dan sains,
tetapi juga antara agama dan ideologi yang lahir dari pemikiran modern, yang erat kaitannya
dengan kemajuan sains dan teknologi modern. Semua itu mengarah pada nilai-nilai baru yang
banyak di antaranya bertentangan dengan nilai-nilai lama yang dibela oleh agama. Dampak
yang lebih luas dari konflik ini, terutama terhadap negara-negara berkembang, termasuk negara
kita Indonesia, yang terus mencari atau memantapkan identitasnya, dapat menimbulkan
instabilitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Salah satu hal yang paling memilukan yang dialami umat Islam di seluruh dunia saat
ini adalah ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi, padahal kehadiran IPTEK
merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipungkiri untuk kebutuhan saat ini, apalagi IPTEK
dapat membantu dan memudahkan manusia untuk memanfaatkan kekuatan pemahaman Allah.
swt. dan memenuhi tugas kekhalifahan.

2
Empat belas abad yang lalu atau abad keenam Masehi. Allah SWT. Melalui ayat pertama
yang diturunkan, Surat al-Alaq, ayat 1-5, umat manusia diperintahkan untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menawarkan berbagai penemuan di berbagai bidang ilmu.
Nama-nama seperti Ibnu Hayyan, al-Khawarizmi, alKindi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu al-
Khaitam, al-Biruni, al-Ghazali dan lain-lain adalah ulama pada masanya yang dicetak pada
Zaman Keemasan Islam (Nasr, 1989).
Ketika Napoleon Bonaparte tiba di Mesir, kontak Mesir dan Muslim dengan orang
Eropa terjadi di sini untuk pertama kalinya. Dan bersamaan dengan mulainya kesadaran Mesir
dan umat Islam akan kebodohan dan keterbelakangan mereka dibanding Eropa (Barat).

Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pokok masalah yang diteliti dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pandangan Islam terhadap sains, Bagaimana dampak
temuan sains terhadap perubahan Islam.

PEMBAHASAN
Kajian Teoritis Tentang Islam

Sebuah wacana tentang Islam, kamus memuat beberapa istilah dari akar kata Islam.
Secara umum, kata ini memiliki dua arti dasar, yaitu aman, bebas, terhindar, terpisah,
ditingkatkan, mudah bergaul. Itu juga bisa berarti; Kirim, kirim, kirim, terima. Kedua arti dasar
ini saling berhubungan dan tidak terpisah (Ma’luf, 1975).

Salima juga berarti suci, seperti dalam ungkapan salima lahu asy-sya, artinya sesuatu
yang suci adalah miliknya (Az-Zamakhsyari, 1989). Itu berarti pergaulan bebas dengan orang
lain. Orang. Aslama dalam konteks ini juga berarti pensucian ketaatan hanya kepada Allah swt
(Umais, 1994).

Mengenai pengertian konseptual Islam, kita menemukan bentuk yang berbeda-beda.


Ensiklopedia Agama dan Filsafat menyatakan bahwa Islam adalah agama Allah, yang
diperintahkan untuk mengajarkan prinsip dan ajarannya kepada Nabi Muhammad. dan
memerintahkannya untuk menyampaikan agama ini kepada semua orang, mendesak mereka
untuk menerimanya. sebagai rasul (Effendi, 2001). Islam pada hakekatnya mengandung ajaran

3
yang tidak hanya berkaitan dengan satu aspek tetapi juga berbagai aspek kehidupan manusia.
Sumber dari berbagai aspek ajaran ini adalah Alquran dan Hadit al- Munziri, , 1993).
Kata Islam memiliki jaringan konseptual yang kaya, karena tidak berlebihan jika dipilih
dalam Al-Qur'an sebagai nama agama (din) dari hal-hal baru yang diturunkan oleh Allah swt.
melalui Nabi Muhammad. selain nama-nama lain yang juga memiliki arti serupa. Kata Islam
kemudian digabungkan dengan kata din, yang juga memiliki makna konseptual yang luas,
seperti dalam (QS. Ali-Imran/3:9).

Islam secara umum dipahami sebagai agama yang diperkenalkan oleh Nabi
Muhammad, beberapa penulis Barat menyebutnya Mohammedanisme atau istilah yang sama
sekali tidak dikenal oleh umat Islam sendiri. Kata Islam berasal dari kata silm yang artinya
damai. Oleh karena itu, Islam berarti memasuki suasana atau keadaan damai dalam kehidupan
individu dan sosial.

Penghargaan Al-Qur’an Terhadap Ilmu

Salah satu ciri yang membedakan Islam dari yang lain adalah penekanannya pada ilmu (sains).
Al-Qur'an dan Al-Sunnah menyeru umat Islam untuk mencari dan memperoleh ilmu dan
hikmah serta mengangkat orang-orang yang berpengalaman ke derajat yang tinggi. Dalam Al-
Qur'an, kata ilmu dan turunannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat Alquran yang
pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad menyebutkan pentingnya membaca bagi
manusia.

Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

٥ ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْۗ ْم‬


َ ‫اْل ْن‬ ْ ‫ الَّذ‬٣ ‫ اِ ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاْلَ ْك َر ُۙم‬٢ ‫علَ َۚق‬
ِ ْ ‫ َعلَّ َم‬٤ ‫ِي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ُِۙم‬ َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ ْ ‫ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّ ِذ‬
ِ ْ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ي َخ َل َۚق‬

Terjemahnya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah,4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.5. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dalam hadits-hadits Nabi juga terdapat pernyataan yang memuji orang-orang berilmu
dan menganjurkan menuntut ilmu, antara lain:

4
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Cari tahu lebih banyak tentang Cina.
Temukan informasi dari buaian hingga liang lahat. Para ulama adalah pewaris Nabi. Pada hari
kiamat, tinta para ulama akan ditimbang dengan darah para syuhada, sehingga tinta para ulama
lebih besar dari darah para syuhada (Muhajir, 2001).
.

Menurut Ali Ashrap dalam bukunya New Horizon in Muslim Education, Noeng Muhajir
mengutip: Orinetasi IPTEK harus diberangkatkan dari moral al-Qur’an. Juga ia menganjurkan
agar konsep IPTEK didasarkan pada ketentuan mutlak yang ditetapkan dalam al-Qur’an.
Arah ilmu pengetahuan dan teknologi harus menyimpang dari moralitas Alquran. Ia
juga mengusulkan bahwa konsep iptek harus didasarkan pada perintah mutlak Alquran.8
Masalah apa yang direkomendasikan Islam untuk sains telah menjadi pertanyaan mendasar
sejak awal Islam. Apakah ada ilmu khusus yang harus dicari. Ulama Islam telah menjawab
pertanyaan ini. Sebagian besar ulama besar Islam, seperti al-Ghazali, mengatakan bahwa ilmu
yang dicari adalah ilmu yang berkaitan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam. Padahal
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial hukumnya wajib kifayah. Al-Ghazali juga
mengklasifikasikan ilmu menjadi ilmu agama dan ilmu non agama. Ilmu agama ("Ulum syar")
adalah ilmu yang diajarkan melalui ajaran dan wahyu Nabi. Pengetahuan non-agama dibagi
menjadi pengetahuan terpuji, diperbolehkan dan tercela. Misalnya, riwayat disertakan dalam
informasi yang diizinkan. Sihir memasuki pengetahuan yang menghakimi. Mengenai informasi
yang terpuji yaitu ilmu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan melibatkan kifayah
wajib untuk menuntutnya. Seperti kedokteran, matematika dan keterampilan. Selain itu, Noeng
Muhajir menambahkan bahwa menurut analisis metodologis, Al-Qur'an dan Hadits tidak hanya
memuat ayat (bukti kebenaran), tetapi juga Huda (petunjuk) dan rahmat Allah (rahmat). ). Oleh
karena itu, sains dan teknologi Islam berjuang tidak hanya untuk kebenaran tetapi juga untuk
kebijaksanaan dan keridhaan Allah. Di sini Noeng Muhajir menginginkan pendekatan iptek
yang dominan dalam semangat al-Qur'an adalah aksiologi (tujuan/manfaat) dan bukan ontologi
atau epistemologi saja

Tidak tepat jika merujuk pada sebuah hadits yang menyatakan bahwa menuntut ilmu
itu wajib bagi setiap muslim. Semua ilmu selama dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang
lain adalah wajib, sebaliknya ilmu yang tidak bermanfaat adalah haram atau haram. Jika tidak
benar bahwa wahyu atau hadits sebagai sumber ilmu itu berasal dari Tuhan, maka alam ciptaan
juga berasal dari Tuhan, maka menuntut ilmu (sains) juga wajib bagi setiap muslim sepanjang
diarahkan untuk kebaikan. masyarakat. . Kategorisasi ilmu yang demikian dapat menimbulkan

5
salah persepsi bahwa ilmu non-agama terpisah dari Islam. Padahal, ilmu yang tergolong non-
religius bisa memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan umat manusia. Bagikan penemuan
ilmiah di bidang kedokteran, transportasi, komunikasi, pertanian, dan lainnya.

Murtadha Muthahhari, sebagaimana dikutip dalam buku Filsafat Ilmu Pasca-Qur'an,


menjelaskan bahwa kesempurnaan Islam sebagai agama mensyaratkan agar setiap bidang ilmu
yang bermanfaat bagi masyarakat Islam dianggap sebagai bagian dari ilmu agama Suatu agama
yang menganggap dirinya sempurna tidak dapat melepaskan diri dari hal-hal yang berperan
penting dalam menjamin kesejahteraan dan kemandirian umat Islam (Ghulsyani, 1998)
Dalam sebagian besar teks al-Qur'an dan Hadits, konsep sains tentu muncul dalam
makna umumnya. Tanpa membedakan antara ilmu agama dan non agama, Hadits Nabi yang
memerintahkan untuk mencari ilmu bahkan di Cina menunjukkan bahwa belajar tidak terbatas
pada ilmu agama karena Cina bukan pusat studi teologis, fiqh atau tasawuf waktu. tapi itu
terkenal di industri. Lebih lanjut, hukum atau ajaran agama yang dirujuk oleh al-Ghazal tidak
dapat dipelajari oleh orang musyrik. Sarjana Muslim adalah pembawa obor pengetahuan
selama beberapa abad, dan karya mereka bahkan digunakan sebagai buku teks di Eropa selama
beberapa abad. Dalam sejarah Islam, para ulama yang dikenal sebagai filosof menggabungkan
ilmu-ilmu dari budaya yang berbeda kemudian merumuskannya dengan sempurna dan menjadi
milik Islam, yang menjadikan Islam sebagai peradaban dunia yang terkemuka saat itu.

Memilah ilmu menurut fakta bahwa ilmu agama dan ilmu non agama tidak memiliki nilai
yang sama kurang tepat, bukankah dikatakan ilmu tidak beragama hari ini jauh lebih
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebut saja dengan teknologi komputer, komunikasi,
transportasi, perbankan dan lain-lain. Pada saat yang sama, ilmu-ilmu yang termasuk dalam
kelompok kajian agama justru menimbulkan konflik-konflik di masyarakat, seperti
kalam/teologi, ilmu fikih dan lain-lain. Dalam Islam, batas ilmu adalah umat Islam harus
mencari ilmu yang bermanfaat dan melarang penelitian atas ilmu yang tidak berguna .
Menurut Quraish Shihan, kata ilmu dalam berbagai bentuknya diulang sebanyak 854
kali(Shihab,1993). Dalam Al-Qur'an, kata ilm dan turunannya (tidak termasuk 'alami, al-
alamin dan 'adresse) disebutkan sebanyak 778 kali. Ayat-ayat Al-Qur'an yang memuat kata 'ilm
secara umum berbicara tentang tema sentral ilmu sebagai penyelamat manusia dari berbagai
kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat beserta subjeknya;

Klasifikasi Ilmu terdapat pada QS. Al-Kahfi/18: 65

6
‫فَ َو َجدَا َع ْبدًا ِم ْن ِع َبا ِدنَا ٓ َءات َ ْي َٰنَه َرحْ َمةً ِم ْن ِعن ِدنَا َو َعلَّ ْم َٰنَه ِمن لَّدنَّا ِع ْل‬

Terjemahan;
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami
berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya dari sisi
Kami

Fungsi Ilmu, yang meliputi sikap dan perilaku orang yang berpengalaman dan
karakteristiknya. Iman terdiri dari sikap dan perilaku manusia terhadap Allah swt. dan
ajarannya (Bimantara, 1997).

Berdasarkan uraian singkat tersebut, terlihat bagaimana al-Qur'an memberikan prinsip,


ruh dan prinsip dalam pengembangan berbagai ilmu pengetahuan. Dunia saat ini dan masa
depan adalah dunia yang didominasi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Siapapun yang
memiliki keduanya menguasai dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah infrastruktur,
sehingga keduanya menentukan suprastruktur dunia internasional, termasuk budaya, moralitas,
hukum bahkan agama.Jika Islam ingin berpartisipasi dalam urusan dunia, ia harus menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Persoalannya sekarang adalah bagaimana seharusnya sikap
umat Islam menyikapi hasil produk-produk ilmiah tersebut.

Untuk menjelaskan hubungan antara Islam dan sains, referensi yang paling utama
adalah Al-Qur'an dan as-Sunnah. Dalam bukunya Islam Alternatif, Jalaluddin Rakhmat
menjelaskan secara singkat berapa banyak ayat Al-Qur'an dan As-Sunnah yang berbicara
tentang sains;

Manusia telah menjadi khalifah dan dibedakan dari ciptaan Tuhan lainnya karena
ilmunya. Al-Qur'an menceritakan bagaimana Adam diberi pengetahuan tentang semua konsep
( al-asma kullaha ) dan para malaikat disuruh bersujud di hadapannya, QS. Al-Baqarah/2; 31-
33.

Sifat manusia tidak terlepas dari kemampuannya untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan, oleh karena itu ilmu yang dipadukan dengan iman merupakan ukuran martabat
manusia. Orang yang ideal adalah orang yang mencapai ketinggian iman dan pengetahuan.
(Pertanyaan 58:11).

Al-Qur'an diturunkan dengan ilmu Allah (QS.11:14) dan hanya orang yang
berpengalaman yang dapat merenungkan maknanya. Al-Qur'an menunjukkan bahwa yang
berhak memimpin umat adalah mereka yang berilmu. Beberapa nabi dipilih menjadi penguasa,

7
dan beberapa orang juga disuruh menjadi penguasa karena ilmunya. Mari kita lihat bagaimana
Thalut menjadi raja Israel (QS. Al-Bagakara/2:247) dan Daud (QS. Al-Baqarah/2:251),
Sulaiman (QS.21:15:27,29) dan Luth, Musa Ya'qub dan Yusuf.Allah SWT melarang kita untuk
mengikuti apa yang tidak kita ketahui (QS.17:36).

Allah swt., memberikan contoh bagaimana masyarakat tertarik dengan kemewahan


dunia, sebagaimana diilustrasikan oleh Qarun, dan hanya orang yang berpengalaman yang
mengetahui bahwa kemewahan dunia tidak ada nilainya (QS. 28:80) (Rakhmat, 2004).

Sumber dan Arah Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Al-Qur’an menunjukkan empat sumber untuk memperoleh ilmu pengetahuan: Al-Qur’an dan
As-Sunnah Alam SemestaDiri manusia sendiri

Sejarah Umat Manusia

Mengenai arah dan tujuan ilmu, banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang
berbicara tentang tujuan ilmu seperti: Tanda-tanda kekuasaan-Nya, bukti kehadiran-Nya dalam
berbagai fenomena yang kita amati, puji syukur kita panjatkan kepada Allah. dan kami
berterima kasih kepada-Nya. Selain itu, Al-Qur'an juga menyebutkan tiga hal lain, yaitu: Ilmu
harus menemukan keteraturan (sistem), kausalitas dan tujuan di alam semesta (QS.67:3)

Ilmu harus dikembangkan untuk digunakan dalam pengabdian kepada Allah, karena Allah
telah menundukkan semua yang ada di langit dan di bumi untuk kepentingan manusia.
(Pertanyaan 22:65)

Ilmu pengetahuan harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan bumi.
(Pertanyaan 7:56).

Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Al-Qur'an menjelaskan beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan:

1. Melalui percobaan dan pengamatan indrawi (QS. 29:20) 2. Dengan akal, yaitu dengan
ta'aqqul, tafaqquh dan tazakkur (berpikir, berpikir, memahami dan belajar), (QS. 2:164). 3.
Melalui wahyu atau ilham. Tuhan dapat memberikan apa yang diinginkan manusia tanpa
pemikiran atau pengamatan empiris, tetapi diberikan secara langsung. (Pertanyaan 2:251).

8
Pengetahuan adalah kekuatan, apakah kekuatan itu adalah berkah atau tragedi bagi
umat manusia, semuanya ada di dalam diri orang yang memiliki kekuatan itu. Baginya
pengetahuan itu netral, pengetahuan tidak mengenal baik buruknya karakter pemilik
pengetahuan, yang harus memiliki sikap, (Suriasumantri, 2003).

cara menggunakan pengetahuan ada dalam sistem nilai pemilik pengetahuan. Dengan
kata lain, netralitas ilmu hanya didasarkan pada landasan epistemologis, sedangkan seorang
ilmuwan harus mampu menilai antara baik dan buruk secara ontologis dan aksiologis, yang
pada akhirnya menuntutnya untuk menentukan sikapnya. moral yang kuat. Tanpa dasar moral,
ilmuwan mengubah sains menjadi momok yang menakutkan dan merusak. Saya berharap para
ilmuwan dapat memahami hal ini.

Kriteria Ilmu Yang Berguna

Memperhatikan ayat-ayat Al-Qur'an tentang perintah mencari ilmu, kita melihat bahwa
perintah itu bersifat umum, termasuk ilmu yang disebut ilmu agama. atau tidak.
Adapun kriteria ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang ditujukan untuk mendekatkan diri
kepada sang khalik sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya. Dalam QS Adz.zariyat/51 : 56
Allah swt berfirman:

‫س ا َِّل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َن َو‬
َ ‫اّل ْن‬

Terjemahnya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Selanjutnya juga ditegaskan dalam firman Allah swt (QS. Yasin/36 : 61)

ِ ‫اعبُد ُۡونِ ۡىؕؔ ٰهذَا‬


‫ص َراط ُّم ۡست َ ِق ۡيم‬ ۡ ‫َوا َ ِن‬

Terjemahnya:
Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.

Beribadah kepada Allah swt berarti tidak hanya melakukan ibadah dan ibadah individu
seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain, tetapi membantu Orang berilmu juga termasuk
perbuatan yang patut disembah di sisi Allah swt,dan sebagai orang percaya Anda harus
mempercayainya. Pengaruh Temuan Sains Terhadap Perubahan Islam

9
Munculnya ide perubahan

Perubahan konservatif dalam arti perubahan liberal di alam dapat dimulai Kemal Atatürk
di Turki dengan gerakan sekularisasinya. Dan sejak awal Turki sudah memiliki koneksi
langsung ke Eropa Timur (Nasution, 1995).Beberapa diikuti Di Mesir, India bahkan india. Di
Indonesia seperti yang dilakukannya Nurcholis Majid, KH. Abdurrahman Wahid, M. Dawam
Raharjo dan M. Syafii Ma'arif (Luthfi Assyaukanie,, 2010)
.
Bab-bab selanjutnya membuat banyak pembaruan Umat Islam sendiri, khususnya kaum
tradisionalis, mempertanyakannya. pembaruan ini, yang tidak memiliki landasan yang kokoh
dan cenderung diabaikan bahkan dirusak percaya pada Quran dan pengucapan atau suara ayat
tersebut. Salah satu pertanyaan terpenting para pemikir dari abad ke-19 hingga saat ini adalah
sikap terhadap sains modern di dunia barat. Pembicaraan mereka dilatarbelakangi oleh
kenyataan bahwa dunia Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan Anda tahu, tapi di zaman
baru, dunia barat terlambat. Ceramah.

Sejak abad ke-19 telah ada dua aspek penting dari Islam dan sains. Pertama, periode ini
ditandai dengan banyaknya perkembangan baru dalam pemikiran Islam, Hal ini disebabkan
semakin eratnya hubungan dunia Islam dengan peradaban Barat. Gagasan Barat tentang hal-
hal seperti modernisme, sekularisme, Westernisme (Westernisasi), nasionalisme dan lain-lain
menjadi fokus para pemikir Islam. Kedua; Pengetahuan berdasarkan observasi, wahyu atau
pengetahuan sejak awal perkembangan IslamSufi selalu mencerminkan awal perkembangan
ilmu pengetahuan Islam perhatian para pemikir Islam.

Jika dikaitkan dengan tren pertama, maka itu menjadi masalah lahir sebagai tanggapan
atas pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan Barat yang tidak dianggap berdasarkan ilmu
nyata karena lebih merupakan reaksi Alih-alih mencobanya sendiri, jawabannya adalah
beberapa pemikir dan sekolah Berpikir merupakan penyempitan ruang diskusi ilmu
perbandingan dengan periode sebelumnya, terutama pada masa-masa awal perkembangan
Islam.

Respon Terhadap Pembaruan

Perjumpaan umat Islam dengan dunia modern menghasilkan arah yang berbeda, seperti
sungai Salaf dengan semboyan "Kembali ke Alquran dan Sunnah" dan aliran-alirannya Tajdid
sebagai motto "maju bersama Al-Qur'an". Dalam kedua aliran Saat itu muncul berbagai sebutan
untuk kaum tradisionalis, modernis, dan reformis. Dalam perkembangan selanjutnya ideologi

10
menghadapi berbagai tantangan Pemikiran tentang sistem politik Islam, sistem ekonomi Islam,
sistem pendidikan Islam, dan lain-lain berkembang di kalangan umat Islam.

Dalam menghadapi dunia modern, umat Islam menawarkan jawaban bentuk yang
berbeda, dicirikan oleh fungsi yang berbeda seperti sosial, ekonomi, politik, Pendidikan dan
kebudayaan di tingkat lokal, regional dan internasional. masalah ini mendorong cendekiawan
Muslim untuk menafsirkan dan mengulang untuk menghasilkan konsep-konsep Islam
kontemporer lambang semboyan bahwa Islam adalah shalihun li kulli zaman wa makan, artinya
Islam cocok untuk setiap saat dan setiap tempat. Ini adalah tanda perkembangan Islam saat ini
di berbagai wilayah dunia Islam (Esposito, 1995)

Selain itu, Harun Nasution berharap agar ide-ide keagamaan dapat memampukan dan
Keberkahan perubahan harus ditanamkan ke dalam jiwa umat Islam. Umat Islam juga
membutuhkannya membedakan antara ajaran Islam yang otentik dan non-Islam. Yang harus
dipertahankan adalah ajaran Islam yang benar, tetapi ajaran yang tidak ada hubungannya
dengan Islam. Islam, bisa ditolak dan diubah. Dengan kata lain, perbedaan harus dibuat ajaran
mutlak dan ajaran yang merupakan tradisi yang dapat diubah( Nasution, 1995).

Pemikiran ini lebih jelas terinci dalam pemikiran Muhammad Abduh, bahwa ajaran
Islam terbagi menjadi pendidikan dasar dan pendidikan non dasar. Dasar ajaran yang bersifat
mutlak dan tidak Yang bisa diubah adalah Al-Quran dan Hadits Mutawatir. Ajaran yang tidak
dan tidak bisa mendasar Yang berubah adalah penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran
dasar. Di dunia ini Upaya pertama Islam untuk mengubah sesuatu di bidang ini juga dilakukan
Sadiq Rifat dan Mustafa Rashid di Turki dengan mencoba membuat Sultan tunduk aturan dan
hukum. Kemudian Midat Pasya dan Mustafa Kemal melanjutkan, Itu semua terjadi pada awal
abad ke-9 ketika mereka mencoba membawa sistem demokrasi ke Turki. Misalnya di Tunisia,
Khairuddin al-Tunis menjalankan proyek serupa dengan ide tersebut Konstitusionalisme, yang
pada akhirnya menciptakan konstitusi pertama di dunia Islam. Gagasan para pemimpin
modernisasi Timur Pusat tersebut kemudian mempengaruhi para pemimpin Muslim di
Indonesia dan lahir Upaya modernisasi secara khusus dilakukan oleh Harun Nasution dalam
bukunya Pembaruan dalam Islam dan juga melalui pendidikan melalui pendirian program
sarjana IAIN Syarif di Hidayatullah dan telah melahirkan banyak pemikir dan pemikir selama
ini pembaharu di bidang Islam.

11
SIMPULAN

Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari uraian sebelumnya: Islam sebagai agama Al-Quran dan
As-Sunnah sebagai sumber ajaran banyak berbicara tentang ilmu Pengetahuan dan penempatan
orang dengan pengetahuan dalam derajat cinta Semua ilmu agama atau semua ilmu alam
diperoleh dari Allah SWT sehingga tidak perlu ada dikotomi antara keduanya. Jadi
Perkembangan penemuan ilmuwan Barat dan ide-ide yang mereka hasilkan berdampak besar
tentang lahirnya ide dan gagasan pembaharuan di dunia Islam. Dalam Islam, reformasi sangat
dianjurkan sepanjang reformasi itu tidak mengebiri ajaran Islam nyata, tetapi justru
menguatkan, meninggikan dan meninggikan harkat dan martabat umat Islam di atas bangsa-
bangsa lain di dunia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Munziri, Imam, Al-Muntawa min Kitab al-Targhib wa Tarhib, diterjemahkan oleh Aunur
Rafiq Shaleh Tamhid, Lc dengan judul Seleksi Hadis-Hadis Shahih Tentang
Targhib wat-Tarhib Cet. I; Jakarta: Rabbani Press, 1993
Asy-syaukanie, Luthfi, Pentingnya Pembaruan Islam,, http://islamlid.com/id/artikel,
26/01/2010
Az-Zamakhsyari, Azas al-Balaghah, Beirut: Dar al-Fikr, 198
Effeni, Mochtar, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, Buku II, Cet. I; Palembang: Universitas
Brawijaya, 200
Ensiklopedi al-Qur’an, Jilid I; Jakarta: Bimantara, 1997.
Esniklopedi Tematis, Pergolakan Pemikiran di Bidang Ilmu Pengetahuan
Espoisto, Jhon L. The Oxford Encylopedia of The Modern Islamic World, Volume IV New
York: Oxford University Press, 1995
Gulsyani, Mahdi, The Holy Qur’an and The Sciences of Nature, diterjemahkan oleh Agus
Effendi dengan judul “Filsafat Sains Menurut al-Qur’an”, Cet X; Bandung: Mizan,
1998
Ma’luf, Luis, al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, Beirut: Dar al-Masyriq, 1975
Muhajir, Noeng, Filsafat Ilmu Posivitisme, Post Posivitisme dan Post Modernisme, Edisi II,
Cet I, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada, 2001
Naser, Sayyed Hossen, Science and Civilization in Islam, diterjemahkan oleh J. Muhyiddin
dengan judul “Sains dan Peradaban dalam Islam”, Cet. I; Bandung: Pustaka, 1989.
Nasution, Harun, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, Cet. I; Bandung: Mizan, 1995
Nasution, Harun, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I Cet. V; Jakarta: UI Press,
1979.
Nata Abuddin, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005
Rakhmat, Jalaluddin, Islam Alternative, Ceramah-ceramah di Kampus, Cet. XII; Bandung:
Mizan, 2004.

13
14

You might also like