40789-Article Text-177244-2-10-20220620
40789-Article Text-177244-2-10-20220620
40789-Article Text-177244-2-10-20220620
ABSTRACT
Covid-19 pandemic has caused many changes in things that are big to society such as public health,
employment, and economy, to small and individual changes such as lifestyle. Undergraduate students
usually fall into the age group of young adults who are easily influenced by mental and emotional
changes. Distance Learning Methods due to the pandemic can make indirect changes to physical
activity, eating behavior, and nutrition needs. The design of this study was cross sectional with a sample
of 63 subjects from Nutrition and Actuarial Science Study Program IPB University. The purpose of this
study was to determine the relationship between eating behavior and physical activity of Nutrition and
Actuarial students of IPB with nutritional status during Distance Learning Period. Eating behavior
was measured using the Adult Eating Behavior Questionnaire, physical activity levels were measured
by the IPAQ questionnaire based on MET minutes/week. Pearson and Spearman tests showed that there
was a significant relationship between eating behavior and nutritional status (p<0.05) only on two
subscales of appetitive traits (Hunger and Satiety Responsiveness) in Actuarial subjects, while there
was no significant relationship between those variables in Nutrition Science subjects. Spearman’s test
showed that there was no association between the level of physical activity and nutritional status in both
study programs.
Keywords: appetitive traits, distance learning, eating behavior, physical activity, university
students
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perubahan besar untuk masyarakat seperti kesehatan
masyarakat, ketenagakerjaan dan ekonomi, hingga perubahan kecil dan individual seperti gaya hidup.
Mahasiswa program sarjana biasanya masuk ke dalam kelompok usia dewasa muda yang mudah
dipengaruhi oleh perubahan mental dan emosional. Metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat
pandemi dapat meningkatkan perubahan secara tidak langsung kepada tingkatan aktivitas fisik, perilaku
makan, dan kebutuhan gizi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara perilaku makan
dan aktivitas fisik mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Gizi dan Prodi Aktuaria Institut Pertanian
Bogor (IPB) dengan status gizi di masa PJJ. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan
jumlah subjek 63 subjek mahasiswa Prodi Ilmu Gizi dan Prodi Aktuaria IPB. Perilaku makan diukur
menggunakan kuesioner Adult Eating Behavior Questionnaire, aktivitas fisik diukur dengan kuesioner
IPAQ berdasarkan satuan MET menit/minggu. Uji korelasi Pearson dan Spearman menunjukkan
terdapat hubungan signifikan antara perilaku makan dengan status gizi (p<0,05) hanya pada dua subskala
sifat nafsu makan yaitu hunger dan satiety responsiveness pada subjek Prodi Aktuaria, sedangkan pada
subjek Prodi Ilmu Gizi tidak terdapat hubungan yang signifikan. Uji korelasi Spearman menunjukkan
tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat aktivitas fisik dengan status gizi pada subjek di
kedua prodi.
Kata kunci: aktivitas fisik, mahasiswa, pembelajaran jarak jauh, perilaku makan, sifat nafsu makan
*
Korespondensi:
rimbawan@apps.ipb.ac.id
Rimbawan
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 16680
J. Gizi Dietetik, Volume 1, Nomor 1, Juni 2022 1
Tresnanda & Rimbawan
uji Kolmogorov-Smirnov. Uji beda untuk data Hasil uji beda pada skor semua subskala
yang tersebar normal menggunakan uji t Tidak menandakan bahwa tidak ada perbedaan (p>0,05)
Berpasangan, sedangkan untuk data yang tidak skor rata-rata antara subjek Prodi Aktuaria dan
tersebar normal menggunakan uji Mann-Whitney. subjek Prodi Ilmu Gizi, hasil ini mirip dengan
Uji korelasi pada data yang tersebar normal penelitian Yu dan Tan (2016) di Florida yang
menggunakan uji korelasi Pearson, sedangkan menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku makan
yang tidak normal menggunakan uji korelasi antara mahasiswa sarjana Jurusan Gizi & Dietetik
Spearman. dan nongizi. Perbedaan terlihat pada skor rata-rata
Perilaku makan subjek diukur tiap subskala tersebut, semua skor subskala Food
menggunakan AEBQ, kuesioner yang memiliki Approach (kecuali Emotional Over-Eating) pada
35 pertanyaan itu dibagi menjadi dua sifat subjek Prodi Ilmu Gizi lebih tinggi dibandingkan
nafsu makan/indikator; empat sifat pendekatan subjek Prodi Aktuaria, menandakan subjek gizi
terhadap makanan (Food Approach) yang lebih cenderung untuk mengalami peningkatan
dapat dihubungkan dengan peningkatan IMT, IMT. Namun, pada indikator Food Avoidance,
peningkatan kadar lemak, dan konsumsi makan subjek Prodi Ilmu Gizi memiliki skor lebih tinggi
yang tinggi, serta empat sifat penghindaran dibandingkan dengan subjek Prodi Aktuaria
terhadap makanan (Food Avoidance) yang (kecuali Satiety Responsiveness), sehingga subjek
dihubungkan dengan IMT rendah, kadar lemak Ilmu Gizi berisiko mengalami peningkatan IMT
tubuh rendah, konsumsi makan rendah (Hunot et dan berisiko pula mengalami penurunan IMT
al. 2016; Mallan et al. 2017). Tingkatan aktivitas (Hunot et al. 2016; Guzek 2020).
fisik subjek diukur dengan IPAQ-SF yang dibagi Hasil penelitian ini berbeda dengan
menjadi empat tipe kegiatan, berjalan, duduk, hipotesis penelitian, tidak ditemukan perbedaan
intensitas sedang, dan intensitas berat selama pada perilaku makan subjek Prodi Ilmu Gizi dan
tujuh hari ke belakang. Skoring dibagi menjadi Prodi Aktuaria IPB. Beberapa penelitian juga
tiga, yaitu rendah, sedang, berat. (Craig 2003; menyatakan tidak ada perbedaan antara perilaku
Lee et al. 2011). makan mahasiswa sarjana gizi dan nongizi
(Mealha et al. 2013; Kassier dan Veldman 2014;
HASIL DAN PEMBAHASAN Yu dan Tan 2016). Walakin, skor Emotional
Over-Eating dan Emotional Under-Eating subjek
Karakteristik Subjek Prodi Ilmu Gizi yang lebih tinggi berarti subjek
Mayoritas subjek Prodi Aktuaria Prodi Ilmu Gizi memiliki perilaku makan yang
dan Prodi Ilmu Gizi berusia 21 tahun dengan lebih baik ketika sedang marah, sedih, atau stres
persentase masing-masing 50% dan 51,3%. dibandingkan dengan subjek Prodi Aktuaria,
Subjek Prodi Aktuaria sebagian besar laki-laki mirip dengan hasil penelitian Korinth et al.
(58,3%), sedangkan Prodi Ilmu Gizi mayoritas (2009) dan Mallan et al. (2017).
perempuan (84,6%). Rata-rata uang saku
adalah Rp 966.667±624.118 untuk subjek Prodi Aktivitas Fisik
Aktuaria dan Rp 491.667±291.169 untuk subjek Hasil uji beda Mann-Whitney sesuai
Prodi Ilmu Gizi. Sejumlah 62,5% subjek Prodi dengan hipotesis yaitu terdapat perbedaan
Aktuaria dan 76,9% subjek Prodi Ilmu Gizi tidak signifikan (p<0,05) antara tingkat aktivitas fisik
mengalokasikan uang saku mereka untuk pangan. subjek Prodi Aktuaria dan subjek Prodi Ilmu Gizi.
Sebagian besar subjek Prodi Ilmu Gizi (69,2%)
Perilaku Makan dan subjek Prodi Aktuaria (50%) beraktivitas
Perilaku makan adalah tingkah laku yang fisik rendah, tetapi 29,2% subjek Prodi Aktuaria
dapat diamati hasil dari interaksi kompleks dari beraktivitas fisik berat, sedangkan subjek Ilmu
faktor fisiologis, psikologis, sosial, dan genetik Gizi tidak ada yang beraktivitas fisik berat.
yang memengaruhi waktu, jumlah asupan, Hasil mirip ditemukan pada penelitian Susilo
preferensi, dan pemilihan makan seseorang (2018) dimana mahasiswa Prodi Pemanfaatan
(Gellman dan Turner 2013). Sifat nafsu makan Sumberdaya Perikanan IPB memiliki aktivitas
(appetitive traits) memengaruhi perilaku makan fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang, sehingga perilaku makan subjek mahasiswa Prodi Ilmu Gizi IPB. Persentase
diukur menggunakan AEBQ (Hunot et al. 2016). aktivitas fisik rendah yang banyak pada kedua
prodi dapat disebabkan oleh karantina mandiri aktivitas fisik yang rendah (25%). Kebanyakan
sehingga ruang lingkup aktivitas subjek terbatas, subjek Prodi Ilmu Gizi yang berstatus gizi
serta kuliah daring yang meningkatkan waktu normal memiliki tingkatan aktivitas fisik rendah
duduk dan menurunkan aktivitas fisik (Utami et (56,4%). Hasil ini mirip dengan hasil penelitian
al. 2021; Hendsun et al. 2021). Mufidah dan Soeyono (2021) dengan tidak
terdapatnya hubungan antara status gizi dengan
Status Gizi aktivitas fisik pada subjek mahasiswa Prodi Gizi
Perhitungan status gizi dilakukan dan nongizi Universitas Negeri Surabaya. Status
menggunakan Indeks Massa Tubuh dengan gizi tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas fisik
cara membagi berat badan dengan tinggi badan saja, faktor lain juga berpengaruh (Lima et al.
seseorang (Supariasa et al. 2016). Kebanyakan 2017). Desain studi cross-sectional juga kurang
status gizi subjek Prodi Aktuaria adalah kurus bisa menjelaskan hubungan aktivitas fisik dengan
(54,2%), sedangkan subjek Prodi Ilmu Gizi adalah IMT, pendekatan lain seperti studi longitudinal
normal (79,5%). Rata-rata subjek Prodi Aktuaria atau prospektif perlu dipertimbangkan untuk
adalah 19,79±3,60 kg/m2 dan subjek Prodi Ilmu penelitian selanjutnya karena lebih bisa
Gizi adalah 21,45±4,49 kg/m2. Hasil uji Mann- menggambarkan hubungan antara aktivitas fisik
Whitney sesuai dengan hipotesis yaitu terdapat dengan IMT (Chan et al. 2017).
perbedaan signifikan antara kedua kelompok
subjek (p<0,05), mirip dengan penelitian Hong Hubungan perilaku makan dengan status gizi
et al. (2016) yang menyebutkan IMT mahasiswa Uji korelasi Pearson dan uji Spearman
sarjana Jurusan Ilmu Gizi berbeda dibandingkan yang dilakukan menunjukkan bahwa hanya
jurusan nongizi Universitas San Diego. Status gizi terdapat dua subskala yang memiliki hubungan
dipengaruhi oleh faktor langsung (asupan makan signifikan (p<0,05), sedangkan hasil lainnya
dan perilaku makan), dan dipengaruhi oleh faktor tidak berhubungan signifikan (p>0,05). Nilai
tidak langsung (uang saku, tingkat pendapatan, R beberapa subskala sudah sesuai dengan
gangguan pemanfaatan zat gizi dalam tubuh, dan penelitian awal tentang AEBQ oleh Hunot et
ketersediaan pangan (PPSDM 2017). al. (2016), nilai R memiliki arti bahwa terdapat
hubungan kecendrungan antara keduanya. Tabel
Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi 1 menunjukkan hasil uji hubungan skor subskala
Uji Spearman menunjukkan tidak AEBQ dengan IMT.
terdapat hubungan signifikan (p>0,05) antara Semua subskala Food Approach
tingkat aktivitas fisik dengan status gizi pada maupun subskala Food Avoidance pada Prodi
kedua subjek prodi. Subjek Prodi Aktuaria Aktuaria tidak berhubungan signifikan (p<0,05)
yang berstatus gizi kurus memiliki tingkat kecuali pada subskala Hunger dan subskala
Satiety Responsiveness. Subskala Hunger yang fisik antara kedua subjek berbeda nyata (p>0,05).
berhubungan signifikan dengan IMT memiliki Tingkatan aktivitas fisik pada kedua subjek tidak
hubungan negatif, dengan arti semakin tinggi memiliki hubungan dengan status gizi. Perilaku
skor subskala Hunger semakin rendah IMT makan dalam bentuk sifat nafsu makan pada
subjek, mirip dengan hasil penelitian AEBQ pada kedua subjek juga tidak memiliki perbedaan
populasi orang Meksiko, Australia, dan Cina signifikan. Hanya terdapat dua subskala AEBQ
(Mallan et al. 2017; He et al. 2019; Hunot et al. yang memiliki hubungan signifikan (p<0,05)
2021). Subskala Satiety Responsiveness pada dengan status gizi, yaitu subskala Hunger dan
Prodi Aktuaria sudah sesuai dengan pembuatan subskala Satiety Responsiveness pada subjek
kuesioner AEBQ awal dengan hubungan Prodi Aktuaria. Aktivitias fisik serta perilaku
signifikan dan nilai R negatif menandakan makan subjek Prodi Ilmu Gizi tidak lebih baik
semakin tinggi skor Satiety Responsiveness dibandingkan dengan subjek Prodi Aktuaria.
semakin rendah IMT (Hunot et al. 2016). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan hanya
Hasil yang berbeda dari penelitian merupakan bagian dari pengungkapan perilaku
awal AEBQ oleh Hunot et al. (2016) bahwa dan hanya digunakan ketika promosi kesehatan,
seharusnya terdapat hubungan signifikan pada belum tentu diaplikasikan secara sempurna dan
semua subskala pada kedua indikator. Namun, konsisten di kehidupan sehari-hari.
penelitian ini memiliki hasil yang berbeda yang Saran untuk penelitian di masa depan
dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, adalah memasukkan variabel pengganggu
hubungan skala AEBQ dengan IMT hanya atau kovariat seperti jenis kelamin, dan usia
pada kedua subjek prodi tanpa menghubungkan untuk memahami kinerja skala AEBQ lebih
kovariat lainnya seperti jenis kelamin atau baik. Penelitian longitudinal atau pendekatan
umur. Kedua, subjek asal Asia yang digunakan prospektif dapat dilakukan untuk mempelajari
lebih tahan akan isyarat makanan (food cues) hubungan antara aktivitas fisik dengan IMT.
di lingkungan obesogenik, lingkungan tersebut
dapat meningkatkan risiko obesitas atau kenaikan DAFTAR PUSTAKA
berat badan dengan pola atau perilaku makan
yang salah (Arundhana et al. 2018; He et al. Arundhana A, Utami AP, Muqni AD, Thalavera
2019). Ketiga, data kuesioner diisi oleh subjek MT. 2018. Regional differences in obesity
sendiri (self-reported), orang dengan gangguan prevalence and associated factors among
makan atau IMT berlebih cenderung tidak adults: Indonesia Basic Health Research
berani mengaku akan perilakunya yang keliru 2007 and 2013. Mal. J. Nutr. 24(2):193-201.
(Hunot et al. 2021). Keempat adalah kuesioner Ammar A et al. 2020. Effects of COVID -19 home
AEBQ diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari confinement on eating behavior and physical
Bahasa Inggris tanpa melakukan prosedur back activity: results of the ECLB-COVID-19
translation atau terjemah bolak balik, pengertian international online survey. Nutrients. 12:
dari kuesioner asli yang dalam Bahasa Inggris 1583. https://doi.org/10.1159/000512852
dapat memiliki arti berbeda kepada subjek Avram R, Kuhar P, Abreau S, Marcus GM,
penelitian yang membaca terjemahannya dalam Pletcher MJ, Olgin JE. 2020. Worldwide
Bahasa Indonesia, sehingga hasil dan penskoran effect of COVID-19 on physical activity:
bisa berbeda. a descriptive study. Annals of Internal
Medicine. 173(9):767-770. https://doi.
KESIMPULAN org/10.7326/M20-2665
Chan Y, Lim KK, Lim KH, Teh CH, Kee CC,
Sebagian besar subjek Prodi Aktuaria Cheong SM, Khoo YY, Baharudin A, Ling
dan Prodi Ilmu Gizi berusia 19–21 tahun. MY, Omar MA, Ahmad NA. 2017. Physical
Kebanyakan subjek dari kedua prodi tidak activity and overweight/obesity among
diberikan uang saku. Status gizi antara kedua Malaysian adults: findings from the 2015
kelompok subjek berbeda nyata. Sebanyak National Health and Morbidity Survey
29,2% subjek Prodi Aktuaria beraktivitias fisik (NHMS). BMC Public Health. 17:733.
berat, sedangkan tidak satupun subjek Prodi Ilmu https://doi.org/10.1186/s12889-017-4772-z
Gizi beraktivitas fisik berat, tingkatan aktivitas Christian-Monroy, Gomez-Gomez I, Olarte-
mass index: evaluating the validity of the Purwakarta. Jurnal Pendidikan Dasar.
adult eating behavior questionnaire in an 11(1):94 - 101.
Australian sample. International Journal of Putri A. 2019. Pentingnya orang dewasa awal
Behavioral Nutrition and Physical Activity. menyelesaikan tugas perkembangannya.
14:130. https://doi.org/10.1186/s12966- Indonesian Journal of School
017-0587-7 Counseling. 3(2):35-40. https://doi.
Mealha V, Ferreira C, Guerra I, Ravasco P. 2013. org/10.23916/08430011
Students of dietetics&nutrition: a high risk Supariasa DN, Bakri B, Fajar I. 2016. Penilaian
group for eating disorders? Nutr. Hosp. Status Gizi. Jakarta (ID): EGC.
28:1558-1566. Susilo NS. 2018. Hubungan durasi tidur, night
Mufidah, R. Soeyono RD. 2021. Pola Makan, time eating, dan aktivitas fisik dengan
Aktivitas Fisik, dan Durasi Tidur Terhadap status gizi mahasiswa gizi dan non gizi IPB
Status Gizi Mahasiswa Program Studi Gizi [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Unesa. Jurnal Gizi Unesa, 01(2014):60-64. Utami W, Nurlaila, Iswati N. 2021. The
[PPSDM] Pusat Pelatihan SDM Kesehatan relationship of knowledge of the covid and
Badan. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta prevention protocol in students of SDIT
(ID): Kemenkes RI. Al-Madinah to compliance with the covid
Poinhos R, Alves D, Vieira E, Pinhao S, Oliveira and prevention protocol. J. Nurs. Practice.
BM, Correia F. 2015. Eating behavior 5(1):89-93. https://doi.org/10.30994/jnp.
among undergraduate students. Comparing v5i1.155
nutrition students with other courses. Woods JA et al. 2020. The COVID-19 pandemic
2014. Appetite. 84:28-33. https://doi. and physical activity. Sports Medicine and
org/10.1016/j.appet.2014.09.011 Health Science. 2(2):55-64. https://doi.
Prawiyogi AG, Purwanugraha A, Fakhry org/10.1016/j.smhs.2020.05.006
G, Firmansyah M. 2020. Efektivitas Yu Z, Tan M. 2016. Disordered eating behaviors
pembelajaran jarak jauh terhadap and food addiction among nutrition major
pembelajaran siswa di SDIT Cendekia college students. Nutrients. 11(8):673.
https://doi.org/10.3390/nu8110673