Wahyu Utami - Pengaruh Kecenderungan Neurotik
Wahyu Utami - Pengaruh Kecenderungan Neurotik
Wahyu Utami - Pengaruh Kecenderungan Neurotik
Abstrak
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kecenderungan
neurotik dan self-efficacy terhadap psychological well being
pada mahasiswa. Kecenderungan neurotik dan self-efficacy
sebagai variabel bebas dan psychological well-being sebagai
variabel terikat, subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa berjumlah 100 mahasiswa yang terdiri dari 52
mahasiswa laki-laki dan 48 wahasiswa perempuan dengan
rentang usia 18 sampai 20 tahun. Teknik purposive
sampling digunakan sebagai metode pengambilan subjek.
Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda
dan pengumpulan data menggunaka skala yaitu
Psychologycal Scale Of Well Being, Big Five Inventory (BFI)
dan Self Efficacy Scale (SES (BFI) Psychologycal Scale Of
Well Being. Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan
neurotik mempengaruhi psychological well-being dengan
(β=0.241, p= 0.006). Self Efficacy mempengaruhi
psychological well-being dengan β=0.241, p= 0.006).
Kecenderungan neurotik dan Self Efficacy terhadap
psychological well-being (β=20.919, p= 0.000). Penelitian
ini menunjukkan bahwa Kecenderungan neurotik dan Self
Efficacy memberikan sumbangan efektif sebesar 30.1%
terhadap psychological well-being.
Abstract
The research was to determine the effect neurotic
tendencies and self-efficacy toward psychologycal well
being in college students. The tendency of neurotic and
self-efficacy as the independent variable and psychological
well-being as the dependent variable, the subjects in the
research a student amounted to 100 students which consists
of 52 male students and 48 female students ranging in age
from of 18 to 20 years. A purposive sampling technique is
used as a method of taking the subject. Analyze data use
multiple linear regression analysis and data collection make
use of a scale that is Psychologycal Of Well Being Scale, Big
Five Inventory (BFI) and Self Efficacy Scale (SES (BFI)
Psychologycal Scale Of Well Being. The results showed
neurotic trends affecting the psychological well-being (β =
0241, p = 0.006). Self Efficacy affect psychological well-
being with β = 0241, p = 0.006). Neurotic tendencies and
Self Efficacy toward psychological well-being (β = 20 919,
p = 0.000). The research was shows that the tendency of
neurotic and Self Efficacy provide effective contribution of
30.1% toward psychological well-being.
Keywords: Psychological Well-Being, Self Efficacy, Neurotic A
Tendency
Pendahuluan
Fenomena stress marak terjadi dikalangan mahasiswa
khususnya pada mahasiswa kedokteran. Beratnya tuntutan tugas
dan peran akademik merupakan hal yang berpotensi menjadi
penyebab stress dikalangan mahasiswa kedokteran. Tingginya
tingkat stres terjadi terutama pada mahasiswa baru yang masih
melakukan adaptasi dari Sekolah Menengah ke Perguruan Tinggi
(Tanaka, Fukuda, Mizuno, et, al, 2002). Stres merupakan
fenomena yang ditemui hampir pada semua mahasiswa
kedokteran diseluruh dunia (Nandi, Madhumita, Hazra, et, al,
2012). Tingkat stres pada mahasiswa kedokteran juga
Tinjauan Pustaka
Kecenderungan Neurotik terhadap Psychologycal Well-Being
Psychologycal Well-Being merupakan kemampuan
individu untuk menerima dirinya apa adanya (self-acceptance),
membentuk hubungan yang hangat denga orang lain (positive
relation with others), mengontrol lingkungan eksternal
(enviromental mastery), memiliki tujuan dalam hidupnya
(purpose in life), serta mampu merealisasikan potensi dirinya
secara kontinue. Disisi lain Houser (2005), menyatakan bahwa
Psychologycal Well-Being juga didefinisikan sebagai
kesejahteraan psikologis individu yang memfokuskan pada
upaya realisasi diri (self-realization), pernyataan diri (personal
expressiveness) dan aktualisasi diri (self-actualization), Ryff
(1989) .
Menurut Costa & McCrae (1992) terdapat lima dimensi
kepribadian yaitu neuroticism, extraversion, openness to
experience, agreeableness dan conscientiousness. Watsan & Clark
(1984) menyatakan bahwa dari kelima dimensi kepribadian yang
telah disebut, neuroticism yang tinggi akan semakin stres dan
dapat mengalami ketidakstabilan emosi. Menurut Menurut Costa
& Jhon (1992) neuroticism menggambarkan perbedaan
Hipotesis
Berdasarkan kajian di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini ialah :
1. Ada pengaruh antara kecenderungan neurotik terhadap
psychologycal well being.
2. Ada pengaruh antara efikasi diri terhadapa psychologycal
well being
3. Ada pengaruh kecenderungan neurotik dan efikasi diri
terhadap psychologycal well being
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif eksplanatif. Desain penelitian ini adalah penelitian
korelasional (Correlational research). Penelitian korelasional
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan
diantara dua variabel (Suryabrata, 1998). Penelitian ini
diharapkan dapat menjelaskan pengaruh kecenderungan
neurotik dan efikasi diri terhadap psychologycal well-being pada
mahasiswa psikologi di Universitas Muhammdiyah Malang.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan
jumlah populasi dengan menggunakan tabel Isaac & Michael
yang kemudian ditentukan jumlah sampel yang akan digunaka
dalam penelitian (Sugiyono, 2001). Subjek yang diambil dalam
penelitian ini ialah mahasiswa yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan, usia 18-20 tahun. Teknik pengambilan sampling
yang dilakukan kepada mahasiswa ialah purposive sampling
yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
Analisis Data
Secara spesifik, penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Analisi reggresi ganda adalah suatu teknik statistik
paramatrik yang digunakan untuk menguji pertautan dua buah
prediktor (X1 dan X2) dengan variabel kriterium (Y) Winarsunu,
(2009). Data analisis dengan menggunakan bantuan SPSS v.17
for windows. Analisi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
antar variabel yaitu dependent (psychologycal well being) dan
Hasil Analisis
Untuk mengetahui hubungan antar variabel, dilakukan
analisis korelasi dan regresi antar ketiga variabel. Berikut adalah
hasil signifikasi parsial kecenderungan neurotik, efikasi diri, dan
psychological well being.
Tabel 3. Hubungan Antar Variabel
Kecenderungan Psychological
Variabel Efikasi Diri
Neurotik Well Being
Kecenderungan
1 -0.022 -0.493**
Neurotik
Efikasi Diri -0.022 1 0.252*
Psychological
-0.493** 0.252* 1
Well Being
Keterangan: (*) Signifikan α 5%, (**)Signifikan α 10%
Kesimpulan
Berdasarkan analisi hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan, sebesar F
20.919, p= 0,000 antara kecenderungan neurotik dan self-
efficacy terhadap psychological well-being. Semakin tinggi
kecenderungan neurotik dan semakin rendah self-efficacy maka
semakin rendah tingkat psychological well-being, begitu juga
sebaliknya semakin rendah kecenderungan neurotik dan semakin
tinggi self-efficacy maka semakin tinggi tingkat psychological
well-being.
Implikasi
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa kecenderungan
neurotik dan self-efficacy memiliki pengaruh terhadap
psychological well-being, sehingga memiliki peran yang cukup
penting dimiliki oleh individu, sehingga individu yang
Daftar Pustaka
Akhtar, M., (2009). Applying positive psychology to Alcohol-
misusing adolescentsn. disertation unpublished University
of East London.
Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R., E., (2003). Personality, culture,
and subjective well-being: emotional and cognitive
Journal An-nafs: Vol. 1 No. 2 Desember 2016
224 | Wahyu Utami | Pengaruh Kecenderungan Neurotik
evaluation of life. Annual Review Psychology, 54, 403-
425
Grant, S., Langan-Fox, J., & Anglim, J. (2009). The big five traits
as predictors of subjective and psychological well-being.
Psychological reports, 105, (1), 205-231
Huppert, F. A., Baylis, N., & Keverne, S. (2005). The science of
well-being. New York: Oxford University Press.
Joshanloo, M., & Afshari, S. (2011). Big five personality traits and
self-esteem as predictors of life satisfaction in Iranian
Muslim University students. Journal of Happiness Studies,
12(1), 105-11
Kjell, O. N., Nima, A. A., Sikström, S., Archer, T., & Garcia, D.
(2013). Iranian and Swedish adolescents: differences in
personality traits and well-being. PeerJ, 1, e197.
Kashdan, T. B.& Roberts, J. E. (2004). Social anxiety’s impact on
affect, curiosity, and social self-efficacy during a high self-
focus social threat situation. Cognitive Therapy and
Research, 28, 119–141
Keyes, C.L.M., Ryff, C.D., & Shmotkin, D. (2002). Optimizing
well-being: the empirical encounter of two traditions.
Journal of Personality and Social Psychology, 82 (6),
1007- 1022
Tanaka, M., Fuuda, S., Mizuno, L., Kuratsune, H., & Watanabe,.
Y. (2002). Stress and coping styles are associated with
severe fatique in medical students. Behavioral Medicines
Sunaryo
Udainiya, R., Singh, B. (2009). Self-Efficacy and well-being of
adolescent. Journal of the Indian Academiy of Applied
Psychology. (35), 2, 227-232.
Watson, D., & Clark, L., A., (1984). Negative affectivity: the
disposition to experience aversive emotional state.
Psychologycal Bulletin, 96, 465-490
Zimmerman, B.J.(2000). Attainment of self-regulation: A social
cognitive perspective. In M.boekaerts, P.R. Pintrich, & M.
Zeidner (Eds.), Handbook of self-regulation (pp.13-39).
San Deigo, CA: Academic Press.