Asosiasi Tanamam
Asosiasi Tanamam
Asosiasi Tanamam
1140
Amirina, W. et al. 2019. Analisis Vegetasi Dan … (02): 1140-1148
tumbuhan lain, ada pula yang membutuhkan Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR),
naungan dari tumbuhan lain untuk Dominasi (D), dan Dominasi Relatif (DR)
hidup, sehingga mereka dapat tumbuh (Soerianegara & Indrawan, 1983).
berdampingan membentuk sebuah
a. Kerapatan (K)
komunitas hutan. Menurut Kurniawan et al.,
(2008) hubungan ketertarikan untuk tumbuh jumlah individu suatu jenis
=
bersama ini dikenal dengan asosiasi yang luas petak contoh
dapat bersifat positif maupun negatif atau
tidak berasosiasi.
b. Kerapatan Relatif (KR)
Saat ini pemanenan Manggarsih
(Parameria laevigata) masih mengandalkan kerapatan suatu jenis
= x 100%
habitat alaminya terutama pada hutan kerapatan seluruh jenis
sekunder kawasan Pegunungan Meratus di
Desa Malinau Kecamatan Loksado
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Oleh c. Frekuensi (F)
karena itu penelitian mengenai analisis jumlah petak ditemukan suatu jenis
vegetasi dan asosiasi jenis dominan ini =
jumlah seluruh petak
dilakukan agar dapat mempertahankan
keberadaan jenis tumbuhan yang
sulit dibudidayakan diluar habitat aslinya. d. Frekuensi Relatif (FR)
Berdasrakan permasalahan diatas penelitian
frekuensi suatu jenis
ini bertujuan untuk menganalisis komposisi = x 100%
frekuensi seluruh jenis
dan struktur jenis vegetasi serta
menganalisis jenis dominan yang
berasosiasi dengan manggarsih.
e. Dominasi (Do)
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam upaya jumlah luas bidang datar jenis
=
mengoptimalkan budidaya jenis Manggarsih luas petak contoh
(Parameria laevigata) serta menjadi acuan
untuk pelestarian secara eks-situ.
f. Dominasi Relatif (DR)
dominansi suatu jenis
METODE PENELITIAN = x 100%
dominansi seluruh jenis
1141
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019
1142
Amirina, W. et al. 2019. Analisis Vegetasi Dan … (02): 1140-1148
1143
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019
Komposisi tingkat tiang memiliki jumlah dalam suatu ekosistem dapat mengalami
individu sebanyak 7 jenis, berbeda jauh interaksi antar spesies yang berupa interaksi
dengan jumlah jenis pada tingkat semai dan positif yang saling menguntungkan atau
pancang. Hal ini mungkin disebabkan oleh negatif seperti persaingan maupun
tingginya tingkat pertumbuhan yang kompetisi. Persaingan tersebut bisa berupa
menyebabkan persaingan antar tanaman persaingan dalam perolehan unsur hara,
semakin besar. Persaingan tersebut bisa tempat tumbuh dan persaingan untuk
berupa perolehan unsur hara, tempat mendapatkan cahaya. Hasil pengamatan
tumbuh ataupun cahaya. Menurut Dian Eka selanjutnya yaitu data komposisi
Kusumawati (2018) makhluk hidup yang ada pertumbuhan tingkat pohon yang dapat
dilihat pada Tabel 5.
1144
Amirina, W. et al. 2019. Analisis Vegetasi Dan … (02): 1140-1148
1. Tingkat semai
140.00
120.00
100.00
80.00
%
60.00
40.00
20.00
0.00
Mahang Bindrang Bilaran Litu Karet
INP 58.89 27.78 14.44 12.78 11.67
FR 22.22 13.89 5.56 8.33 2.78
KR 36.67 13.89 8.89 4.44 8.89
Grafik 1. INP (Indeks Nilai Penting) Vegetasi Tingkat Semai yang Mendominasi dalam Petak
Manggarsih (Parameria laevigata)
2. Tingkat Pancang
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
%
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Mahang Jirak Bindrang Karet Luwa
INP 44.14 29.84 23.94 19.58 14.34
FR 16.98 11.32 9.43 7.55 7.55
KR 27.16 18.52 14.51 12.04 6.79
Grafik 2. INP (Indeks Nilai Penting) Vegetasi Tingkat Pancang yang Mendominasi dalam Petak
Manggarsih (Parameria laevigata)
1145
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019
3. Tingkat Tiang
500.00
450.00
400.00
350.00
% 300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
Karet Babinjaian Bilaran Mahang Pulai
INP 225.30 18.44 17.11 13.76 12.01
DoR 85.80 4.88 3.55 1.21 3.72
FR 52.63 10.53 10.53 10.53 5.26
KR 86.87 3.03 3.03 2.02 3.03
Grafik 3. INP (Indeks Nilai Penting) Vegetasi Tingkat Tiang yang Mendominasi dalam Petak
Manggarsih (Parameria laevigata)
4. Tingkat Pohon
Grafik 4. INP (Indeks Nilai Penting) Vegetasi Tingkat Pohon yang Mendominasi dalam Petak
Manggarsih (Parameria laevigata)
1146
Amirina, W. et al. 2019. Analisis Vegetasi Dan … (02): 1140-1148
Nama Jenis
Tingkat No a b c IO Keterangan
A B
1 Manggarsih Mahang 8 2 0 0,89 ST
2 Manggarsih Bindrang 5 5 0 0,71 T
Semai 3 Manggarsih Bilaran 2 8 0 0,45 R
4 Manggarsih Litu 3 7 0 0,55 T
5 Manggarsih Karet 1 9 0 0,32 R
1 Manggarsih Mahang 9 1 0 0,95 ST
2 Manggarsih Jirak 6 4 0 0,77 T
Pancang 3 Manggarsih Bindrang 5 5 0 0,71 T
4 Manggarsih Karet 4 6 0 0,63 T
5 Manggarsih Luwa 4 6 0 0,63 T
1 Manggarsih Karet 10 0 0 1,00 ST
2 Manggarsih Babinjaian 2 8 0 0,45 R
Tiang 3 Manggarsih Bilaran 2 8 0 0,45 R
4 Manggarsih Mahang 2 8 0 0,45 R
5 Manggarsih Pulai 1 9 0 0,32 R
1 Manggarsih Karet 3 7 0 0,55 T
2 Manggarsih Hambawang 1 9 0 0,32 R
Pohon 3 Manggarsih Asam Palipisan 1 9 0 0,32 R
4 Manggarsih Tarap 1 9 0 0,32 R
5 Manggarsih Nata 1 9 0 0,32 R
Keterangan :
IO = Indeks Ochiai
a = Jenis A hadir, B hadir
b = Jenis A hadir, B tidak hadir
c = Jenis A tidak hadir, jenis B hadir
ST = Sangat Tinggi
T = Tinggi
R = Rendah
1147
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019
1148