Indonesian: Journal of
Indonesian: Journal of
Indonesian: Journal of
Abstract
Stroke is a functional brain disorder in the form of paralysis of the nerves due to impaired blood
flow in one part of the brain. Ischemic stroke is the flow of blood to the brain stops due to blood
clots that block blood vessels. The incidence of ischemic stroke occurs between 70% - 85% of
stroke events. The prevalence of stroke in Indonesia in 2013 was 7‰ and increased in 2018 to
10.9‰. Based on Riskesdas in 2018, North Sulawesi ranks third highest for stroke sufferers in
Indonesia. This research purposes to determine the relationship between hypertension, diabetes
mellitus, and hypercholesterolemia with the incidence of ischemic stroke at GMIM Pancaran
Kasih General Hospital Manado. This research uses analytic observational study with case
control design and using Chi-Square test. The population in this study were all outpatients who
came for treatment at the Neurology Polyclinic of GMIM General Hospital Pancaran Kasih
Manado. The total sample of the case and control group was 72 respondents. This study uses
secondary data on medical record files using a checklist. The results showed that hypertension
was associated with the incidence of ischemic stroke with the results of the chi-square test
obtained p value = 1,000 (p> 0.05) and OR value = 1.24 (95% CI; 0.342 - 4.498). The
conclusion of this study is that there is a relationship between hypertension and the incidence of
ischemic stroke and there is no relationship between diabetes mellitus and
hypercholesterolemia with ischemic stroke.
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyakit gangguan funsional otak berupa kelumpuhan pada saraf
(deficit neurologic) akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Stroke
hemoragik adalah kejadian dimana pembuluh darah pecah sehingga aliran darah
menjadi tidak normal. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena adanya
bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah (Adib, 2011).
Data Riskesdas pada tahun 2018 menyatakan bahwa prevalensi stroke (permil)
berdasarkan diagnosis dokter provinsi dengan penderita stroke tertinggi ada pada
Provinsi Kalimantan Timur (14,7) dan terendah pada Provinsi Papua (4,1). Pada tahun
2018 sendiri Sulawesi Utara menempati urutan ke tiga tertinggi untuk penderita stroke
27
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1, No. 1, Januari 2020
di Indonesia. Penderita stroke di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado pada Mei 2018 –
Desember 2018 sebanyak 251 kasus stroke, dan pada Januari 2019 – September 2019
diketahui bahwa jumlah kasus penyakit stroke di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado
sebanyak 504 kasus.
Faktor risiko kejadian sroke iskemik dibagi menjadi faktor yang tidak dapat
dimodifikasi (non-modifiable risk factors) seperti umur, jenis kelamin, ras, genetik, dan
riwayat TIA (Transient Ischemic Attack), dan faktor yang dapat dimodifikasi
(modifiable risk factors) seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi
(hiperkolesterolemia), perilaku merokok, obesitas, penyakit jantung, konsumsi alkohol
berlebihan, aterosklerosis, penyalahgunaan obat, dan gangguan pernapasan saat tidur
(Hernanta, 2013).
Hipertensi dapat memicu terjadinya aterosklerosis. Hal tersebut dapat mendorong
Low Density Lipoprotein (LDL) kolesterol untuk lebih mudah masuk dalam lapisan
intima lumen pembuluh darah dan menurunkan elastisitas dari pembuluh darah tersebut
(Yueniwati, 2015). Diabetes dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Semakin
tinggi kadar gula dalam darah, samakin mudah terkena stroke (Pinzon, 2019).
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol dalam
tubuh yang berlebih akan terimbun dalam dinding pembuluh darah dan dapat
menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yang dapat menyebabkan
penyakit stroke (Anies, 2015).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khairatunnisa (2017), diketahui
bahwa hasil analisis bivariat menunjukan bahwa faktor risiko yang terbukti
berhubungan dengan kejadian stroke adalah hipertensi. Tekanan darah merupakan salah
satu faktor yang harus diperhatikan dalam kejadian penyakit stroke. Hipertensi
merupakan faktor risiko utama pada stroke iskemik maupun pada stroke hemoragik
(Yueniwati, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
hipertensi, diabetes mellitus, dan hiperkolesterolemia dengan kejadian penyakit stroke
iskmik pada pasien rawat jalan di Poliklinik Saraf di Rumah Sakit Umum GMIM
Pancaran Kasih Manado.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan case
control. Penelitian dilakukan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado pada bulan
Oktober - Desember 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat
jalan yang datang berobat di Poliklinik Saraf RSU GMIM Pancaran Kasih Manado,
sampel kelompok kasus dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 36 responden
dengan perbandingan 1:1 (72 responden). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Non Probability Random Sampling menggunakan purposive sampling, dengan kriteria
inklusi yaitu Pasien rawat jalan di Poliklinik Saraf RSU GMIM Pancaran Kasih Manado
sejak didiagnosis pertama kali menderita stroke iskemik (non-hemoragik). Instrumen
dalam penelitian ini adalah checklist yang dipakai untuk mencatat data rekam medis
pasien. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi-square yang juga melihat nilai OR pada setiap variabel bebas.
28
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1, No. 1, Januari 2020
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Ditribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok kasus dan kelompok
kontrol, tertinggi pada jenis kelamin laki-laki dengan jumlah masing-masing 25
responden (69,5%) dan terendah pada jenis kelamin perempuan dengan jumlah masing-
masing 11 responden (30,5%).
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Umur
Distribusi responden berdasarkan umur pada kelompok kasus, tertinggi pada umur >55
tahun sebanyak 27 responden (75%) dan terendah pada umur 0 – 55 tahun sebanyak 9
responden (25%), sedangkan kelompok kontrol, pada umur 0 – 55 tahun sebanyak 18
responden (50%) dan pada umur >55 tahun sebanyak 18 responden (50%).
Penelitian Kabi (2015) juga memiliki jumlah responden stroke berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari pada responden berjenis kelamin perempuan. Insiden stroke
iskemik lebih besar terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan (Yueniwati,
2015). Hal ini dapat teradi karena sampai pertengahan hidupnya, perempuan lebih
terlindung dari penyakit jantung dan stroke karena memiliki hormon estrogen (Kabi,
2015).
Buntaa (2018) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian
penyakit hipertensi. Semakin bertambah usia semakin meningkat pula risiko terjadinya
hipertensi. Menurut Yueniwati (2015) hipertensi merupakan faktor yang harus
diperhatikan karena hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit
stroke.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dinata (2013) yang menunjukan bahwa lebih
dari 50% penderita stroke berumur > 50 tahun. Risiko terkena stroke meningkat sejak
usia 45 tahun. Setelah mencapai usia 50 tahun, setiap penambahan usia tiga tahun
meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Orang berusia lebih dari 65 tahun memiliki
risiko paling tinggi dan stroke jarang terjadi pada anak berusia kurang dari 15 tahun
(Feigin, 2009).
29
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1, No. 1, Januari 2020
Hubungan Hipertensi, Diabetes Melitus, dan Hiperkolesterolemia dengan Stroke
Iskemik
Tabel 3. Hubungan Hipertensi, DM, dan Hiperkolesterolemia dengan Stroke Iskemik
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian di atas adalah terdapat hubungan
antara hipertensi dengan kejadian penyakit stroke iskemik di RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado, tidak terdapat hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian
penyakit stroke iskemik di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado dan tidak terdapat
hubungan antara hiperkolesterolemia dengan kejadian penyakit stroke iskemik di RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado. Disarankan bagi pihak rumah sakit untuk perlu
melakukan sosialisasi atau promosi kesehatan yang dapat dilakukan dengan melakukan
penyuluhan kepada pasien. Promosi kesehatan bisa dilakukan dengan memanfaatkan
sarana promosi kesehatan berupa leaflet, poster dan standing banner tentang faktor
risiko penyakit menular maupun tidak menular. Masyarakat perlu membiasakan pola
31
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1, No. 1, Januari 2020
hidup sehat seperti menjaga pola makan sehat, berolahraga, rutin melakukan kontrol dan
pemeriksaan kesehatan. Bagi peneliti selanjutkan kiranya dapat meneliti faktor risiko
penyakit stroke iskemik yang belum diteliti dalam penelitian ini seperti, gangguan
pernapasan saat tidur, dan penyalahgunaan obat agar dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling Sering
Menyerang Kita. Bukubiru. Jogjakarta.
Anies. 2015. Kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI, 2018. RISKESDAS.
2018.
Buntaa, J.N., Ratag, B.T dan Nelwan, J.E. 2018. Faktor-faktor Risiko Kejadian
Hipertensi Nelayan di Desa Mala dan Mala Timur Kecamatan Melonguane
Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal KESMAS. Vol. 7, No. 4
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Dinata, Cintya., Safrita, Y dan Sastri, S. 2013. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke
pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok
Selatan Periode 1 Januari 2010 – 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 2,
No. 2 pp. 57-61.
Feigin, Valery. 2009. Stroke. PT. Bhuanailmu popular. Jakarta.
Hafid, Anwar. 2014. Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke di RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2012. Jurnal Kesehatan. Vol. 7, No. 1 pp.
234-239.
Kabi, G., Tumewah, R dan Kembuan, M. 2015. Gambaran Faktor Risiko pada Penderita
Stroke Iskemik yang Dirawat Inap Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Periode Juli 2012 – Juni 2013. Jurnal e-Clinic. Vol. 3, No. 1 pp. 457-
462.
Khairatunnisa., dan Sari, D. 2017. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian
Stroke pada Pasien di RSU H. Sahudin Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara.
Jurnal Jumantik. Vol. 2, No. 1 pp. 60-70.
Koosgiarto, Dharma., dan Salim, I. 2015. Pengaruh Antara Kadar LDL Terhadap
Penyakit Stroke di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Medisains Jurnal Ilmiah
Ilmu-Ilmu Kesehatan. Vol. 8, No. 2 pp. 1-7.
Nelwan, J. E. (2019). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Perubahan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi Di Kota Manado. Journal Public
Health Without Border, 1(2).
Ningsih, Ropika. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kejadian
Stroke di Ruang Rawat Inap A di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi
Tahun 2017. Menara Ilmu. Vol. 7, No7 pp. 79-89.
Pinzon, Rizaldy. 2019. AWAS STROKE! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan, dan
Pencegahan. CV. ANDI OFFSET. Jogjakarta.
Tumanduk, W. M., Nelwan, J. E., & Asrifuddin, A. (2019). Faktor-faktor risiko
hipertensi yang berperan di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi. e-
CliniC, 7(2).
Totting, Satrianti., Pinzon, R., dan Widiasmoko, B. 2017. Hubungan Diabetes Melitus
dengan Gangguan Fungsi Kognitif Post Stroke Iskemik di Rumah Sakit Bethesda.
Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 6, No. 3 pp. 647-653.
Wayunah., dan Saefullo, M. 2016. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stroke di RSUD Indramayu. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol. 2,
No. 2 pp. 65-76.
32
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1, No. 1, Januari 2020
Yueniwati, Yuyun. 2015. Diteksi Dini Stroke Iskemia dengan Pemeriksaan
Ultrasonografi Vaskular dan Variasi Genetika. Universitas Brawijaya Press.
Malang.
33