18 Muh-Ridwan 117-125
18 Muh-Ridwan 117-125
18 Muh-Ridwan 117-125
ABSTRACT
ABSTRAK
117
Muh. Ridwan dan Hartrisari Hardjomidjojo
PENDAHULUAN
118
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016
apakah bisnis yang dipilihnya dapat dikategorikan dalam model bisnis berpotensi tumbuh
secara luas, atau berpotensi berkembang terbatas (Hubeis, 1997).
Perubahan lingkungan usaha saat ini, mendorong kita untuk mengkaji ulang setiap
kebijakan yang telah kita ambil pada masa lalu. Berbagai kebijakan dan inkonsistensi dalam
pelaksanaannya menyebabkan luka yang mendalam bagi kehidupan masyarakat. Untuk itu
diperlukan reorientasi pola pengembangan dan pembinaan untuk pertumbuhan dan
perkembangan industri kecil hasil peternakan di Indonesia. Situasi persaingan yang semakin
ketat, menuntut industri kecil perlu membekali diri dengan kekuatan yang dapat
menempatkan mereka untuk mampu bersaing dengan produk lainnya yang sejenis (Ikhsan,
2001). Dengan demikian dibutuhkan suatu strategi pemberdayaan untuk mengembangkan
produk unggulan di daerah masing-masing. Tujuan peelitian ini ialah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam pengembangan produk industri kecil makanan
khas tradisional dangke sebagai produk unggulan lokal di kabupaten Enrekang Sulawesi
Selatan, dan merumuskan alternatif skenario pengembangan industri kecil makanan khas
tradisional dangke sebagai produk unggulan lokal di kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.
METODE PENELITIAN
Pemilihan responden
Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, dengan pendekatan model analisis
prospektif, melibatkan responden pakar yang terdiri dari 8 orang yaitu Akademisi (3 orang),
Birokrasi (3 orang) dan Praktisi (2 orang).
Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Penelitian pustaka; yaitu dengan penelusuran buku, penelitian, majalah dan sumber-
sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b) Penelitian lapangan; yaitu melakukan pengamatan pada industri yang menjadi objek
penelitian, untuk melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan, sistem produksi,
produk, sarana dan faktor-faktor pendukung, pengumpulan data secara langsung
dengan observasi maupun wawancara.
Analisis data
a) Analisis Prospektif
Analisis prospektif adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis
permasalahan dalam sistem ahli yang dapat menggabungkan pembuat keputusan dalam
rangka menyusun kembali beberapa perencanaan dengan pendekatan yang berbeda.
Masing-masing solusi yang dihasilkan berasal dari pendekatan yang direncanakan dan
bukan dari suatu rumusan yang bisa masing-masing kasus (Munchen, 1991 dalam
Bourgeois, 2002).
Tahapan analisis prospektif menurut Bourgeois (2002), yaitu; 1) menerangkan
tujuan studi; 2) melakukan identifikasi kriteria; 3) mendiskusikan kriteria yang telah
ditentukan; 4) analisis pengaruh antar kriteria; 4) merumuskan kondisi faktor; 5)
membangun dan memilih skenario dan 6) implikasi skenario.
Dalam metode prospektif, menentukan elemen kunci masa depan dilakukan
dengan tahapan yaitu; 1) mencatat seluruh elemen penting; 2) mengidentifikasi
keterkaitan: 3) membuat tabel yang menggambarkan keterkaitan; dan 4) memilih elemen
kunci masa depan.
Metode ini didasarkan pada suatu penggandaan matriks bujur sangkar (matriks
dengan jumlah baris dan kolom yang sama) yang berpangkat satu dalam beberapa
119
Muh. Ridwan dan Hartrisari Hardjomidjojo
Pengaruh
Variabel Variabel
Penentu Penghubung
INPUT STAKES
Variabel Variabel
Autonomous Terikat
UNUSED OUTPUT
Ketergantungan
Dalam upaya perumusan strategi pengembangan produk industri kecil makanan khas
tradisional dangke di kabupaten Enrekang, identifikasi komponen kunci pengembangan
adalah merupakan langkah utama yang perlu dilakukan. Berdasarkan hasil dari teknik
brainstorming yang telah dilakukan pada pakar dan stakeholders dapat diidentifikasi 15 faktor
yang memberikan pengaruh kuat dalam upaya pengembangan produk industri kecil
dangke.
Berdasarkan matriks pengelompokan empat kuadran (Gambar 2), dapat diidentifikasi
faktor-faktor yang memiliki pengaruh yang kuat dalam upaya pengembangan produk
industri kecil dangke di kabupaten Enrekang yaitu faktor tingkat pendapatan, SDM,
Produksi dan produktifitas, motivasi dan skala ekonomi peternak. Hal ini berarti bahwa
faktor utama yang paling berpengaruh berada di sektor peternakan (on farm) yang
memproduksi bahan baku susu tersebut. Tipologi dari faktor-faktor tersebut diuraikan pada
Tabel 1.
120
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016
1.50
Pengaru h
1.00
Ketersediaan Akses
Lembaga Teknologi
Penunjang
Kebijakan Pemerintah
0.50
Perekonomian Nasional
Sosial Budaya Gentika Ternak Perah
Musim
- -
- - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40
Ketergantungan
121
Muh. Ridwan dan Hartrisari Hardjomidjojo
peternakan (on-farm) tersebut. Pengembangan industri kecil dangke harus dimulai dengan
pengembangan industri peternakan itu sendiri sebagai produsen bahan baku berupa susu.
Bahan baku yang baik dengan ketersediaan yang kontinyu perlu ditunjang dengan
SDM yang memadai, produksi dan produktifitas serta skala ekonomi yang cukup, dibarengi
dengan motivasi yang tinggi.
Harapan masyarakat konsumen pada umumnya, menyatakan industri kecil dangke
sudah harus terfokus pada pengembangan produk lebih lanjut dalam bentuk teknologi
produk yang lebih baik, clean production, sampai pada quality assurance produk. Hal tersebut
tidaklah berlebihan karena tuntutan seperti itu adalah sangat penting dalam pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen terutama pada era modernisasi, namun dalam upaya
pengembangan industri kecil dangke yang berkesinambungan kelima faktor tersebut di atas
perlu dibenahi lebih dahulu. Hal ini bukan berarti mengesampingkan faktor pengembangan
produk. Semua perlu dilakukan secara komprehensif, namun harus dengan penetapan skala
prioritas. Dengan penerapan strategi yang terstruktur tersebut diharapkan akan memberikan
hasil yang maksimal sehingga obsesi untuk menjadikan dangke sebagai produk unggulan
lokal Sulawesi Selatan dapat kita wujudkan.
Faktor Keadaan
1A
Tingkat
Semakin meningkat karena pasar
Pendapatan
dangke dan animo masyarakat
Masyarakat
yang terus membaik
2A 2B
SDM Peternak/ Semakin meningkat dengan
Berkurang dan
Pelaku Industri terus melakukan pembelajaran
perlu pelatihan
dan manajemen beternak sapi
3A 3B
Produksi dan Semakin meningkat dengan Ada potensi
Produktifitas penerapan teknologi Inseminasi untuk
Buatan dan manajemen pakan ditingkatkan
4A 4B 4C
Motifasi Peternak/ Semakin meningkat dengan
Semakin
Pelaku Industri adanya kepastian berusaha dan Cukup Tinggi
Berkurang
pendapatan
5A 5B
Perlu
Skala Ekonomi ditingkatkan
Semakin meningkat seiring
Peternak untuk
dengan peningkatan pendapatan
peningkatan
pendapatan
122
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016
didasarkan pada kondisi atau keadaan faktor yang berpengaruh. Kondisi atau keadaan
faktor berdasarkan identifikasi pakar dan stakeholders dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan alternatif keadaan yang teridentifikasi pada beberapa faktor yang
berpengaruh langsung dalam pengembangan industri kecil dangke, maka dapat
diidentifikasi beberapa skenario yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan
sekaligus menjadi acuan untuk penetapan strategi yang harus dikembangkan untuk
pencapaian tujuan pengembangan industri kecil dangke menjadi produk unggulan lokal
Sulawersi Selatan.
Beberapa skenario yang mungkin terjadi dari setting keadaan yang ada terangkum
dalam alternatif skenario pada Tabel 3 berikut ini.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa dari sejumlah skenario yang mungkin terjadi
pada Tabel 4 di atas, terdapat 3 seri skenario utama yang paling mungkin untuk terjadi di
masa yang akan datang yaitu;
c) Skenario Pesimistik ( 1A - 2B - 3B - 4A - 5B ):
“Pendapatan masyarakat semakin meningkat karena pasar dangke dan animo masyarakat
yang terus membaik - SDM peternak/pelaku industri berkurang dan perlu pelatihan – Ada
potensi peningkatan produksi dan produktifitas – Motifasi peternak/pelaku industri meningkat
dengan adanya kepastian berusaha dan pendapatan – Skala Ekonomi perlu ditingkatkan
untuk meningkatkan pendapatan”
Berdasarkan justifikasi penilaian pakar dan stakeholders yang dilibatkan dapat
diidentifikasi bahwa skenario yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang adalah
123
Muh. Ridwan dan Hartrisari Hardjomidjojo
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bourgeois, R. 2002. Expert Meeting Methodology For Prospective Analysis, CIRAD Amis
Ecopol.
Didu, S. M. 2000. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Pengembangan
Agoindustri Kelapa Sawit Untuk Perekonomian Daerah. Disertasi. Sekolah
Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian. IPB. Bogor.
Hardjomidjojo, H. 2002. Metode Analisis Prospektif. Jurusan Teknologi Industri Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Hubeis, M. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan
Manajemen Industri. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Manajemen Industri,
Fakultas Teknologi Industri, Institut Pertanian Bogor.
124
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016
Ikhsan, A. 2001. Pola Pembinaan Industri Kecil Menengah; Makalah Seminar Nasional
Teknik Industri “Peran dan Profesi Pendidikan teknik Industri dalam Mewujudkan
Kemandirian Usaha Kecil dan Menengah”. Jakarta.
Jumhur, A. A. 2001. Model Pengembangan Industri Kecil; Makalah Seminar Nasional Teknik
Industri “Peran dan Profesi Pendidikan teknik Industri dalam Mewujudkan
Kemandirian Usaha Kecil dan Menengah”. Jakarta.
Ridwan, M. 2004. Strategi Pengembangan Dangke Sebagai Produk Unggulan Lokal Sulawesi
Selatan. Tesis Program Magister, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Sjaifudian, H. H, D. Maspiyati. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil,
Penerbit Yayasan Akatiga, Bandung.
125