Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
36 views19 pages

Auditing Service Design System and Developing Device Inventory Application PT - Cocacola Amatil Indonesia Using Itil V3 and PHP Ci

Uploaded by

Rian Daeli
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
36 views19 pages

Auditing Service Design System and Developing Device Inventory Application PT - Cocacola Amatil Indonesia Using Itil V3 and PHP Ci

Uploaded by

Rian Daeli
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 19

AUDITING SERVICE DESIGN SYSTEM AND DEVELOPING DEVICE INVENTORY

APPLICATION PT.COCACOLA AMATIL INDONESIA USING ITIL V3 AND PHP CI

Oleh :
Gregorio Vincent Wijaya
682014120

Program Studi Sistem Informasi


Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2018
AUDITING SERVICE DESIGN SYSTEM AND DEVELOPING DEVICE INVENTORY
APPLICATION PT.COCACOLA AMATIL INDONESIA USING ITIL V3 AND PHP CI

Gregorio Vincent Wijaya1,Charitas Fibriani2


1,2,
Prodi S1 Sistem Informasi,Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
1
vincentowii@gmail.com,2CharitasFibriani@gmail.com

ABSTRACT
PT. Coca Cola Amatil Indonesia is one of the soft drink and other beverage producing companies located
on Jl. Soekarno Hatta, Palebon, Pedurungan, Semarang City, Central Java. as one of the big companies, the
need for IT systems is also getting bigger. The information system audit carried out in this study aims to
analyze the system in the IT division at PT. CCAI after an assessment and interview were carried out on
several complaints about deficiencies in the existing system, the information system audit was conducted
using the ITIL V3 framework regarding service design design includes the service catalog management
process and the analysis of Strength & Weaknesses from the system in the IT division which focuses on the
Asset Master application. The Asset Master is one of the inventory application that used in PT.Coca Cola
Amatil Indonesia. And last the conclusion is the design of a system / application device inventory based on
PHP & Code Igniter based on localhost database. as an additional application / system that helps the
minimize the foible in the practices
Keywords : ITIL V3, SERVICE DESIGN, CODE IGNITER, PHP, JAVSCRIPT

ABSTRAK
PT.Coca Cola Amatil Indonesia adalah salah satu perusahaan penghasil minuman ringan dan
beverage lainnya yang terletak di jl. Soekarno Hatta, Palebon, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tentunya sebagai salah satu perusahaan besar, kebutuhan akan IT system juga semakin besar. Audit sistem
informasi yang di lakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pada divisi IT di
PT.CCAI setelah dilakukan assessment dan wawancara mengenai beberapa keluhan tentang kekurangan
yang ada pada sistem yang sudah ada, lalu audit sistem informasi dilakukan menggunakan framework ITIL
V3 mengenai perancangan service design meliputi proses service catalogue management dan proses analisa
Strength & Weaknesses dari sistem yang ada pada divisi IT yang berfokus pada aplikasi Asset Master yang
merupakan aplikasi inventaris device yang ada di Coca Cola Amatil Indonesia. Kemudian kesimpulannya
adalah penerapan system/aplikasi device inventory berbasis PHP & Code Igniter berbasis localhost
database. sebagai aplikasi/sistem tambahan.
Moto

I can do all things through Christ who strengthens me. Philippians 4:13

• Pendahuluan

Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java merupakan suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi minuman ringan di Indonesia. Seluruh proses pekerjaan yang ada pada
Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java pada kenyataanya hampir 75% dari tingkat nasional
sampai lokal dikerjakan menggunakan komputerisasi(1), seperti dalam penggunaan database
kendaraan (services, perawatan, dan data inventaris), email (Lotus), maupun database IT
(penyimpanan gudang, nomer device,dsb). Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java adalah salah
satu perusahaan yang maju dan besar di area Jawa Tengah. Memiliki jangkauan bisnis yang luas
di seluruh wilayah Jawa Tengah, serta memiliki kantor cabang yang tersebar luas(1). Proses bisnis
yang modern, serta komunikasi antar kantor lokal, nasional maupun internasional yang baik.
Membuat Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java menjadi lebih berkembang pesat. Berdasar
sistem kerja dan proses bisnis yang sebagian besar menggunakan teknologi komputerisasi, Coca-
Cola Amatil Indonesia juga melakukan perancangan dan pengembangan penggunaan IT pada
bidang IS Department sebagai pengembangan IT Division dan Technical Support berupa
perancangan aplikasi inventoris

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis system pada IT office PT.Coca Cola
Amatil dengan menggunkan ITIL V3 Service Design melalui Service Catalogue Management dan
Service Level Management untuk mengetahui Strength dan Weakness dari sistem yang ada serta
melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi yang sesuai dengan perkembangan dari
kebutuhan PT.Coca Cola Amatil Indonesia pada departemen IT khususnya di divisi IS yaitu salah
satunya sebagai localhost directory yang membantu dan mempermudah sistem Asset Master
dalam penyimpanan data di IT . Perancangan serta pembuatan sistem ini berkembang pada satu
keputusan untuk melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi Device Inventory untuk
menampung data asset yang ada di divisi TI (Technical Support) agar saat ada perubahan ataupun
perpindahan dapat diketahui dengan pasti dan rinci. Penelitian ini di lakukan di departemen TI
PT.Coca Cola Amatil Indonesia pada divisi IS sebagai tempat pengolahan informasi dan data yang
dipilih sebagai acuan sistem aplikasi yang akan di rancang dan dibuat dengan mempertimbangkan
kualitas SDM user yang ada untuk mengoperasikan aplikasi yang akan diterapkan

• TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang berjudul “ A Study of Service Desk Setup in Implementing IT Service


Management in Enterprises” membahas tentang ITSM sebagai framework yang menyediakan
service IT yang berkaitan dengan ITIL dimana ITIL menawarkan beberapa “best practices” untuk
mengatur dan mengelola sevice IT dan memiliki pendekatan pada service IT yang sudah di terima
secara menyeluruh dan identifikasi fungsi utama dari New Service Desk dan cara
pengimplementasiannya pada ITSM Enterprise.

Penelitian kedua dengan judul “ANALYSIS AND DESIGN ITSM SERVICE DESIGN
DOMAIN ON ACADEMIC SERVICES IN INSTITUTE OF GOVERNMENT DOMESTIC (IPDN)
USING FRAMEWORK ITIL VERSION 3” yang membahas tentang rencana pengembangan
penggunaan IT pada bidang layanan akademik untuk menunjang kinerja antar civitas akademika
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan menggunakan framework ITIL V3 meliputi
proses penilaian Maturity Level, analisa prioritas dan analisa resiko dan melakukan perancangan
ITSM Service Design yang berfokus pada service catalogue management dan service level
management sehingga menghasilkan SOP untuk dua proses tersebut dan diharapkan menjadi
informasi awal untuk perbaikan dan peningkatan kapabilitas IT di IPDN sendiri.

Kedua jurnal diatas tentu berkaitan dengan proses audit tentang Service Design di PT.Coca
Cola Amatil Indonesia yang di lakukan pada studi ini, karena dengan mengetahui pada tingkat
mana IT Frameworks yang ada pada PT.Coca Cola Amatil, kita bisa menyimpulkan bahwa
perancangan Aplikasi Device Inventory menjadi salah satu faktor penting karena akan membantu
proses perpindahan data yang biasanya di lakukan secara manual tanpa ada nya notifikasi dan lebih
mudah dalam input data yang ada.
The Information Technology Infrastructure Library (ITIL) menyediakan kerangka
/framework dari praktik terbaik untuk mengelola layanan TI. Sejak didirikan pada tahun 1989,
penggunaan ITIL telah menyebar luas, menjadikannya pendekatan yang paling banyak diterima
untuk mengelola layanan yang berkaitan dengan Teknologi Informasi - TI di dunia ini.[2]
Manajemen layanan menggunakan ITIL memungkinkan suppliers untuk : a) mengerti layanan
apa yang mereka berikan; b) memastikan bahwa layanan, pada kenyataannya, memfasilitasi
pencapaian hasil yang diinginkan oleh klien; dan c) mengidentifikasi nilai layanan untuk
memungkinkan pelanggan mengelola biaya dan risiko yang terkait dengan layanan ini [2]
Karena peralihan organisasi atau lebih tepatnya departemen TI dari teknologi ke model
manajemen berbasis layanan,, maka investasi dalam kerja praktik framework terbaik dan juga
kredibel seperti (ITIL) menjadi lebih penting [3]. Menurut penelitian sebelumnya tentang status
aplikasi ITIL / ITSM yang disimpulkan di Taiwan, tantangan utama penerapan ITIL sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1. Lima tantangan teratas adalah budaya , integrasi dengan proses yang
berjalan saat ini, pengetahuan yang berhubungan dengan ITIL / ITSM, alat manajemen yang tepat,
dan target pengukuran yang jelas [4,5]. Semuanya itu berkaitan langsung dengan Service Desk
yang menjadi sangat penting dalam penerapan ITIL/ITSM dalam perusahaan

Table 1. Masalah Utama Penerapan ITIL (KPMG 2007).


Major challenges Percentage
Culture shift 17.2%
Integration with current process 15.5%
ITIL/ITSM related knowledge 13.8%
Appropriate management tool 10.3%
Clear measurement target 10.3%
Project within budget 8.6%
Insufficient internal professional staff 8.6%
Project on time 5.2%
Managing consultants 1.7%
Incapable and inexperienced consultants 1.7%
ITSM atau IT Service Management mengacu pada implementasi dan manajemen
kualitas layanan TI yang memenuhi kebutuhan bisnis. Manajemen layanan TI dilakukan oleh
penyedia layanan TI melalui perpaduan yang tepat antara orang, proses dan teknologi informasi.
Berikut ini merupakan pernyataan karakteristik dari literatur ITSM [8]. Departemen TI harus
berusaha mencapai tingkat proaktif kematangan proses manajemen layanan TI (Gambar 1) dan
berhasil menerapkan teknologi ITSM yang baru ini

OGC (Office of Government Commerce) dari pemerintah United Kingdom sebagai developer
menawarkan deskripsi detail “Best Practice” untuk servis manajemen IT.[9] Tujuan dari ITIL
adalah menyediakan kerangka praktik terbaik yang dapat digunakan oleh organisasi sebagai
pedoman untuk mengelola organisasi TI mereka. Inti yang termasuk dalam ITIL v3, yaitu: Service
Strategy membantu organisasi memahami manfaat menggunakan pendekatan yang digerakkan
oleh pasar. Proses ini membantu organisasi menyampaikan dan mendukung layanan dan produk
yang dibutuhkan pelanggan mereka dengan mendorong praktik manajemen layanan untuk
mengelola layanan TI. Service Design mencakup dasar-dasar merancang layanan dan proses. Ini
memberikan pendekatan holistic design untuk membantu organisasi memberikan layanan yang
lebih baik. Service Transition membantu merencanakan dan mengelola perubahan status layanan
dalam siklusnya. Mengelola risiko untuk layanan baru, diubah, dan diberhentikan melindungi
lingkungan produk. Ini membantu bisnis memberikan nilai kepada dirinya dan pelanggannya.
Service Operation meliputi kegiatan sehari-hari, proses, dan infrastruktur yang bertanggung jawab
untuk memberikan nilai kepada bisnis melalui teknologi. Continual Service Improvement (CSI)
menggunakan pendekatan berbasis metrik untuk mengidentifikasi peluang peningkatan dan
mengukur dampak upaya perbaikan. Meskipun CSI adalah fase dari siklus dan didokumentasikan
dalam publikasi ITIL yang terpisah, CSI dapat efektif hanya jika itu terintegrasi di seluruh siklus
hidup, menciptakan budaya perbaikan terus-menerus. CSI harus memastikan bahwa semua peserta
dalam pemberian layanan memahami bahwa mengidentifikasi peluang untuk perbaikan adalah
tanggung jawab mereka.

John Long dalam bukunya ITIL Version 3 at Glance mendefenisikan Service Design
adalah tahap dalam siklus hidup layanan dimana layanan baru dikembangkan dan dibuat untuk
tahap selanjutnya yaitu tahap layanan transisi. Pengembangan dan desain layanan mendefenisikan
persyaratan, merancang solusi layanan, mengevaluasi pemasok layanan dan mengintegrasikan aset
ke dalam layanan. Service Design merupakan tahap konversi dari tahap service strategy yang
artinya tujuan strategis dituangkan ke dalam portofolio layanan dan aset layanan [10]. Proses
proses yang terdapat dalam Service Design adalah Service Level Management yang merupakan
perjanjian untuk memberikan layanan tertentu pada tingkat kualitas yang ditentukan (garansi)
dengan harga tertentu. Service Level Agreement biasanya membutuhkan negosiasi perjanjian
dengan organisasi internal lainnya (OLA) atau pemasok eksternal (Underpinning Contracts) [11].
Service Catalogue Management memastikan bahwa layanan katalog yang akurat dan terkini
tersedia bagi semua pihak yang berwenang untuk melihatnya. Keakuratan dan ketersediaan sangat
penting[11]. Capacity Management bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kapasitas yang
memadai tersedia setiap saat untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang disepakati dengan cara hemat
biaya (Cost-Effective). Kapasitas proses manajemen bekerja sama dengan manajemen tingkat
layanan untuk memastikan bahwa kebutuhan kapasitas dan kinerja dalam bisnis dapat terpenuhi.
Manajemen kapasitas juga berfungsi sebagai titik fokus untuk masalah kapasitas apa pun dalam
Manajemen Layanan TI.
Manajemen kapasitas mendukung Service Desk, event dan manajemen masalah dalam
penyelesaian insiden dan masalah yang terkait dengan kapasitas[11]. Availability Management
mengidentifikasi titik tunggal kegagalan dan merancang ketahanan ke setiap infrastruktur yang
mendukung layanan ini. Manajemen ketersediaan berfungsi sebagai focal point untuk semua
masalah dalam Manajemen Layanan TI terkait dengan ketersediaan.[11] Information Security
Management bertanggung jawab terhadap informasi tersedia dan dapat digunakan saat diperlukan,
dan sistem yang menyediakannya dapat menahan serangan dan memulihkan atau mencegah
kegagalan (ketersediaan) dengan tepat dan transaksi bisnis, serta pertukaran informasi antara
perusahaan atau dengan mitra, dapat dipercaya (keaslian dan non-penolakan).[11] IT Service
Continuity Management berfokus untuk mendukung kelangsungan bisnis secara keseluruhan.
Definisikan ITSCM sebagai proses yang bertanggung jawab untuk mengelola risiko yang dapat
berdampak serius terhadap layanan TI. Risiko yang sangat serius dapat mengancam kelangsungan
bisnis.[11] Supplier Management bekerja dengan pihak ketiga, seperti pemasok, untuk
menegosiasikan kontrak untuk produk atau layanan. Manajemen pemasok memantau kesesuaian
dengan ketentuan kontrak dan mengatasi setiap pelanggaran. Pada saat perpanjangan, manajemen
pemasok akan menentukan apakah akan memperbarui, menegosiasikan kembali, atau mengakhiri
kontrak.[11]

• METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa tahap/fase yang terdiri dari tahap
Perencanaan, Pengumpulan Data, Analisis Data, Output
Gambar 2. Tahapan Metodologi

Tahapan penelitian pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Tahap Perencanaan,
dimana survey dan perumusan masalah di tentukan. Tahap ini merupakan awal mula penentuan
tools dan sistem yang akan digunakan penelitian ini. 2) Pengumpulan Data, didalam tahapan ini
setelah memastikan dan mensurvei serta merumuskan masalah yang terjadi, pengumpulan data
tentang problem yang ada di lakukan, setelah itu masuk ke Tahap Analisis 3) dimana penerapan
audit dengan ITIL V3 di lakukan, yaitu dengan tools SLM (Service Level Management) dan SCM
(Service Catalogue Management) yang bertujuan untuk menganalisis sistem dan database yang
ada pada PT.Coca Cola Amatil Indonesia 4) Tahap Kesimpulan, berisi tentang Strength dan
Weaknesses dari sistem yang ada lalu perancangan dan pembuatan sistem baru untuk penambahan
dari kekurangan yang ada.

Tahap identifikasi dimulai dengan tahap perumusan masalah yang dilanjutkan dengan
tahap penentuan tujuan penelitian yang dibatasi oleh batasan masalah. Terdapat dua cara studi
pendahuluan, yakni studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka mencakup tentang IT
Governance dan ITIL versi 3 tahun 2011 pada domain Service Design, pada proses Service
Catalogue Management dan Service Level Management. Sedangkan studi lapangan dapat
dilakukan dengan observasi secara langsung kepada PT.Coca Cola Amatil Indonesia pada devisi
IT bidang IS database

Hasil analisis survey dan perumusan masalah menggunakan Service Level Management
melalui interview face to face dengan IT staff Perusahaan Coca-Cola Amatil Indonesia (Central
Java) dengan mempertimbangkan beberapa variabel yang di bagi beberapa level yaitu IT
Technical Services sebagai level terendah Business Services sebagai Intermediate Level dan
Business Process sebagai Highest Level . LOWEST LEVEL : IT Technical Services mengacu pada
provider IT > dari pihak luar/external supplies services. Contoh : operating network menjalankan
network/jaringan Coca Cola dari pihak external. INTERMEDIATE LEVEL : Business Services
mengacu pada supplying aplikasi spesifik seperti Asset Master untuk IT directory application dan
Information Technology Support (user), dan EUREKA(admin). HIGHEST LEVEL : Business
Process bertugas untuk Delivering outcome > disini mengacu pada sistem aplikasi database yang
dipakai apakah sudah sesuai dengan Business needs dan performanya sudah stabil atau belum Dan
setelah menganalisa PT.CCAI menggunakan program Database Asset Master sebagai alat bisnis
bagi tim IS Department dalam menata dan mengawasi asset-asset yang relevan dengan IT.
Program Database Asset Master ini dibuka dengan menggunakan 2 aplikasi, Lotus Notes dan Web
Browser. Akan tetapi dikarenakan fungsionalitas dan kinerjanya lebih baik, maka dianjurkan untuk
menggunakan web browser sebagai penghubung untuk database ini. Untuk membuka Database
Asset Master masukan alamat URL http://idcbtn02/Application/is/is10.nsf. Setelah masuk ke
alamat tersebut maka harus memasukkan ID dan password lalu click “login”. Setiap personal
memiliki ID/akun masing-masing untuk menjaga kerahasiaan data yang ada. Apa bila ada
pergantian personal atau pegawai yang baru harus mendaftar terlebih dahulu ke kantor nasional.
Bila personal atau pegawai ingin mencari asset yang dimiliki oleh Coca-Cola Amatil Indonesia
dapat berdasarkan kategori-kategori tertentu misalnya berdasarkan Asset Number, seperti terlihat
pad Gambar 3 merupakan tampilan dari Database Asset Master berdasarkan Asset Number.

Gambar 3. Tampilan Database Asset Master Kategori Asset Number

Gambaran secara umum untuk menghasilkan rancangan IT Service Management di


PT.CocaCola Amatil Indonesia ialah menentukan input, process dan output yang dihasilkan.
Selain itu, dilakukan juga studi literature dalam menganalisis masalah berupa membahas jurnal
terkait service design dan melakukan beberapa teknik pengumpulan data di CCAmatil Indonesia
>> IT blueprint (tidak ada di CCAI)
Analisis yang dilakukan pada Service Catalogue Management sebagai proses primer dalam
merancang usulan ITSM. Proses ini juga merupakan analisis prioritas berdasarkan arahan IT
Blueprint dalam usulan program pengembangan IT Service Management. Analisis kondisi ideal
dengan tahap yang menggambarkan kondisi perusahaan yang seharusnya Memberikan sebuah
rekomendasi berdasarkan tiga kunci utama dari framework ITIL Versi 3 yakni, Process yang akan
menghasilkan sebuah kebijakan TI, prosedur dan perancangan service dari proses Service
Catalogue Management.
Gambar 4. Hasil Prosedur Service Catalogue Management

Tahap perancangan service ini adalah dengan menganalisa service yang dibutuhkan
kemudian mencetak service catalogue management sebagai hasil perancangan. Tahap selanjutnya
adalah membuat prosedur perancangan service catalogue management dan service level
management. Prosedur perancangan service catalogue management yang akan dijelaskan pada
Gambar 4

• HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada penelitian ini berfokus pada sistem Database Asset Master pada
PT.Coca Cola Amatil Indonesia dengan beberapa pertimbangan dari analisis hasil Strength dan
Weaknesses dari sistem tersebut. Hasil analisa Strength dan Weaknesses sistem Asset Master lewat
Nilai Perusahaan dalam VISI & MISI perusahaan adalah sebagai berikut :
Strength : Encrypted security access : 1 asset/device hanya bisa digunakan jika ada
account yang terdaftar dalam list kepegawaian CCAI dan sudah memiliki hak untuk membawa &
menggunakan asset dari CCAI dan 1 asset hanya memiliki satu owner dengan satu akun.
Accessibility Strength : Kategori Operation salah satu fitur dari Asset Master merupakan list asset
yang beroperasi yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan lokasi Accountability security : saat
login pada asset umum dan memasukkan password lalu login terekam pada log login, ID owner
akan tercatat jadi ketika problem terjadi maka akan diketahui siapa pemakai asset tersebut.
Weakness : Always On Problem : pada window status device saat ada aset yang non-
active atau trouble, sistem tidak otomatis seketika langsung memindahkan ke trouble device yang
bermasalah. Invalidity Data Record : saat ada perubahan dari pusat, tidak ada
pemberitahuan/notification yang jelas. Jadi hanya ketika data dicheck sudah ada perubahan yang
notabene harus di maintenance di inventoris IT. Invalidity Access Accountability : jika ada
pemindah tanganan device ke orang lain harus ada maintenance manual karena sistem akan error
jika login atau user tidak sesuai list dalam sistem database

Kategori Operation merupakan list asset yang beroperasi yang dimiliki oleh perusahaan
berdasarkan lokasi. Seperti terlihat pada Gambar 5, misalnya pada Lokasi Bawen/Salatiga
terdapat Faxcimile dengan Asset Number 1388, Brand & Model Cannon – T21, Serial Number
AMN-15918, dan Owner ex-pkl. Termasuk Accessibility Strength karena bisa melihat Asset yang
aktif/sedang dipakai, account yang dipakai di asset, dapat memantau jika ada problem dan dapat
dimaintenance dari pusat

Gambar 5. Tampilan Database Asset Master Kategori Operation

Kategori Owner merupakan list asset berdasarkan pemilik akun, terlihat pada Gambar 6
termasuk kedalam list Strength berdasarkan security access dari enkripsi 1 asset/device hanya bisa
digunakan jika ada account yang terdaftar dalam list kepegawaian CCAI dan sudah memiliki hak
untuk membawa & menggunakan asset dari CCAI dan 1 asset hanya memiliki satu owner dengan
satu akun. Hal ini diambil dari analisis nilai perusahaan CCAI sendiri yang termasuk dalam nilai
Akuntabilitas yaitu bertanggung jawab akan hal yang dipercayakan kepada setiap pegawai.
Gambar 6 Tampilan Database Asset Master Kategori Owner

Weaknesses : dari beberapa hasil analisis dan survey wawancara dengan IT manager sistem Asset
Master memiliki beberapa kekurangan yaitu diantara lain mengenai status device yang ada
kategori Asset Status merupakan list asset berdasarkan keadaan asset tersebut, misalnya active atau
non-active. Pada Gambar 7 merupakan kategori Asset Status Active.

Gambar 7. Tampilan Database Asset Master Kategori Asset Status Active

Pada saat ada aset yang non-active atau trouble, sistem tidak otomatis seketika langsung
memindahkan device yang bermasalah, atau jika ada pemindah tanganan device ke orang lain harus
ada maintenance manual karena sistem akan error jika login atau user tidak sesuai list dalam sistem
database . Lalu saat ada perubahan dari pusat, tidak ada pemberitahuan/notification yang jelas.
Jadi hanya ketika data dicheck sudah ada perubahan yang notabene harus di maintenance di
inventoris IT. Hal ini bertentangan dengan nilai perusahaan CCAI sendiri yaitu nilai Kualitas
dimana CCAI menyatakan bahwa semua yang dilakukan adalah yang terbaik

Pembuatan sistem aplikasi baru mengenai device inventory berbasis PHP, Code Igniter
yang bisa menampung data perpindahan saat ada perubahan dan dapat di maintenance melalui
database local (Xamp)/ localhost yang didevelop dengan tampilan seperti Gambar 8 diharapkan
dapat membantu memperlancar penyimpanan/directory IT Asset di PT.CCAI

Gambar8. User Interface awal aplikasi DIA

Ada 3 macam hak akses ketika login pada aplikasi DIA CCAI ini yang pertama adalah
akses superadmin, kemudian admin, dan technical staff. Akses superadmin memiliki full authority
terhadap sistem ini ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. User Interface Dashboard Superadmin

Ada beberapa fitur yang ada pada superadmin yaitu (1) manage device yang berfungsi
untuk melihat secara keseluruhan devices yang ada baik itu yang ada di inventaris, jenis device,
device yang rusak, hingga device yang sudah di dump. Pada fitur ini, superadmin dapat melakukan
CRUD function seperti layaknya admin, dan dapat menambahkan jenis device yang ada, melihat /
check device rusak hingga membuat salinan dengan print out list device dump seperti Gambar
10, Gambar 11
Gambar 10. Window Device Type dari Superadmin Access

Gambar 11. Print Out Dump Devices

(2) Manage Location pada fitur ini superadmin dapat mengatur location devices pada
kantor yang dibawahi PT.CCAI seperti Gambar 12.
Gambar 12. Manage Location Window
(3) Manage System User & System Log pada fitur ini, superadmin memiliki akses penuh
atas admin dan user yang ada pada DIA (Device Inventory Application) CCAI dengan authority
untuk CRUD users yang ada dan system log untuk melihat aktifitas yang di lakukan pada aplikasi
DIA dan login log untuk mengetahui siapa dan kapan login kedalam sistem seperti Gambar 13.

Gambar 13. Manage Users & System Log


Hak akses admin tidak jauh berbeda dengan superadmin, hanya saja tidak ada authority
untuk mengubah system admin, hanya users saja. Pada hak akses users &technical staff, hanya
dapat melihat dan menambah devices saja seperti Gambar 14.

Gambar 14. User Interface Technical Staff/ Users DIA

• SIMPULAN & SARAN


Penelitian ini berdasarkan analisa dengan framework ITIL v3 domain Service Design
menghasilkan Service Level Management dan Service Catalogue Management pada bagian IT
division yang di gunakan untuk merujuk ke sistem baru yaitu DIA (Device Inventory Application)
sebagai sistem/aplikasi perpindahan dengan database local, sehingga dapat mengurangi invaliditas
data dan membantu mengurangi kesalahan saat proses maintenance
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah pada penelitian ini hanya berfokus kepada
sistem aplikasi inventoris pada PT.Coca Cola Amatil Indonesia. Jadi mungkin untuk penelitian
kedepan bisa menganalisis yang berkatian dengan sistem producing/manufacturing dan atau
human resource . Kemudian pada aplikasi Device Inventory Application ini masih menggunakan
simple API pada Javscript dan SQLnya, untuk penelitian selanjutnya mungkin dapat di lakukan
bypass dengan perl, atau mungkin menggunakan GOLAND atau LARAVEL.
DAFTAR PUSTAKA

• www.ccamatil.com

• CARTLIDGE et al, 2007

• C. Zhao, H. H. Gan and F. Gao, “A Study on the Process Model for IT Service
Management,” Proceedings of Fi- nite Element Analysis and CAD, Peking
University Press, Beijing, 1994, pp. 1-5.

• W. G. Tan, A. Cater-Steel and M. Toleman, “Implement- ing IT Service


Management: A Case Study Focusing on Critical Success Factors,” Journal of
Computer Informa- tion Systems, Vol. 50, No. 2, 2009, pp. 1-12.
• A. Chen and S. K. Chou, “Issue in Implementing Infor- mation Technology
Service Management” Service Sci- ence, Vol. 1, No. 2, 2010, pp. 1-5.
• R. A. Steinberg, “ITIL Service Operation,” 2011 Edition, Randy A. Steinberg,
Trafford, 2011.

• J. van Bon, M. Picper and A. der Veen, “Foundations of IT Service


Management Based on ITIL,” 2nd Edition, Van Haren Publishing, Zaltbommel,
2005.

• Official ITIL Website, “IT Service Management,” 2013. http://www.itil-


officialsite.com/home/home.aspx

• Wikipedia, “Information Technology Infrastructure Li- brary,” 2013.


http://en.wikipedia.org/wiki/ITIL
• J.O.Long,ITIL®VERSION3ATAGLANCE,springer,
2008.

• http://www.bmc.com/guides/itil-service-design.html

You might also like