JURNAL IKA: IKATAN ALUMNI PGSD UNARS
Vol. 10 No. 2, Desember 2021
https://unars.ac.id/ojs/index.php/pgsdunars/index
P-ISSN: 2338-3860
E-ISSN: 2656-4459
UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER TANGGUNG JAWAB
SISWA DI ERA PANDEMI COVID-19
1
1,2,3
Hasna Quin Afdhila, 2Fajar Setiawan, 3Badruli Martati
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surabaya
E-mail: hasna.quin.afdhila-2017@fkip.um-surabaya.ac.id
Received: Nov 4, 2021
Revised: Nov 11, 2021
Accepted: Nov 27, 2020
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui upaya guru dalam membentuk karakter tanggung
jawab siswa selama pembelajaran daring. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
wawancara pada guru wali kelas VI, guru wali kelas V sebelumnya, dan juga kuisioner yang
dibagikan ke siswa, serta wali murid SD Muhammadiyah 26 Surabaya. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, angket dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini yaitu upaya guru dalam membentuk karakter tanggung jawab siswa dengan cara
berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai, memberikan soal yang ada batas
waktu mengerjakan sehingga membuat siswa menjadi lebih disiplin, tanggung jawab dalam
pengumpulan tugas, pengecekan kelengkapan tugas-tugas, konsekuensi yang diberikan guru
untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas, tanggung jawab siswa saat masuk dalam
pembelajaran online, serta memberikan teguran terhadap siswa yang tidak mengerjakan tugas
dengan hasil karya sendiri.
Kata Kunci: karakter, tanggung jawab, siswa, SD.
ABSTRACT
the purpose of this study is to determine the teacher's efforts in shaping the character of
student responsibility during online learning. The type of research used is descriptive
qualitative research using data collection techniques in the form of interviews with
homeroom teachers for class VI, previous homeroom teachers for class V, and also
questionnaires distributed to students, as well as guardians of SD Muhammadiyah 26
Surabaya. The data collection methods used are interviews, questionnaires and
documentation. The results of this study are the teacher's efforts in shaping the character of
student responsibility by praying before learning begins, giving questions that have a time
limit for working so that students become more disciplined, responsibility in collecting
assignments, checking the completeness of assignments, the consequences given. teachers for
students who do not do assignments, students' responsibilities when entering online learning,
as well as giving reprimands to students who do not do assignments with their own work.
Keywords: character, responsibility, students, elementary school.
173 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia yang
dapat membentuk sumber daya manusia berkualitas, baik dari segi fisik, mental maupun
operasional, karena pendidikan merupakan lingkup pengembang minat, bakat, dan
kemampuan peserta didik secara optimal. Hal tersebut telah tertulis dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi: “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional diyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya yang
dapat menumbuhkan kekuatan spiritual keagamaan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat.
Kondisi sekarang ini Negara Indonesia, bahkan seluruh negara di dunia sedang
mengalami bencana yang berhubungan dengan kesehatan serta dikenal dengan nama virus
covid-19. Covid-19 dapat mengancam kesehatan, perekonomian dan pendidikan masyarakat.
Seluruh masyarakat berfokus pada bagaimana cara untuk mengobati atau menghindari covid19. Dalam proses pembelajaran, normalnya terdapat interaksi antara guru dan siswa
dan terdapat timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi kelas yang kondusif dan
edukatif. Pada kenyataannya pendidikan di Indonesia selalu berkembang dengan adanya
perubahan
dan
terdapatnya
metode-metode
baru
dalam pembelajaran dan karena
adanya kendala yang disebabkan pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dapat dilakukan
dengan berbagai aplikasi yang memungkinkan guru dan murid tidak perlu tatap muka
secara langsung dalam melaksanakan proses pembelajaran hasil belajar merupakan suatu
proses yang dilakukan guru pada akhir kegiatan pembelajaran atau akhir program
untuk menentukan angka hasil belajar peserta didik. Adanya covid-19 mengharuskan untuk
semua orang agar dapat menjaga jarak sehingga dampaknya dapat dirasakan secara langsung
dalam semua sisi kehidupan. Anak usia dini juga menjadi korban efek lingkungan
pendidikan, mereka semua diliburkan dan diganti dengan belajar dari rumah (Oktaria, 2020).
Pada abad ke-21, dampak dari covid-19 mewajibkan seluruh pembelajaran dilakukan secara
daring. Di era pandemi covid-19 seperti ini, peran orang tua menjadi kunci utama dalam
pembelajaran anak yang berhubungan dengan minat belajar anak agar tidak menurun
174 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
meskipun proses pembelajaran tidak secara langsung. Orang tua tidakhanya berperan sebagai
orang tua saja di rumah, akan tetapi orang tua memiliki peran penting sebagai guru pada
lembaga pendidikan. Saat kondisi seperti ini, orang tua banyak memiliki waktu bersama
anak-anaknya sehingga anak dapat berkembang melalui pengasuhan yang diberikan orang
tuanya. Keterlibatan orang tua menjadi hal penting selama pembelajaran dirumah untuk
membantu anak mencapai sebuah prestasi belajar, meningkatkan hubungan sosial,
meningkatkan rasa tanggung jawab, serta mengajarkan anak mengenai kesadaran akan minat
belajar. Setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak serta masing- masing
orang tua memiliki kekurangan dan kelebihan dalam mengasuh anak. Orang tua harus
menjadi contoh baik dalam mendidik dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak saat
kondisi saat ini. Perkembangan anak memiliki kebiasaan yang dicontohkan orang tua atau
bersama keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Karena anak akan menirukan perilaku
keluarganya yang menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun pada kenyataannya pelaksanaan pendidikan karakter khususnya pada anak
tingkat usia sekolah dasar belum tercapai sepenuhnya. Dapat dilihat dari semakin
bergesernya nilai-nilai moral yang muncul dalam masyarakat seperti, kurangnya tingkat
kesopanan, tidak disiplin, kurang peduli akan kebersihan lingkungan sekitar, kurangnya rasa
tanggung jawab, dan bentuk-bentuk kenakalan terhadap teman entah hanya sekedar lelucon
atau ikut-ikutan, terkadang anak secara sadar atau tidak mengejek temannya, misalnya
memanggil julukan dari nama orang tuanya yang tidak pantas.
Pada dasarnya, pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mendidik
dan memberdayakan potensi siswa dalam membangun karakter pribadinya sehingga dapat
menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Menurut Suprayitno
(2020), Pembentukan karakter tersebut harus melalui perencanaan yang baik, pendekatan
yang sesuai, metode belajar dan media pembelajaran yang efektif.
Pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk generasi muda yang berkualitas
dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah
budaya dan karakter bangsa. Karakter yang harus dibentuk pada diri siswa banyak
macamnya, salah satunya tangggung jawab yang merupakan bagian dari nilai karakter yang
penting untuk diterapkan pada siswa. Karakter yang bertanggung jawab adalah sikap
dimana perilaku seseorang agar mampu melakukan tugas serta kewajiban yang perlu
dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat disekitarnya. Adanya tanggung jawab, siswa
memiliki beban yang harus diselesaikan terkait masalah yang sedang dialami. Apabila
karakter tanggung jawab dapat diterapkan dengan baik oleh siswa pada sekolah dasar, maka
175 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
akan meningkatkan kualitas generasi yang akan datang.
Karakter tanggung jawab memiliki ciri-ciri yaitu: 1). Selalu mencari tugas dan
pekerjaan apa yang harus segera diselesaikan, 2). Menyelesaikan tugas tanpa diminta atau
disuruh untuk mengerjakannya, 3). Memahami dan menerima konsekuensi dari setiap
tindakan yang dilakukan, 4). Berpikir sebelum berbuat, 5). Melakukan pekerjaan sebaik
mungkin dengan hasil yang maksimal, 6). Membersihkan atau membereskan segala sesuatu
yang digunakan setelah menggunakan sekalipun tanpa ada orang lain yang melihatnya, 7).
Selalu berusaha berbuat sebaik mungkin, 8). Terus berbuat dan tidak berhenti sebelum
menyelesaikannya, 9). Ikhlas berbuat karena alasan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa. (Yaumi, 2014).
Menurut Yunitasari (2020) mengemukakan bahwa indikator tanggung jawab terdiri
dari tiga hal, yaitu: 1). Mengumpulkan tugas tepat waktu; 2). Mengikuti kegiatan
pembelajaran online; 3). Mengerjakan tugas berdasarkan hasil karya sendiri. Berdasarkan
indikator-indikator tersebut maka, penulis menyimpulkan bahwa sikap tanggung jawab
belajar dapat dinilai dari ketepatan dalam pengumpulan tugas, baik ketepatan waktu maupun
ketepatan pengerjaan tugas berdasarkan petunjuk, mengikuti kegiatan pembelajaran online,
serta berani mengemukakan karya sendiri bukan karya orang lain.
Pada saat peneliti melakukan Magang Karya di SD Muhammadiyah 26 Surabaya,
peneliti mengamati siswa kelas VI B. Ada beberapa permasalahan yang ditemukan peneliti,
diantaranya pada saat pembelajaran dari rumah atau yang biasa disebut pembelajaran daring,
ada beberapa siswa dari kelas VI B yaitu kurangnya tanggung jawab siswa pada saat masuk
pembelajaran daring, kurangnya tanggung jawab siswa pada saat mengerjakan tugas dari
guru, tetapi tugas dari guru masih ada yang dikerjakan oleh orang tuanya tidak hasil karya
sendiri, serta masih ada kurangnya tanggung jawab pada siswa yang tidak mengumpulkan
tugas tepat waktu.
Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih oleh setiap guru, agar setiap siswa
mempunyai tanggung jawab lebih sebagaimana seorang siswa semestinya. Maka dari itu,
perlu adanya kerjasama bagi seorang guru dan wali murid supaya proses belajar mengajar
bisa dilakukan dengan baik. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh (1).
Rukmana (2020) dalam penelitiannya bahwa Upaya guru dalam membentuk karakter
tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ihsan Kota Jambi adalah melalui kegiatan rutinitas yakni melaksanakan sholat dhuha
berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, program tahfiz juz 30, dan program muhadharah. (2).
176 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
Menurut Aslamiah (2015) dalam penelitiannya bahwa dalam membentuk karakter siswa
sebaiknya kepala sekolah menerapkan strategi keteladanan, kedisiplinan, kepemimpinan
instruksional dan mutu, serta pemberdayaan seluruh warga sekolah. Guru sebaiknya
menerapkan strategi keteladanan, pembiasaan, dan sentuhan kalbu. Orang tua dan
masyarakat sebaiknya menerapkan strategi komunikasi dan kemitraan efektif. (3). Menurut
Pratiwi, dkk (2021) dalam penelitiannya bahwa siswa telah memenuhi empat kriteria sikap
tanggung jawab selama pembelajaran daring yang dilakukan di rumah. Adapun empat
indicator tersebut, yaitu mengumpulkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas sesuai dengan
petunjuk guru, menampilkan hasil berdasarkan hasil karya sendiri, keterlibatan siswa dalam
pembelajaran melalui zoom. Tanggung jawab siswa di rumah tidak hanya tanggung jawab
belajar saja, akan tetapi juga memiliki tanggung jawab di rumah yakni membantu orang
tuanya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian kepada guru kelas di SD Muhammadiyah 26 Surabaya, dengan tujuan
agar dapat mengetahui bagaimana upaya guru dalam membentuk karakter tanggung jawab
siswa pada saat pembelajaran daring. Karena pada saat pembelajaran berlangsung di kelas
guru lebih mudah untuk mengamati perkembangan karakter siswa secara langsung.
Sehingga peneliti mengambil judul “ Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung
Jawab Siswa di Era Pandemi Covid-19”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut
Sugiarto (2015), Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya dan bertujuan
mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami
dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.
Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian ini yaitu menggunakan teknik
pengumpulan data berupa wawancara, angket, dan dokumentasi. Edi (2016) menyebutkan
bahwa wawancara merupakan salah satu dari beberapa teknik dalam mengumpulkan
informasi atau data. Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan
atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara
bebas sesuai dengan pendapatnya (Arifin, 2012). Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
177 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
seseorang (Sugiyono, 2008). Dokumentasi merupakan metode yang dapat digunakan peneliti
untuk mendapatkan data guna menyusun laporan.
Peneliti menggunakan wawancara dan juga angket yang terstruktur sebagai teknik
pengumpulan data yang telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data dari
narasumber yang dituju yaitu wali kelas VI B, wawancara kepada guru wali kelas V
sebelumnya untuk mengetahui siswa pada saat pembelajaran dalam kelas, angket yang di
sebarkan
kepada
wali
murid
kelas
VI
B
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSf7pyduJ6exHcspFL9DVchHzFOVT6h_i13X0YaHBSoAN1vKA/viewform
dan angket kepada seluruh siswa kelas VI B
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdo_NVJMrmLVSYtKHZ5ExO6RuyskJHE1yc
2p1uwtCyGL1L0KA/viewform.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Karakter merupakan upaya-upaya guru yang dirancang secara sistematis
untuk membantu siswa dalam memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan,
kemudian nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Membentuk karakter siswa tentunya tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh
guru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Muhammadiyah 26 Surabaya,
bahwasannya upaya yang dilakukan guru dalam membentuk karakter tanggung jawab siswa
yaitu melalui kegiatan-kegiatan keseharian saat proses pembelajaran berlangsung selama
pembelajaran daring. Menurut Sobron (2019) pembelajaran daring dapat dipahami sebagai
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didik dan strukturnya
(guru) berada dilokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk
menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Pohan,
(2020) juga menuturkan bahwa “pembelajaran daring dapat dilakukan dari mana saja dan
kapan saja tergantung pada ketersediaan alat pendukung yang digunakan”.
Bentuk kegiatan pembelajaran daring yang diterapkan di SD Muhammadiyah 26
Surabaya
dalam
membentuk
karakter
tanggung
jawab
siswa
diantaranya
dapat
mengumpulkan tugas tepat waktu, mengikuti kegiatan pembelajaran online, serta dapat
178 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
mengerjakan tugas dengan hasil karya sendiri. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
melalui bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran daring guru dapat mengembangkan nilai-nilai
karakter siswa. Karena peran guru tidak hanya mentransfer ilmu saja, melainkan mendidik
siswa agar menjadi manusia yang bertanggung jawab atas segala yang telah diperbuat.
Selain dari upaya yang dilakukan guru dalam membentuk karakter tanggung jawab
melalui kegiatan pembelajaran daring, terdapat pula faktor pendukung dan penghambat
dalam membentuk karakter tanggung jawab melalui kegiatan pembelajaran daring tersebut.
Faktor pendukung dalam membentuk karakter tanggung jawab siswa yaitu adanya sarana
prasarana dari orang tua siswa, yakni alat komunikasi handphone yang merupakan
pengembangan teknologi telepon yang dari masa ke masa mengalami perkembangan, yang di
mana perangkat handphone tersebut dapat digunakan sebagai perangkat mobile atau
berpindah-pindah sebagai sarana komunikasi, penyampaian informasi dari suatu pihak ke
pihak lainnya menjadi semakin efektif dan efisien. Adapun faktor Penghambat pada saat
pembelajaran secara daring yaitu terdapat siswa yang terlambat saat mengumpulkan tugas,
terlambat saat masuk ke dalam pembelajaran daring, dan terdapat siswa yang mengerjakan
tugas tidak dengan hasil karya sendiri.
Dari beberapa faktor penghambat diatas tentunya ada solusi untuk mengatasi hambatan
tersebut. Dari hasil wawancara dan angket dengan wali kelas VI, wali kelas V, siswa, dan
orang tua bahwa mengenai solusi dalam penelitian ini sebagai berikut :
A. Wawancara Guru Kelas VI (R.N 37 Tahun)
Guru memberikan bentuk tugas berupa soal dalam google form, yang dimana
siswa diberikan Link soal untuk mengerjakan dengan adanya batas waktu saat
mengerjakan, sehingga membuat siswa menjadi lebih disiplin yang membuat mereka
termotivasi untuk melihat skor/hasil tugas yang telah dikerjakan. Selama
pembelajaran daring dalam kelas VI B terdapat 2 siswa selama pembelajaran online
terlambat dalam mengumpulkan tugas, yang 1 siswa tersebut yang mendapatkan
perlakuan khusus, sehingga guru harap memaklumi. Upaya guru dalam membentuk
karakter tanggung jawab siswa saat ada siswa yang terlambat dalam mengumpulkan
tugas yakni setiap pengumpulan tugas guru beri deadline waktu yang telah ditentukan,
jadi ketika terlambat disitu akan terlihat dia mengalami keterlambatan, dan
sebelumnya telah diadakan peraturan-peraturan apabila ada siswa yang terlambat
179 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
dalam mengumpulkan tugas. Konsekuensi yang diberikan kepada siswa yaitu
pengurangan nilai.
Pada saat pembelajaran online dimulai, lalu ada siswa yang terlambat atau
tidak hadir, guru langsung menghubungi orang tuanya. Karena, sebelum pembelajaran
dimulai, aplikasi Teams dapat calling siswa untuk menyuruh siswa join kalau tidak
terhubung, guru langsung menghubungi orang tuanya. Konsekuensi yang guru
berikan adalah teguran. Apabila beberapa kali tersebut masih mengulangi kesalahan
yang sama, akan saya tanyakan kepada orang tuanya terlebih dahulu sebelum saya
berikan konsekuensi tambahan. Selama pembelajaran online, upaya guru dalam
membentuk karakter tanggung jawab siswa yakni dengan pembiasaan doa diawal
pembelajaran, memfollow up terkait tugas-tugas, monitoring perkembangan tugas
dengan pengecekkan kelengkapan tugas.
Selama pembelajaran online guru dapat mengetahui tugas siswa apabila tidak
dikerjakan dengan hasil karya sendiri yakni yang pertama dari penulisan, guru
mengenali penulisan dengan membandingkan dari tugas-tugas sebelumnya. Yang
kedua ketika tugas tersebut deadline pengumpulannya sudah habis guru menghubungi
orang tua untuk pengumpulan tugas tersebut. Sehingga, tugas siswa yang belum
mengumpulkan akan dikerjakan oleh orang tuanya agar dapat mengumpulkan, yang
penting nilainya anak tidak kosong. Meskipun dikerjakan oleh orang tuanya. Upaya
guru dalam hal tersebut yakni melakukan teguran kepada siswa secara langsung
terkait tugas. Kemudian untuk tugas-tugas selanjutnya guru pantau lebih dari temantemannya, dan selalu diingatkan oleh guru dengan pertanyaan “bagaimana dengan
tugasnya? sudah dikerjakan sendiri atau belum?” Selain itu guru juga bekerja sama
dengan orang tua, supaya orang tua juga mendidik anaknya untuk lebih bertanggung
jawab. Dikarenakan tugas tersebut adalah tugas siswa, bukan tugas orang tua.
Konsekuensi yang guru berikan yakni berupa teguran secara pribadi dengan telefon
orang tuanya untuk membicarakan. Terkadang ada orang tua yang berinisiatif untuk
menelpon guru dan memberitahukan bahwa orang tua yang membantu atau
mengerjakan tugas anaknya, dengan alasan yang macam-macam.
B. Wawancara Guru Wali Kelas V (E.D.L 29 Tahun)
Pada saat kelas VI B duduk di bangku kelas V, terdapat pembelajaran secara
offline dan online. Sehingga, terdapat perbedaan permasalahan saat pembelajaran
offline maupun online. Sikap siswa saat dulu di bangku kelas V, yakni saat
180 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
pembelajaran offline awal masuk di kelas V, siswa masih tergolong siswa yang ramai
dan setelah diadakan peraturan di dalam kelas seperti berdoa, membaca qurán, siswa
menjadi lebih baik, tertib, dan saling mengingatkan satu sama yang lain. Saat
pembelajaran secara online, karena pada awal pembelajaran secara online dengan
menggunakan aplikasi membuat siswa serta orang tua bingung, sehingga siswa
menjadi tidak semangat dalam pembelajaran. Pada saat masih duduk di bangku kelas
V, siswa memiliki rasa tanggung jawab saat pembelajaran secara offline, salah satu
tanggung jawab siswa saat bermain di dalam kelas dengan teman-temannya sehingga
sampai merusak fasilitas kelas, setelah itu siswa mempunyai rasa tanggung jawab
untuk menggantikan yang baru dengan cara iuran satu kelas. Saat pembelajaran secara
online, dapat dilihat dari pengumpulan tugas dengan batasan waktu. Selama
pembelajaran secara offline, semua siswa kelas V mengumpulkan tugas tepat waktu,
namun pada saat awal pembelajaran online hampir seluruh siswa satu kelas tidak tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas, guru memaklumi itu. Pada saat berada di bangku
kelas V, saat pembelajaran offline, ada beberapa siswa yang memang mengerjakan
sendiri tanpa dibantu orang tua, yaitu siswa yang termasuk dalam peringkat 1-10.
Setelah itu ada siswa yang memang dibantu dengan orang tuanya, ataupun dibantu
dengan guru lesnya, untuk penulisan memang mereka selalu menulis sendiri, tetapi
saat guru menanyakan kepada siswa “siapa yang tugasnya dibantu orang tua? dan
siapa yang tugasnya dibantu guru les?” dan siswa dapat mengacungkan tangan secara
jujur, serta guru juga dapat mengetahui. Saat pembelajaran secara online pun
pertanyaan yang diajuka oleh guru sama seperti saat pembelajaran secara offline.
C. Siswa
Pada saat siswa mendapatkan tugas sekolah, siswa akan melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai seorang siswa dalam mengerjakan tugas sekolah sendiri.
Tetapi, apabila terdapat tugas yang tidak dipahami oleh siswa, disitulah siswa
meminta bantuan orang tuanya. Selama pembelajaran online, siswa pernah terlambat
dalam mengumpulkan tugas dengan alasan karena tidak konsentrasi saat mengerjakan
tugas dan menyepelekan tugas. Hal ini terdapat kurangnya rasa tanggung jawab siswa
dalam pengumpulan tugas. Selama pembelajaran daring, orang tua memberikan rasa
tanggung jawab kepada anak, agar dapat mengerjakan tugasnya secara mandiri. Pada
saat proses pembelajaran berlangsung, terdapat siswa yang terlambat hadir dalam
pembelajaran online dengan alasan bangun kesiangan. Hal ini membuktikan bahwa
terdapat siswa kurang tanggung jawab pada saat pembelajaran online. Konsekuensi
181 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
yang didapatkan adalah teguran dari guru, dengan begitu siswa dapat mengingat-ingat
teguran tersebut agar tidak mengulanginya lagi.
D. Orang tua
Orang tua mendampingi anak saat pembelajaran berlangsung, dikarenakan
supaya anak tidak membuka page lain yang bukan materi pembelajaran. Maka dari
itu, peran orang tua sangat penting untuk mendampingi siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Hatimah (2016) mengatakan bahwa “Pendidikan adalah sebuah
tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah, tetapi juga sekolah (guru), dan
kelurga (orang tua). Orang tua mendampingi anak saat pembelajaran berlangsung
sebagai pengawas, serta orang tua akan mengerti apabila anak mendapatkan tugas dari
guru agar tugas dapat dikerjakan dan dikumpulkan tepat waktu. Orang tua membantu
anak dalam pembelajaran daring, karena terkadang terdapat siswa yang masih belum
faham saat dijelaskan oleh guru, sehingga siswa minta bantuan terhadap orang tuanya,
termasuk dalam pengerjakan tugas. Orang tua akan sepenuhnya memberikan
tanggung jawab pada anak dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, terdapat
orang tua yang selalu membantu anak dalam mengerjakan tugas dengan alasan agar
tidak ketinggalan pelajaran selanjutnya. Hal ini membuktikan bahwa terdapat orang
tua yang membantu anak dalam pengerjakan tugas sehingga anak tidak mengerjakan
dengan hasil karya sendiri
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis di SD Muhammadiyah 26 Surabaya mengenai
Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab Siswa di Era Pandemi Covid-19.
Maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Upaya guru dalam membentuk karakter tanggung jawab siswa dapat disimpulkan
dengan cara berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai, memberikan soal yang
ada batas waktu mengerjakan sehingga membuat siswa menjadi lebih disiplin, tanggung
jawab dalam pengumpulan tugas, pengecekan kelengkapan tugas-tugas, konsekuensi yang
diberikan guru untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas, tanggung jawab siswa saat masuk
dalam pembelajaran online, serta memberikan teguran terhadap siswa yang tidak
mengerjakan tugas dengan hasil karya sendiri.
182 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021
DAFTAR PUSTAKA
Afiani Kunti Dian Ayu, M. N. (2021). Pengembangan Media "MEB"dalam Menumbuhkan Rasa
Nasionalis. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 31.
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Aslamiah, A. S. (2015). Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, Dan
Masyarakat Dalam Membentuk Karakter Siswa. Cakrawala Pendidikan.
Edi, F. r. (2016). Teori Wawancara Psikodignostik . Yogyakarta: PT Leutika Nuvalitera.
Hatimah, I. (2016). Keterlibatan Keluarga Dalam Kegiatan di Sekolah. Pedajogja : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 4-5.
Martati, B. (2020). Urgensi Konsep Diri Mahasiswa Dalam Pembelajaran Di Era Pandemi Covid19 Sebagai Upaya Pendidikan Karakter. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Oktaria, R. &. (2020). Pendidikan Anak Dalam Keluarga Sebagai Strategi Pendidikan Anak Usia
Dini Saat Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah PESONA PAUD, 7(1), 41-51.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2018 Pasal 2 tentang Penguatan
Pendidikan karakter (PPK).
Pohan, A. E. (2020). Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah. Jawa Tengah:
CV. Sarnu Untung.
Pratiwi Debby, dkk (2021). Analisis Sikap Tanggung Jawab dalam Pelaksanaan Program Merdeka
Belajar di Masa Pandemi COVID-19 Pada Siswa SD. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar.
Rukmana, L. (Skripsi 2020). Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab Melalui
Kegiatan Keagamaan Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi.
Sobron, dkk (2019). pengaruh daring learning terhadap hasil belajar ipa siswa sekolah dasar. FKIP
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Sugiarto, E. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis. Yogyakarta:
Suaka Media.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Suprayitno Adi, W. W. (2020). Pendidikan Karakter di Era Milenial. Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV BUDI UTAMA.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Yunitasari Ria, U. H. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat Belajar Siswa pada
Masa COVID-19 . EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN.
183 |JURNAL IKA PGSD UNARS VOL.10 No.2 DESEMBER 2021