Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
JURNAL BASICEDU Volume 5 Nomor 5 Tahun 2021 Halaman 3791 - 3798 Research & Learning in Elementary Education https://jbasic.org/index.php/basicedu Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi Putri Hanina1, Aiman Faiz2, Dewi Yuningsih³ Universitas Muhammadiyah Cirebon, Indonesia1,2,3 E-mail: Hninaptri28@gmail.com1, aimanfaiz@umc.ac.id2, dyuningsi@gmail.com3 Abstrak Seorang guru harus mempunyai upaya-upaya yang dapat mengurangi kejenuhan belajar pada peserta didik, karena guru merupakan seorang yang keberadaanya sangat penting dan berkaitan dengan hasil dan kualitas pendidikan. Guru dapat berupaya dalam membuat pembelajaran yang menarik menggunakan berbagai variasi, media, strategi pembelajaran dan interekasi yang sangat baik guna mengurangi kejenuhan belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) faktor-faktor penyebab terjadinya kejenuhan belajar peserta didik kelas Va di SD Negeri 1 Kasugengan Lor (2) Upaya guru dalam mengatasi kejenuhan belajar pada pesetrta didik kelas Va di SD Negeri 1 Kasugengan Lor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskripsi dan jenis penelitianya studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam mengatasi kejenuhan belajar peserta didik kelas Va sudah dilakukan dengan sangat baik dan maksimal. Pelaksanaan upaya guru dalam penggunaan variasi, media, strategi pembelajaran dan interekasi dengan peserta didik kelas Va guna mengurangi kejenuhan belajar cukup berpengaruh, karena kejenuhan peserta didik pada kelas Va cukup rendah. Kata Kunci: Upaya guru, kejenuhan belajar, siswa. Abstract A teacher must have efforts that can reduce learning saturation in students, because the teacher is a person whose existence is very important and related to the results and quality of education. Teachers can try to make learning interesting using various variations, media, learning strategies and excellent interactions in order to reduce student learning saturation.This study aims to describe (1) the factors causing the learning saturation of class Va students at SD Negeri 1 Kasugengan Lor (2) the teacher's efforts to overcome learning saturation in class Va students at SD Negeri 1 Kasugengan Lor. This research was conducted using a qualitative approach with a description method and the type of research is a case study. The data collection technique used interviews, observation, and documentation, while the data analysis technique used triangulation. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that the teacher's efforts in overcoming the boredom of learning for class Va students have been carried out very well and maximally. The implementation of the teacher's efforts in using variations, media, learning strategies and interactions with class Va students to reduce learning boredom is quite influential, because student saturation in class Va is quite low. Keywords: Teacher effort, learning saturation, student. Copyright (c) 2021 Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih  Corresponding author : Email : Hninaptri28@gmail.com DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 ISSN 2580-3735 (Media Cetak) ISSN 2580-1147 (Media Online) Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 3792 Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi – Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 PENDAHULUAN Perubahan tatanan dunia secara global perlu dibarengi dengan perubahan keterampilan yang dibutuhkan (Faiz & Purwati, 2021). Pendidikan kerap kali memerlukan pergantian yang berkepanjangan. Oleh sebab itu diperlukannya kualitas guru yang memumpuni seperti yang terkandung dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dirumuskan bahwa pendidikan sebagai wahana untuk dapat mengembangkan kemampuan individu agar memiliki tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, kreatif, kritis dan berkelakuan dengan baik, mampu mengembangkan potensi moralnya sesuai dengan yang menjadi tujuan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 (Faiz & Kurniawaty, 2020). Pembelajaran bagi generasi milenial menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Dalam pembelajaran di kelas guru harus kreatif untuk membuat inovasi pembelajaran, agar tercapai pembelajaran bermakna dan terterap dalam ingatan jangka panjang. Sebagaimana pembelajaran berbasis filsafat progresivisme, diharapkan dapat tertanan nilai-nilai profesionalisme, skill dan performa yang dipersiapkan dalam tipe pembelajaran di abad-21 (Faiz, 2021). Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik handal, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang selaku perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidikan persiapan yang sudah diterimanya statement kesadarannya terhadap perkembangan dan kemajuan bidang tugasnya yang harus diiringi, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Kreativitas dan inisiatif guru harus didorong dan dimanfaatkan secara kongkrit agar mereka memperoleh pengalaman profesional dalam meningkatkan kemampuannya sebagai petugas profesional di bidang pembelajaran. Pengalaman profesional yang berharga hanya bisa jadi diperoleh guru-guru yang berani dan selalu bersedia mewujudkan gagasan atau prakarsa dan pikirannya yang bermaksud memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar di kelas, sekolah serta di lingkungan dekat (Yuningsih & Dianasari, 2019: 14). Upaya guru sebagai tenaga handal memiliki visi terwujudnya penyelenggaraan pendidikan cocok dengan prinsip-prinsip profesionalitas buat penuhi hak yang sama untuk tiap masyarakat negeri dalam mendapatkan pembelajaran yang bermutu dimana guru bertanggung jawab dalam merancang serta melakukan proses tersebut menekuni, mengevaluasi hasil belajar, membagikan tutorial serta pelatihan serta melaksanakan penelitian serta dedikasi masyarakat (Lisman, 2020: 44). Hal tersebut menjadikan guru harus mempunyai rasa sabar dan ikhlas dalam menghadapi peserta didik di sekolah. Saat mengambil pelajaran dari guru, peserta didik berperilaku berbeda. Peserta didik yang rajin dan penuh perhatian dapat memahami pelajaran dari guru dengan mendengarkan penjelasan guru atau menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan. Di sela-sela penjelasan yang sedang guru berikan, ada peserta didik yang memanfaatkan kesempatan ini untuk membicarakan hal-hal lain selain masalah mata pelajara dan ada juga peserta didik yang melamun (Shahzad, 2019: 68). Dalam proses pendidikan kerap kali ada kasus, salah satunya merupakan kejenuhan belajar. Makna kejenuhan secara harfiah padat ataupun sangat penuh, tidak hanya itu, kejenuhan pula dapat berarti bosan. Bila seseorang peserta didik dalam proses pendidikan hadapi kejadian kejenuhan semacam itu, perihal itu bisa jadi membuat peserta didik merasa kalau ia menyia-nyiakan waktunya. Kejenuhan belajar merupakan waktu yang dihabiskan untuk belajar, namun tidak ada hasil (Mubarok, 2018: 78) Kejenuhan merupakan masalah yang sering dihadapi peserta didik. Kejenuhan yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran dapat membuat peserta didik merasa bahwa usahanya tidak ada artinya. Peserta didik yang sudah merasakan kejenuhan tidak dapat bekerja seperti yang diharapkan ketika mengolah informasi baru atau pengalaman baru, seolah-olah kemajuan belajarnya tidak membuahkan hasil. Jika peserta didik kehilangan motivasi, peserta didik tersebut dapat mengalami kejenuhan dalam pembelajaran, atau mungkin karena guru menggunakan metode yang tidak tepat, misalnya guru hanya menggunakan metode tutur dan tidak dapat memberikan umpan balik kepada peserta didik (Wahyuli dan Ifdil, 2020: 107). Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 3793 Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi – Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 Kejenuhan belajar yang terjadi pada peserta didik bisa disebabkan oleh faktor lingkungan. Lingkungan sangat mempengaruhi terhadap belajar peserta didik, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan sosialnya. Lingkungan yang baik serta aman hendak memotivasi peserta didik dalam belajar, sebaliknya lingkungan yang kurang baik serta kurang aman bisa memunculkan kejenuhan pada peserta didik dalam belajar. Saat kondisi lingkungan tidak menunjang peserta didik akan mudah jenuh dalam proses pembelajaran (Nurul, 2013: 102). Faktor lain yang menyebabkan kejenuhan belajar belakang ini karena adanya pandemi covid-19 yang menyebabkan pembelajaran diberlakukan secara daring atau online, yang menyebabkan lebih tingginnya kejenuhan belajar yang terjadi pada peserta didik (Lisman, 2020: 91). Kondisi pembelajaran dari rumah atau online membuat siswa dan orang tua tertekan (Faiz et al., 2021). Pada penelitian Ningsih (2020) kejenuhan belajar masa pandemi Covid-19 terjadi karena beberapa faktor antara lain: (1) siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disebabkan oleh metode pembelajaran guru yang kurang bervariasi, (2) banyaknya tugas yang diberikan oleh guru, (3) tidak ada teman belajar ketika pembelajaran jarak jauh, (4) berkurangnya konsentrasi ketika belajar karena terlalu lama menatap layar handphone, (5) keterbatasan kuota dan (6) lingkungan yang kurang mendukung (Laras Kristia Ningsih, 2020: 1). Kejenuhan belajar juga terjadi di SD Negeri 1 Kasugengan Lor, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh hasil bahwasanya selama pandemi ini sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh atau daring kebanyakan guru kurang memberikan materi secara maksimal, serta kurangnya inovasi yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik itu metode atau media yang digunakan sehingga timbulah masalah yang ada pada peserta didik seperti prestasi belajar peserta didik yang menurun, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, serta merasakan bosan dan jenuh selama pembelajaran jarak jauh ini. Dampak yang terjadi akibat pembelajaran jauh selama pandemi ini menurut kepala sekolah menurunnya prestasi akademik peserta didik, berkurangnya minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, banyaknya peserta didik yang tidak tepat waktu dalam mengikuti jam pembelajaran terutama saat pengambilan bahan ajar dan tugas disekolah banyak peserta didik yang terlambat datang, selama pembelajaran daring menurut analisis dari beberapa guru bahwasanya keterlambatan peserta didik dalam mingikuti pembelajaran daring ini cukup tinggi contohnya saat guru melakukan pembelajaran melalui whatsapp grup respon peserta didik sangat lambat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan pada penelitian peneliti akan meneliti fakto-faktor yang mempengaruhi kejenuhan pembelajaran peserta didik serta upaya guru dalam mengatasi kejenuhan pembelajaran yang dialami peserta didik. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui tentang upaya guru dalam mengurangi kejenuhan belajar peserta didik di SD Negeri 1 Kasugengan Lor adalah dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif dan dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang menyimpulkan secara deskriptif mengenai penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai apa adanya dalam bentuk kata-kata dan bahasa secara alamiah (Faiz & Soleh, 2021). Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui upaya guru dalam mengurangi kejenuhan belajar peserta didik di SD Negeri 1 Kasugengan Lor. Maka dengan tujuan di atas penulis akan menyimpulkan semua data dengan jelas berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik analisis triangulasi. Triangulasi ialah metode pengecekan informasi yang menggunakan suatu yang lain di luar informasi buat keperluan pengecekan ataupun selaku pembanding, yang dapat dicoba dengan berbagai tahapan seperti: (1) tahap pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) verifikasi serta kesimpulan. Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 3794 Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi – Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 Dalam penelitian yang akan menjadi responden adalah 3 peserta didik kelas Va dan guru kelas Va. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan belajar dan upaya guru dalam mengurangi kejenuhan belajar peserta didik kelas Va di SD Negeri 1 Kasugengan Lor. Waktu pelaskanaan penelitian ini yaitu pada 9-10 april 2021 untuk wawancara dilakukan secara langsung sedangkan observasi dilakukan pada 7-20 April 2021 observasi bertujuan untuk mendukung hasil wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan SD Negeri 1 Kasugengan Lor Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon yang tepatnya berlokasi di jalan Simangu Desa Kasugengan Lor Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Selain lokasi penelitian yang dirasa strategis SD Negeri 1 Kasugengan Lor merupakan salah satu sekolah dasar favorit di Kecamatan Depok hal ini terbukti dengan banyaknya peserta didik yang ingin masuk ke sekolah dasar tersebut. Peserta didik di SD Negeri 1 Kasugengan Lor terdiri dari 283 peserta didik sedangkan pada kelas Va terdi dari 29 peserta didik. Secara umum kejenuhan merupakan rasa yang kerap datang pada seorang paling utama pada peserta didik. Banyak peserta didik yang kerap merasa jenuh kala sedang belajar di sekolah. Kejenuhan ini membuat peserta didik tidak bisa menerima pelajaran yang diberikan oleh guru mereka dengan baik. Suatu pembelajaran, peserta didik yang hadapi kejenuhan sulit untuk berkonsentrasi terhadap apa yang diinformasikan oleh guru. Perihal ini berakibat pada hasil belajar peserta didik. Untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai kejenuhan belajar peserta didik kelas Va dan upaya guru untuk mengurangi kejenuhan belajar peserta didik di SD Negeri 1 Kasugengan Lor Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon, maka peneliti melakukan wawancara secara mendalam guna mendapatkan data yang diinginkan. Wawancara ini dilakukan dengan peserta didik kelas Va dan guru kelas Va. Adapun yang menjadi responden atau narasumber dalam wawancara ini yaitu sebanyak 3 (tiga) orang peserta didik yang terdiri dari peserta didik yang pintar atau rajin, peserta didik yang sedang, peserta didik yang biasa-biasa saja ketiga peserta didik ini dipilih atau ditunjuk oleh guru kelas untuk mewakili wawancara dan satu guru kelas yaitu wali kelas Va. Kejenuhan pada peserta didik menurut guru kelas berbeda-beda setiap individunya karena kejenuhan yang ada pada peserta didik saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal, menurut beliau salah satu contoh kejenuhan belajar yang dirasakan oleh peserta didik karena lingkungan belajar yang tidak mendukung saat pembelajaran berlangsung atau kurangnya bimbingan dari orang tua dan keluarga peserta didik tersebut. Selain itu menurut beliau kejenuhan yang terjadi pada peserta didik karena selama masa pandemi dan pembelajaran online ini kurang maksimalnya guru menyampaikan materi hal ini menjadikan minat belajar peserta didik yang sudah sangat berkurang. Beliau dapat mengetahui tingginya kejenuhan belajar pada peserta didik karena saat pembelajaran online dimulai baik melalui zoom, google meet, home visit, dan grup whatsapp peserta didik banyak yang tidak tepat waktu untuk mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan, selain hal tersebut guru dapat menganalisis kejenuhan yang ada pada peserta didik saat pengumpulan tugas banyak yang terlambat mengumpulkan. Selama masa pandemi peserta didik mengatakan kepada guru bahwa dia merasa kurang memahami materi pembelajaran. Bahkan gurupun mengatakan bukan hanya peserta didik yang merasa jenuh, guru juga sudah merasakan jenuh dan bosanf. Kemudian setelah mendapatkan gambaran umum mengenai kejenuhan belajar peserta didik kelas Va. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik kelas Va yang telah ditunjuk oleh guru kelas. Selanjutnya setelah melakukan wawancara dengan peserta didik kelas Va yang telah menjadi responden 1, 2, dan 3, untuk mendapatkan informasi serta data yang lebih akurat. Maka peneliti melakukan observasi. Observasi ini bertujuan untuk mencocokkan hasil wawancara yang telah didapatkan dengan keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan. Observasi dilakukan selama dua minggu dimulai pada tanggal 7 April-20 April. Peneliti melakukan observasi secara online yaitu mengikuti zoom. Saat melakukan Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 3795 Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi – Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 observasi, peneliti hanya bertindak sebagai observer yang melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimana zoom dilakukan seminggu 2 kali. Gambar 1: Observasi Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (Dokumentasi Peneliti 7-20 April 2021) Abu Abdirrahman Al-Qawiy menyatakan bahwa kejenuhan adalah tekanan sangat mendalam yang sampai titik tertentu. Siapapun yang merasa jenuh, ia akan berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari tekanan itu (Al-Qawiy, 2014: 49). Pada penelitian ini sendiri kejenuhan belajar terjadi akibat kecemasan peserta didik dan lingkungan belajar yang tidak mendukung. Dimana peserta didik merasakan kecemasan pada hasil akademik yang diperoleh selama pembelajaran jarak jauh dikarenakan kurang maksimalnya mereka dalam belajar sehingga menimbulkan kecemasan yang sangat tinggi akan hasil akademiknya, selain itu peserta didik di kelas Va ini merasakan bahwasanya materi yang diperoleh tidak bertahan lama dalam otaknya sehingga peserta didik merasakan bahwa dirinya bodoh hal ini sejalan dengan yang dikatakan Reber dalam Syah faktor kejenuhan terjadi apabila peserta didik merasa seolah pengetahuan serta kecakapan yang diperoleh dari proses belajar tidak terdapat kemajuan, peserta didik yang mulai merasakan kejenuhan dalam belajarnya merasa seakan–akan pengetahuan serta kecakapan yang diperolahnya dalam belajar tidak bertambah, sehingga siswa merasa sia-sia dengan waktu belajarnya (Syah, 2015: 70). Lingkungan belajar menjadi salah satu faktor yang bisa menyebabkan kejenuhan belajar (Hakim, 2004: 63). Salah satu cara untuk mengurangi kejenuhan belajar adalah lingkungan yang aman dan nyaman bisa membuat siswa belajar dengan baik demikian juga sebaliknya, kondisi lingkungan yang kurang nyaman dapat membuat siswa merasa jenuh ataupun bosan (Harjanti, 2002: 91). Pada hasil penelitian ini faktor terbesar yang membuat peserta didik adalah lingkungan belajar yang kurang mendukung yaitu kebisingan saat peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran, suasana belajar yang monoton. Selain itu kurangnya interaksi simbolik antara guru dengan siswa membuat pembelajaran kurang bermakna (Purwati & Faiz, 2021). Pada hasil penelitian terdapat pula faktor lain yaitu kurangnya dukungan keluarga terutama orangtua, orangtua yang kurang memberikan apresiasi dengan prestasi yang didapatkan peserta didik menimbulkan kecemasan pada hasil akademik peserta didik dan juga tidak adanya sosialisasi dengan teman sekolah yang biasa mereka temui hal ini menyebabkan meningkatnya kejenuhan belajar yang terjadi. Menurut Slivar, besarnya harapan orangtua yang diberikan untuk anak-anaknya, sehingga para peserta didik jadi khawatir untuk kandas. Tidak hanya harapan kritik-kritik yang selalu dilontarkan atas kesalahan yang dicoba oleh peserta didik serta pemberian hukuman yang tidak menyenangkan atas prestasi yang dipunyai, kurangnya bimbingan dan dukungan orangtua. (Slivar, 2011: 148). Menurut Rebet dalam Syah kurangnya penghargaan yang diberikan untuk para peserta didik. Pemberian penghargaan dan pujian secara berkala hendaknya menjadikan peserta didik dapat lebih bersemangat kembali buat berprestasi. Sebab mereka merasa kalau sekolah dan orangtua mengapresiasi kerja keras mereka untuk berprestasi (Syah, 2015: 70). Salim Peter dalam Salim berkata upaya merupakan“bagian yang dimainkan oleh guru maupun bagian dari tugas utama yang wajib dilaksanakan (Salim, 2005: 187). Upaya guru di SD Negeri 1 Kasugengan Lor dalam mengatasi kejenuhan belajar, upaya guru tersebut adalah dengan penggunaan variasi atau metode pembelajaran yang berbeda 1-2 minggu hal tersebut efektif untuk mengatasi kejenuhan belajar yang terjadi Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 3796 Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi – Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 pada peserta didik hal tersebut terlihat dari antusias peserta didik yang mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan yang dikatakan Alaika variasi bisa berwujud perubahan-perubahan ataupun perbandingan yang terencana diciptakan buat berikan kesan yang unik serta menarik atensi peserta didik pada pembelajaran. Demikian, keahlian guru dalam mengadakan variasi sangat dibutuhkan dalam aktivitas pembelajaran (Alaika, 2020: 138). Selama pembelajaran jarak jauh tersebut serta upaya guru dalam perubahan variasi pembelajaran ini sangat berguna untuk meningkatkan motivasi peserta didik yang mudah turun ketika pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi ini. Hal ini berdampak baik pada kesehatan mental peserta didik karena hal tersebut dapat mengurangi rasa bosan yang menerpa peserta didik yang tidak bisa berkomunikasi dan bersosialisasi seperti biasa dengan teman kelas, teman rumah, guru bahkan keluarga yang jarak rumah cukup jauh dengan mereka. Selain variasi pembelajaran guru juga menggunakan berbagai macam strategi dan media pembelajan, strategi pembelajaran ialah rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode serta pemanfaatan bermacam sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusununa rencana kegiatan belum hingga pada tindakan Penggunaan strategi serta media pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas Va ini bervariasi sehingga tidak mudah membuat peserta didik merasakan kejenuhan selama pembelajaran jarak jauh ini diantaranya strategi yang digunakan adalah ekspositori dan juga inkuiri, menurut Sanjaya, dalam Nasution (2017) strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada sekolompok peserta didik dengan maksud supaya peserta didik bisa memahami materi pelajaran secara maksimal (Nasution, 2017: 91). Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis serta analitis untuk mencari dan mendapatkan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan (Nasution, 2017: 94). Selain strategi pembelajaran guru juga menggunakan media pembelajaran yang menarik salah satunya yaitu video pembelajaran, saat pembelajaran jarak jauh berlangsung ketika video pembelajaran diputarkan peserta didik terlihat sangat fokus memperhatikan, karena video yang disampaikan sangat menarik dan juga memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Helmiati penggunaan strategi serta media ini hendak bisa menarik atensi peserta didik serta bisa mengaitkan peserta didik dalam membentuk serta memperagakan aktivitas, baik secara individual maupun kelompok (Helmiati, 2013: 68). Selain upaya-upaya tersebut ada pula upaya guru seperti yang dikatakan Helmiati salah satu upaya yang butuh dicermati guru dalam pembelajaran di kelas yakni pola interaksi belajar mengajar (Helmiati, 2013: 66). Dalam pola interaksi ini, guru bukan salah satunya sumber data atau pengetahuan di kelas, namun guru berfungsi sebagai moderator, pembimbing serta motivator. Interaksi guru dan peserta didik dapat terjalin dalam wujud: interaksi verbal serta non verbal. Pola interaksi bisa pula berupa klasikal, kelompok, serta perorangan cocok dengan keperluan. Upaya ini bertujuan untuk menjauhi kebosanan peserta didik dan buat menghidupkan suasana kelas demi tercapainya tujuan pembelajaran. Di kelas Va sendiri guru sangat sering berinteraksi dengan peserta didik selama jam pembelajaran sehingga suasana yang terjadi selama kegiatan pembelajaran tidak menimbulkan rasa jenuh dan bosan terhadap peserta didik. Faktor utama kejenuhan belajar yang terjadi di kelas Va SD Negeri 1 Kasugengan Lor ini bersumber dari lingkungan yang ada di rumah peserta didik seperti kebisingan yang terjadi disaat peserta didik melakukan kegiatan belajar sehingga hal ini mengakibatkan peserta didik merasakan jenuh dan bosan. Gurupun sudah menyadari adanya kejenuhan yang terjadi terhadap anak didiknya. Kesadaran guru atas apa yang menyebabkan kejenuhan belajar pada peserta didik, dicegah dengan cara guru melakukan komunikasi secara berkala dengan orangtua peserta didik untuk membimbing belajar dan mendukung kegiatan belajar untuk anaknya selama pembelajaran jarak jauh ini sehingga peserta didik lebih merasa nyaman dan tenang ketika belajar. Pada situasi saat ini peran orangtua untuk anaknya sangat dibutuhkan, karena orangtua yang mampu mengawasi dan mengontrol kegiatan dan perasaan peserta didik ketika pembelajaran jarak jauh. Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 3797 Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi – Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 Komunikasi dalam pembelajaran sangatlah dibutuhkan seperti yang dikatakan oleh Acep dan Yunus yaitu guru harus memakai komunikasi yang baik dengan peserta didik antara lain ekspresi wajah yang lembut, tenang, serta hangat tentu lebih mengasyikkan daripada ekspresi wajah yang cemberut, masam serta judes (Acep dan Yunus, 2011: 90). Komunikasi yang terjalin antara guru dan peserta didik sangat diutamakan di kelas Va karena guru tidak hanya memahami materi pelajaran, membagikan evaluasi secara adil serta terukur, dan memahami kemampuan peserta didik, satu perihal lagi yang butuh diperhatikan serta dibesarkan merupakan keahlian berbicara, baik secara verbal maupun non verbal. Pembawaan guru kelas tersebut membuat peserta didik lebih diperhatikan oleh guru, sehingga saat peserta didik bertemu dengan guru tidak canggung untuk menanyakan materi yang mereka tidak pahami, dari apa yang sudah di paparkan upaya-upaya guru tersebut sangat mengurangi kejenuhan yang terjadi dalam pembelajaran selama masa pandemi. Berdasarkan hasil penelitian upaya guru untuk mengatasi kejenuhan belajar pada peserta didik di SD Negeri 1 Kasugengan Lor. Pada masa pandemi ini upaya guru sudah dilakukan secara maksimal. Guru kelas Va sudah melakukan upaya-upaya yang sangat baik seperti penggunaan variasi pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran yang berbagai macam dan banyak jenisnya untuk mengatasi kejenuhan yang terjadi pada peserta didik selain itu guru juga tidak luput memberikan motivasi, menjalankan komunikasi dengan peserta didik. Selama pembelajaran jarak jauh ini proses pembelajaran yang monoton dapat menimbulkan kejenuhan belajar yang terjadi pada peserta didik. Guru kelas Va di SD Negeri 1 Kasugengan Lor berupaya untuk mengurangi kejenuhan belajar yang terjadi walaupun ada beberapa peserta didik yang merasakan kejenuhan belajar tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang upaya guru dalam mengatasi kejenuhan belajar peserta didik di SD Negeri 1 Kasugengan Lor dapat diambil kesimpulan yaitu faktor yang menyebabkan peserta didik merasakan kejenuhan belajar adalah berasal dari lingkungan belajar yang tidak mendukung terutama kebisingan yang terjadi di rumah selama peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran secara jarak jauh atau online serta kurangnya dukungan dan bimbingan orangtua ketika anaknya melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh atau online ini, sehingga timbulnya kejenuhan belajar yang dirasakan oleh beberapa peserta didik. Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kejenuhan peserta didik secara langsung dan tidak langsung, dengan cara mengubah metode pembelajaran setiap 1-2 minggu sekali serta penggunaan strategi yang menarik sehingga peserta didik tidak merasakan jenuh yang berlebih, selain itu guru memberikan motivasi serta perhatian yang dapat dirasakan peserta didik. Secara tidak langsung guru melakukan komunikasi dengan orangtua peserta didik untuk mengajak anak-anak berkomunikasi, membimbing anak, dan memberi lingkungan belajar yang mendukung untuk peserta didik. Dampak yang diperoleh dari upaya guru tersebut dapat dirasakan peserta didik untuk belajar dan mengikuti pembelajaran, dan hal tersebut dapat mengurangi kejenuhan yang terjadi pada peserta didik selama pandemi ini. DAFTAR PUSTAKA Acep Yonny Dan Sri Rahayu Yunus. (2011). Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif Dan Disenangi Siswa,. Pustaka Widyatama; Pustaka Widyatama. Al-Qawiy, A. A. (2014). Mengatasi Kejenuhan. Khalifa. Alaika M. Bagus Kurnia PS. (2020). Psikologi Pendidikan Islam. Haura Utama. Faiz, A. (2021). Peran Filsafat Progresivisme Dalam Mengembangkan Kemampuan Calon Pendidik Di Abad21. Jurnal Education And Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, 9(1), 131–135. Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 3798 Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi – Putri Hanina, Aiman Faiz, Dewi Yuningsih DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1402 Faiz, A., & Kurniawaty, I. (2020). Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme. Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.35457/Konstruk.V12i2.973 Faiz, A., & Purwati. (2021). Koherensi Program Pertukaran Pelajar Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Dan General Education. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 649–655. Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V3i3.378 Faiz, A., & Soleh, B. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. Jinop (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 7(1), 68–77. Https://Doi.Org/10.22219/Jinop.V7i1.14250 Faiz, A., Soleh, B., Kurniawaty, I., & Purwati. (2021). Tinjauan Analisis Kritis Terhadap Faktor Penghambat Pendidikan Karakter Di Indonesia. Jurnal Basicedu, Volume 5(4), 1766–1777. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V5i4.1014 Helmiati. (2013). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Aswaja Presindo. Laras Kristia Ningsih. (N.D.). Kejenuhan Belajar Masa Pandemi Covid-19 Siswa Smta Di Kedungwungu Indramayu. Lisman, Markuna, & Wicaksono, H. (2020). Strategi Guru Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa Di Mts Al-Maarif Banyorang. Jurnal Al-Qiyam, 1(1), 54–69. Mubarok, M. I. (2018). Upaya Menurunkan Kejenuhan Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Teknik. Nasution, W. N. (2017). Strategi Pembelajaran. Perdana Publishing. Nurul, Mas’ud Waqiah. (2013). Faktor-Faktor Penyebab Tingkat Kejenuhan Belajar Pendidikan Agama Islam (Pai) Pada Jurusan Pgsd Di Universitas Islam Balitar. Persepsi Masyarakat Terhadap Perawatan Ortodontik Yang Dilakukan Oleh Pihak Non Profesional, 53(9), 1689–1699. Purwati, S. S., & Faiz, A. (2021). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Analisis Istilah Kampus Ilmiah , Religius , Dan Edukatif Dalam Tinjauan Teori Realms Of Meaning Karya Phenix. 3(4), 1724–1733. Shahzad, A., Azeem, M., Nazir, M. S., Vo, X. V., Linh, N. T. M., Pastor, N. M. Z., Dhodary, S., Dakua, S., Umeair, S., Luo, F., Liu, J., Faisal, M., Ullah, H., Sudarmika, G., Sudirman, I., Juliantika, N., Dewi, M., Insiroh, L., Bhawa, I., … ABS., M. K. (2019). Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa Dalam Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) Di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Dan SDIT Salsabila 3 Banguntapan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(3), 1–21. Slivar, B. (2011). The Syndrome Of Burnout, Self Image, And Anxiety With Grammar School Student. Horizons Of Psychology. Syah, M. (2015). Psikologi Belajar (Ke 15). PT Raja Grafindo Persada. Wahyuli, R., & Ifdil, I. (2020). Perbedaan Kejenuhan Belajar Siswa Full Day School Dan Non Full Day School. Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia, 4(3), 188–194. Https://Doi.Org/10.24036/4.34380 Yuningsih, D., & Dianasari, D. (2019). Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penciptaan Lagu-Lagu Sains Kreatif Oleh Guru. Jurnal PGSD, 5(2), 18–24. Https://Doi.Org/10.32534/JPS.V5I2.743 Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147