Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Implikasi Kristologi dalam Pendidikan 2 Nama : Priskila Anggi Diananugeraheni NIM : 01314180051 Kelas : 18 ED1 Jesus in The Trinity Disarikan dari sesi ke-3 kelas Teologi Sistematika 4 (Kristologi), dengan topik bahasan Dua Natur Kritus. Dosen Pengampu: Ridwanta Manogu. The Father (Bapa) mengutus dan memperanakkan The Son yang adalah The Word dan mengeluarkan Holy Spirit. The Father atau Sang Bapa merupakan kehadiran Allah yang paling utama sehingga disebut The Fountain of the Godhead. Disebut “Bapa” bukan karena sebagai bentuk metafora tetapi memang sudah ada sejak kekekalan. Sedangkan The Son begotten from The Father. The Father tidak berkehendak untuk memiliki Anak tetapi karena NATUR-NYA maka Bapa memperanakkan Anak. Karena begotten from The Father, Sang Anak adalah the image of God (2 Cor 4:4) serta God’s perfect idea of God. The Son mengeluarkan Holy Spirit. Sehingga dapat diketahui bahwa Holy Spirit bukanlah diperanakkan melainkan dikeluarkan atau dipancarkan dari The Father dan The Son. Holy Spirit adalah the act of Love of God. Ada hubungan ontologis dan ekonomis diantara The Father, The Son, dan Holy Spirit. Secara ontologis keberadaan Allah itu apa adanya, sehingga The Father, The Son, dan Holy Spirit sejajar. Sedangkan secara ekonomis atau berupa covenant atau mutual agreement dalam kekelan memutuskan bahwa The Father adalah first person of Trinity dan atas keputusan The Father, The Son, dan Holy Spirit, The Father mengutus The Son. Dari pembelajaran ini simpulkan bahwa ada satu Bapa, satu Anak, dan satu Roh Kudus tetapi The Three are The One God. Implikasi dalam Pendidikan Kristen Melihat bagaimana The Father, The Son, dan Holy Spirit berelasi khususnya secara ontologis dapat diketahui bahwa kedudukan mereka dalam keallahan adalah sejajar meskipun secara ekonomis The Father, The Son, dan Holy Spirit memutuskan The Father adalah first person of Trinity, the Son adalah second person, dan Holy Spirit adalah third person. Sebagai guru Kristen sebaiknya kita bisa lebih menghargai setiap siswa kita karena sebenarnya guru sejajar dengan siswa hanya saja dalam kelas guru dan siswa memang sudah menyepakati bahwa guru melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai “guru” dan begitu juga dengan siswa melakukan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai “siswa”. Dalam kelas guru lebih banyak membuat kesepakatan dengan siswa supaya siswa juga dapat belajar untuk bertanggung jawab dengan apa yang sudah dipercayakan.