Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Jurnal Aneh

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN PERIODIK DAN REKONTRUKSI PERKERASAN JALAN TOL JAKARTA-CIKAMPEK (2017) MASALAH KHUSUS REKONSTRUKSI JALAN TOL STA 25+380 - STA 25+385 1 Reza Aditya 2 Ratu Nurmalika, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma (reza.adityaaaa@gmail.com) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma (nurmalikaratu@staff.gunadarma.ac.id) ABSTRACT Jakarta-Cikampek Toll Road — Periodic Maintance Project and Reconstructions of Jakarta-Cikampek Toll Road Pavement (2017is takes place in Toll Road Jakarta-Cikampek “A” Lane KM 25 on STA 25+380-STA 25+385. This reconstructions project consists of 25 segment with every segmen has dimendions: 500 x 370 x 65 cm per each. Owner in this project is PT. JASA MARGA (Persero) Tbk. Planning consultant in this project is PT. ADHY DUTA PRIMA. Supervising consultants in this project is PT. JASA LAYANAN PEMELIHARAAN. And main contractor in this project is PT. JASA LAYANAN PEMELIHARAAN, who also serves on main contractor. Type of contract used in this project is Single Annual Contract, contracts that carry out their work bind budget funds for 1 budget year, with overall costs is Rp. 65.000.000.000,00. This project has an implementation period from March 17, 2017 to December 11, 2017 with a single year additional for the maintance. In reconstructions of toll road project, the application of structural material and the method of implementation used in the work area are things that must be considered. The implementations method includes mamrking work areas segment, detroying segment which has been demaged, clearing segment workplace, pouring base course A, compacting the lower foundation, sowing some limestont or cement, installing reinforcement structure and pour the concrete paste, installing geotextile, cut pavement for every segment, paving, and finishing. Key word — Concrete, Method, Reconstructions ABSTRAK Jalan Tol Jakarta-Cikampek — Proyek Pekerjaan Pemeliharaan Periodik dan Rekontruksi Perkerasan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (2017) berlokasi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Jalur A KM 25 pada STA 25+380-STA 25+385. Proyek Rekonstruksi kali ini terdiri dari 25 segmen dimana tiap segmennya berdimensi 500 x 370 x 65 cm. Owner pada proyek ini yaitu PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Konsultan perencananya yaitu PT. Adhy Duta Prima. Konsultan pengawas pada proyek kali ini adalah PT. Jasa Layanan Pemeliharaan. Kontraktor utama pada proyek ini yaitu PT. Jasa Layanan Pemeliharaan, yang juga berperan sebagai konsultan pengawas. Jenis kontrak yang digunakan adalah Kontrak Tahunan Tunggal, kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran selama 1 tahun anggaran, dengan total nilai anggaran Rp. 65.000.000.000,00. Proyek ini memiliki masa pelaksanaan dari tanggal 17 Maret 2017 s.d 11 Desember 2017 serta masa pemeliharaan 1 tahun setelah selesai proyek. Pada pekerjaan rekonstruksi perkerasan jalan tol, hal yang harus diperhatikan adalah pengaplikasian bahan struktur serta metode pelaksanaan yang digunakan saat di lapangan. Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi penandaan segmen lingkup kerja, menghancurkan segmen yang telah rusak, perapihan pada sisi-sisi segmen, penuangan base course A, pemadatan fondasi bawah, penaburan limestone atau semen, peletakkan tulangan beserta penuangan beton, pemasangan kain geotextile, pemotongan segmen, pengaspalan, dan finishing. Kata Kunci — Beton, Metode, Rekonstruksi PENDAHULUAN Latar Belakang Kerja Praktek Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menggeluti pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang digelutinya. Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi seseorang yang belum mengalami pengalaman kerja untuk terjun ke dunia pekerjaan, seperti halnya ilmu prngetahuan yang diperoleh di kampus bersifat statis (pada kenyataannya masih kurang adaptif atau kaku terhadap kegiatan kegiatan dalam dunia kerja yang nyata), teori yang diperoleh belum tentu sama dengan praktik kerja di lapangan, dan keterbatasan waktu dan ruang yang mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas. Dikarenakan hal di atas maka universitas menetapkan mata kuliah kerja praktik agar para mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan yang tidak diberikan oleh kampus. Pada umumnya kegiatan kerja praktik yang dilakukan pada salah satu perusahaan (berkaitan dengan pembangunan jalan) itu meliputi : keterkaitan antara gagasan desain dengan pelaksanaan, keterampilan teknis yang memadai, dan tata laksana proses dalam desain. Jasa Marga merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyelenggara jasa jalan tol yang telah memiliki pengalaman dan integritas dalam menangani bidangnya. Oleh karenanya Jasa Marga telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktik di tempatnya sehingga penulis dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kerja yang sangat berharga yang tidak diperoleh di dalam perkuliahan. Tujuan Kerja Praktek Berikut adalah beberapa tujuan serta alasan dari diadakannya kerja praktek pada Proyek Rekontruksi Perkerasan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (2017) : 1. Memberikan pengalaman praktek di lapangan mengenai bidang pekerjaan Teknik Sipil baik secara manajerial maupun pelaksanaan konstruksi di lapangan sehingga dapat mengerti, memahami dan mengalami secara visual pekerjaan di bidang Teknik Sipil. Berbagai permasalahan juga sering didapat ketika dilaksanakannya kegiatan ataupun pekerjaan di lapangan. 2. Mengetahui berbagai masalah yang didapat dan mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah di lapangan yang mungkin saja tidak didapat pada bangku kuliah karena mungkin saja ada perbedaan antara teori yang dipelajari dengan penerapannya di lapangan dimana kegiatan kerja praktek berlangsung. Banyak perbedaan serta pertimbangan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan penerpan yang dilakukan di lapangan yang disebabkan oleh berbagai hal. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah suatu rangkaian kegiatan konstruksi yang dikelola secara sistematis pada suatu proyek untuk menghasilkan mutu, biaya dan waktu yang sesuai rencana agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen proyek memiliki fungsi untuk merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek merupakan penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, waktu, serta keselamatan kerja. Untuk mencapai terciptanya manajemen proyek yang baik, diperlukan adanya sumber daya yang saling mendukung, terutama sumber daya manusia yang menjadi kunci dalam menentukan terciptanya sistem manajemen proyek yang benar-benar dapat terlaksana dengan baik. Fungsi dari perencanaan proyek secara mendasar adalah merencanakan, mengatur, menyediakan staff, mengarahkan, melakukan koordinasi, dan melakukan pengontrolan demi mencapai target dengan optimal dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara bersamaan. Perencanaan Proyek Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Adapun sasaran perencanaan yang harus direncanakan diantaranya adalah perencanaan biaya, perencanaan mutu, perencanaan waktu, dan perencanaan keamanan kerja. Pada tahap perencanaan ini, hal yang harus lebih diperhatikan yaitu perencanaan waktu pelaksanaan proyek. Dalam proyek rekontrukasi jalan tol, rencana waktu kerja atau time schedule menggunakan kurva S sebagai alat kontrol untuk mengetahui tingkat prestasi kerja. Pada time schedule dilengkapi dengan kurva S yang dibuat dari hasil kumulatif presentase bobot pekerjaan yang menunjukan idealnya urutan pekerjaan. Kurva S berbentuk grafik yang menyatakan hubungan waktu sebagai absis dengan bobot kumulatif pekerjaan dalam persen sebagai ordinatnya. Pengendalian Mutu Pengawasan dan pengendalian mutu dilakukan terhadap material, alat, dan juga pekerjaan. Pada pengendalian material dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pengujian terhadap bahan-bahan yang akan digunakan ke dalam bangunan. Pengendalian mutu alat dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap alat-alat pendukung pekerjaan agar tidak terjadi kerusakan selama proses pekerjaan. Yang terakhir adalah pengendalian mutu kerja yaitu melakukan pengawasan selama proses pekerjaan dan juga setelah pekerjaan selesai agar didapat hasil yang baik dan sesuai dengan spesifikasi. Mutu dari sebuah material yang digunakan sangat mempengaruhi hasil pekerjaan yang dilakukan. Sebelum penggunaan material-material yang tersedia, material-material yang akan digunakan haruslah sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku di Indonesia. Selain itu perlu juga diadakan pengujian bahan agar didapat material yang baik dan sesuai dengan aturan sehingga nantinya akan didapat pula hasil yang baik, aman, dan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, Penyediaan material harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan bahan material. Berikut adalah uji tes material dan mutu material dari proyek rekontruksi perkerasan jalan tol : Tabel : 3.1 Data Mutu Material 1 Mutu Beton BMT > 500 K (f’c : 41,5 Mpa) 2 Mutu Base Coruse Kelas A 3 Mutu Tulangan Tulangan Ulir D25 mm Tulangan Ulir D16 mm Tulangan Polos Ø8 mm Sumber : PT. Jasa Layanan Pemeliharaan Pengendalian Waktu Pengendalian waktu pada suatu proyek pada umumnya dilkukan dengan sistem penjadwalan dengan pembuatan time schedule yang merupakan sistem pengendalian waktu dengan menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan. Progress fisik proyek juga dilihat dari laporan harian, mingguan, dan bulanan. Pada time schedule terdapat S curve, kemajuan proyek dapat dilihat dari presentase pekerjaan yang dicapai harian, mingguan, maupun bulanan. Sebelum melakukan suatu pekerjaan di lapangan, pihak kontraktor harus membuat rencana kerja (time schedule) sebagai pelaksanaan fungsi manajemen untuk merikan gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Rencana kerja harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan manajemen. Setelah itu baru rencana kerja disahkan oleh pemilik proyek (owner). Berikut pengertian dari laporan harian, mingguan, bulanan adalah : 1. Laporan harian adalah laporan pekerjaan yang dilakukan setiap harinya. 2. Laporan mingguan adalah laporan laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian, yang setiap minggu didapat dari persentase kemajuan proyek mingguan. 3. Laporan bulanan adalah laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian dan mingguan, yang setiap akhir bulan didapat persentase kemajuan proyek bulanan. Pengendalian Biaya Pengendalian waktu pada suatu proyek pada umumnya dilkukan dengan sistem penjadwalan dengan pembuatan time schedule yang merupakan sistem pengendalian waktu dengan menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan. Progress fisik proyek juga dilihat dari laporan harian, mingguan, dan bulanan. Pada time schedule terdapat S curve, kemajuan proyek dapat dilihat dari presentase pekerjaan yang dicapai harian, mingguan, maupun bulanan. Sebelum melakukan suatu pekerjaan di lapangan, pihak kontraktor harus membuat rencana kerja (time schedule) sebagai pelaksanaan fungsi manajemen untuk merikan gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Rencana kerja harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan manajemen. Setelah itu baru rencana kerja disahkan oleh pemilik proyek (owner). DATA DAN PEMBAHASAN Penandaan Segmen Lingkup Kerja Sebelum dimulainya proses rekonstruksi perlu ditandai batasan segmen yang akan dikerjaan pada hari yang sudah ditentukan. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan proses yang sudah disetujui dan perencanaan dalam pekerjaan yang sudah ditentukan. Penandaan dalam pembatasan segmen yang akan dikerjakan menggunakan Concrete Cutter dengan mata pisau 20” Gambar 1. Pemotongan Perkerasan Menghancurkan Segmen yang Telah Rusak Segmen yang sudah mengalami kerusakan cukup parah akan dihancurkan hingga kedalaman yang sudah ditentukan dimana setelahnya akan menjadi wadah dimana lapisan perkerasan akan diletakkan. Untuk hasil kasar penghancuran segmen dilakukan menggunakan excavator hydraulic breaker. Gambar 2. Penghancuran Segmen Untuk bongkahan segmen yang telah hancur akan diangkat menggunakan excavator dan pengki pada bagian sempit lalu dipindahkan kedalam dump truck untuk dilakukan pengolahan puing-puing segmen yang telah dihancurkan. Gambar 3. Pengangkatan Puing Gambar 4. Pemindahan Puing ke Dump Truck Perapihan pada Sisi-Sisi Segmen Segmen yang sudah dihancurkan pada tahap sebelumnya tentu masih menghasilkan permukaan yang kasar dan belum membentuk segmen yang sempurna. Maka itu dilakukan perapihan dengan cara di-bor pada bagian sisi-sisi pinggir yang tidak terkena oleh excavator hydraulic breaker ataupun dengan excavator. Tahap ini tidak harus dilakukan pada saat pengangkatan puing telah selesai namun dapat dilakukan dengan bergantian. Gambar 5. Penghancuran Sisi Segmen Penuangan Base Course A Setelah selesainya dilakukan pengeboran pada bagian sisi serta pojok segmen, makan akan dituangkan base course A. Dimana base course A ini berperan sebagai fondasi bawah pada suatu perkerasan yang berarti dalam strukturnya terletak diatas tanah dasar. Ketebalan base course A yang digunakan pada struktur perkerasan proyek ini setebal 30 cm sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Gambar 6. Penuangan Base Crouse A Setelah dituangnya lapisan base course A kedala segmen yang dikerjakan maka perlu dilakukan pemerataan yang dikerjakan oleh pekerja lapangan agar bahan base course A dapat tersebar dalam segmen dengan merata tanpa adanya ketebalan yang berbeda pada tiap sisinya. Gambar 7. Pemerataan Base Crouse A Pemadatan Fondasi Bawah Lapisan base course A dengan ketebalan 30 cm yang sudah diratakan oleh para pekerja lapangan dipadatkan dengan menggunakan stamper kuda untuk mendapatkan struktur fondasi bawah yang padat dan sekeras mungkin. Hasil pemadatan yang dihasilkan oleh stamper kuda masih tergolong kasar dan kurang rata, oleh karena itu dilakukan pemadatan lagi menggunakan baby roller untuk didapatkannya hasil pemadatan yang lebih rata dan halus. Gambar 8. Pemadatan Menggunakan Stemper Kuda Gambar 9. Pemadatan Menggunakan Baby Roller Penaburan Limestone atau Semen Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa terdapat kendala bahwa adanya mata air yang muncul dari lapisan tanah dasar hingga masuk ke lapisan fondasi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menaburkan limestone yang memiliki sifat menyerap air sehingga mata air yang muncul tadi dapat terserap dan juga tertutup. Dikarenakan tidak adanya limestone maka digunakan semen sebagai alternatif karena memiliki sifat yang indentik. Gambar 10. Penaburan Semen Semen yang sudah ditaburkan diatas mata air yang muncul pada fondasi kembali dipadatkan hingga didapatkan struktur yang sekeras mungkin. Gambar 11. Pemadatan Semen Peletakkan Tulangan Beserta Penuangan Beton Sebelum dilakukannya penuangan pasta atau beton perlu dilakukan peletakkan wadah dimana lapisan beton akan dituang. Wadah yang dipakai sebagai wadah dituangnya beton adalah plastik cor yang berukuran sama dengan segmen, yaitu panjang 5 meter dan lebar 3,7 meter. Peletakkan wadah ini dilakukan oleh para pekerja lapangan. Gambar 12. Penempatan Plastik Cor Setelah plastik cor sudah diletakkan dan dirapihkan dengan sempurna oleh pekerja lapangan maka pada langkah berikutnya akan diletakkan dowel dengan fungsi sebagai tulangan dengan spesifikasi tulangan ulir D25 mm dan tulangan polos Ø10 mm, Ø8 mm. Dowel yang telah dirakit sedemikian rupa dipasang pada tiga tempat, yakni dikedua ujung yang berlawanan serta satu ditengah antara kedua segmen. Pemasangan hingga tiga dowel dikarenakan perkerasan kali ini langsung dilakukan untuk 2 segmen sekaligus. Gambar 13. Pemasangan Dowel Dowel yang sudah terpasang akan diukur ulang untuk memastikan bahwa jarak antara dowel satu dengan yang lainnya sudah simetris. Pada langkah berikutnya segmen akan dipasang bekisting yang berfungsi sebagai cetakan atau tempat dimana beton basah dapat dituangkan dan dipadatkan, sehingga akan mengalir ke profil dalam kotak lalu dimuat untuk beberapa jam selama penempatan beton. Setelah beberapa hari atau jam dapat dibongkar untuk penggunaan berikutnya. Gambar 14. Pemasangan Bekisting Setelah bekisting terpasang maka pasta atau beton akan dituang kedalam segmen langsung dari molen. Pasta yang digunakan pada proyek perkerasan jalan tol kali ini dapat setting atau dapat langsung digunakan hanya dalam waktu 3 jam. Hal ini karena adanya bahan khusus pada komposisi pasta yang digunakan. Penggunaan beton yang dapat setting dalam 3 jam dikarenakan waktu yang diberikan oleh pihak berwenang dalam pengerjaan tiap harinya terbilang singkat, oleh karena itu dengan segala pertimbangan dipilihlah beton yang dapat setting dalam 3 jam untuk pengaplikasiannya. Beberapa pekerja harus bersiap di segmen yang sedang dikerjakan untuk langsung meratakan beton yang sedang dituang dari dalam molen menggunakan pacul dan garukan untuk pembuatan alur perkerasan jalan. Selain pada segmen, beton juga dituang kedalam cetakan yang berguna untuk dilakukan kembali berbagai pengujian pada laboratorium oleh penguji dari PT. Jasa Marga. Gambar 15. Penuangan Beton Gambar 16. Proses Pembuatan Alur Pemasangan Kain Geotextile Pemanfaatan kain geotextile merupakan cara modern dalam pengecoran jalan yang biasanya digunakan untuk menutupi beton yang sedang disiapkan agar partikel-partikel seperti debu diudara tidak tercampur dan ikut mengendap kedalam beton. Kain geotextile yang digunakan seukuran dengan dimensi segmen. Sebelum dibiarkan/ditinggal untuk menunggu waktu untuk beton siap dipakai, kain geotextile yang dipasang dilakukan proses curing untuk menjaga kelembaban serta untuk mendapatkan hasil perkerasan yang terbaik. Gambar 17. Pemasangan Kain Geotextile Pemotongan Segmen Proses setting pada proyek kali ini tergolong jauh lebih cepat, yaitu hanya 3 jam. Hal tersebut terjadi karena pasta yang digunakan merupakan beton khusus dengan mutu beton mutu tinggi (BMT) > 500 K. Setelah waktu setting selesai maka kain geotextile akan diangkat dan perkerasan akan dipotong menggunakan concrete cutter untuk membagi antar segmen. Gambar 18. Pemotongan Antar Segmen Perkeraan yang sudah dipotong akan menyisakan lubang pada antar segmen. Lubang yang ditimbulkan dari hasil pemotongan perkerasan akan ditutup menggunakan aspal yang dituang oleh pekerja lapangan. Pengaspalan Setelah waktu setting telah tercapai dan kain geotextile dilepas maka pada tahap berikutnya dilakukan proses pengaspalan yang berguna sebagai pelapis perkerasan yang sudah jadi serta dapat membuat permukaan yang akan dilalui kendaraan menjadi lebih halus. Untuk asphalt mixing plant berlokasi di Karawang Barat, hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk ke lokasi pekerjaan. Sebelum diaplikasikan aspal dipanaskan terlebih dahulu hingga aspal mencapai suhu ±165°C. Setelah tercapainya suhu yang sudah ditetapkan maka aspal diaplikasikan dengan ketebalan 5 cm dengan waktu setting ±20 menit. Gambar 19. Proses Pengaspalan Finishing Aspal yang sudah diaplikasikan selanjutnya kembali dipadatkan diratakan menggunakan pneumatic roller. Perkerasan pada Proyek “Pekerjaan Pemeliharaan Periodik dan Rekontruksi Perkerasan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (2017)” dirancang untuk 5 tahun kedepan. Gambar : 5.20 Pemadatan Aspal dengan Pneumatic Roller KESIMPULAN Selama menjalankan kerja praktik di PT. Jasa Marga dengan mengikuti kegiatan “Pekerjaan Pemeliharaan Periodik dan Rekontruksi Perkerasan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (2017)”, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan, antara lain : Proyek ini merupakan proyek rekonstruksi jalan tol yang terangkum dalam “Pekerjaan Pemeliharaan Periodik dan Rekontruksi Perkerasan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (2017)” yang berlangsung pada jalan tol Jakarta-Cikampek jalur A KM 25 pada STA 25+380-STA 25+385. Berikut adalah tahapan dalam pengerjaannya : Penandaan Segmen Lingkup Kerja. Menghancurkan Segmen yang Telah Rusak. Perapihan pada Sisi-Sisi Segmen. Penuangan Base Course A. Pemadatan Fondasi Bawah. Penaburan Limestone atau Semen. Peletakkan Tulangan Beserta Penuangan Beton. Pemasangan Kain Geotextile. Pemotongan Segmen. Pengaspalan. Finishing. Masalah yang didapat pada saat pengerjaan proyek rekonstruksi ini berupa munculnya mata air dari lapisan tanah dasar yang menembus lapisan fondasi bawah. Munculnya mata air tentu akan membuat struktur yang dibuat menjadi tidak optimal dan oleh karena itu kejadian ini perlu diatasi. Cara yang digunakan pekerja untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menaburkan semen pada sekitar titik munculnya mata air serta pada beberapa bagian segmen yang diasumsikan akan mengalami masalah serupa. Digunakannya material semen untuk menutupi titik mata air karena semen memiliki sifat untuk menyerap air serta akan menjadikannya bahan struktur pasta sehingga air yang muncul akan tertutup dan menjadi bahan pemadat struktur. Mengatasi masalah ini dengan menaburkan semen pada titik munculnya mata air merupakan cara yang cukup bagus, namun akan dapat lebih dimaksimalkan jika penggunaan semen diganti dengan menggunakan limestone murni. Penggunaan limestone murni dikatakan lebih maksimal karena sifat dasar limestone yang dapat menurunkan kadar sulfur pada air, mengurangi plastisitas fondasi, serta mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya. DAFTAR PUSTAKA Bolla, Margareth Evelyn. 2012. “Ruas Jalan Kaliurang, Kota Malang” dalam Perbandingan Metode Bina Marga dan Metode PCI (Pavement Condition Index) Dalam Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan. Kupang: Nusa Cendana. Direktorat Pembinaan Jalan Kota. (1990). Tata Cara Penyusunan Pemeliharaan Jalan Kota (No. 018/T/BNKT/1990). Direktorat Jendral Bina Marga Departemen PU. Jakarta. Gadangdirantau. 2013. Buat Apa Limestone. https://mylimestone.wordpress.com/2013/11/21/buat-apa-limestone/, diakses tanggal 15 Agustus 2018 pukul 01.37 WIB. Hadihardaja, Joetata. 1997. Rekayasa Jalan Raya. Jakarta: Gunadarma.