Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak melalui Metode Bercerita dengan Membacakan Buku Cerita Anak di TK Periskatani Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

2021

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini menggunakan media kartu pada anak Kelas A Taman Kanak-Kanak Periskatani Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.   Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas, subyek penelitian inin adalah 27 anak kelas A TK Periskatani yang terdiri dari 17 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan dokumentasi, Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif.  Peningkatan ketrampilan proses sains dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah anak termasuk dalam kriteria baik dan sangat baik.   Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi.  Data dikumpulkan melalui metode observasi/catatan lapangan , wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan cara triangulasi dengan mencari data dari berbagai sumber data.  Hasil Analisa siklus kemampuan motoric pada siklus pertama kemampuan ...

SSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online) Halaman 6781-6786 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak melalui Metode Bercerita dengan Membacakan Buku Cerita Anak di TK Periskatani Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Komariah1, Chandra Apriyansyah2 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Panca Sakti Bekasi 1 Ditapraja04@gmail.com, 2Chandralampung@gmail.com 12 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini menggunakan media kartu pada anak Kelas A Taman Kanak-Kanak Periskatani Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas, subyek penelitian inin adalah 27 anak kelas A TK Periskatani yang terdiri dari 17 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan dokumentasi, Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif. Peningkatan ketrampilan proses sains dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah anak termasuk dalam kriteria baik dan sangat baik. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. Data dikumpulkan melalui metode observasi/catatan lapangan , wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan cara triangulasi dengan mencari data dari berbagai sumber data. Hasil Analisa siklus kemampuan motoric pada siklus pertama kemampuan motoric halus mencapai 29,6%. Siklus kedua hasil kemampuan belajar mencapai 81,5%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpukkan bahwa melalui kegiatan finger painting dapat meningkatan kemampuan menggambar pada anak Kelas A TK Periskatani Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Kata kunci : Anak Usia Dini, bercerita, TK Abstract This study aims to improve numeracy skills in early childhood using card media for Class A children at Periskatani Kindergarten, Ciawi District, Bogor Regency. This research is a classroom action research, the subjects of this research are 27 children of class A Kindergarten Periskatani consisting of 17 boys and 10 girls. The method of data collection was done through observation and documentation. The data analysis technique was carried out qualitatively. The improvement of science process skills is said to be successful if 80% of the number of children are included in the good and very good criteria. Each cycle consists of four stages, namely Planning, Implementation, Observation and Reflection. Data were collected through observation/field notes, interviews and documentation methods. This research uses triangulation method by looking for data from various data sources. The results of the cycle analysis of motor skills in the first cycle of fine motor skills reached 29.6%. The second cycle of learning ability results reached 81.5%. Based on the results of the study, it can be concluded that finger painting activities can improve drawing skills in Class A children of Periskatani Kindergarten, Ciawi District, Bogor Regency. Keywords: Early Childhood, storytelling, Kindergarten PENDAHULUAN Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.(Morphology, n.d.) Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkorelasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap. Jurnal Pendidikan Tambusai 6781 SSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online) Halaman 6781-6786 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan Bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo, menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan penulis.(SARASTI, 2015) Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan Bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya Ibu dapat membantu memberikan simulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.(Yulinda & Abubakar, 2020) Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.(Permenkes RI No. 43 2019, 2019) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian Bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan Bahasa isyarat, Bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomin atau seni. Sedangkan bicara adalah Bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan Bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak(Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Media Gambar Berseri Pada Anak Kelompok a Tk Permataku Kota Palu, 2019). Orang tuas sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan tersebut, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar, hal ini dapat dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya.(Karmiani, 2018) Mengacu pada persoalan tersebut dan dalam rangka menghadapi era globalisasi, program Pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan Tangguh, sehingga dapat menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama kemampuan membaca.(Putra, 2013) Sebelum melaksanakan penelitian, pengguanaan metode maupun model pembelajarannya kurang menarik, sehingga proses pembelajaran yang terjadi mengalami ketidak berhasilan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa kurang maksimal, anak cenderung bermain sendiri dan tidak memperhatikan. Karena itu penulis ingin menemukan jalan keluarnya dengan cara melaksanakan penelitian agar dapat diidentifikasikan permasalahan yang melatar belakangi tidak berhasilnya proses kegiatan belajar tersebut.(Nurmiati, 2018) Menurut (Seefeldt dan Wasik, 2008), mendengarkan dan memahami informasi adalah Langkah inti dalam memperoleh pengetahuan. Anak usia TK mengembangkan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang didengar. Menurut (Seefeldt dan Wasik, 2008), anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang dipertimbangan dalam berbicara.(Hotimah, 2010) Pengertian anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun (No et al., 2021)dan sejumlah ahli Pendidikan anak memberikan Batasan 0-8 tahun. Anak usia dini didefinisikan pula sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Syahlan Mattiro, Laila Azkia, 2021)Menurut para ahli psikologi, usia dini sangat menentukan bagi anak dalam mengembangkan potensinya(Putri1 et al., 2014)Pada masa tersebut merupakan masa emas (Golden Age), karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Anak-anak usia lima tahun memiliki banyak tenaga, tetapi gerak motorik halus maupun kasar sudah mulai terarah dan terfokus pada tindakan mereka (Ketut Triani, Made Suarjana, 2014)Menurut banyak penelitian bidang neurologi ditemukan bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk pada Jurnal Pendidikan Tambusai 6782 SSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online) Halaman 6781-6786 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 kurun waktu 4 tahun pertama . Setelah usia 8 tahun, perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100%(SARASTI, 2015). METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Tindakan kelas (PTK), merupakan penelitian yang reflektif terhadap berbagai aksi atau Tindakan yang dilakukan oleh Guru/pelaku, mulai dari perencanaan sampai penelitian terhadap Tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Syahlan Mattiro, Laila Azkia, 2021)Subyek penelitian ini adalah 27 anak pada kelas A – 2 di TK Periskatani terdiri dari 17 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan penelitian Tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart(Nurmiati, 2018), Dalam perencanaan Kemmis dan Mc Taggart menggunakan siklus system Spiral. Gambar 1. Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis & Mc Taggart Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yakni observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (Karmiani, 2018) yang termasuk kedalam analisis kualitatif adalah data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, dan pita rekaman) dan yang biasanya diproses kira-kira sebelum siap digunakan (Melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas. Dalam Teknik penyusunan analisis data terdapat tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil oibservasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa perkembangan kognitif anak masih rendah. Adapun rekapitulasi dari data ketrampilan proses sains dapat dilihat pada table berikut ini. 4 Tabel 1. Rekapitulasi Data Ketrampilan Proses Sains Anak Sebelum Tindakan No Kriteria Jumlah anak Persentase (%) 1 Sangat baik 0 0 2 Baik 0 0 3 Cukup 6 22,2 4 Kurang 15 55,6 5 Kurang sekali 6 22,2 Jurnal Pendidikan Tambusai 6783 SSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online) Halaman 6781-6786 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 Dari rekapitulasi data ketrampilan proses sains di atas diperoleh data bahwa 6 orang anak masuk dalam kriteria cukup, 15 anak masuk dalam kriteria kurang, dan 6 anak masuk dalam kriteria kurang sekali. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan pencapaian perkembangan kognitif anak masih rendah. Dari satu kelas sebanyak 60% dari jumlah keseluruhan anak di kelas masih dalam kriteria kurang dan angka perentase menunjukkan pada rentang 0% - 40%. Selain itu dari 27 anak, baru 6 anak yang memiliki kemampuan motorik halus yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang lain. Dari hasil observasi, rendahnya perkembangan kognitif anak TK Periskatani dikarenakan aktivitas pembelajaran yang masih terpusat pada Guru dan metode pembelajaran yang diberikan kurang bervariatif. Serta keingintahuan siswa yang masih kurang Pada siklus I observasi yang dilakukan dengan merangsang keingintahuan siswa serta peran guru dalam pembelajaran, melalui kegiatan melipat. Anak-anak terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan dengan melipat, hal ini terlihat dari keinginan mereka untuk dapat mengerjakan kegiatan tersebut. Selain itu juga dilihat dari rasa penasaran anak yang bertanya kepada Guru kegiatan apa lagi yang akan mereka lakukan. No 1 2 3 4 5 Tabel 2. Rekapitulasi Data Ketrampilan Proses Sains Anak Siklus I Kriteria Jumlah anak Persentase (%) Sangat baik 2 7,4 Baik 6 22,2 Cukup 11 40,8 Kurang 6 22,2 Kurang sekali 2 7,4 Berdasarkan hasil yang dicapai pada Tindakan siklus I, dapat diketahui adanya peningkatan perkembangan kognitif anak antara sebelum Tindakan dan sesudah Tindakan siklus I. Perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan melipat dari keadaan awal 5 dimana 6 anak masuk dalam kriteria kurang sekali menjadi 2 orang, kriteria kurang dari 15 anak berkurang menjadi 6 anak, kriteria cukup dari 6 anak meningkat menjadi 11 anak, kriteria baik menjadi 6 anak, dan kriteria sangat baik menjadi 2 anak. Selanjutnya akan diuraikan peningkatan secara keseluruhan. Pada kegiatan sebelum Tindakan belum ada anak yang masuk dalam kriteria sangat baik maupun baik, dan sebanyak 6 anak (22,2%) masuk dalam kriteria cukup. Perkembangan kognitif anak kelas A-2 pada Tindakan siklus I, sebanyak 6 anak (22,2%) masuk dalam kriteria baik dan 2 anak (7,4%) masuk dalam kriteria sangat baik. Jumlah keseluruhan anak yang mencapai indicator keberhasilan yang ditetapkan oleh penulis sebanyak tujuh anak (29,7%). Dari hasil yang didapatkan pada Tindakan siklus I, bahwa kemampuan motorik halus anak melalui belum mencapai tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan perbaikan pada hambatan yang ada pada siklus I. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk perbaikan pada siklus II yaitu (1) Guru membagi anak menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anak, (2) Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada anak, agar anak lebih berani dalam bicara dan mengungkapkan pendapatnya. Selain itu guru juga dapat memberikan reward agar anak lebih bersemangat dan termotivasi, (3) Guru hanya memberikan tiga kegiatan untuk proses pembelajaran dalam satu hari. Sehingga anak memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan percobaan dan tugas yang lain dapat dikerjakan dengan optimal, dan (4)Guru memberikan penjelasan dan juga contoh kepada anak tentang Langkah-langkah mengerjakan dan penggunaan alat dalam percobaan, agar anak lebih memahami apa yang disampaikan oleh Guru. Setelah dilakukan perbaikan, hasil yang diperoleh untuk ketrampilan proses sains pada siklus II yaitu sebanyak : (1) Enam anak (22,2%) masuk dalam kriteria sangat baik. (2) Enam belas anak (59,26%) masuk dalam kriteria baik. Jurnal Pendidikan Tambusai 6784 SSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online) Halaman 6781-6786 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 Sebagian besar anak sudah mengalami peningkatan dan memenuhi indicator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti. Pencapaian peningkatan ketrampilan motoric halus anak dari hasil observasi sebelum Tindakan, Tindakan siklus I, dan Siklus II disajikan dalam table di bawah ini : Tabel Peningkatan Ketrampilan Proses Sains Anak Sebelum Tindakan, Sesudah Tindakan Siklus I, dan Siklus II No Kriteria 1 2 3 4 5 Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Sebelum Tindakan Jml Persentase Anak 0 0% 0 0% 6 22,2% 15 55,6% 6 22,2% Siklus I Jml Anak Persen tase 2 7,4% 6 22,2% 11 40,8% 6 22,2% 2 7,4% Siklus II Jml Persen Anak tase 6 22,2% 16 59,3% 3 11,1% 2 7,4% 0 0% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Peningkatan motorik halus yang diperoleh dalam penelitian ini adalah karena perkembangan berhitung yang diberikan menggunakan media kartu yang memberikan kesempatan anak untuk terlibat aktif dan bereksplorasi dengan kegiatan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat, anak-anak akan memperoleh pengetahuan atau informasi baru dari kegiatan uji coba yang mereka lakukan dan tidak hanya penjelasan dari guru. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak padsa Kelas A-2 TK Periskatani. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan melipat dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak pada kelas A-02 di TK Periskatani. Peningkatan kemampuan berhitung tersebut dapat dilihat dari persentase hasil data yang diperoleh di Pra Tindakan, siklus I dan siklus II. Pada Pra Tindakan Sebagian besar anak masuk dalam kriteria kurang, pada siklus I perkembangan kognitif anak meningkat pada kriteria baik dan sangat baik sebanyak 8 anak (29,6%) dari jumlah total 27 anak. Pada Tindakan siklus II meningkat menjadi 22 anak (88,15%) dari Jurnal Pendidikan Tambusai 6785 SSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online) Halaman 6781-6786 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 jumlah total 27 anak. Pembelajaran dikatakan berhasil karena ketrampilan proses sains anak meningkat lebih dari 80% dari kondisi awal sebelum Tindakan dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA Hotimah, E. (2010). Penggunaan Media Flashcard Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas Ii Mi Ar-Rochman Samarang Garut. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 04(01), 10–18. www.journal.uniga.ac.id Karmiani, S. (2018). Penggunaan Media Komik Berbahasa Inggris Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas Viii Smpn 3 Teluk Kuantan. JURNAL PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 2(6), 883. https://doi.org/10.33578/pjr.v2i6.6514 Ketut Triani, Made Suarjana, L. A. T. (2014). Penerapan Metode Pembelajaran Tugas Berbantuan Media Kotak Angka Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak TK. EJurnal PG PAUD Univeristas Pendidikan Ganesha, 2(1), 11. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/view/3685/2954 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui media gambar berseri pada anak kelompok a tk permataku kota palu. (2019). 2282–2291. Morphology, T. C. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に 関する共分散構造分析Title. 95–102. No, V., Tahun, J., Masa, S., Covid, P., & Damayanti, I. (2021). Pedagogi : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bercerita. 1(1), 6–10. Nurmiati. (2018). Meningkatkan Kemampuan Bahasa Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di Tk. Early Childhood Education Indonesian Journal, 1(1), 27–32. Permenkes RI No. 43 2019. (2019). No Title‫س‬. ペインクリニック学会治療指針2, 2, 1–13. Putra, N. A. (2013). Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Moahino Kabupaten Morowali. Kreatif Tadulako Online, 2(4), 230–242. Putri1, N. P. L. E., Suadnyana, I. N., & Ganing, N. N. (2014). Penerapan Metode BercakapCakap Berbantuan Media Grafis Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Pada Anak Tk Maha Widya I. Pg-Paud, 2(1), 1–10. SARASTI, C. A. (2015). No TitleÉ?________ __ __ __________ ___ _ __ __ _______ _____ ___ _ __ ____ _. Ekp, 13(3), 1576–1580. Syahlan Mattiro, Laila Azkia, M. A. (2021). Kepemimpinan Pada Kelompok Perempuan Suporter Sepak Bola (Studi Kasus Bart-Girl Banjarmasin). PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi), 3(2), 425. https://doi.org/10.20527/padaringan.v3i2.3424 Yulinda, O., & Abubakar, S. R. (2020). Vol. 3, No. 1, Maret 2020 Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO. Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO, 3(1), 98. Jurnal Pendidikan Tambusai 6786