TUGAS MATA KULIAH
DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
VITAMIN C
DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH:
SRI AGUSTY PUTRI, S.K.M., M.Kes
sriagustyputri@ymail.com /
sriagustyputriutsman@gmail.com
NIDN: 091508890
DISUSUN OLEH:
KESEHATAN MASYARAKAT C22
NURLINAH (C22122)
nnurlinah23@gmail.com
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA BANGSA MAJENE
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2023
VITAMIN C
A. Definisi Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan
serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu nutrien
penting dalam tubuh. Vitamin ini mudah teroksidasi oleh panas. Kebutuhan vitamin C harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas dan metabolisme tubuh yang normal. Vitamin C
adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas
yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang
ditimbulkan oleh radiasi.
B. Sumber Vitamin C
Sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buahbuahan segar. Karena itu
vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin
1. Jambu biji
Jika Anda mencari buah yang mengandung vitamin C, jambu biji pasti ada di deretan teratas.
Satu buah jambu biji ukuran sedang mengandung lebih dari 200 miligram asam askorbat,
jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah yang ada pada jeruk. Selain vitamin C, jambu biji juga
kaya akan serat.
2. Paprika
Paprika sering ditemukan sebagai penambah cita rasa pedas pada masakan. Siapa sangka,
satu cangkir paprika mengandung hingga 190 mg vitamin C. Manfaat lain di dalam paprika
adalah mengandung zat capsaicin yang memberikan rasa pedas. Capsaicin diyakini dapat
mengurangi rasa nyeri dan peradangan.
3. Brokoli
Sayuran hijau yang satu ini mengandung 132 mg vitamin C per porsi. Sebagai tambahan,
beberapa penelitian ada yang menunjukkan bahwa brokoli dapat membantu untuk
mencegah terjadinya kanker.
4. Kembang Kol
Kerap disajikan dengan cara dikukus, direbus, atau dihancurkan (dibuat pure atau dijadikan
sebagai pengganti nasi), satu porsi kembang kol memiliki kandungan vitamin C sebanyak
122,7 mg.
5. Cabe Merah
Jangan lupakan cabe merah sebagai penambah cita rasa favorit di Indonesia. Setengah
cangkir cabe merah mengandung vitamin C hingga 107,8 mg. Sama seperti paprika,
kandungan capsaicin di dalamnya bermanfaat meredakan nyeri, seperti nyeri otot dan
sendi.
6. Pepaya
Buah yang diketahui baik untuk pencernaan ini mengandung 88,3 mg vitamin C per porsi.
Ada pula penelitian yang menunjukkan hasil bahwa pepaya dapat memperlancar aliran
sinus, mencerahkan kulit, serta memperkuat tulang.
7. Jeruk
Buah mengandung vitamin C yang paling tenar tentunya adalah buah jeruk. Dalam satu
buah jeruk berukuran standar umumnya terkandung 70 mg vitamin C. Rasanya yang
cenderung asam dan segar membuat buah jeruk enak dikonsumsi tunggal, diolah menjadi
topping, hingga dijadikan kombinasi panganan menarik.
8. Stroberi
Semangkuk stroberi mengandung 84,7 mg vitamin C. Selain itu, stroberi juga memiliki kadar
asam folat dan zat gizi lainnya yang diketahui baik untuk kesehatan jantung . Tidak hanya
itu, stoberi juga dapat membantu memutihkan gigi.
9. Kiwi
Buah lainnya yang mengandung vitamin C dalam jumlah tinggi adalah kiwi. Satu buah kiwi
berukuran sedang mengandung vitamin C sebanyak 64 miligram, atau setara dengan 71%
kebutuhan orang dewasa dalam sehari. Kiwi juga mengandung vitamin A, E, K, serta
berbagai jenis mineral. Uniknya lagi, buah dengan kulit ‘berbulu’ ini mengandung asam
lemak omega-3, zat gizi yang biasanya ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon.
10. Mangga
Meskipun tak sebanyak buah-buahan lain yang sudah disebutkan, kandungan vitamin C
pada mangga tetap patut diperhitungkan. Mengonsumsi setengah buah mangga dapat
memberikan asupan vitamin C sebesar 60 miligram, atau setara 66% kebutuhan harian.
Mangga juga kaya akan serat dan fitokimia, seperti karotenoid dan polifenol. Sejumlah
penelitian menyebutkan bahwa senyawa antioksidan polifenol yang ada dalam buah
mangga berpotensi menurunkan risiko kanker payudara dan kanker usus besar.
C. Fungsi Vitamin C
Fungsi dari vitamin C dapat membantu merawat kesehatan tulang rawan, tulang, dan
gigi. Dan juga menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, sehingga bisa mencegah
serangan jantung dan stroke. Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi,
kemungkinan karena pemeliharaan terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi
kekebalan.
Vitamin C adalah pereduksi kuat bagi tubuh berperan sebagai antioksidan yang bekerja
menghalangi beberapa kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan menghambat reaksi
oksidasi dalam tubuh yang merusak strukturfungsi sel. Vitamin C adalah zat organik yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah kecil, untuk memelihara fungsi metabolisme.
Vitamin ini sangat diperlukan oleh manusia.
Vitamin C dianggap berperan pula untuk memulihkan radikal tokoferol quinin menjadi
tokoferol tereduksi yang mempunyai efek sebagai pencegat (interceptor) radikal bebas
membran sehingga fungsinya kembali membaik. Rereduksi radikal askorbat terjadi secara
spontan (dengan jalan bereaksi sesamanya) atau oleh bantuan NADPH sebagai kofaktor
pereduksi.
D. Metabolisme Vitamin C
Proses pencernaan vitamin C secara mekanik dimulai di dalam mulut, melewati
esophagus kemudian masuk di dalam lambung. Vitamin C yang dikonsumsi berikatan dengan
protein dan akan dilepaskan di dalam lambung. Vitamin C kemudian akan masuk ke dalam usus
halus untuk diserap. Vitamin C mudah diabsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus. Absorpsi Viamin C di usus dibantu oleh Natrium-Vit C transporter.
Vitamin yang diserap kemudian akan masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Vitamin C
kemudian akan dibawa ke semua jaringan. Rata-rata absorpsi vitamin C adalah sekitar 90%.
Vitamin C akan ditransport oleh darah ke jaringan dengan askorbat transporter dan
disimpan pada jaringan non-lemak antara lain : Kelenjar adrenal, kelenjar pituitary, lensa mata,
hati, ginjal, hati, paru-paru, pankreas dan leukosit.
E. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Vitamin C
1. Bayi / Anak
0 – 5 bulan : 40 mg
6 – 11 bulan : 50 mg
1 – 3 tahun : 40 mg
4 – 6 tahun : 45 mg
7 – 9 tahun : 45 mg
2. Laki – laki
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
16 – 18 tahun
19 – 29 tahun
30 – 49 tahun
50 – 64 tahun
65 – 80 tahun
80+ tahun
: 50 mg
: 75 mg
: 90 mg
: 90 mg
: 90 mg
: 90 mg
: 90 mg
: 90 mg
3. Perempuan
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
16 – 18 tahun
19 – 29 tahun
30 – 49 tahun
50 – 64 tahun
65 – 80 tahun
80+ tahun
: 50 mg
: 65 mg
:75 mg
: 75 mg
: 75 mg
: 75 mg
: 75 mg
: 75 mg
4. Hamil (+an)
Trimester 1 : +10 mg
Trimester 2 : + 10 mg
Trimester 3 : + 10 mg
5. Menyusui (+an)
6 bulan pertama
: + 45 mg
6 bulan kedua
: +45 mg
F. Dampak Defisiensi Vitamin C
1. Kulit kasar dan tidak rata
vitamin C memainkan peran kunci dalam produksi kolagen, protein yang melimpah di
jaringan ikat, seperti kulit, rambut, persendian, tulang dan pembuluh darah. Maka dari itu,
ketika kadar vitamin C rendah, kondisi kulit yang dikenal sebagai keratosis pilaris dapat
berkembang. Dalam kondisi ini, kulit akan terlihat seperti kulit ayam yang bergelombang,
yakni muncul benjolan kecil seperti jerawat di bagian belakang lengan atas, paha, atau
bokong karena penumpukan protein keratin di dalam pori-pori.
Keratosis pilaris yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C biasanya muncul setelah
tiga hingga lima bulan asupan yang tidak memadai dan sembuh dengan suplementasi.
Namun, ada banyak penyebab potensial keratosis pilaris lainnya, sehingga keberadaannya
saja tidak cukup untuk mendiagnosis defisiensi vitamin C.
2. Bintik merah pada kulit
Folikel rambut di permukaan kulit mengandung banyak pembuluh darah kecil yang
memasok darah dan nutrisi ke area tersebut. Ketika tubuh kekurangan vitamin C, pembuluh
darah kecil ini bisa menjadi rapuh dan mudah pecah, sehingga menyebabkan bintik-bintik
kecil berwarna merah cerah muncul di sekitar folikel rambut. Kondisi ini dikenal sebagai
perdarahan perifollicular. Mengonsumsi suplemen vitamin C biasanya mengatasi gejala ini
dalam dua minggu.
3. Kulit kering dan rusak
Kulit sehat mengandung banyak vitamin C, terutama di bagian epidermis, atau lapisan
luar kulit. Vitamin C menjaga kesehatan kulit dengan melindunginya dari kerusakan oksidatif
yang disebabkan oleh matahari dan paparan polutan seperti asap rokok atau ozon. Vitamin
C juga meningkatkan produksi kolagen, yang membuat kulit tampak kenyal dan awet muda.
Asupan vitamin C yang tinggi dikaitkan dengan kualitas kulit yang lebih baik, sementara
asupan yang lebih rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko 10 persn untuk
mengembangkan kulit kering dan keriput. Meskipun kulit kering dan rusak dapat dikaitkan
dengan defisiensi vitamin C, hal ini juga dapat disebabkan oleh banyak faktor lain. Jadi gejala
ini saja tidak cukup untuk mendiagnosis defisiensi.
4. Mudah memar
Memar terjadi ketika pembuluh darah di bawah kulit pecah, menyebabkan darah bocor
ke area sekitarnya. Mudah memar adalah gejala kekurangan vitamin C yang ymum karena
produksi kolagen yang buruk menyebabkan pembuluh darah lemah. Memar yang berkaitan
5.
6.
7.
8.
dengan kekurangan vitamin C dapat menutupi area tubuh yang luas atau tampak seperti
titik-titik kecil berwarna ungu di bawah kulit. Mudah memar serin gkali merupakan salah
satu gejala kekurangan vitamin C pertama yang jelas dan harus memerlukan penyelidikan
lebih lanjut tentang kadar vitamin ini.
Penyembuhan luka menjadi lebih lambat
Karena kekurangan vitamin C memperlambat laju pembentukan kolagen, hal itu bisa
menyebabkan luka sembuh lebih lambat. Dalam kasus defisiensi vitamin C yang parah, luka
lama bahkan dapat terbuka kembali, sehingga bisa meningkatkan risiko infeksi. Namun,
penyembuhan luka yang lambat adalah salah satu tanda kekurangan vitamin C tahap lanjut
dan biasanya tidak terlihat sampai seseorang mengalami defisiensi selama berbulan-bulan.
Daya tahan tubuh lemah
Studi menunjukkan bahwa vitamin C terakumulasi di dalam berbagai jenis sel kekebalan
untuk membantu sel kekebalan memerangi infeksi dan menghancurkan patogen penyebab
penyakit. Kekurangan vitamin C telah dikaitkan dengan kekebalan yang buruk dan risiko
infeksi yang lebih tinggi, termasuk penyakit serius seperti pneumonia. Faktanya, banyak
penderita penyakit scurvy, penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C, akhirnya
meninggal karena infeksi karena sistem kekebalan mereka yang tidak berfungsi dengan baik.
Kelelahan dan suasana hati yang buruk
Dua dari tanda awal kekurangan vitamin C adalah kelelahan dan suasana hati yang
buruk. Gejala-gejala ini bahkan dapat muncul bahkan sebelum defisiensi penuh
berkembang. Meskipun kelelahan dan lekas marah mungkin merupakan beberapa gejala
pertama yang muncul, gejala tersebut biasanya sembuh hanya setelah beberapa hari asupan
yang memadai atau dalam 24 jam setelah suplementasi dosis tinggi.
Peradangan kronis dan stres oksidatif
Vitamin C adalah salah satu antioksidan penting yang larut dalam air bagi tubuh.
Antioksidan sendiri diperlukan untuk membantu mencegah kerusakan sel dengan
menetralkan radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan peradangan dalam
tubuh. Stres oksidatif dan pembengkakan telah dikaitkan dengan banyak penyakit kronis,
termasuk penyakit jantung dan diabetes, sehingga mengurangi level kemungkinan
bermanfaat. Asupan vitamin C yang rendah telah dikaitkan dengan tingkat peradangan dan
stres oksidatif yang lebih tinggi, serta peningkatan risiko penyakit jantung.
G. Dampak Kelebihan Vitamin C
1. Gangguan pencernaan
Akibat kelebihan vitamin C yang umum terjadi adalah gangguan pencernaan, seperti
diare, mual, dan muntah. Anda berisiko mengalami gangguan ini jika mengonsumsi
suplemen vitamin C dalam dosis besar. Efek kebanyakan vitamin C juga diyakini dapat
menyebabkan heartburn dan kram perut.
2. Membentuk batu ginjal
Berbeda dari vitamin yang lain, konsumsi vitamin C berlebihan tidak menyebabkan
penumpukan di dalam tubuh. Sebab, kelebihan vitamin C tersebut nantinya dikeluarkan
dalam bentuk oksalat bersama dengan urine. Namun, dalam beberapa kasus, oksalat bisa
mengikat mineral dan membentuk kristal yang menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Walaupun jarang terjadi pada orang yang sehat, risiko gagal ginjal berisiko dialami jika Anda
mengonsumsi vitamin C di atas 2.000 mg.
3. Ketidakseimbangan nutrisi
Overdosis vitamin C berisiko memicu terhambatnya penyerapan nutrisi tertentu,
termasuk vitamin B12 (kobalamin) dan mineral tembaga. Kondisi tersebut dapat memicu
timbulnya masalah kesehatan baru.
4. Kelebihan zat besi
Vitamin C dalam dosis yang wajar bisa berfungsi untuk mengoptimalkan penyerapan zat
besi nonheme. Jenis zat besi ini berasal dari tumbuhan. Ketika vitamin C berikatan dengan
zat besi nonheme, tubuh Anda menjadi lebih mudah untuk menyerap zat besi ini. Namun,
efek samping kelebihan vitamin C dapat menyebabkan tubuh mengalami penumpukan zat
besi atau hemokromatosis. Jika Anda berisiko mengalaminya, suplemen vitamin C tidak
disarankan untuk dikonsumsi. Sebab, kelebihan zat besi dapat memicu masalah pada
jantung, pankreas, kelenjar tiroid, hati, dan sistem saraf pusat.
5. Meningkatkan risiko kanker
Pada beberapa kasus, vitamin C dapat bertindak sebagai pro-oksidan meski
mengandung senyawa antioksidan. Pro-oksidan berpotensi terhadap kerusakan oksidatif.
Dilansir dari National Institute of Health, sejumlah penelitian in-vitro melaporkan bahwa
kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau DNA. Kabar buruknya, masalah
yang disebabkan kelebihan asupan suplemen vitamin C ini sangat mungkin berkontribusi
terhadap penyakit kanker. Meski begitu, para ahli masih membutuhkan penelitian lebih
lanjut guna memastikan hal ini.
H. Pencegahan Defisiensi dan Kelebihan Vitamin C
1. Pencegahan Defisiensi Vitamin C
Sebenarnya, pencegahan skorbut dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan memastikan
kebutuhan vitamin C pada tubuh tercukupi. Vitamin C sendiri dapat dengan mudah kamu
temui di sejumlah makanan, seperti sayuran dan buah-buahan. Selain itu, langkah yang
dapat dilakukan yaitu dengan:
a. Konsumsi Makanan yang Kaya Vitamin C: Makan makanan yang mengandung vitamin
C, seperti jeruk, stroberi, kiwi, tomat, paprika, dan brokoli.
b. Variasi dalam Diet: Cobalah untuk mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung
vitamin C agar mendapatkan asupan yang seimbang.
c. Jangan Terlalu Memasak: Vitamin C bisa hancur selama proses memasak, jadi cobalah
untuk memasak makanan dengan cara yang meminimalkan kerugian vitamin ini,
seperti memasak dengan api rendah atau menggunakan metode memasak yang cepat.
d. Batasi Konsumsi Alkohol dan Rokok: Konsumsi alkohol berlebihan dan merokok dapat
mengurangi penyerapan vitamin C oleh tubuh, jadi hindari atau batasi asupan kedua
hal tersebut.
e. Pertimbangkan Suplemen: Jika Anda memiliki risiko tinggi terhadap defisiensi vitamin C
atau memiliki kondisi kesehatan tertentu, pertimbangkan untuk mengonsumsi
suplemen vitamin C sesuai petunjuk dokter.
f. Pantau Kebutuhan Anda: Kebutuhan vitamin C bisa bervariasi dari satu individu ke
individu lainnya, jadi penting untuk memantau asupan Anda dan berkonsultasi dengan
profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang defisiensi vitamin C.
2. Pencegahan Kelebihan Vitamin C
Kelebihan vitamin C, juga dikenal sebagai hipervitaminosis C, jarang terjadi karena tubuh
biasanya dapat mengeluarkan kelebihan vitamin C melalui urin. Namun, jika Anda ingin
mencegahnya, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
a. Pantau Asupan: Perhatikan asupan harian Anda dari makanan dan suplemen vitamin C.
Jangan melebihi rekomendasi asupan harian yang direkomendasikan oleh otoritas
kesehatan.
b. Batasi Suplemen: Jika Anda mengonsumsi suplemen vitamin C, pastikan untuk mengikuti
dosis yang disarankan pada label produk. Jangan mengambil dosis berlebihan tanpa
konsultasi dokter.
c. Konsumsi dengan Bijak: Hindari mengonsumsi dosis tinggi vitamin C dalam jangka
panjang jika tidak diperlukan untuk tujuan medis khusus. Ini dapat terjadi jika Anda
mengonsumsi suplemen dosis tinggi secara rutin tanpa indikasi medis.
d. Perhatikan Efek Samping: Jika Anda mengalami gejala seperti diare, gangguan
pencernaan, atau masalah kesehatan lain yang berkaitan dengan kelebihan vitamin C,
segera hubungi profesional kesehatan Anda.
e. Pertimbangkan Kondisi Kesehatan Anda: Beberapa kondisi medis tertentu, seperti
gangguan ginjal, dapat meningkatkan risiko kelebihan vitamin C. Jika Anda memiliki
kondisi medis, bicarakan dengan dokter Anda tentang asupan vitamin C yang tepat.
Daftar Referensi
Adhi, I. S. (2021, january 02). 15 Gejala Kekurangan Vitamin C yang Perlu Diwaspadai. Retrieved
september 25, 2023, from Kompas.com:
https://health.kompas.com/read/2021/01/02/100500068/15-gejala-kekurangan-vitamin-cyang-perlu-diwaspadai?page=all
Atika. (2022, january 26). Diet dan Nutrisi. Retrieved september 25, 2023, from Klikdokter:
https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/sayur-dan-buah-yang-mengandungvitamin-c-tinggi
Azmi, N. (2022, juny 28). 5 Bahaya dari Kelebihan Vitamin C. Retrieved september 25, 2023, from
hellosehat: https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/overdosis-kebanyakan-mengonsumsivitamin-c/
Harna, N. (2020). METABOLISME ZAT GIZI MIKRO : METABOLISME VITAMIN C. Universitas esa unggul.
Lestari, K. (2022, oktober 21). Penyakit. Retrieved september 25, 2023, from sehatq:
https://www.sehatq.com/artikel/kelebihan-vitamin-c
Maharani, A. (2018, november 21). Diet dan Nutrisi. Retrieved september 25, 2023, from KlikDokter:
https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/overdosis-vitamin-bagaimana-caramencegahnya
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. (2019). ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN.
jakarta: MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, .
Pakaya, D. (2014). PERANAN VITAMIN C PADA KULIT. MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran,, 45
- 49.
Rudi Leo, A. S. (2022). Penentuan Kadar Vitamin C Pada Minuman Bervitamin Yang Disimpan Pada.
Journal of Health and Medical Science, 105 - 107.
Veratamala, A. (2023). 9 Buah yang Paling Banyak Mengandung Vitamin C. Retrieved september 25,
2023, from hellosehat: https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/buah-yang-mengandungvitamin-c/