Juneman Abraham
Juneman Abraham; Lecturer in Psychology at Bina Nusantara U. ( #BINUSUNIV for #GreaterNusantara ); Secretary-General of Asian Psychological Association (APsyA, 2014-2016); International Reviewer at Association of Behavioural Researchers on Asians (ABRA); National Reviewer for Scientific Journal Accreditation; Researcher at Center for Terrorism and Social Conflict Studies, University of Indonesia (CTSC-UI); Past Executive Committee Member of Indonesian Association of Social Psychology (Ikatan Psikologi Sosial-Himpunan Psikologi Indonesia/IPS-HIMPSI); Co-founder of Indonesian Association of Forensic Sciences (Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia/AIFI); Co-founder and Chief Editor of Indonesian Journal of Industrial and Organizational Psychology (Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi/JPIO, ISSN 2302-8440); Co-founder of Indonesian Journal of Indigenous Psychology (Jurnal Psikologi Ulayat/JPU, ISSN 2088-4230); Consultant, Counsellor, and Speaker in Psychology; E-mail: juneman@socialpsychologist.org Alias: Juneman Juneman; Juneman Abr.
If you are interested in joining my research or in possibilities for collaboration, I welcome your email correspondence.
Ask me anything at http://ask.fm/juneman
Address: Bina Nusantara University
Psychology Department, Faculty of Humanities
BINUS Kampus Kijang
Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45
Kemanggisan / Palmerah
DKI Jakarta 11480
INDONESIA
If you are interested in joining my research or in possibilities for collaboration, I welcome your email correspondence.
Ask me anything at http://ask.fm/juneman
Address: Bina Nusantara University
Psychology Department, Faculty of Humanities
BINUS Kampus Kijang
Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45
Kemanggisan / Palmerah
DKI Jakarta 11480
INDONESIA
less
Uploads
Papers by Juneman Abraham
Abraham, J. (2002, Februari/Maret). Substitusi Atribut Presentasional HTML dengan Properti CSS. Internet, 4(2), 62.63. ISSN: 0215-2118.
Keywords: Worldview, communalism, tangible Realism, sexual behavior.
Abstrak: Belum banyak penelitian empiris yang menghubungkan perilaku seksual seseorang dengan perspektifnya memandang dunia (atau: pandangan dunia), meskipun kajian-kajian spekulatif yang berkenaan dengan hal tersebut telah banyak terdapat dalam literatur. Penelitian ini melakukan pengukuran empiris terhadap pandangan dunia partisipan dengan Worldview Analysis Scale dan perilaku seksual partisipan dengan Garos Sexual Behavior Inventory. Partisipan penelitian ini terdiri atas 200 orang (52% laki-laki, 48% perempuan; Rerata usia 24.23 tahun; Simpangan baku usia 1.92 tahun), yang dijaring dengan teknik penyampelan convenience insidental di
Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara pandangan dunia komunalisme dengan ketidaknyamanan seksual (r = 0.239, p ‹ 0.01) dan pandangan dunia realisme terukur dengan ketidaknyamanan seksual (r = -0.187, p ‹ 0.01).
Kata Kunci: Pandangan dunia, komunalisme, realisme terukur, perilaku seksual
Key words: CMV, psychological research, research methodology, journal editor
Abstrak
Persoalan common method variance & bias di Indonesia masih belum memperoleh banyak perhatian; bahkan terminologinya pun kurang populer, kecuali di kalangan peminat dan ahli psikometri. Padahal, potensi menyusupnya common method variance & bias dalam hasil-hasil penelitian sangat tinggi, khususnya pada penelitian yang menggunakan metode tunggal, sumber tunggal, dan desain konkuren, yang sangat difavoritkan oleh para dosen dan peneliti psikologis di Indonesia. Tulisan ini merupakan kajian kritis, yang memaparkan perdebatan dan dampak serius seputar common method variance & bias, serta prosedur untuk mendeteksi, mengatasi dan mengkoreksi dampaknya. Penulis berharap bahwa tulisan ini berkontribusi mengisi kesenjangan dalam literatur, khususnya dalam buku-buku teks Metodologi Penelitian Psikologi berbahasa Indonesia, sehingga penelitian psikologis di Indonesia semakin meningkat mutunya dan semakin memperoleh tempat dalam publikasi internasional.
Kata-kata kunci: CMV, riset psikologi, metodologi penelitian, editor jurnal
Penulis:
Prof. dr. Qomariyah Sachrowardi, M.S., P.K.K., A.I.F.M.
dr. Ferryal Basbeth, Sp.F., D.F.M.
Penyunting:
Juneman, S.Psi., M.Si.
Key words: family of science, psychology, philosophy, epistemology, Indonesia
Abstrak
Penulis memperlihatkan sekaligus menelaah perdebatan abadi mengenai psikologi, yang pada hakikatnya hendak menjawab pertanyaan, apakah Psikologi itu (1) ilmu ataukah seni/kiat/humaniora, (2) ilmu alam ataukah ilmu sosial, (3) optimistis untuk memiliki paradigma yang terunifikasi, ataukah selamanya akan memiliki pendekatan-pendekatan yang terfragmentasi. Perdebatan tersebut berguna untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Indonesia agar "kekerasan epistemologis" sebagai implikasi langsung penempatan psikologi dalam satu rumpun ilmu tertentu dapat lekas dikoreksi. Artikel ini dapat menjadi salah satu dasar ilmiah untuk mendukung gagasan bahwa perumpunan ilmu hendaknya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi di Indonesia.
Kata-kata kunci: rumpun ilmu, psikologi, filsafat, epistemologi, Indonesia.
Keywords: interfaith, marriage, psychology, sex, urban, values, youth
ABSTRAK
Fenomena pernikahan beda agama selama ini dianalisis dengan pendekatan teologi, sosiologi, hukum, politik, dan kebijakan publik. Kontribusi penelitian ini adalah upaya dan tujuannya untuk mendekati fenomena ini dengan perspektif psikologis. Penelitian ini menggunakan tingkat identifikasi seseorang terhadap nilai-nilai seksual sebagai prediktor bagi persepsi risiko tentang pernikahan beda agama yang tidak dapat dilepaskan dari kultur metropolitan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional prediktif. Sampel penelitian ini adalah 271 mahasiswa (99 laki-laki, 172 perempuan; Musia = 20.59 tahun, SDusia = 1.67 tahun) dari lima kampus di Jakarta dan sekitarnya. Hasil analisis terhadap data penelitian dengan regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis kelamin dan nilai seksual dalam memengaruhi persepsi resiko. Pada laki-laki, nilai seksual tidak mampu meramalkan persepsi resiko pernikahan beda agama. Pada perempuan muslim, dua nilai seksual yakni absolutisme dan hedonisme, mampu meramalkannya. Hasil penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai relasi antara seksualitas dengan agama dan pernikahan, khususnya di wilayah urban di Indonesia.
Kata Kunci: lintas agama, nilai, pemuda, pernikahan, psikologi, seks, urban
Kata Kunci: Indonesia, identitas nasional, identitas religius, Pancasila, identitas sosial, remaja
keterbukaan untuk melakukan penggalian (termasuk menoleransi misteri/ambiguitas) persoalan spiritual dan religius (misalnya, konsep Tuhan) pada klien serta antara klien dan konselor, dalam hal mana persoalan tersebut boleh dipandang sebagai akar masalah kehidupan sehari-hari.... Perlu juga dipertimbangkan pendapat Foucault (1979/1994) yang menyatakan bahwa istilah “pastoral” sangat bersifat paternalistis, sehingga apa pun wacana pastoral (termasuk dalam konseling pastoral) hanyalah merupakan diskursus kekuasaan. Foucault mengamati bahwa hal tersebut terlaksana dalam taraf makro politik pemerintahan dalam wujud pemaksaan pemikiran teologis mengenai “penggembalaan” (sheperding). Oleh karenanya, konselor pastoral patut mewaspadai tindakannya sendiri, apakah mensubordinasi kebebasan dan otentisitas diri (keaslian, penguasaan diri) konseli ataukah tidak.
Abstract
Various phenomena involving university students such as suicide and gang fights indicate that students mental health conditions of need to be worried about. Some studies had linked the public space utilization with social interaction facilitation and social cohesion, as well as social cohesion with mental health. The original contribution of this research is that it employed perceived social cohesion as the mediating variable of the predictive relationship between public open space utilization with mental health. The design of this research is non-experimental, predictive correlational. As many as 375 university students in Jakarta participated in this research (Mage = 20.8 years old; SDage = 1.4 years old). This research used convenience, incidental sampling technique. The path analysis showed that the perceived public open space utilization is able to predict mental health level through perceived social cohesion (χ2 = 0, df = 1, p > 0.05, RMSEA < 0.05).
Keywords: cohesion social, health, mental, students, open space
Abstrak
Berbagai fenomena di kalangan mahasiswa seperti bunuh diri dan tawuran menunjukkan bahwa kondisi kesehatan jiwa mahasiswa sebagai warga kota semakin mengkhawatirkan. Sejumlah penelitian telah menghubungkan pemanfaatan ruang terbuka publik dengan fasilitasi interaksi sosial dan kohesi sosial, serta kohesi sosial dengan kesehatan jiwa. Kontribusi original penelitian ini adalah menjadikan persepsi kerekatan sosial (kohesi sosial) menjadi mediator hubungan integratif antara pemanfaatan ruang terbuka publik dengan kesehatan jiwa. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental, korelasional prediktif, dengan teknik analisis data berupa analisis jalur. Penelitian dilakukan terhadap 375 mahasiswa (182 laki-laki, 193 perempuan) dari berbagai universitas dan program studi di Jakarta dengan teknik penyampelan convenience dan insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang terbuka publik mampu memprediksi kesehatan jiwa melalui kohesi sosial (χ2 = 0, df = 1, p > 0.05, RMSEA < 0.05).
Pembulian telah menjadi masalah yang mengganggu kesejahteraan sosial-psikologis siswa, keluarga, sekolah, dan masyarakat umum. Hasil-hasil penelitian mengenai kontribusi pola asuh orangtua yang diduga turut menjadi prediktor terhadap perilaku pembulian di sekolah masih belum banyak dilakukan, masih menyajikan hasil-hasil yang bertentangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara posibilitas keseluruhan jenis pola asuh dan tendensi menjadi pelaku dan/atau korban pembulian dengan model integratif. Penelusuran topik ini dalam jurnal-jurnal ilmiah di Indonesia belum memberikan temukembali yang memadai, dan metode klasifikasi atribut variabel yang ditemukan masih dirasa belum ketat (unrigorous). Penelitian ini dilakukan terhadap 189 siswa-siswi SMA di Jakarta (Musia = 16,29 tahun; SDusia = 0,81 tahun). Penyampelan dilakukan secara insidental dengan instrumen Bully and Victims Scales dan Parental Authority Questionnaire-Revised yang telah diadaptasi dan dielaborasi dalam bahasa Indonesia. Analisis terhadap data pola asuh yang terklasifikasi berdasarkan skor baku Z dan diolah dengan kalkulasi kai kuadrat (chi-square) menunjukkan adanya hubungan antara jenis pola asuh dengan tendensi kegiatan pembulian (χ2 [16, n = 189] = 32,24; p < 0,01). Analisis tambahan, diskusi dan saran penelitian ini terkait metodologi dan praktik dikemukakan lebih lanjut.
Kata-kata kunci: pembulian, viktimisasi, sekolah, pola asuh, remaja
Abstract
Bullying has been a problem that disturbs the students’, families’, schools’, and the societies’ psychological well-being and social welfare. Research findings on parenting styles which may contribute to the bullying behavior in schools are both limited and still contradictory. This research aimed to investigate the relationship of all possibilities of parenting styles and the students’ possibilities of being the victims and/or the bullies of school bullying, with an integrative model. A thorough searching in Indonesia scientific journals has not yet resulted adequate findings, besides the variables attribute found in the journals are still unrigorously classified. As many as 189 high school students in Jakarta participated in this research (Mage = 16.29 years old; SDage = 0.81 years old). This research used incidental sampling technique and the research instrument was translated into and elaborated in the Bahasa Indonesia. The parenting styles variable was classified according to standardized Z-scores and analyzed employing chi-square data analysis technique. The result showed that there was a relationship between the kind of parenting style and the bullying-victimization tendencies (χ2 [16, n = 189] = 32.24; p < 0.01). Additional data analysis, discussion and research suggestions related to the research methodology and practice were also intensively proposed in this research.
Key words: bullying, victimization, school, parenting style, adolescent
Kata kunci: kecanduan, video gim daring, penerimaan sebaya, kesepian, remaja Jakarta
Abstract
Indonesia’s youth has been facing several significant problems such as drug addiction and online-video games addiction. The Indonesia Manual for Classification and Diagnosis of Mental Disorders (PPDGJ III) has not yet included diagnosis criteria for online-video games addiction. This research was the first to find the relationship between online-video games addiction with a predictor that is peer-acceptance and a mediator variable that is loneliness. Path analysis was applied to 133 sample data of Jakartan teenagers aged 12-18. The result showed that hypothesized research model was suitable to the empirical data (χ2 = 1,56; p > 0,05; GFI > 0,90). If the addicted teenagers perceived that they are not accepted by their peers, followed by strong feelings of loneliness, this psychological situation worsened their addiction to online-video games.
Key words: addiction, online video game, peer acceptance, loneliness, Jakartan teenagers
Kesulitan memahami gerakan sosial orang Papua dan pergolakan situasi di Papua, serta persoalan psikososial terkait, memunculkan urgensi bahwa psikologi (khususnya psikologi sosial prasangka) perlu memberikan sumbangsih pemahamannya. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengungkap tema-tema perseptual yang dimiliki oleh orang Indonesia bagian Barat mengenai orang Papua (survei representasi sosial), 2) konstruksi alat ukur prasangka terhadap orang Papua (uji reliabilitas), serta 3) menguji model hubungan antara variabel pandangan dunia dengan prasangka terhadap orang Papua. Partisipan berjumlah 100 mahasiswa Universitas Indonesia, 48% laki-laki, 52% perempuan. Hasil penelitian dengan alat ukur yang teruji reliabilitasnya (α > 0,7) menunjukkan bahwa pandangan dunia kompetitif—yaitu penggambaran bahwa hidup di dunia tidak ubahnya seperti hidup di alam liar—menjadi faktor pembentuk prasangka terhadap orang Papua (γ = 0,49; t > 1,95, dalam model struktural dengan χ2 = 71,48; p > 0,05; RMSEA < 0,05). Temuan ini senada dengan persepsi sosial orang Indonesia Barat yang melihat orang Papua sebagai kelompok yang primitif, rendah dalam kemampuan berpikir, dan tidak berperadaban. Persepsi yang sifatnya meremehkan tersebut khas muncul dari orang yang memiliki pandangan dunia kompetitif. Solusi untuk mengurangi prasangka terhadap orang Papua adalah dengan membentuk perkenalan dan perjumpaan yang menempatkan orang Papua setara dengan orang Indonesia lainnya dalam segi kemampuan.
Kata kunci: pandangan dunia, kelompok primitif, orang Papua, kompetitif, ancaman, bahaya
Abstract
It has been considered that social psychology, particularly the field of prejudice, needs to take part in understanding the social movement and social turmoil in Papua. The goals of this research were to: 1) discover the perceptual themes of the people living in Western Indonesia, about the Papua people (social representation survey), 2) construct scale of measurement of prejudice toward the Papua people (reliability test), 3) examine the relation between two variables which are the worldview and the prejudice toward the Papua people. The participants of this research were 100 students of the University of Indonesia. They were 48% men and the rest were females. Using the reliability proven scale of measurement (α > 0,7 ) it was showed that competitive view of world—that is a description that living in this world is the same as living in the jungle—was one of the determinant factors of prejudice toward the Papua people (γ = 0,49; t > 1,95, in the structural model, where χ2 = 71,48; p > 0,05; RMSEA < 0,05). This finding is not very much different from the social perception of the people living in Western Indonesia about the Papua people. They perceived the Papua people are primitive, having low level of thinking ability, and lack of civilization. This undervalued social perception is typically held by those with competitive view of the world. It is suggested that acquaintanceship and assembly programs will reduce the level of prejudice and will put the Papua people equal with the Indonesians regarding the capability.
Keywords: worldview, primitive group, Papuans, competitive, threat, dangerous
Abraham, J. (2002, Februari/Maret). Substitusi Atribut Presentasional HTML dengan Properti CSS. Internet, 4(2), 62.63. ISSN: 0215-2118.
Keywords: Worldview, communalism, tangible Realism, sexual behavior.
Abstrak: Belum banyak penelitian empiris yang menghubungkan perilaku seksual seseorang dengan perspektifnya memandang dunia (atau: pandangan dunia), meskipun kajian-kajian spekulatif yang berkenaan dengan hal tersebut telah banyak terdapat dalam literatur. Penelitian ini melakukan pengukuran empiris terhadap pandangan dunia partisipan dengan Worldview Analysis Scale dan perilaku seksual partisipan dengan Garos Sexual Behavior Inventory. Partisipan penelitian ini terdiri atas 200 orang (52% laki-laki, 48% perempuan; Rerata usia 24.23 tahun; Simpangan baku usia 1.92 tahun), yang dijaring dengan teknik penyampelan convenience insidental di
Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara pandangan dunia komunalisme dengan ketidaknyamanan seksual (r = 0.239, p ‹ 0.01) dan pandangan dunia realisme terukur dengan ketidaknyamanan seksual (r = -0.187, p ‹ 0.01).
Kata Kunci: Pandangan dunia, komunalisme, realisme terukur, perilaku seksual
Key words: CMV, psychological research, research methodology, journal editor
Abstrak
Persoalan common method variance & bias di Indonesia masih belum memperoleh banyak perhatian; bahkan terminologinya pun kurang populer, kecuali di kalangan peminat dan ahli psikometri. Padahal, potensi menyusupnya common method variance & bias dalam hasil-hasil penelitian sangat tinggi, khususnya pada penelitian yang menggunakan metode tunggal, sumber tunggal, dan desain konkuren, yang sangat difavoritkan oleh para dosen dan peneliti psikologis di Indonesia. Tulisan ini merupakan kajian kritis, yang memaparkan perdebatan dan dampak serius seputar common method variance & bias, serta prosedur untuk mendeteksi, mengatasi dan mengkoreksi dampaknya. Penulis berharap bahwa tulisan ini berkontribusi mengisi kesenjangan dalam literatur, khususnya dalam buku-buku teks Metodologi Penelitian Psikologi berbahasa Indonesia, sehingga penelitian psikologis di Indonesia semakin meningkat mutunya dan semakin memperoleh tempat dalam publikasi internasional.
Kata-kata kunci: CMV, riset psikologi, metodologi penelitian, editor jurnal
Penulis:
Prof. dr. Qomariyah Sachrowardi, M.S., P.K.K., A.I.F.M.
dr. Ferryal Basbeth, Sp.F., D.F.M.
Penyunting:
Juneman, S.Psi., M.Si.
Key words: family of science, psychology, philosophy, epistemology, Indonesia
Abstrak
Penulis memperlihatkan sekaligus menelaah perdebatan abadi mengenai psikologi, yang pada hakikatnya hendak menjawab pertanyaan, apakah Psikologi itu (1) ilmu ataukah seni/kiat/humaniora, (2) ilmu alam ataukah ilmu sosial, (3) optimistis untuk memiliki paradigma yang terunifikasi, ataukah selamanya akan memiliki pendekatan-pendekatan yang terfragmentasi. Perdebatan tersebut berguna untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Indonesia agar "kekerasan epistemologis" sebagai implikasi langsung penempatan psikologi dalam satu rumpun ilmu tertentu dapat lekas dikoreksi. Artikel ini dapat menjadi salah satu dasar ilmiah untuk mendukung gagasan bahwa perumpunan ilmu hendaknya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi di Indonesia.
Kata-kata kunci: rumpun ilmu, psikologi, filsafat, epistemologi, Indonesia.
Keywords: interfaith, marriage, psychology, sex, urban, values, youth
ABSTRAK
Fenomena pernikahan beda agama selama ini dianalisis dengan pendekatan teologi, sosiologi, hukum, politik, dan kebijakan publik. Kontribusi penelitian ini adalah upaya dan tujuannya untuk mendekati fenomena ini dengan perspektif psikologis. Penelitian ini menggunakan tingkat identifikasi seseorang terhadap nilai-nilai seksual sebagai prediktor bagi persepsi risiko tentang pernikahan beda agama yang tidak dapat dilepaskan dari kultur metropolitan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional prediktif. Sampel penelitian ini adalah 271 mahasiswa (99 laki-laki, 172 perempuan; Musia = 20.59 tahun, SDusia = 1.67 tahun) dari lima kampus di Jakarta dan sekitarnya. Hasil analisis terhadap data penelitian dengan regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis kelamin dan nilai seksual dalam memengaruhi persepsi resiko. Pada laki-laki, nilai seksual tidak mampu meramalkan persepsi resiko pernikahan beda agama. Pada perempuan muslim, dua nilai seksual yakni absolutisme dan hedonisme, mampu meramalkannya. Hasil penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai relasi antara seksualitas dengan agama dan pernikahan, khususnya di wilayah urban di Indonesia.
Kata Kunci: lintas agama, nilai, pemuda, pernikahan, psikologi, seks, urban
Kata Kunci: Indonesia, identitas nasional, identitas religius, Pancasila, identitas sosial, remaja
keterbukaan untuk melakukan penggalian (termasuk menoleransi misteri/ambiguitas) persoalan spiritual dan religius (misalnya, konsep Tuhan) pada klien serta antara klien dan konselor, dalam hal mana persoalan tersebut boleh dipandang sebagai akar masalah kehidupan sehari-hari.... Perlu juga dipertimbangkan pendapat Foucault (1979/1994) yang menyatakan bahwa istilah “pastoral” sangat bersifat paternalistis, sehingga apa pun wacana pastoral (termasuk dalam konseling pastoral) hanyalah merupakan diskursus kekuasaan. Foucault mengamati bahwa hal tersebut terlaksana dalam taraf makro politik pemerintahan dalam wujud pemaksaan pemikiran teologis mengenai “penggembalaan” (sheperding). Oleh karenanya, konselor pastoral patut mewaspadai tindakannya sendiri, apakah mensubordinasi kebebasan dan otentisitas diri (keaslian, penguasaan diri) konseli ataukah tidak.
Abstract
Various phenomena involving university students such as suicide and gang fights indicate that students mental health conditions of need to be worried about. Some studies had linked the public space utilization with social interaction facilitation and social cohesion, as well as social cohesion with mental health. The original contribution of this research is that it employed perceived social cohesion as the mediating variable of the predictive relationship between public open space utilization with mental health. The design of this research is non-experimental, predictive correlational. As many as 375 university students in Jakarta participated in this research (Mage = 20.8 years old; SDage = 1.4 years old). This research used convenience, incidental sampling technique. The path analysis showed that the perceived public open space utilization is able to predict mental health level through perceived social cohesion (χ2 = 0, df = 1, p > 0.05, RMSEA < 0.05).
Keywords: cohesion social, health, mental, students, open space
Abstrak
Berbagai fenomena di kalangan mahasiswa seperti bunuh diri dan tawuran menunjukkan bahwa kondisi kesehatan jiwa mahasiswa sebagai warga kota semakin mengkhawatirkan. Sejumlah penelitian telah menghubungkan pemanfaatan ruang terbuka publik dengan fasilitasi interaksi sosial dan kohesi sosial, serta kohesi sosial dengan kesehatan jiwa. Kontribusi original penelitian ini adalah menjadikan persepsi kerekatan sosial (kohesi sosial) menjadi mediator hubungan integratif antara pemanfaatan ruang terbuka publik dengan kesehatan jiwa. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental, korelasional prediktif, dengan teknik analisis data berupa analisis jalur. Penelitian dilakukan terhadap 375 mahasiswa (182 laki-laki, 193 perempuan) dari berbagai universitas dan program studi di Jakarta dengan teknik penyampelan convenience dan insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang terbuka publik mampu memprediksi kesehatan jiwa melalui kohesi sosial (χ2 = 0, df = 1, p > 0.05, RMSEA < 0.05).
Pembulian telah menjadi masalah yang mengganggu kesejahteraan sosial-psikologis siswa, keluarga, sekolah, dan masyarakat umum. Hasil-hasil penelitian mengenai kontribusi pola asuh orangtua yang diduga turut menjadi prediktor terhadap perilaku pembulian di sekolah masih belum banyak dilakukan, masih menyajikan hasil-hasil yang bertentangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara posibilitas keseluruhan jenis pola asuh dan tendensi menjadi pelaku dan/atau korban pembulian dengan model integratif. Penelusuran topik ini dalam jurnal-jurnal ilmiah di Indonesia belum memberikan temukembali yang memadai, dan metode klasifikasi atribut variabel yang ditemukan masih dirasa belum ketat (unrigorous). Penelitian ini dilakukan terhadap 189 siswa-siswi SMA di Jakarta (Musia = 16,29 tahun; SDusia = 0,81 tahun). Penyampelan dilakukan secara insidental dengan instrumen Bully and Victims Scales dan Parental Authority Questionnaire-Revised yang telah diadaptasi dan dielaborasi dalam bahasa Indonesia. Analisis terhadap data pola asuh yang terklasifikasi berdasarkan skor baku Z dan diolah dengan kalkulasi kai kuadrat (chi-square) menunjukkan adanya hubungan antara jenis pola asuh dengan tendensi kegiatan pembulian (χ2 [16, n = 189] = 32,24; p < 0,01). Analisis tambahan, diskusi dan saran penelitian ini terkait metodologi dan praktik dikemukakan lebih lanjut.
Kata-kata kunci: pembulian, viktimisasi, sekolah, pola asuh, remaja
Abstract
Bullying has been a problem that disturbs the students’, families’, schools’, and the societies’ psychological well-being and social welfare. Research findings on parenting styles which may contribute to the bullying behavior in schools are both limited and still contradictory. This research aimed to investigate the relationship of all possibilities of parenting styles and the students’ possibilities of being the victims and/or the bullies of school bullying, with an integrative model. A thorough searching in Indonesia scientific journals has not yet resulted adequate findings, besides the variables attribute found in the journals are still unrigorously classified. As many as 189 high school students in Jakarta participated in this research (Mage = 16.29 years old; SDage = 0.81 years old). This research used incidental sampling technique and the research instrument was translated into and elaborated in the Bahasa Indonesia. The parenting styles variable was classified according to standardized Z-scores and analyzed employing chi-square data analysis technique. The result showed that there was a relationship between the kind of parenting style and the bullying-victimization tendencies (χ2 [16, n = 189] = 32.24; p < 0.01). Additional data analysis, discussion and research suggestions related to the research methodology and practice were also intensively proposed in this research.
Key words: bullying, victimization, school, parenting style, adolescent
Kata kunci: kecanduan, video gim daring, penerimaan sebaya, kesepian, remaja Jakarta
Abstract
Indonesia’s youth has been facing several significant problems such as drug addiction and online-video games addiction. The Indonesia Manual for Classification and Diagnosis of Mental Disorders (PPDGJ III) has not yet included diagnosis criteria for online-video games addiction. This research was the first to find the relationship between online-video games addiction with a predictor that is peer-acceptance and a mediator variable that is loneliness. Path analysis was applied to 133 sample data of Jakartan teenagers aged 12-18. The result showed that hypothesized research model was suitable to the empirical data (χ2 = 1,56; p > 0,05; GFI > 0,90). If the addicted teenagers perceived that they are not accepted by their peers, followed by strong feelings of loneliness, this psychological situation worsened their addiction to online-video games.
Key words: addiction, online video game, peer acceptance, loneliness, Jakartan teenagers
Kesulitan memahami gerakan sosial orang Papua dan pergolakan situasi di Papua, serta persoalan psikososial terkait, memunculkan urgensi bahwa psikologi (khususnya psikologi sosial prasangka) perlu memberikan sumbangsih pemahamannya. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengungkap tema-tema perseptual yang dimiliki oleh orang Indonesia bagian Barat mengenai orang Papua (survei representasi sosial), 2) konstruksi alat ukur prasangka terhadap orang Papua (uji reliabilitas), serta 3) menguji model hubungan antara variabel pandangan dunia dengan prasangka terhadap orang Papua. Partisipan berjumlah 100 mahasiswa Universitas Indonesia, 48% laki-laki, 52% perempuan. Hasil penelitian dengan alat ukur yang teruji reliabilitasnya (α > 0,7) menunjukkan bahwa pandangan dunia kompetitif—yaitu penggambaran bahwa hidup di dunia tidak ubahnya seperti hidup di alam liar—menjadi faktor pembentuk prasangka terhadap orang Papua (γ = 0,49; t > 1,95, dalam model struktural dengan χ2 = 71,48; p > 0,05; RMSEA < 0,05). Temuan ini senada dengan persepsi sosial orang Indonesia Barat yang melihat orang Papua sebagai kelompok yang primitif, rendah dalam kemampuan berpikir, dan tidak berperadaban. Persepsi yang sifatnya meremehkan tersebut khas muncul dari orang yang memiliki pandangan dunia kompetitif. Solusi untuk mengurangi prasangka terhadap orang Papua adalah dengan membentuk perkenalan dan perjumpaan yang menempatkan orang Papua setara dengan orang Indonesia lainnya dalam segi kemampuan.
Kata kunci: pandangan dunia, kelompok primitif, orang Papua, kompetitif, ancaman, bahaya
Abstract
It has been considered that social psychology, particularly the field of prejudice, needs to take part in understanding the social movement and social turmoil in Papua. The goals of this research were to: 1) discover the perceptual themes of the people living in Western Indonesia, about the Papua people (social representation survey), 2) construct scale of measurement of prejudice toward the Papua people (reliability test), 3) examine the relation between two variables which are the worldview and the prejudice toward the Papua people. The participants of this research were 100 students of the University of Indonesia. They were 48% men and the rest were females. Using the reliability proven scale of measurement (α > 0,7 ) it was showed that competitive view of world—that is a description that living in this world is the same as living in the jungle—was one of the determinant factors of prejudice toward the Papua people (γ = 0,49; t > 1,95, in the structural model, where χ2 = 71,48; p > 0,05; RMSEA < 0,05). This finding is not very much different from the social perception of the people living in Western Indonesia about the Papua people. They perceived the Papua people are primitive, having low level of thinking ability, and lack of civilization. This undervalued social perception is typically held by those with competitive view of the world. It is suggested that acquaintanceship and assembly programs will reduce the level of prejudice and will put the Papua people equal with the Indonesians regarding the capability.
Keywords: worldview, primitive group, Papuans, competitive, threat, dangerous
Judul buku: Psikologi dan Pendidikan dalam Konteks Kebangsaan
(Seri Sumbangan Pemikiran Psikologi untuk Bangsa 3)
ISBN 978-602-96634-6-4
Tim Editor:
Tjipto Susana
B.K. Indarwahyanti Graito
Josephine Maria Julianti Ratna
Juneman Abraham
J. Seno Aditya Utama
A. Supratiknya
Isi dokumen ini:
1. Pengantar Editor
2. Executive Note dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
3. Sambutan Ketua Umum Himpunan Psikologi Indonesia
Keterangan: Penulis: Dasapta Erwin Irawan, Agung Purnomo, Dian Utami Sutiksno, Juneman Abraham, Aam Alamsyah, Didin Hadi Saputra, Cokorda Javandira, Elsa Rosyidah; Penerbit: ITB Press; ISBN 9786025417931. Kata Pengantar: Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro (Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Tim Editor ingin mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang dengan satu dan lain cara mendorong dan membantu kelahiran buku ini. Pertama, kepada Pengurus Pusat HIMPSI atas fasilitasi yang disediakan praktis dalam seluruh tahap penyiapan buku ini hingga kemunculannya. Kedua, kepada seluruh penulis yang telah mengirimkan karya tulisnya untuk dimuat dalam buku ini. Kepada satu atau dua penulis yang artikelnya terpaksa belum bisa dimuat, diharapkan tetap bersemangat mengirimkan tulisan pada seri buku berikutnya. Ketiga dan terakhir, kepada Prof. Dr. Phil. Hana Panggabean, Psikolog. Sebagai Ketua Kompartemen Sumbangan Pemikiran Psikologi untuk Bangsa dalam Kepengurusan Pusat Himpunan Psikologi Indonesia yang membidangi antara lain penerbitan buku tematik tahunan HIMPSI, beliaulah yang memegang tongkat komando atas penerbitan buku ini. Karena alasan kesehatan akhirnya beliau tidak bisa terus terlibat dalam kegiatan ini. Semoga kemunculan buku ini menjadi penghiburan dan pendorong semangat bagi kesembuhan beliau. Akhir kata, kepada seluruh sidang pembaca kami ucapkan selamat menikmati.
Sebagai sebuah kumpulan pemikiran untuk bangsa, artikel-artikel yang ditampilkan dalam buku ini penuh dengan gagasan, hasil telaah literatur, dan hasil riset yang sangat menarik untuk merespon persoalan bangsa yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi. Dikupas dengan mendalam berbagai persoalan penggunaan teknologi informasi di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan organisasi. Dipergunakan dengan baik berbagai konsep, teori, dan riset Psikologi untuk menjelaskan perilaku dan berbagai persoalan terkait teknologi informasi. Kita dapat belajar dari buku ini bagaimana tantangan, peluang, dan persoalan penggunaan teknologi informasi.
Soft-launching buku ini telah berlangsung di Universitas Negeri Yogyakarta pada saat Temu Ilmiah Nasional HIMPSI 18-19 November 2016. Pemesanan buku ini dapat dilakukan melalui:
Penerbit -
Himpunan Psikologi Indonesia
Jl. Kebayoran Baru No.85B
Kebayoran Lama, Velbak,
Jakarta 12240 Indonesia
Telp./Fax. : 021-72801625
Email : sekretariatpp_himpsi@yahoo.co.id, sekretariat.pp@himpsi.or.id
Cara mengutip Kata Pengantar:
Utama, J. S. A., Abraham, J., Susana, T., Alfian, I. N., & Supratiknya, A. (2016). Hidup kita di era digital: Sebuah pengantar. Dalam Utama, J. S. A., Abraham, J., Susana, T., Alfian, I. N., & Supratiknya, A. (Eds.), Psikologi dan teknologi informasi (pp. i-x). Jakarta: Himpunan Psikologi Indonesia. ISBN 978-602-96634-4-0.