Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Syok Hemoragik

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

SYOK HEMORAGIK

OLEH :
ADITHYA NURLIZA SITEPU 130100108
KAAMINI RAGUDASS 130100334
NUR ELIANA BINTI RUSLIN 130100347

PEMBIMBING :
Dr. Bastian Lubis, M.Ked(An), SpAn
LATAR BELAKANG
Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang
mengakibatkan hipoksia jaringan.
Terapi syok bertujuan memperbaiki gangguan fisiologis dan
menghilangkan faktor penyebab.
Respon terhadap terapi awal, digabung dengan penemuan saat
melakukan primary survey dan secondary survey, biasanya
memberikan cukup informasi untuk menentukan penyebab
syoknya.
Perdarahan merupakan penyebab syok yang paling sering
ditemukan pada penderita trauma.
TUJUAN
Memahami penanganan syok
Memenuhi salah satu persyaratan
hemoragik secara umum agar dapat
kelulusan Kepaniteraan Klinik
tertangani dengan baik sehingga Meningkatkan
Senior (KKS) di Departemen
kasus kematian akibat syok kemampuan penulis
Anestesi & Terapi Intensif
hemoragik dapat berkurang dalam penulisan karya
Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara ilmiah di bidang
kedokteran

MANFAAT

Meningkatkan pemahaman mengenai syok hemoragik yang berlandaskan teori


sehingga dapat ditatalaksana dengan sebaik mungkin sesuai kompetensinya
pada tingkat pelayanan primer.
TINJAUAN PUSTAKA
Syok hemoragik adalah suatu sindrom yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh yang biasanya
terjadi akibat perdarahan yang masif DEFINISI

ETIOLOGI Terapi antitrombosis


Koagulopati
Perdarahan saluran pencernaan
Obstetrik/ginekologi
Paru
Ruptur aneurisma
Perdarahan retroperitoneal
Trauma
KLASIFIKASI
GEJALA KLINIS
 Hipotensi
 Takikardi
 Penurunan urin output
 Penurunan kesadaran
 Kulit kering, pucat, dan dengan diaphoresis
TATALAKSANA
1. Pemeriksaan jasmani
Tanda-tanda vital, produksi urin, dan tingkat kesadaran
 Airway dan Breathing
 Circulation – kontrol perdarahan
 Disability – pemeriksaan neurologi
 Exposure – pemeriksaan lengkap
 Dilatasi lambung – dekompresi
 Pemasangan kateter urin
 Pengobatan dengan posisi kepala di bawah
2. Akses pembuluh darah
3. Terapi awal cairan
 Larutan elektrolit isotonik digunakan untuk
resusitasi awal.
Respon cepat Respon sementara Tanpa respon

Tanda vital Kembali ke normal Perbaikan sementara, Tetap abnormal


tekanan darah dan
nadi kembali turun
Dugaan kehilangan Minimal (10% - 11%) Sedang, masih ada Berat (>40%)
darah (11% - 40%)

Kebutuhan kristaloid Sedikit Banyak Banyak

Kebutuhan darah Sedikit Sedang-banyak Segera

Persiapan darah Tipe spesifik dan Tipe spesifik Emergensi


crossmatch
Operasi Mungkin Sangat mungkin Hampir pasti
4.Transfusi darah
 Indikasi transfusi darah antara lain:
 Perdarahan akut sampai Hb <8 gr/dL atau Ht <30% pada orang tua,
kelainan paru, kelainan jantung, Hb <10 gr/dL.
 Bedah mayor kehilangan darah >11% volume darah
 Tujuan utama transfuse darah adalah memperbaiki oxygen-carrying capacity.
 Jenis cairan intravena
• Transfusi darah
• Plasma Expander
• Albumin
• Ringer Laktat atau NaCl 0,9%
PENYULIT
Dekompensasi jantung
Edema paru
Asidosis asam laktat
Gangguan hemostasis
STATUS PASIEN
Nama :A
Umur : 14 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dusun IV Tanjung Pura
Tanggal Masuk : 22 Maret 2018
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 158 cm
KU : Penurunan Kesadaran
Telaah : Hal ini dialami os sejak 3 jam sebelum masuk rumah
sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien
jatuh dari sepeda motor setelah ditabrak oleh sepeda
motor lain dari arah samping. Pasien tidak menggunakan
helm saat kejadian berlangsung. Pasien mengeluhkan nyeri
pada daerah leher dan wajah pasien. Riwayat muntah
disangkal, riwayat pingsan disangkal, riwayat keluar darah
dari hidung dan telinga disangakal.
RPT : -
RPO : -
22 Maret 2018 22 Maret 2018
Pukul 18.30 Pukul 19.45 WIB 22 Maret 2018
WIB Pasien dikonsulkan ke Pukul 23.00 WIB
anestesi untuk Pasien dikonsulkan
Pasien tiba di pendampingan head ke bedah orthopedi
IGD RSUP Haji CT- SCAN
Adam
22 Maret 2018 23 Maret 2018
Pukul 23.50 WIB 23 Maret 2018 Pukul 04.15 WIB
Pasien dikonsulkan ke Pukul 00.05 WIB
anestesi untuk dilakukan Pasien dikonsulkan ke
Anestesi acc untuk
pembiusan neck melakukan pembiusan
anak untuk perawatan
exploration dan
pada pasien ini PICU post operasi
debridement

23 Maret 2018 23 Maret 2018 23 Maret 2018


Pukul 10.45 WIB
Pukul 13.20 Pukul 14.00WIB
Oerasi neck
exploration dan WIB Pasien dipindahkan
debridement di KBE Operasi selesai ke ruangan Ra4 BS
Primary Survey pukul 18.30 (22 Maret 2018)
A (airway)
 Airway clear
 Snoring (-), Gurgling (-), Crowing (-)
B (breathing)
 RR: 26 kali per menit, SaO2 : 99 %.
C (circulation)
 Tekanan darah: 90/80 mmHg
 Frekuensi Nadi: 128 kali per menit, regular, t/v lemah/cukup
 Akral Dingin, Pucat, Basah
 CRT <3 detik
D (disability)
 Kesadaran: apatis, GCS :E3V4 M6
 Pupil isokor, diameter 3 mm/3 mm, RC: +/+
E (exposure)
 Suhu aksila: 36,5ºC
Secondary Survey pukul 00.35 (23 Maret 2018)
B1 (Breath) : Airway clear ; RR: 26 x/menit; SP: Vesikuler ka=ki; ST:-/- S/G/C: -/-/-.

B2 (Blood): Akral: dingin/pucat/basah; TD: 90/80 mmHg; HR: 128 x/menit, reguler, t/v:
lemah/cukup; CRT < 3 detik; sianosis (-).

B3 (Brain): Sensorium: Apatis GCS: E3M6V4; pupil: isokor; Ø: ± 3 mm / 3 mm; RC +/+, kejang
(-).

B4 (Bladder): UOP (+); volume ± 100 cc/jam, warna: kuning, terpasang kateter urin.

B5 (Bowel): Abdomen: soepel, peristaltik (+)

B6 (Bone): Fraktur (-) ; edema (-/-)


Riwayat
 Allergies : Tidak ada
 Medication : -
 Past Illness : -
 Last Meal : 15.00 WIB (22 Maret 2018)
 Event : -

Tatalaksana di IGD
 IVFD RL
dosis awal : 20ml/kg BB = 800 ml bolus cepat
dosis maintenance : 1500 + (BB-20) x 20
= 1900 ml
 O2 8-10 L/i
 Inj. Ketorolac 30mg
 Inj. Ranitidine 5 mg
 Inj. Ceftriaxon 1gr/ 12 jam
 PRC 3 kantong
(Hb target - Hb saat ini) x BB x 3
= (12 - 6.7) x 40 x 3 = 636 ml
Lab (22/5/2018) Hasil Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 6.7 g/dL 12 – 16 g/dL

Eritrosit 2.53 jt/ µL 4,50-6,50 jt/ µL

Leukosit 28.440/ µL 4,0 – 11,0 x 103/µL

Hematokrit 20% 36 – 47 %

Trombosit 334.000/ µL 150 – 450 x 103/µL

ELEKTROLIT

Natrium (Na) 130 mEq/L 135 – 155 mEq/L

Kalium (K) 3.1 mEq/L 3,6 – 5,5 mEq/L

Klorida (Cl) 105 mEq/L 96 – 106 mEq/L

METABOLISME KARBOHIDRAT

Gula Darah (Sewaktu) 268 mg/dL <200 mg/dL


GINJAL

Blood Urea Nitrogen (BUN) 6 mg/dL 7– 19 mg/dL

Ureum 13 mg/dL 15 – 40 mg/dL

Kreatinin 0.58 mg/dL 0,6 – 1,1 mg/dL

ANALISA GAS DARAH

pH 7.380 7,35-7,45

pCo2 28.4 mmHg 38-42 mmHg

pO2 163.0 mmHg 85-100 mmHg

HCO3 16.4 mmol/L 22-28 mmol/L

Total CO2 17.3 mmol/L 19-25 mmol/L

Kelebihan Basa (BE) - 7.1mmol/L (-2) –(+2) mmol/L

Sa o2 99.1 95-100
Schedel

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan pada foto Schedel


Cervical

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan pada foto Cervical


Thorax

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan pada cord dan


pulmo
Humerus kanan

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan pada foto humerus kanan


Genu kanan

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan pada foto genu kanan


Foto pelvis

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan pada foto pelvis


Kesimpulan :
Tidak ditemukan kegawat daruratan dan kelainan pada
pasien
Kesimpulan :
Tidak ditemukan kegawat daruratan dan kelainan pada
pasien
Diagnosis

Diagnosis : Neck Injury + Wound Laseration o/t Face


Tindakan : Debridement
PS ASA : ASA 2 E
Teknik Anestesi : GA ETT
Posisi : Supine

Rencana
Debridement

Teknik Anestesi : GA ETT


 Posisi pasien dalam posisi supine
 Pramedikasi dengan Fentanyl dan Midazolam
 Induksi dengan Propofol dan Roculax
 Dilakukan intubasi dengan ETT 6,5 cuff (+) setelah pasien tertidur dan disambungkan ke
ventilator
 Durante operasi pemberian obat-obatan: di awal midazolam 2mg, fentanyl 100mcg, propolol
50mg, roculax 30mg
Durante Operasi
 Hemodinamik :
HR : 100 x/menit
RR : 20 x/mnt
Sat O2 : 98%
TD : Sistol : 110 mmHg
Diastol : 70 mmHg
 Lama operasi : 2 jam

Post Operasi (23 Maret 2018)


 B1: Airway clear terintubasi, RR:22 x/menit , SP: vesikular ST: -/-, SpO2 : 99%
 B2: Akral : hangat, merah, kering, HR: 90 x/menit, reg, t/v: kuat/cukup, TD:110/80
mmHg
 B3: Sensorium: sopor , pupil isokor 4mm/4mm
 B4: BAK (+) terpasang catheter
 B5 : Abdomen soepel, peristaltik (+)
 B6 : Oedema (-), Fraktur (-)
Terapi Post Operasi
 IFVD RL 20 gtt/i
 Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
 Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
 Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam
FOLLOW-UP
24 Mei 2018

S Nyeri (+)
 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %
 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)
A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.
 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
25 Mei 2018

S Nyeri (+) berkurang


 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 20x/i, SpO2 99 %
 TD: 100/80 mmHg, HR: 96x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K,
 CRT < 2”
O  Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)
A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.
 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
26 Mei 2018

S -
 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 18x/i, SpO2 99 %
 TD: 110/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K,
1. CRT < 2”
O  Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)
A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.
 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
27 Mei 2018

S -
 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %
 TD: 110/70 mmHg, HR: 92x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)

A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.

 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
28 Mei 2018

S Nyeri (+)

 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %


 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)

A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.

 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
29 Mei 2018

S Nyeri (+)

 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %


 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)

A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.

 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
30 Mei 2018

S Nyeri (+)

 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %


 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)

A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.

 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
31 Mei 2018

S -

 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %


 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)

A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.

 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
1 Juni 2018

S -

 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %


 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)

A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.


 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
2 Juni 2018

S -
 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %
 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)
A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.
 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
3 Juni 2018
S -
 Airway clear, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 16x/i, SpO2 99 %
 TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”
 Sensorium: CM, GCS : E4M6V5, RC +/+
O
 UOP (+), warna kuning, kateter (+)
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Oedem (-) Fraktur (-)
A Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.
 Bed Rest
 IVFD RL 20gtt/i
 Inj Ketorolac 30mg/8 jam
P
 Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
 Inj Ranitidine 50 mg/8 jam/IV
DISKUSI KASUS
No TEORI KASUS

1 DEFINISI
Syok hemoragik adalah suatu sindrom yang terjadi akibat Manifestasi klinis
gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan • Hipotensi
kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi • Takikardi
yang adekuat ke organ-organ vital tubuh yang biasanya terjadi • Penurunan kesadaran
akibat perdarahan yang massif. • Pucat

GEJALA KLINIS
• Hipotensi
• Takikardi
• Penurunan urin output
• Penurunan kesadaran
• Pucat
2

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang : • X-ray
• X-ray • Darah lengkap
• Darah lengkap • USG
• USG • CT-Scan
• CT-Scan
• MRI
3 PENATALAKSANAAN Tatalaksana di IGD
• Pemeriksaan jasmani • IVFD RL
• Akses pembuluh darah dosis awal 800 ml bolus cepat
• Terapi awal cairan dosis maintenance 1900 ml
• Transfusi darah • O2 8-10 L/i
• Evaluasi resusitasi cairan dan perfusi organ • Inj. Ketorolac 30mg
• Inj. Ranitidine 5 mg
• Inj. Ceftriaxon 1gr/ 12 jam
• PRC 3 kantong

Tatalaksana Post Operasi


• IFVD RL 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
• Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
• Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam
KESIMPULAN
A, laki-laki, 14 tahun, datang ke IGD RSUP HAM dengan
keluhan utama Penurunan Kesadaran. Hal ini dialami pasien sejak 3
jam sebelum masuk rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas. Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah leher dan wajah
pasien. Riwayat muntah disangkal, riwayat pingsan disangkal,
riwayat keluar darah dari hidung dan telinga disnagkal.
Setelah dilakukan primary survey dan secondary survey,
pasien didiagnosa dengan Neck Injury + Wound Laseration o/t Face.
Direncanakan untuk dilakukan Tindakan Debridement.

Anda mungkin juga menyukai