Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Dosen Pengampu: Arie Anggraini, S.ST, M.TR - Keb

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

DOSEN PENGAMPU :

ARIE ANGGRAINI, S.ST, M.Tr.Keb


9th Grade

KAJIAN GENDER
DALAM
PELAYANAN
KEBIDANAN
Apa itu Gender ???
Gender merupakan istilah dalam bahasa
Indonesia sebagai konsep yang membedakan
peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan yang terjadi dan dapat berubah
karena sosial budaya yang berkembang di
masyarakat.

Isu gender merupakan situasi, kondisi yang


membandingkan posisi perempuan dari laki-
laki termasuk hubungan sosial antara
keduanya di berbagai aspek kehidupan.
Lanjutan...

Perbedaan ini tidak bersifat universal dan dapat berubah atau


diubah ( bukan kodrat ). gender gender dalam arti luas merupakan
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi,
hak, tanggung jawab dan perilaku yang terbentuk oleh Tatan nilai,
sosial budaya dan alat istiadat dari kelompok masyarakat yang
dapat berubah menurut waktu dan kondisi tempat.
Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran
Serta tindakan yang diharapkan sebagai laki-laki yang
Dibentuk Masyarakat, bukan karena perbedaan
(WHO,1998).
1. Pembedahan peran laki-laki dan perempuan
dilihat dari konstruksi social atau budaya.
2. Suatu sifat yang dijadikan dasar untuk
mengindentifikasi perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dilihat dari segi kondisi social dan
budaya, nilai dan perilaku, keyakinan,
mentalitas, dan emosi, serta faktor-faktor
nonbiologis lainnya.
Deskriminasi Gender
Deskriminasi gender adalah adanya perbedaan, pengecualian atau
pembatasanYang dibuat berdasarkan peran dan norma gender yang
dikontruksi secara sosial Yang mencegah seseorang untuk
menikmati HAM secara penuh.
Macam-Macam Dan Bentuk Diskriminasi Gender

Marginalisasi Subordinasi
( Peminggiran ) (penomorduaan)

Steriotipe/citra buku

Double Burden Violence


( Bebab Ganda ) ( Kekerasan )
1. Marjinalisasi ( Peminggiran )

Kondisi Atau proses peminggiran terhadap salah satu


jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama yang
berkaitan kemiskinan.
Contoh :
• Perempuan sebagai pencari nafkah tambahan, di
sektor ,produksi/public, sering dibedakan
pendapatnya.
• Dalam kepemimpinan, peluangnya lebih besar
laki-laki dibanding perempuan
2. Steriotipe/citra buku

Pelabelaan atau penandaan yang sering kali bersifat negative


secara umum sering kali ketidalan.
Contoh :
• Bagi laki-laki marah dianggap tegas, sedangkan bagi
perempuan dianggap emosional dan tak bisa menahan diri
• Laki-laki dianggap sang “pencari nafkah” mengakibatkan
kerja perempuan dianggap “sambilan” sehingga Kurang
dihargai
3. Subordinasi (penomorduaan)

Adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin lebih


rentang atau dinomorduakan posisinya jenis kelaminnya.
Contoh :
 Banyak kasus dalam tradisi keagamaan maupun aturan
birokrasi yang meletakkan Perempuan lebih rendahan dari
pada laki-laki
 Status perempuan dianggap lebih rendah dari laki-laki di
masyarakat ( terutama Yang tidak menikah atau janda )
4. Double Burden ( Bebab Ganda )

Adanya perlakukaan terhadap salah satu jenis kelamin dimana


bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis
kelaminnya.
Contoh :
• Perempuan bekerja di luar maupun di dalam rumah
• Laki-laki bekerja masih harus ikut siskamling
• Perempuan sebagai perawat, pendidik anak sekaligus
pendamping suami, pencari nafkah utama sekaligus pengatur
keluarga
5. Violence ( Kekerasan )
Suatu seragam terhadap fisik maupun psikologis seorang , sehingga
kekerasan tersebut tidak hanya menyangkut fisik ( perkosaan,
pemukulan ) tetapi juga non fisik (pelecehan seksual,ancaman, paksaan
yang biasa terjadi di rumah tangga, tempat kerja, dan tempat umum).
Contoh :
• Suami membatasi uang belanja dan memonitor pengeluaran secara
ketat.
• Suami memperketat istri dalam urusan ekonomi keluarga.
• Istri mencelah pendapat suami didepan umum.
• Istri merendahkan martabat suami dihadapan masyarakat.
Kajian Gender dalam pelayanan Kebidanan

Kesehatan
Nifas Keluarga Berencana
Reproduksi
NIFAS

Kebijakan program ini bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan, yaitu Kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas
utama bagi pemerintah untuk perbaikan Di bidang kesehatan,
kemajuan suatu negara, tidak terlepas dan dari kualitas
kesehatan Ibu dan anak kesenjangan dan permasalahn gender.
1. Kematian ibu dan anak ( AKI dan AKB )
2. Masalah baby blues
KESEHATAN REPRODUKSI

Kebijakan program
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku positif remaja tentang Kesehatan
Reproduksi dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan
keluarga guna mendukung upaya peningkatan kualitas
generasi mendatang.
Kesenjangan dan permasalahan gender
1. kehamilan tidak diinginkan (di luar) nikah pada
remaja
2. tingginya angka perkawinan pada usia remaja
KELUARGA BERENCANA

● Kebijakan Program
● Program Keluarga Berencana bertujuan untuk memenuhi permintaan
pelayanan Keluarga Berencana dari kesehatan reproduksi yang
berkualitas serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya
meningkatkan kualitas penduduk, dan mewujudkan keluarga
berkualitas
Kesenjangan dan Permasalahan gender
1. Jumlah pria memakai alat kontrasepsi masih rendah
2. Kurang terpenuhnya hak-hak reproduksi istri
3. Istri cenderung dipermasalahkan dalam ketidak puasan hubungan seksual
4. Dalam keluarga yang mengalami infertil primer, istri cenderumg menjadi
pihak yang dipersalahkan
5. PMS/IMS yang diderita istri dianggap bukan penuluran dari suami
6. Kurangnya kepepedulian dan kesadaran suami terhadap pencegahan dan
penanggulangan penularan HIV/AIDS
7. Angka kematian maternal masih tinggi
01
PERAN PROFESIONALISME BIDAN
DALAM MENYIKAPI GENDER DI
PELAYANAN KEBIDANAN
1. NIFAS
2. KESEHATAN REPRODUKSI
3. KELUARGA BERENCANA
1. Nifas
1) Asuhan pada masa nifas sangat penting
dilakukan oleh tenaga kesehatan

2) Risiko baby blues yang cukup tinggi


pada ibu post partum mendorong
pemerintah untuk memberi fasilitas
berupa program

3) Mengembangkan berbagai kebijakan


kesehatannya terkait dengan isi gender
2. Kesehatan reproduksi

1) Pelayanan advokasi konseling dan kie


Kesehatan Reproduksi Remaja
2) Penguatan dukungan lingkungan terhadap
program KRR
3) Kajian penelitian dari pengembangan bidang
KRR
3. KB/Keluarga Berencana

1. Pelayanan advokasi kie promosi dan KIP/K KBdan KR


2. Meningkatkan kualitas KB dan KR
3. Peningkatan jaminan dan perlindungan pemakai kontrasepsi
4. Peningkatan kualitas pengelola dari pemberi pelayanan KB dan KR
5. Pengkajian, penelitian dan pengamatan program KB dan KR
02
KONSEP DAN
PERANGKAT
ANALISIS GENDER
Konstruksi Sosial Gender

Konstruksi sosial seksualitas menjelaskan bahwa tubuh laki-laki dan perempuan


memainkan peranan penting dalam seksualitas mereka. Konstruksi sosial seksualitas
juga melihat dengan seksama konteks historiskhusus dan budaya untuk memahami
bagaimana pemikiran khusus dankeyakinan tentang seksualitas dibentuk, disetujui, dan
diadaptasi.
Akses ke dan Pembagian
kontrol atau pekerjaan berbasis
Sumber Daya Gender

Kekuasaan dan Peran Gender dan


Pengambilan Norma
Keputusan
1. Pembagian pekerjaan berbasis Gender

Perempuan biasanya bertanggung jawab dalam perawatan anak dan


pekerjaan rumah tangga atau sering disebut peran reproduksi, tetapi mereka
juga terlibat dalam produksi barang-barang untuk konsumsi rumah tangga
atau pasar atau yang dikenal dengan peran produktif. Laki-laki biasanya
bertanggung jawab memenuhi kebutuhanrumah tangga, makanan, minuma
dan sumber daya terutama peran produktif.
2. Peran Gender dan Norma

Perempuan diharapkan membuat dirimereka menarik dari laki-laki,


tetapi bersikap agak pasif, menjaga keperewanan, tidak pernah
memulai aktivitas seksual dan melindungi diridari hasrat seksual laki-
laki yang tidak terkendali. Dalam masyarakat tertentu, hal ini terjadi
karena perempuan dianggap memiliki dorongan seksual yang lebih
renda
3. Kekuasaan dan Pengambilan Keputusan

Mempunyai akses ke dan kontrol yang lebih besar atas sumber daya biasanya
membuat laki-laki lebih berkuasa daripada perempuan dalam kelompok sosial
manapun. Hal ini dapat menjadi kekuasaan kekuatan fisik, pengetahuan dan
keterlampilan, kekayaan dan pendapatan, atau kekuasaan untuk mengambil
keputusan karena merekalah yang memegang otoritas. Laki-laki kerap kali
memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam membuat keputusan atas
reproduksidan seksualitas.
4. Akses ke dan kontrol atau Sumber Daya

Perempuan dan laki-laki mempunyai akses ke dan kontrol yangtidak


setara atas sumber daya. Ketidaksetaraan ini merugikan perempuan.
Ketidaksetaraan berbasis gender dalam hubungannya dengan akses kedan
kontrol atas sumber daya terjadi dalam kelas sosial, ras, atau kasta.tetapi,
perempuan dan laki-laki dari raskelas sosial tertentu dapat saja memiliki
kekuasaan yang lebih besar dari laki-laki yang berasal dari kelas sosial
yang rendah.
• Akses adalah kemampu memanfaatkan sumber daya.
• Kontrol adalah kemampuan untuk mendefinisikan dan menganmbil
keputusan tentang kegunaan sumber daya
03
Hubungan Antara
Gender Dan Kesehatan
Pada status kesehatan perempuan dan laki-laki. Konsekuensi boleh jadi meliputi:
“risiko yang berbeda dan kerawanan terhadap infeksi dan kondisikesehatan,”
mebuat banyaknya pendapat tentang kebutuhan kesehatantindakan yang tepat,
akses yang berbeda ke layanan kesehatan, yangdiakibatkan oleh penyakit dan
konsekuensi so!ial yang berbeda dari penyakitdan kesehatan.

WHO (2001) telah membuat daftar cara bagaimana dampak gender terhadap
status kesehatan:
1. Pembongkaran, risiko atau kerawanan
2. Sifat dasar, kekerasan dan frekuensi masalah kesehatan yang gejalanya
dapat dirasakan
3. Perilaku mencari kesehatan
4. Akses kelayanan kesehatan
5. Konsekuensi sosial jangka pnajang dan kosekuensi kesehatan.
KESETARAAN GENDER

Ketidaksetaraan Gender Ketidaksetaraan Gender


No. (Perempuan) (Laki-laki)

Rata –rata prempuan di Laki-laki bekerja 20% lebih


1. pedesaan bekerja 20% lebih .
pendek.
lama daripada laki-laki.
Perempuan mempunyai akses
Laki-laki menikmati akses sumber
2. yang terbatas terhadap
daya ekonomi yang lebih besar.
sumberdaya ekonomi.

Perempuan menderita dan


Laki-laki mengalami tingkatt
mengalami kekerasan dalam
3. rumah tangga dengan kadar yang
kekerasan yang sama dengan
perempuan.
sangat tinggi.
Fungsi Bidan Dalam Gender

Dalam masalah ini bidan berperan


1. Untuk member penyuluhan kepada pasangan suami istri
bahwa tidak hanya kaum wanita yang diharuskan
memakai KB namun kaum laki-laki pun perlu memakai
KB bila ingin meminimalisir kehamilan dan persalinan.
2. Untuk itu, tugas bidan adalah meningkatkan kesadaran
mengenaigender dalam meurunkan angka Kematian ibu
(AKI) dan angka kematian Bayi (AKB).
Aspek Budaya dalam Pelayanan Kebidanan

Dalam masyarakat pada umumnya pentingnya akan kesehatan masih banyak


yang belum sepenuhnya memahami,terutama pada orangawam yang masih
menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya daerahmereka dan kepercayaan
pada nenek moyang atau orang terdahulusebelum mereka,meraka masih
mempecayai mitos-mitos tentang cara-cara mengobati masalah
kesehatan,padahal pada faktanya kegiatan merekatersebut malah menjadi
penghambat dalam peningkatan kesehatan masyarakat terutama masalah
kesehatan ibu dan anak
Thank you

Anda mungkin juga menyukai