HAKIKAT DAN CIRI-CIRI

KONSELING MULTIBUDAYA

Universitas Negeri Malang

2022
 Hakikat Konseling Multibudaya

Pengertian
Budaya

Budaya berarti hasil budi manusia, hasil

Koetjaraningrat (1997: 94) menjelaskan perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang
budaya dapt dimaknai sebagai keseluruhan kuat, yakni alam dan jaman (kodrat dan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya masyarakat), dalam mana terbukti kejayaan
manusia yang diperoleh dari hasil belajar hidup manusia untuk mengatasi berbagai
dalam kehidupa masyarakat, yang dijadikan rintangan dan kesukaran di dalam hidup
milik manusia itu sendiri. penghidupannya, guna mencapai keselamatan
dan kebahagiaan, yang pada lahirnya bersifat
tertib dan damai.
 Pengertian
Konseling

Division of Conseling Psychologi menyatakan

Konseling menurut Winkell (2005) adalah konseling meliputi pemahaman dan hubungan
serangkaian kegiatan pokok dalam bentuk individu untuk mengungkapkan kebutuhan-
bimbingan tujuan agar konseli dapat mengambil kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang
keputusan sendiri atas dasar tanggung jawab yang unik dari individu dan membantu individu
terhadap bebagai persoalan yang dihadapinya. yang bersangkutan untuk mengapresiasikan
ketiga hal tersebut.

Secara praktis dalam kegiatan konseling terjadi hubungan antar-individu, sehingga

tidak dapat dihindari keterkaitan unsur budaya
• Isu-isu tentang lintas budaya atau multibudaya
meningkat dalam dekade 1960-an, yang selanjutnya
melatari kesadaran bangsa Amerika pada dekade
1980-an. Namun, rupanya kesadaran itu disertai
dengan kemunculan kembali sikap-sikap rasialis
yang memecah belah secara meningkat pula
(Hansen, L. S., 1997).
• Konseling lintas budaya melibatkan konselor dan
klien yang berasal dari latarbelakang budaya yang
berbeda, sehinggs rawan bias budaya pada pihak
konselor yang mengakibatkan konseling tidak
berjalan efektif. Agar berjalan efektif, maka konselor
dituntut untuk memiliki kepekaan budaya.
• Keragaman budaya menimbulkan etnosentrisme
(perasaan superior pada diri individu karena budaya
yang dianut dianggap lebih baik) dan bahasa (simbol
verbal dan non-verbal untuk mengkomunikasikan
yang dirasakan dan dipikirkan).
• Locke dalam Brown (1988) menyatakan 3 unsur pokok konseling lintas
budaya
– Individu adalah penting dan khas
– Konselor membawa nilai-nilai yang berasal dari lingkungan budayanya
– Klien yang datang menemui konselor juga membawa seperangkat nilai dan sikap
yang mencerminkan budayanya

• Brown menyatakan keberhasilan konseling, mencakup bahasa, nilai,

stereotip, kelas sosial, suku, dan jenis kelamin
 Ciri-ciri Konseling Multibudaya

Andi
Mappiare
(2016)

Kepekaan konselor Kesadaran konselor untuk

Kesadaran konselor terhadap kekhasan Kompetensi budaya belajar secara terus-menerus
mengenai perbedaan ekspektasi peran suatu konselor atau sejumlah mengenai fenomena
budaya pada dirinya kelompok etnis untuk keterampilan dalam multikultur pada konseli
dengan budaya pada unjuk-kerja peran bekerja dengan sendiri (sebagai produk) dari
konseli individumya secara berbagai ciri budaya perkembangan
efektif konseli kepribadiannya sevara psiko-
sosio-religius
 Pedersen
(1980)

Konseling Lintasbudaya
Memiliki 3 elemen

Konselor dan klien berasal konselor dan klien berasal konselor dan klien berasal
dari latar belakang budaya dari latar belakang budaya dari latar belakang budaya
yang berbeda, dan yang berbeda, dan yang berbeda, dan
melakukan konseling melakukan konseling melakukan konseling di
dalam latar belakang dalam latar belakang tempat yang berbeda pula
budaya (tempat) klien budaya (tempat) konselor
 Pedersen, Lonner & Draguns
(dalam Carter, 1991)

Aspek Konseling
Lintasbudaya

asumsi-asumsi nilai-nilai yang

latar belakang latar belakang terhadap mempengaruhi hubungan
budaya yang budaya yang masalah yang konseling, yaitu adanya
dimiliki oleh diimiliki oleh akan dihadapi kesempatan dan hambatan
konselor klien selama yang berlatar belakang tempat
konseling di mana konseling itu
dilaksanakan