Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kelompok 8 Telaah Kurikulum Akidah Akhlak MI

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Telaah Kurikulum Akidah Akhlak

SD/MI
Dosen Pengampu: Drs. H. Asro’ie Thohir, M. Pd. I.

Disusun Oleh Kelompok 8:


1. Rina Nur Astutik 19106011146
2. Lina Rahmatika 19106011154
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
pada Madrasah Ibtidaiyah
pada Madrasah Ibtidaiyah

• Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Akidah Akhlak


pada Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Mengenal dan meyakini rukun
iman kepada Allah sampai dengan kepada iman Qada dan Qadar
Allah melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat
thoyibah, pengenalan, pemahaman sedehana, dan penghayatan
terhadap rukun iman dan Asmaul Husna, serta pembiasaan dalam
pengalaman akhlak terpuji dan adab islami serta menjauhi akhlak
tercela dalam perilaku sehari-hari.
Struktur Kurikulum Akidah Akhlak pada Madrasah
Ibtidaiyah dan Ruang Lingkup

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Adapun struktur
kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Al-Qur’an
Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam serta tambahan
pelajaran Bahasa Arab.
Tujuan Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

1. Menumbuh kembangkan akidah melalui


pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia
ketakwaannya kepada Allah SWT. dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-
hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai
manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak
di Madrasah Ibtidaiyah

1. Aspek Akidah (keimanan), meliputi:


• Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan.
Ruang • Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan.
• Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana
lingkup mata melalui kalimat tayyibah, al-asma’ al-husna dan
pelajaran pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai
manifestasi iman kepada Allah.
Akidah • Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat-
Akhlak di malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul- Nya, dan
Madrasah Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).

Ibtidaiyah
meliputi:
 2. Aspek akhlak meliputi:
a. Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester
dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup
sederhana, rendah hati, jujur, dan lain-lain.
b. Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester
dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas,
durhaka, khianat, iri, dengki, dan lain-lain.
 3. Aspek adab Islami, meliputi:
a. Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara,
meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.
b. Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
 Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga.
 Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di
jalan.
 4. Aspek kisah teladan, meliputi:
Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad
SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf
AS, Tsa’labah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus,
dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah
dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam Kompetensi
Dasar dan Indikator.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran
Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Beranjak dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran aqidah
Beranjak
akhlak kelasdari Standarkelas
I hingga Kompetensi
VI sesuaidandengan
Kompetensi Dasar
landasan mata pelajaran
psikologis aqidah
anak karena
akhlak kelas
kemampuan yangI hingga kelas VIdari
ingin dicapai sesuai dengan tersebut
kompetensi landasanmasih
psikologis anak yakni
sederhana karena
kemampuanaspek
kemampuan yangkognitif
ingin dicapai
dalam dari
taraf kompetensi
pemahaman,tersebut masih
sementara sederhana pada
kemampuan yakni
kemampuan
aspek aspeksecara
psikomotorik kognitif dalam taraf
sederhana pemahaman,
adalah kemampuan sementara kemampuan
dalam bentuk pada
menghafal
aspek
dan psikomotorik
mengartikan. secara sederhana
Kemampuan adalahyang
aspek afektif kemampuan dalam
diharapkan daribentuk menghafal
kompetensi di
atas juga masih sederhana yakni dalam bentuk menunjukkan contoh dandi
dan mengartikan. Kemampuan aspek afektif yang diharapkan dari kompetensi
atas juga dari
pembiasaan masih sederhana akhlak.
materi-materi yakni Dengan
dalam bentuk
demikianmenunjukkan
baik SK/KD yangcontohtelah
dan
pembiasaan
disajikan sudahdari materi-materi
mencakup akhlak.
ketiga aspek Dengan demikian baik SK/KD yang telah
pembelajaran.
disajikan sudah mencakup ketiga aspek pembelajaran.
Pendekatan/Strategi /Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak
pada Kurikulum MI

 Secara umum kalau dilihat dari materi kurikulum akidah akhlak yang terdapat pada MI maka
pendekatan /strategi dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran tersebut
adalah: Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Pembelajaran Kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu suatu pendekatan yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas.
Pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman, keterampilan siswa,
dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya
dengan dunia nyata. Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa
mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di sekolah dengan situasi kehidupan nyata dimana
isi pelajaran akan digunakan. Dengan demikian pembelajaran kontekstual mengutamakan pada
pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata (Real Word Learning), berpikir tingkat tinggi,
berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasyikkan, dan tidak membosankan.
EvaluasiKurikulum
Evaluasi KurikulumAqidah
AqidahAkhlak
AkhlakMI
MI

 Jenis Evaluasi Aqidah Akhlak MI, evaluasi yang dapat dicermati pada kurikulum Aqidah
akhlak MI adalah dalam bentuk evaluasi formatif yang dilaksanakan pada setiap akhir
pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk RPP. Sementara evaluasi sumatif
dilaksanakan pada pra semester dan semesteran. Tes yang dilaksanakan kalau beranjak dari
struktur materi yang telah disajikan di atas hanya dalam bentuk tes dan tidak ada yanmg
dilaksanakan dalam bentuk non tes. Pada bentuk tes dapat dilakukan secara tertulis dan
lisan. Sementara dalam bentuk non tes sebenarnya dapat dilakukan melalui tes perbuatan
berupa observasi, sosiometri, dan sebagainya.
Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Aqidah
Akhlak

 Setelah mempelajari tentang perencanaan evaluasi dan teknik penguasaan tes, maka langkah
Setelah mempelajari
selanjutnya tentang perencanaan
adalah melaksanakan evaluasi
tes itu sendiri. Untukdantesteknik penguasaan
formatif tes, maka
pelaksanaannya langkah
tidak
selanjutnya adalah
membutuhkan melaksanakan
perencanaan tes ituyang
dan langkah sendiri. Untuk karena
kompleks, tes formatif pelaksanaannya
pelaksanaan tidak soal itu
dan penyusunan
membutuhkan
dilakukan perencanaan
oleh guru dan langkah
mata pelajaran yang kompleks,
masing-masing, karenatespelaksanaan
tetapi untuk dan penyusunan soal itu
sumatif membutuhkan
dilakukan oleh
perencanaan guru mata dari
dan kerjasama pelajaran
semuamasing-masing, tetapihal
staf sekolah. Dalam untuk tes sumatif
ini kepala membutuhkan
sekolah sebagai penanggung
perencanaan
jawab dan kerjasama
bagi pelaksanaan dariakan
tes yang semua staf sekolah.
memberi Dalam beberapa
tugas kepada hal ini kepala
guru sekolah sebagaisebagai
yang ditunjuk penanggung
jawab pelaksana.
petugas bagi pelaksanaan tes yang akan memberi tugas kepada beberapa guru yang ditunjuk sebagai
petugas pelaksana.
 Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup tiga macam, yaitu: tertulis,
 Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup tiga macam, yaitu: tertulis,
lisan dan perbuatan. Namun dari ketiga macam teknik tersebut yang paling sering digunakan adalah
lisan tertulis.
teknik dan perbuatan. Namun dari ketiga macam teknik tersebut yang paling sering digunakan adalah
teknik tertulis.
Pemberian Nilai Hasil Evaluasi Aqidak Akhlak
MI

2. Pemberian angka dengan


bobot, dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah
tingkat kesukaran masing-
masing soal tes. Angka bobot
disesuaikan dengan tingkat
1. Pemberian angka kesukaran soal tes dengan
tanpa bobot, dalam hal rentangan nilai 1- 10 yang
ini setiap butir soal disesuaikan lagi dengan mutu
Dalam pemberian nilai
angka dengan jawaban yang diberikan.
rentangan 1-10 tanpa Kemudian angka yang dicapai
atau koreksi hasil evaluasi
melihat derajat siswa dikalikan dengan angka
ini digunakan dua macam
kesukaran (bobot) dari bobot masing-masing soal tes.
cara yaitu dengan cara
pemberian angka tanpa masing-masing butir
bobot dan dengan cara soal tes.
pemberian angka dengan
menggunakan bobot.
Tindak Lanjut Terhadap Hasil
Belajar Aqidah Akhlak MI

Sebagai tindak lanjut terhadap hasil evaluasi yang telah dicapai oleh siswa, maka ada 2 hal
yang bisa dilakukan guru:
1. Pertama melakukan program perbaikan terhadap nilai-nilai siswa yang mencapai hasil baik
atau istimewa. Pelaksanaan program perbaikan harus mencakup pada kekurangan hasil dan
partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Prinsip pokok yang menjadi dasar
dalam upaya perbaikan yaitu harus dilakukan sedini mungkin dan bertatap dalam proses
belajar yang sedang berlangsung.
2. Kedua yaitu program pengayaan, program pengayaan diberikan jika siswa sudah mampu
menguasai materi pelajaran yang diberikan lebih dari 60%. Tujuan diadakan program
pengayaan adalah untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi
baru, menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pembelajaran pokok dan melatih
siswa berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai